Menulis Laporan Hasil Observasi yang Objektif

Laporan hasil observasi ialah teks yang mengungkapkan fakta-fakta  yang didapatkan melalui proses pengamatan. Sebagai jenis teks faktual, laporan hasil observasi harus bersifat objektif. Objektif artinya informasi yang diberikan sesuai dengan data yang diperoleh selama observasi. Oleh karena itu, laporan hasil observasi yang kalian tulis harus dipastikan hanya berisi informasi yang kalian peroleh di lapangan berdasarkan apa yang kalian lihat, dengar, cium, sentuh dan rasakan.

Struktur laporan hasil observasi
  1. Pernyataan umum atau klasifikasi. Bagian ini berisi pembuka atau pengantar hal tentang yang akan disampaikan, hal umum tentang objek yang akan dikaji, dan menjelaskan secara garis besar pemahaman terhadap hal tersebut.Contohnya, jika objek observasi adalah binatang, hal yang dibahas pada bagian ini adalah nama ilmiah, klasifikasi umum binatang (serangga/mamalia/unggas, dll.), dan tempat hidup secara umum.
  2. Deskripsi bagian. Bagian ini berisi penjelasan detail mengenai objek atau bagianbagian dari objek. Contohnya, jika objek observasi adalahbinatang, hal-hal yang dapat dibahas di bagian ini adalah bagian tubuh, pola makan, daur hidup, habitat, kebiasaan unik, dll.
  3. Deskripsi manfaat atau kesimpulan. Bagian ini menjelaskan manfaat objek yang diobservasi, baik bagi manusia maupun bagi alam secara umum. 
kOMODO
Sekarang, saatnya kalian menulis laporan hasil observasi. Namun, sebelum itu tentu kalian harus melakukan observasi. Agar kegiatan observasi berjalan lancar, perhatikanlah panduan berikut.
  1. Tentukan objek apa yang akan kalian observasi. Objek tersebut harus menarik dan dikuasai. Memilih objek yang ada di sekitar kalian dapat membantu dalam pengamatan.
  2. Tentukan hal apa saja yang akan kalian amati dari objek tersebut sebagai panduan pengamatan. Kalian dapat melihat contoh perincian tersebut pada saat mengidentifikasi struktur laporan hasil observasi Belalang Anggrek dan Tonggeret.
  3. Lakukanlah observasi dengan menggunakan panduan pengamatan yang telah dibuat. Carilah informasi seakurat mungkin. Jika perlu dan memungkinkan, ambillah gambar objek observasi kalian atau bawa beberapa sampel objek tersebut. Jika memiliki kamera atau alat perekam video, kalian juga dapat mendokumentasikan kegiatan observasi dalam bentuk foto dan atau video. 
  4. Susunlah kerangka laporan sesuai dengan sistematika umum sebuah teks laporan observasi, yaitu definisi umum, deskripsi per bagian, dan deskripsi manfaat.

Komodo Hewan Langka yang Dilindungi
Struktur TeksAlasan
Pernyataan Umum atau KlasifikasiKomodo merupakan hewan sejenis reptil besar yang berkaki empat dan wujudnya menyerupai kadal-kadal-an. Bedanya, ukuran hewan ini sangatlah besar. Komodo merupakan hewan langka yang sudah masuk kategori dilindungi. Komodo sudah dicanangkan menjadi satwa nasional bagi negeri ini.
Deskripsi BagianJika dilihat dilihat sekilas, komodo tampak seperti biawak biasa. Tetapi, ketika perhatikan dengan saksama, binatang ini ukurannya jauh lebih besar dari biawak. Panjang tubuhnya bisa mencapai tinggi rata-rata orang indonesia, atau sekitar 165 cm. Panjang ekornya setara panjang badannya sehingga membuat panjang total hewan ini menjadi sekitar tiga meter lebih. Komodo memiliki badan yang panjang, lebih besar dari kepalanya.

Kepalanya agak memanjang, mirip dengan reptil pada umumnya. Matanya kecil dan berwarna. Mulutnya agak memanjang. Giginya banyak, menyelimuti rahang di sekujur rahangnya. Gigi Komodo cukup panjang dan sangat tajam. Lidahnya yang berwarna kuning sering menjulur keluar dan bercabang pada tepiannya.

Kulitnya bersisik dan tampak keras, namun memiliki pola yang Indah. Warna kulitnya cokelat kehitam-hitaman dengan sedikit bias kuning keemasan. Pada bagian leher terdapat lipatan-lipatan kulitnya yang bersisik. Lipatan tersebut ditemukan pula di bagian ketiak depan dan lipatan paha bagian belakang. Bagian punggung ekornya bersisik menyerupai gergaji dengan arah miring ke belakang.

Cakar komodo sangatlah tajam dan menukik. Bentuknya mirip cakar burung elang. Warnanya hitam legam dan biasa digunakan untuk bertarung melawan mangsanya.
Deskripsi Manfaat/SimpulanBinatang ini boleh dikatakan sebagai hewan yang menyeramkan, namun memiliki sisik yang indah dan bertubuh kekar dan gagah. Komodo merupakan satu di antara satwa nasional yang harus dipertahankan sebagai salah satu bukti nyata kekayaan negeri ini.
  1. Kembangkanlah kerangka yang telah disusun menjadi suatu teks yang padu. Pada tahap ini, kalian harus memperhatikan kaidah-kaidah kebahasaan yang menjadi karakteristik laporan hasil observasi yang telah dipelajari pada bagian sebelumnya.
  2. Periksa kembali laporan kalian. Kalian dapat menggunakan instrumen berikut untuk memeriksa apakah laporan hasil penelitiannya sudah tepat atau belum.

Demikian pembahasan mengenai Menulis Laporan Hasil Observasi yang Objektif. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum Merdeka, Kemendikbud
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 7:49 AM

Menggunakan Kaidah Kebahasaan dalam Laporan Hasil Observasi

Kalimat definisi dan deskripsi adalah kalimat yang selalu ada dalam sebuah karya tulis maupun nonfiksi. Jika dilihat secara umum, tidak terlihat perbedaan yang cukup mencolok di antara keduanya. Kalimat definisi berguna untuk membantu pembaca dalam memahami dan mengetahui istilah yang sering muncul dalam sebuah karya tulis. Sedangkan kalimat deskripsi berguna untuk membantu pembaca membayangkan apa yang sedang dibicarakan seolah-olah dapat dilihat, dirasakan, atau dialami.

Sama seperti jenis teks pada umumnya, teks LHO ini memiliki kaidah kebahasaan tersendiri. Adapun kaidah kebahasaan dalam teks observasi, yaitu: Kalimat definisi, kalimat deskripsi.

Kalimat Definisi
Kalimat definisi merupakan kalimat yang memberikan penjelasan umum tentang suatu benda, hal aktivitas, dan lain-lain. Kalimat definisi sering digunakan dalam teks laporan dan merujuk pada sebuah istilah teknis atau ilmiah tertentu. Kalimat definisi ini membantu pembacanya untuk mengetahui atau memahami istilah-istilah yang sering muncul dalam sebuah tulisan. Kalimat definisi biasanya menggunakan kopula, seperti kata adalah, merupakan, dan yaitu.
Contoh:
  1. Belalang anggrek (Hymenopus coronatus) adalah salah satu jenis belalang sentadu atau belalang sembah yang hidup di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara lainnya.
  2. Belalang anggrek merupakan predator polifagus atau pemakan beberapa jenis mangsa.

Kalimat Deskripsi
Kalimat deskripsi adalah kalimat yang menggambarkan sifat-sifat atau ciri-ciri khusus suatu benda. Sifat-sifat tersebut merujuk pada hal khusus yang dapat ditangkap oleh pancaindra, misalnya berupa ukuran besar kecil dan tinggi rendah. Warna seperti merah, kuning, dan biru. Rasa seperti manis, pahit, getir, halus, dan kasar. Kalimat deskripsi membantu pembaca membayangkan apa yang sedang dibicarakan seolah-olah seperti melihat, merasakan, atau mengalaminya sendiri.
Contoh:
  1. Tubuh mereka berwarna putih dengan aksen merah muda lembut atau cerah.
  2. Sayap depan berfungsi melindungi sayap belakang sehingga teksturnya lebih keras.

Selain menggambarkan sifat atau ciri khusus suatu objek, kalimat deskripsi juga dapat menjelaskan sebuah aktivitas yang dilakukan objek tersebut. Kalimat ini menggunakan kata kerja material atau kata kerja yang menunjukkan tindakan suatu benda, binatang, manusia, atau peristiwa.
Contoh:
  1. Rongga itu memperkuat suara yang dihasilkan oleh getaran tymbal.
  2. Saat bertelur tonggeret betina menempelkan telur-telurnya di cabang atau batang pohon dan rerumputan.
Imbuhan di
Sering kali penulisan imbuhan “di-” disalahartikan dengan kata depan “di”. Untuk membedakan mana yang merupakan imbuhan dan mana yang merupakan kata depan. Fungsi imbuhan di membentuk kata kerja pasif, sedangkan kata depan di menunjukkan keterangan tempat atau waktu. Penulisan imbuhan di disatukan dengan kata yang mengikutinya, sedangkan penulisan kata depan di dipisahkan dengan kata yang mengikutinya.

Penulisan Kutipan Tidak Langsung dan Sumber Rujukannya
Sebagai teks yang bersifat ilmiah, laporan hasil observasi harus menyajikan data yang akurat. Salah satu cara untuk menyajikan data yang akurat sebagai pendukung hasil observasi, kalian dapat menggunakan sumber lain baik berupa buku, artikel, maupun sumber digital.

Kutipan tidak langsung yang dituliskan dalam teks dapat menggunakan dua format mencantumkan sumber kutipan dalam tanda kurung pada akhir kalimat berupa nama belakang penulis, tahun penerbitan, dan halaman sumber kutipan. Format kedua mencantumkan nama belakang penulis sumber kutipan di luar tanda kurung dan mencantumkan tahun dan halaman kutipan dalam tanda kurung.

Semua sumber kutipan harus dicantumkan pada daftar pustaka untuk menghindari plagiasi atau pengambilan karya orang lain tanpa izin. Jika dituliskan dalam daftar pustaka. Tanggal pengaksesan penting untuk dicantumkan karena sumber
dari internet bersifat dinamis. Artikel tersebut sewaktu-waktu dapat menghilang atau berubah.

Format penulisan kutipan dan daftar pustaka yang disampaikan di atas menggunakan format Chicago Manual Style (CMS) Edisi ke-16. Selain CMS, terdapat banyak jenis format penulisan kutipan dan daftar pustaka yang digunakan di seluruh dunia, antara lain APA (American Psychological Association) dan MLA (Modern Language Association). Setiap lembaga biasanya menentukan jenis format yang digunakan, termasuk dalam kegiatan lomba karya tulis ilmiah. Jika kalian akan mengirimkan karya tulis ilmiah, perhatikanlah aturan yang ditetapkan oleh panitia secara saksama.

Latihan
Informasi 1
Semut rangrang bukan sembarang semut. Mereka unik dan berbeda dari jenis semut lainnya. Manusia telah menggunakan jasa mereka dalam perkebunan berabad-abad yang lalu. Tercatat, sekitar tahun 300 Masehi di Canton (China), semut ini digunakan untuk mengusir hama pada tanaman jeruk. Orang mengambil sarang-sarang semut ini dari hutan, memperjualbelikannya, lalu meletakkannya di pohon-pohon jeruk jenis unggul. Teknik yang sama tetap dilakukan sampai abad ke-12, dan masih diterapkan di selatan China sampai saat ini.

Sumber infomasi:
Mengenal Serangga di Sekitar Kita karya S. Djoewari yang diterbitkan oleh Alprin pada tahun 2020. Informasi tersebut terdapat pada halaman 58.
Rangrang
Informasi 2
Pengetahuan rendah yang dimiliki oleh petani apel tentang penggunaan pestisida yang dilakukan secara intensif memberikan peluang mereka untuk bertindak atau berperilaku tidak baik terhadap lingkungannya. Kurangnya pengetahuan mereka tentang serangga polinator yang berfungsi membantu penyerbukan, menyebabkan banyak serangga yang disemprot dengan pestisida. Kurangnya pengetahuan petani apel tentang manfaat tumbuhan penutup tanah tertentu yang merupakan habitat serangga polinator, membuat mereka menyiangi semua tumbuhan penutup tanah dan menjadikannya makanan ternak.

Sumber informasi:
Buku Serangga Polinator karya Budi Purwantiningsih yang diterbitkan oleh Universitas Brawijaya Press pada tahun 2014. Informasi tersebut terdapat pada Halaman 101 s.d. 102.

1) Tuliskanlah kalimat definisi dan kalimat deskripsi yang terdapat pada teks “Kunang-Kunang” dan Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang”!
Kalimat definisi
  1. Kunang-kunang merupakan jenis serangga yang dapat mengeluarkan cahaya..
Kalimat deskripsi
  1. Berdasarkan hasil pengamatan, tubuh kunang-kunang betina lebih besar dibandingkan kunang-kunang jantan.
  2. Hampir seluruh bagian tubuh kunang-kunang berwarna gelap dan berwarna titik merah pada bagian penutup kepala
2, Carilah kesalahan penulisan kata berimbuhan di- pada teks “Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang”!
  1. di konversi = dikonversi
  2. didalam = di dalam
  3. dibumi = di bumi
  4. di kesampingkan = dikesampingkan
  5. di injak-injak = diinjak-injak
3. Mengubah informasi yang didapat menjadi kutipan tidak langsung
  1. Sejak ratusan tahun lalu semut rangrang dimanfaatkan oleh manusia, khususnya orang China Selatan, untuk mengusir hama pada tanaman jeruk (Djoewari, 2020: 58)
  2. Kebiasaan petani menggunakan pestisida berlebihan dan menyiangi semua tumbuhan penutup tanah dapat membahayakan populasi serangga polinator (Purwatiningsih, 2014: 101–102)
Demikian pembahasan mengenai Cara Mencari Arti/Makna Kata Ilmiah. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum Merdeka, Kemendikbud
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 8:51 PM

Cara Mencari Arti/Makna Kata Ilmiah

Salah satu ciri bahasa yang digunakan dalam laporan hasil observasi adalah penggunaan bahasa ilmiah. Hal ini tidak lepas dari laporan hasil observasi yang termasuk ke dalam teks ilmiah. Kata ilmiah dikenal sebagai istilah ilmiah yang merujuk pada istilah atau kata-kata yang digunakan dalam bahasa ilmiah atau teknis untuk menggambarkan konsep, objek, fenomena, atau proses yang ada dalam bidang ilmu tertentu.

Kata ilmiah cenderung lebih spesifik dan presisi daripada kata-kata dalam bahasa umum, karena mereka dirancang untuk memberikan deskripsi yang tepat dan jelas dalam konteks ilmiah. Penggunaan kata ilmiah membantu para ilmuwan, peneliti, dan praktisi dalam berkomunikasi dengan akurat dan efektif mengenai topik-topik dalam bidang ilmu yang mereka geluti.

Untuk memahami arti kata-kata ilmiah yang jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, kalian dapat menggunakan cara-cara berikut.
  1. Makna atau arti kata sering kali dijelaskan secara langsung atau tersurat dalam teks. Contoh: Belalang anggrek merupakan predator polifagus atau pemakan beberapa jenis mangsa.
  2. Makna atau arti kata dapat kita dapatkan dari penjelasan secara tidak langsung dalam teks.Contoh: Tonggeret termasuk ke dalam hewan herbivora. Tonggeret dewasa mengisap sari makanan dari batang pohon menggunakan mulutnya yang seperti jarum. Saat masih berbentuk nimfa, tonggeret mengisap cairan dari akar pohon untuk bertahan hidup.Dari teks tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa herbivora berarti hewan yang memakan tumbuhan atau bagian tumbuhan.
  3. Makna atau arti kata dapat kita dapatkan dengan menggunakan petunjuk visual yang terdapat dalam teks.
  4. Kalian juga dapat menggunakan kamus, ensiklopedia, atau tesaurus, baik dalam bentuk cetak maupun daring untuk mencari makna atau arti kata.
Kunang Kunang
Sekarang, carilah makna istilah-istilah berikut dengan menggunakan  cara-cara di atas lalu buatlah kalimat lain dengan kata tersebut!

1. Abdomen
Abdomen merujuk pada bagian tubuh makhluk hidup yang terletak di antara dada dan panggul. Pada serangga, seperti semut dan lebah, abdomen berperan penting dalam fungsi reproduksi dan pencernaan. Contoh kalimat: "Abdomen belalang umumnya terdiri dari 11 ruas yang meliputi sternum, tergum dan membran pleuron."
2. Bioindikator 
Bioindikator adalah organisme atau fenomena alam yang digunakan untuk mengukur kondisi lingkungan. Organisme ini dapat memberikan petunjuk tentang kualitas udara, air, atau ekosistem secara keseluruhan. Contoh kalimat: "Bioindikator pencemaran udara yang banyak digunakan adalah lumut kerak (lichen) yang sering kali ditemukan di batang pohon pada sepanjang jalan raya."
3. Bioluminesence
Bioluminesence adalah kemampuan beberapa organisme menghasilkan cahaya melalui reaksi kimia dalam tubuh mereka. Biasanya ditemukan pada makhluk laut, seperti ubur-ubur dan ikan laut dalam kondisi gelap. Contoh kalimat: "Fenomena bioluminescence pada plankton laut menciptakan pemandangan yang indah di malam hari."
4. Habitat
Habitat merujuk pada lingkungan fisik di mana suatu spesies makhluk hidup tinggal dan berkembang biak. Setiap spesies memiliki habitat khusus yang memenuhi kebutuhan mereka. Contoh kalimat: "Badak Jawa merupakan spesies yang terancam punah karena terusiknya habitat hutan mereka."
5. Membran
Membran adalah lapisan tipis yang membentuk pembatas antara dua bagian atau substansi dalam organisme. Contoh paling umum adalah membran sel yang mengelilingi sel dan mengatur aliran zat. Contoh kalimat: "Membran sel merupakan komponen vital dalam struktur seluler."
6. Nocturnal
Nocturnal mengacu pada makhluk yang aktif pada malam hari dan istirahat pada siang hari. Banyak hewan seperti kelelawar dan hewan malam lainnya termasuk dalam kategori ini. Contoh kalimat: "Hewan nokturnal umumnya memiliki kemampuan pendengaran dan penciuman serta penglihatan yang tajam."
7. Ooteka
Ooteka adalah tempat atau sarang di mana telur serangga diletakkan dan dilindungi. Ooteka berperan penting dalam menjaga kelangsungan hidup larva yang akan menetas dari telur tersebut. Contoh kalimat: "Beberapa peneliti menemukan ooteka belalang di bawah lapisan daun yang lembap."
8. Populasi
Populasi mengacu pada kelompok individu dari spesies yang sama yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu. Studi populasi membantu pemahaman tentang dinamika dan interaksi antara individu-individu ini. Contoh kalimat: "Populasi burung Cenderawasih telah mengalami penurunan akibat perburuan ilegal dan hilangnya habitat alami."
9. Predator 
Predator adalah makhluk hidup yang memangsa dan memakan hewan lain yang lebih kecil atau lemah. Predator berperan dalam mengontrol populasi mangsa dan menjaga keseimbangan ekosistem. Contoh kalimat: "Harimau dikenal sebagai predator puncak di hutan, memburu hewan herbivora seperti kijang dan babi hutan."
10. Pronotum
Pronotum adalah bagian depan dari thorax serangga yang melindungi bagian kepala. Bentuk dan karakteristik pronotum dapat membantu mengidentifikasi jenis serangga tertentu. Contoh kalimat: "Pola warna pada pronotum serangga ini membantu menyamarkan diri."

Demikian pembahasan mengenai Cara Mencari Arti/Makna Kata Ilmiah. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum Merdeka, Kemendikbud
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 9:09 AM

Informasi Faktual Teks Eksplanasi yang Mendukung Hasil Laporan Observasi.

Laporan hasil observasi ialah teks yang mengungkapkan fakta-fakta yang didapatkan melalui proses pengamatan. Teks laporan hasil observasi bersifat informatif, komunikatif, dan objektif. Objektif artinya informasi yang diberikan sesuai dengan data yang didapat selama observasi. Oleh karena itu, penting bagi kalian untuk  menuliskan informasi dan data yang indra kalian benar-benar dapatkan.

Dalam menyajikan data yang akurat, kita dapat menggunakan sumber lain sebagai pembanding terhadap hasil observasi di lapangan. Kali ini skita akan menggunakan sebuah teks eksplanasi sebagai bahan pembanding informasi pada teks laporan observasi. 

Teks eksplanasi merupakan teks yang menjelaskan proses bagaimana dan mengapa suatu fenomena, baik fenomena alam maupun fenomena sosial, terjadi. Teks eksplanasi berisi tentang hubungan sebab-akibat atau proses sebuah fenomena yang bersifat faktual.
kUNANG
Bandingkan informasi yang terdapat pada teks laporan hasil observasi “Kunang-Kunang” dengan informasi pada teks eksplanasi “Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang”. Gunakanlah pengatur grafis berikut untuk membandingkan informasi pada kedua teks tersebut. Perhatikan contoh pengisian yang terdapat pada tabel. 
Informasi pada teks LHO “Kunang-Kunang”Informasi pendukung pada teks “Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang”
Kunang-kunang hidup di tempat-tempat lembap, seperti rawa-rawa, hutan bakau, dan daerah yang dipenuhi pepohonan (Paragraf 2)... kunang-kunang Malaysia (Pteroptyx tener), yang terkenal karena panjangnya, harus kehilangan habitatnya untuk berkembang biak di kawasan bakau ... (Paragraf 2)
Cahaya yang dikeluarkan oleh kunang-kunang tidak berbahaya, malah tidak mengandung ultraviolet dan inframerah. (Paragraf 6)Penggunaan cahaya buatan pada malam hari, yang semakin marak selama seabad terakhir, adalah ancaman paling serius kedua bagi kunang-kunang. (Paragraf 3)
Kunang-kunang merupakan penanda kesehatan sebuah ekosistem (bioindikator) sehingga dapat membantu manusia untuk menilai apakah sebuah daerah masih bersih dan alami atau sudah tercemar. (Paragraf 7)...hilangnya habitat menjadi faktor paling utama yang mendorong kepunahan kunang-kunang, sedangkan pestisida adalah faktor sekunder yang tidak bisa dikesampingkan. (Paragraf 5)
Kunang-kunang juga membantu petani dalam proses penyerbukan dan sebagai pembasmi hama alami. (Paragraf 7)Di Thailand, peneliti juga mengatakan bahwa lalu lintas perahu motor di sepanjang sungai bakau telah menumbangkan pohon dan mengikis tepi sungai dan menghancurkan habitat kunang-kunang. (Paragraf 6)
Kunang-kunang betina sengaja berkelap-kelip untuk mengundang pejantan. Setelah pejantan mendekat, sang betina memangsanya. Kunang-kunang jantan lebih sedikit bercahaya dibandingkan dengan kunang-kunang betina. (Paragraf 6)... Avalon Owens, seorang kandidat PhD dalam biologi di Universitas Tufts, menyampaikan bahwa polusi cahaya benar-benar mengacaukan ritual kawin kunang-kunang yang berdampak kepada regenerasi kunang-kunang. (Paragraf 4)

Demikian pembahasan mengenai Informasi Faktual Teks Eksplanasi yang Mendukung Hasil Laporan Observasi.. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum Merdeka, Kemendikbud
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 8:38 AM

Struktur Teks Laporan Observasi Tonggeret

Laporan hasil observasi ialah teks yang mengungkapkan fakta-fakta yang didapatkan melalui proses pengamatan. Teks laporan hasil observasi bersifat informatif, komunikatif, dan objektif. Hal itu berarti isi teks laporan hasil observasi harus memberikan sebuah informasi yang mudah dipahami oleh pembaca.

Setiap informasi yang didapat juga harus disajikan atau ditulis secara objektif dan sesuai fakta yang sebenarnya, tidak dibuat-buat atau tidak menurut opini sang penulis, serta dapat dibuktikan kebenarannya. Objektif artinya informasi yang diberikan sesuai dengan data yang didapat selama observasi. Oleh karena itu, penting bagi kalian untuk menuliskan informasi dan data yang indra kalian benar-benar dapatkan.

Struktur laporan hasil observasi
Struktur adalah istilah yang merujuk pada bagaimana sesuatu disusun. Struktur berkaitan dengan sesuatu yang disusun dengan pola tertentu. Teks laporan hasil observasi secara umum memiliki tiga struktur, yakni:
  1. Pernyataan umum atau klasifikasi. Bagian ini berisi pembuka atau pengantar hal tentang yang akan disampaikan, hal umum tentang objek yang akan dikaji, dan menjelaskan secara garis besar pemahaman terhadap hal tersebut.Contohnya, jika objek observasi adalah binatang, hal yang dibahas pada bagian ini adalah nama ilmiah, klasifikasi umum binatang (serangga/mamalia/unggas, dll.), dan tempat hidup secara umum.
  2. Deskripsi bagian. Bagian ini berisi penjelasan detail mengenai objek atau bagianbagian dari objek. Contohnya, jika objek observasi adalah binatang, hal-hal yang dapat dibahas di bagian ini adalah bagian tubuh, pola makan, daur hidup, habitat, kebiasaan unik, dll.
  3. Deskripsi manfaat atau kesimpulan. Bagian ini menjelaskan manfaat objek yang diobservasi, baik bagi manusia maupun bagi alam secara umum.

Struktur laporan hasil observasi yang disajikan secara ilmiah
Laporan observasi dapat disajikan, baik secara populer maupun ilmiah. Laporan populer memiliki bagian-bagian yang lebih fleksibel, tetapi bagiannya tidak lengkap. Hal itu sebagaimana yang tampak pada artikel dalam surat kabar atau majalah. Sementara itu, laporan ilmiah memiliki bagian lebih lengkap dan sistematika teratur. 

Laporan hasil observasi pada umumnya disajikan dalam bentuk karya tulis atau yang lazim disebut dengan makalah. Adapun yang dimaksud dengan makalah adalah karya tulis yang membahas suatu persoalan dengan pemecahan masalah berdasarkan hasil membaca atau hasil pengamatan lapangan. 

Makalah biasanya disusun untuk diskusi-diskusi resmi, seperti simposium, seminar, atau lokakarya. Makalah sering pula disebut paper, yakni tugas tertulis pada suatu mata pelajaran yang penyusunannya dapat berupa kajian hasil obervasi lapangan. Makalah disajikan dalam bagian-bagian sebagai berikut.
  1. Pendahuluan. Bagian ini menguraikan masalah yang akan dibahas, meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, prosedur pemecahan  masalah, dan sistematika pembahasan.
  2. Pembahasan . Bagian ini memuat uraian tentang hasil kajian penulis dalam mengembangkan jawaban terhadap masalah yang dirumuskan.  Pembahasan masalah dilengkapi dengan data lapangan (hasil observasi) serta pendapat-pendapat penulis itu sendiri. Bagian ini  boleh saja disusun lebih dari satu bagian.
  3. Kesimpulan. Kesimpulan adalah pemaknaan kembali terhadap uraian yang telah dibuat pada bagian pembahasan. Bagian ini merupakan hasil  pemaknaan kembali pembahasan, bukan ringkasan isi. Dalam mengambil kesimpulan tersebut, penulis harus mengacu pada permasalahan yang diajukan dalam bagian pendahuluan.
Belalang Anggrek
Pada teks Laporan Hasil Observasi Belalang  Anggrek dapat disajikan dalam struktur teks sebagai berikut
Struktur TeksParagrafAlasan
Pernyataan Umum atau KlasifikasiPertamaParagraf ini memberikan informasi umum terkait apa itu tonggeret
Deskripsi BagianKedua sampai dengan KelimaParagraf-paragraf ini memberikan informasi rinci tentang tonggeret.
  1. Paragraf dua menjelaskan mengapa tonggeret dapat berbunyi nyaring.
  2. Paragraf tiga menjelaskan fungsi dari suara tonggeret bagi tonggeret jantan.
  3. Paragraf empat menjelaskan daur hidup tonggeret.
  4. Paragraf lima menjelaskan makanan tonggeret.
Deskripsi Manfaat/SimpulanKeenamParagraf ini menjelaskan manfaat tonggeret bagi manusia.

Demikian pembahasan mengenai Struktur Teks Laporan Observasi Tonggeret. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum Merdeka, Kemendikbud
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 8:03 AM

Pembacaan Puisi dengan Ekspresif dan Kreatif

Membaca puisi untuk diri sendiri tentu berbeda dengan membacakan puisi untuk orang lain. Membaca untuk diri sendiri dapat dilakukan dengan cara membaca hening dalam hati. Cara membaca ini bertujuan memahami dan mengkaji puisi lebih dalam. Adapun membacakan puisi untuk orang lain merupakan upaya menyampaikan makna dan perasaan yang terkandung dalam puisi. Oleh karena itu, pembacaan puisi tersebut tentu harus terlebih dulu memperhatikan makna dan maksud puisi yang sebenarnya. 

Pemahaman dan penghayatan terhadap makna puisi sangatlah penting. Pemahaman dan penghayatan akan memengaruhi bagaimana kalian menampilkan ekspresi wajah, sikap, dan gerak tubuh. Setelah mampu memahami danmenghayati makna puisi, selanjutnya kalian dapat menentukan metode dan teknik pembacaan yang sesuai. Metode dan teknik pembacaan puisi mencakup pengaturan ekspresi/mimik wajah, gerak tubuh (gesture), dan aspek suara (jeda, lafal, intonasi, dan tekanan). Untuk lebih jelas, berikut  beberapa hal yang harus kalian perhatikan dalam pembacaan puisi.
Sajak Seonggok Jagung

Berikut beberapa hal yang harus kalian perhatikan dalam pembacaan puisi.
1. Ekspresi/mimik wajah 
Ekspresi atau mimik wajah merupakan bentuk dan pengaturan tampilan wajah sesuai dengan isi dan nada puisi yang dibacakan. Ekspresi wajah yang ditampilkan saat membacakan puisi tentu harus sesuai dengan makna yang terkandung dalam puisi tersebut. Sebagai contoh, puisi yang bermakna sedih tentu harus diwujudkan dengan ekspresi wajah yang tampak sedih.

2. Gerak tubuh/gestur
Gerak tubuh ialah bagaimana bagian-bagian tubuh bergeser atau bergerak sesuai dengan penjiwaan dan pemaknaan terhadap isi puisi yang dibaca. Gerak tubuh meliputi gerakan seluruh anggota tubuh: kaki, tangan, badan, dan kepala.

3. Lafal/artikulasi
Lafal merupakan kejelasan dalam pengucapan setiap kata dan huruf. Setiap vokal atau konsonan yang terdapat dalam setiap kata dalam puisi yang dibacakan harus jelas dan tepat.

4. Tekanan
Tekanan terkait pemberian nada khusus pada suatu kata, misalnya keras atau lunaknya suara dalam mengucapkan suatu kata. Pada kata-kata yang ingin kalian tegaskan maknanya dapat diucapkan dengan nada yang lebih keras dibandingkan dengan kata lainnya.

5. Jeda dan Tempo
Jeda merupakan pemberhentian singkat/sesaat pada suatu kata atau baris dalam pembacaan puisi. Pengaturan jeda yang baik dapat memudahkan untuk memahami makna puisi yang dibacakan. Karena itu, pengaturan jeda setiap kata, baris, dan bait dalam pembacaan puisi penting untuk diperhatikan dengan cermat. Sebagai contoh, kalian sebaiknya tidak memotong kalimat pada bagian susunan kata yang memiliki satu pengertian. 

Hal tersebut akan membuat makna puisi yang dibacakan menjadi bias dan janggal bagi pendengar. Selain jeda, penghentian cepat-lambatnya tempo juga memengaruhi isi suatu kalimat. Tempo memberikan alunan irama pembacaan puisi. Kalimat-kalimat puisi yang dialunkan akan terasa merdujika pemberian temponya diperhatikan dengan baik.

6. Intonasi
Intonasi ialah tinggi rendahnya nada pada kalimat atau naik turunnya lagu kalimat. Pengaturan intonasi juga dapat menghasilkan jenis kalimat yang berbeda.Untuk membantu proses pembacaan puisi, kalian dapat melakukan penandaan pengaturan bunyi suara atas puisi yang akan kalian bacakan. Penandaan ini menggunakan tanda baca tertentu yang kalian sisipkan pada puisi agar tahu di mana kalian harus berhenti. Penandaan itu antara lain sebagai berikut
No.TandaArtiContoh
1. /Berhenti sebentar untuk bernapasHujan tumbuh/sepanjang malam
2.//Berhenti agak lama karena berganti barisHujan tumbuh sepanjang malam//
3.///Berhenti lama pada akhir baitSubuh hari/kulihat bunga-bunga hujan dan daun-daun hujan// berguguran di kebun hujan,//
bertaburan jadi sampah hujan.///
4.^Suara perlahan seperti berbisikAirmataku ^berkilauan^
5.^^Suara agak perlahan^^Kudengar^^ anak-anak hujan bernyanyi
6.^^^Suara keras seperti berteriak^^^Ayo^^^ temui aku di bawah
7.VTekanan pendek sekaliVseperti kanak-kanak berangkat tidurV
8.VVTekanan agak pendekVVdi dada lelaki tua// yang gagap mengucap doa.VV
9.VVVTekanan agak panjangVVVDi bawahVVV kibaran sarung kutuliskan puisimu.
10.VVVVTekanan panjangVVVVAyoVVVV temui aku di bawah
11.__Pembacaan datar biasa saja __ dan ibu hujan menyaksikannya__//dari balik tirai hujan

Demikian pembahasan mengenai Pembacaan Puisi dengan Ekspresif dan  Kreatif Semoga tulisan ini bermanfaat. 

 Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum Merdeka, Kemendikbud.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 6:26 PM

Menyajikan Musikalisasi Puisi Secara Kreatif

Musikalisasi puisi merupakan upaya kolaborasi antara teks puisi dan musik. Dalam hal ini, teks puisi tidak hanya dibaca, tetapi juga dipadukan dengan instrumen musikal. Pemaduan musik pada teks puisi pun terdiri atas beberapa jenis. Ada yang hanya berupa pembacaan puisi dengan iringan musik, ada yang menjadikan puisi sebagai lirik atau syair lagu dengan iringan musik, ada pula yang berbentuk drama musikalisasi puisi.

Untuk menampilkan musikalisasi puisi, ada beberapa hal yang perlu kalian persiapkan, di antaranya sebagai berikut.
Musikalisasi Puisi
1. Pemilihan puisi
Tidak semua puisi cocok untuk musikalisasi puisi. Puisi tersebut sebaiknya tidak terlalu pendek, tetapi juga tidak terlalu panjang. Pilih puisi dari berbagai karya penyair atau sastrawan terbaik Indonesia yang telah teruji kualitasnya dan orisinalitasnya. Puisi yang dipilih pun sebaiknya puisi yang sederhana dan mudah dipahami.

2. Memahami Makna Puisi
Jika sudah memilih puisi yang cocok, kita perlu memahami makna puisi. Dengan begitu, kita bisa menyesuaikan irama dan nada dengan puisi dan maknanya. Hal-hal yang perlu kita pahami dalam puisi, yaitu: memahami syair puisi, nada dan suasana puisi, tema, amanat, dan perasaan yang terkandung dalam puisi.

3. Penentuan alat dan jenis musik
Penentuan alat dan jenis musik menentukan harmonisasi musikalisasi yang akan ditampilkan. Hal ini juga perlu mempertimbangkan aspek nada dan suasana puisi. Umumnya, alat musik yang digunakan adalah alat musik yang bernada lembut, seperti gitar, biola, piano, harmonika, dan sebagainya. 

4. Penentuan nada dan irama
Penentuan nada dan irama untuk musikalisasi bukanlah hal yang mudah. Hal pertama yang dilakukan adalah dengan membuat notasinya terlebih dahulu. Tentukan nada dasarnya dan sesuaikan dengan tempo serta pola ketukannya. Selanjutnya, tinggal aransemen dengan menggunakan alat musik yang paling sesuai dengan karakteristiknya.

5. Berlatih sebelum tampil
Untuk penyempurnaan penampilan, sangat penting jika kalian berlatih terlebih dahulu sebelum tampil memublikasikan musikalisasi puisi yang telah dibuat. Dalam proses penampilan pun, aspek vokal, artikulasi, penghayatan, dan ekspresi sangat penting untuk diperhatikan. Untuk proses publikasi, kalian dapat menampilkan musikalisasi melalui berbagai media sosial, baik melalui akun pribadi maupun kelompok.

Banyak contoh musikalisasi puisi yang telah dibuat oleh teman-teman kalian dan dipublikasikan di media sosial. Ada berbagai musikalisasi yang dapat menjadi rujukan kalian, seperti musikalisasi karya Bimbo, Ebiet G. Ade, Uly S. Rusadi, Banda Neira, dan Ari Reda. 

Berikut ini contoh musikalisasi Hujan Di Bulan Juni 

Demikian pembahasan mengenai Menyajikan Musikalisasi Puisi Secara Kreatif. Semoga tulisan ini bermanfaat. 

 Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum Merdeka, Kemendikbud.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 6:40 AM

Tema dan Suasana Puisi “Gadis Peminta-Minta” karya Toto S. Bachtiar

Puisi ditulis penyair atas dasar gagasan pokok atau ide dasar tertentu. Ide atau gagasan pokok tersebut disebut tema. Tema puisi merupakan inti dari makna yang ingin disampaikan penyair. Untuk memahaminya, kalian harus melakukan pembacaan yang mendalam karena tema pada umumnya bersifat implisit atau tersirat.

Sekalipun demikian, tema puisi dapat ditelusuri dengan mengenali kata-kata tertentu di dalamnya. Berdasarkan tema tertentu, penyair menyusun kata-kata hingga membentuk puisi yang utuh. Dengan demikian, susunan kata-kata akan sangat bergantung pada tema yang dipilih penyair.

Sebagai contoh, puisi Abdul Hadi W.M. yang berjudul “Tuhan, Kita Begitu Dekat” di atas mengandung ide dasar atau bertema ketuhanan. Hal ini tergambar dari penggunaan kata-kata seperti Tuhanku/Kita begitu dekat/Sebagai api dengan panas/Aku panas dalam apimu/. Bait tersebut menggambarkan perasaan dekat aku dengan Tuhan seperti api dan panasnya.

Tema yang dipilih penyair juga dapat memengaruhi suasana puisi. Suasana adalah hal yang dirasakan dalam jiwa pembaca setelah membaca puisi. Suasana tersebut, misalnya gembira, bahagia, sedih, haru, bimbang, sepi, pasrah, dan sebagainya. Suasana juga berkaitan dengan efek yang ditimbulkan puisi terhadap keadaan batin atau perasaan pembaca. 
Gadis Peminta-Minta
Setelah membaca dengan saksama Puisi “Gadis Peminta-Minta” karya Toto S. Bachtiar, jawablah beberapa pertanyaan berikut!
1. Perasaan apa yang ingin diungkapkan penyair dalam puisi tersebut? Jelaskan!
Perasaan yang ingin diungkapkan penyair dalam puisi tersebut adalah rasa kesedihan dan haru mengenai keadaan gadis peminta-minta pembawa kaleng kecil. Rasa kesedihan dan haru tersebut digambarkan pada larik Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka.
2. Jelaskan bagaimana nada dan suasana yang terkandung dalam teks puisi di atas!
Suasana yang terkandung dalam puisi “Gadis Peminta-Minta” karya Toto S. Bachtiar adalah sedih, haru, iba, dan berempati. 

Suasana sedih dan haru tampak pada saat si aku bertemu dan melihat seorang anak gadis kecil meminta-minta dengan kaleng kecilnya. Meski wajah gadis itu tersenyum dan menatap tengadah pada si aku, tetapi tetap membuat jiwanya seakan hilang karena sedih dan terharu. Selain itu, suasana iba dan empati muncul saat si aku mengungkapkan kepeduliannya untuk dapat berkunjung ke tempat tinggal gadis peminta-minta di bawah jembatan yang banyak air kotor.
3. Jelaskan makna dan amanat yang ingin disampaikan penyair melalui puisi tersebut!
Amanat yang ingin disampaikan penyair melalui puisi tersebut, antara lain:
  • Sesama manusia harus saling menghargai tanpa memandang dan membedakan kedudukan status sosial.
  • Selalu ada dua mata sisi berbeda dalam kehidupan, yaitu sisi gelap dan terang, hitam dan putih, kaya dan miskin. Namun, roda pasti berputar, keadaan bisa berubah sewaktu-waktu, maka jangan pernah menganggap rendah orang lain.
  • Dalam kehidupan sosial, rasa simpati dan juga rasa empati sangat diperlukan untuk menciptakan hubungan yang harmonis. Sehingga rasa simpati dan empati perlu dikembangkan dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari
4. Pernahkah kalian bertemu dengan gadis kecil peminta-minta? Jelaskan apa yang kalian pikirkan dan rasakan saat bertemu gadis kecil peminta-minta tersebut!
Pernah. Saya merasa iba dan berempati atas apa yang ia alami.
5. Apa tema teks puisi di atas? Jelaskan bukti atau alasannya
Puisi 'Gadis Peminta-Minta' karya Toto S. Bachtiar bertema kepedulian sosial. Hal ini tergambar dari isi keseluruhan puisi yang ingin menggambarkan perasaan si aku terhadap kehidupan seorang gadis kecil yang meminta-minta.

Demikian pembahasan mengenai Tema dan Suasana Puisi “Gadis Peminta-Minta” karya Toto S. Bachtiar. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum Merdeka, Kemendikbud.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 7:14 AM

Menelaah Puisi NYANYIAN GERIMIS Karya Soni Farid Maulana

Soni Farid Maulana adalah sastrawan berkebangsaan Indonesia . Namanya mulai dikenal melalui karyakaryanya yang dipublikasikan di berbagai media massa, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Sunda. Namanya tercatat dalam entri Enslikopedi Budaya Sunda (PT. Pustaka Jaya, 2000) dan Apa Siapa Orang Sunda (Kiblat Buku Utama, 2003). Soni merupakan penerima Anugerah Jurnalistik Zulharmans PWI Pusat, periode 1999 - 2000.

Puisi “Nyanyian Gerimis” mengandung banyak sekali unsur-unsur, didalam unsur-unsur tersebut saling berkaitan dan unsur-unsur tersebut mempunyai makna yang indah jika kita bisa memahmi dan mengapresiasikannya. Bukan hanya sekedar membaca dan mengambil rima, kata konkret sebuah puisi itu saja,  akan tetapi wujud dari puisi tersebut yang menggunakan kata-kata yang indah dan tidak semua orang dapat mengerti, itulah kelebihan sebuah puisi.

Tema dalam puisi berkaitan erat dengan amanatnya. Tema puisi di atas yaitu kerinduan kepada kekasih. Yang memiliki arti kerinduan yang begitu dalam dan semakin meluap didalam hati sanubari manusia membuat khayalan melambung tinggi. Maka dari itu, puisi ini memiliki amanat sesorang seorang harus sabar menanti dan tetap menjalani hidup jang terpesona saja oleh lamunan. Begitu juga dengan irama dalam puisi nyanyian gerimis saling berkaitan erat dengan nada dan suasana yang ditampilkan dalam puisi diatas.
Soni Farid Maulana


Untuk membantu dalam menganalisis puisi di atas, kalian dapat mengisi tabel berikut!

1. Diksi
Tulislah pilihan kata-kata yang memiliki maksud atau makna tertentu dalam puisi di atas!
No.Kata dalam PuisiMakna
1.Kuntum kesepianRasa sepi diibaratkan penyair seperti bunga. Kata kuntum umumnya digunakan untuk bunga. Hal ini bermakna sekalipun merasa sepi, tetapi mengandung keindahan tertentu.
2.Seluas kalbuKata kalbu bersejajar dengan hati, perasaan, dan batin. Hal ini bermakna sesuatu yang dirasakan penyair dengan segenap hati, seluruh batin, dan sepenuh jiwa.
3.Lengkung pelangiPelangi mengandung makna keindahan. Hal ini menggambarkan sesuatu yang indah, penuh warna, membuat tenteram, dan menimbulkan kenyamanan pada penyair.
4.Kawah gunung berapiKata kawah gunung berapi merupakan perumpamaan sesuatu yang akan meledak-ledak, tersimpan dipendam, tetapi bisa meletus dahsyat. Hal ini digunakan penyair untuk perlambang rindu yang dirasakannya.

2. Majas (Gaya Bahasa)
Tuliskan majas (gaya bahasa) yang terdapat dalam puisi di atas! Apa efek atau kesan yang ditimbulkannya?
No.Jenis MajasLarikEfek/Kesan yang Ditimbulkan
1.Personifikasinyanyian gerimisYang dapat bernyanyi adalah manusia. Jika "gerimis bisa bernyanyi", maka seolah-olah gerimis bertindak seperti manusia, sehingga ini termasuk majas personifikasi.
2.MetaforaDemi kuntum kesepian yang mekar seluas kalbu

Dipetik hangat percakapan juga gerak sukma
Dipetik adalah pekerjaan yang dilakukan untuk buah dan bunga. Pada baris puisi di atas, kata "dipetik" diperuntukkan pada kondisi "kesepian".
3.Sinetesiahangat percakapan.....Majas sinestesia secara sederhana dapat diartikan sebagai pertukaran kata yang digunakan berdasarkan indra tertentu. Baris di atas menggunanakan kata "hangat" untuk percakapan. "Hangat" seharusnya digunakan untuk sesuatu yang dapat diketahui menggunakan indra peraba, secangkir teh hangat. Percakapan yang merdu, misalnya sama-sama menggunakan indra pendengar. Maka penggunaan hangat dalam frasa hangat percakapan merupakan majas sinestesia.

3. Tipografi (pewajahan puisi)
Jelaskan bagaimana bentuk tata wajah puisi di atas!
No.Aspek TampilanPenjelasan/Deskripsi
1. Pengaturan bait dan barisPuisi terdiri atas tiga bait. Bait pertama memiliki enam baris. Bait kedua terdiri atas lima baris. Adapun bait ketiga mengandung sepuluh baris. Masing-masing baris terdiri atas 3 sampai dengan 7 kata
2.Bentuk tampilan puisiBait pertama ditampilkan teratur rapi rata kiri untuk semua baris. Pada bait kedua, penyair mengubah tampilannya. Bentuk tampilannya seperti membentuk pola zig-zag atau seperti huruf z. Hal ini dapat bermakna ketidakteraturan dan sesuatu yang berliku-liku. Sama halnya pada bait ketiga, dengan jumlah baris lebih banyak, penyair membentuk pola zig-zag pada tampilannya.
3.Penulisan tanda bacaPada bait pertama, setiap baris diawali huruf kapital tanpa tanda baca titik di akhirnya. Hanya terdapat satu tanda titik pada baris kedua menjelang akhir baris. Pada bait kedua, setiap baris juga diawali huruf kapital, tetapi tidak ada tanda baca satu pun pada bait kedua. Adapun pada bait ketiga, huruf kapital juga ditempatkan pada setiap awal baris. Tanda baca yang terdapat pada bait ketiga adalah tanda tanya (?) pada baris ke-13 serta tanda titik (.) pada pertengahan baris ke-15 dan baris ke-16.

4. Pengaturan Rima
Jelaskan bagaimana pengaturan rima puisi di atas!
No.Bentuk RimaPenjelasan/Deskripsi
1. Bait 1Rima akhir bait pertama tidak berpola karena di akhir baris terdiri atas kata-kata: hujan, kuntum, kalbu, sukma, terpendam, dan muara. Akan tetapi, dalam kata-kata tersebut terdapat asonansi bunyi vokal a-u-u-a-a-a.
2.Bait 2Rima akhir bait pertama tidak berpola karena di akhir baris terdiri atas kata-kata: keheningan, di bumi, matamu, pelangi, dan telaga. Akan tetapi, dalam kata-kata tersebut terdapat asonansi bunyi vokal a-i-u-i-a.
3.Bait 3Rima akhir bait ketiga tidak berpola karena di akhir baris terdiri atas kata-kata: nyanyian, itu, berapi, napasmu, lautan, hujan, hujan, rambutmu, bahasa, dan berdua. Akan tetapi, dalam kata-kata tersebut terdapat asonansi bunyi vokal a-u-i-u-a-a-a-u-a-a.

5. Kesimpulan
Berdasarkan analisis terhadap puisi di atas, apakah diksi, majas (gaya bahasa), pengaturan rima, dan tipografi dalam puisi tersebut sudah sesuai dan mendukung makna yang ingin disampaikan penulisnya?
Sudah sesuai. Alasan: Hal itu karena penggambaran hati si penyair baik melalui diksi, rima, majas, dan tipografi sudah sesuai dengan makna yang ingin disampaikan penyair, yaitu adanya kesepian dan kerinduan yang ingin segera diungkapkan.

Demikian pembahasan mengenai Menelaah Puisi NYANYIAN GERIMIS Karya Soni Farid Maulana. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum Merdeka, Kemendikbud.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 12:49 PM

Diksi dalam Puisi Tapi Karya Soetardji Calzoum Bachri

Diksi atau pilihan kata merupakan kata-kata tertentu yang sengaja dipilih penulis puisi untuk menimbulkan efek, makna, dan maksud tertentu dalam puisinya. Dalam puisi “Tapi” di atas, terdapat beberapa kata tertentu yang sangat khas dan mendukung pengungkapan makna dan amanat dari penulis puisi.

Hal pertama yang tampak adalah penggunaan kata ganti aku dan kau. Aku merupakan kata ganti pertama tunggal dan kau merupakan kata ganti kedua tunggal. Hal ini menggambarkan isi puisi yang merupakan ungkapan seseorang yang ditujukan secara pribadi untuk orang lain.

Baris /aku bawakan ... padamu/tapi kau bilang .../ diulang berkali-kali dalam setiap larik. Hal ini menunjukkan adanya penekanan perilaku si aku yang dilakukan secara berulang-ulang. Selain itu, terdapat beberapa penggunaan kata-kata lain yang bermakna tertentu, seperti kata bunga, resah, darah, mimpi, mayat, duka, dan arwah.
Puisi Tapi Karya Soetardji Calzoum Bachri
Penggunaan kata bunga memberi gambaran keindahan. Kata resah mengungkapkan kegelisahan. Kata darahsebagai perlambang luka dan penderitaan. Kata mimpi mewakili keinginan atau cita-cita. Kata duka memberi gambaran kesedihan atau kekecewaan. 
Kata mayat menggambarkan pengorbanan atau kesukarelaan. 

Adapun kata arwah dimaknai sebagai kepasrahan. Berbagai penggunaan kata-kata tersebut dianggap sudah tepat untuk mengungkapkan maksud penulis. Ia ingin menyampaikan usaha yang terus-menerus dengan memberikan segala sesuatu yang dimiliki sebagai persembahan. Sekalipun, tanggapan dari kau yang kurang menerima semua yang diberikan si aku. Hal ini ditunjukkan dengan kata tapi sebagai kata yang menunjukkan pertentangan.

Adapun gaya bahasa atau majas yang digunakan dalam puisi tersebut menunjukkan adanya majas yang melebih-lebihkan atau hiperbola. Hal ini ditunjukkan dengan si aku yang membawakan resah, darah, mimpi, mayat, dan arwah sebagai persembahan pada seseorang. Perilaku si aku tampak sebagai sesuatu yang berlebihan. 

Majas lain yang digunakan dalam puisi ini, yaitu majas repetisi atau pengulangan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pengulangan kata /aku bawakan ... padamu/tapi kau bilang .../ yang diulang berkali-kali dalam setiap larik sebagai penegasan. 

Adanya majas hiperbola dan repetisi dalam puisi tersebut sudah sesuai dengan maksud penulis yang ingin mengungkapkan usaha terus-menerus dan berulang yang dilakukan oleh si aku. Usaha tersebut sudah dilakukan dengan segala kemampuan si aku. Bahkan, si aku sudah memberikan segala yang dimiliki sampai tidak ada tersisa apa pun.

Tipografi merupakan cara menata tampilan puisi untuk menciptakan kesan atau makna tertentu. Dalam hal ini, penulis puisi memiliki kebebasan untuk membentuk tampilan puisinya sesuai dengan maksud yang disampaikan dalam puisinya. Adapun secara tipografi (tata wajah), puisi ini tampak berbeda dengan puisi pada umumnya. Puisi “Tapi” ini pada larik atau baris ganjil selalu berada di kiri atau lurus kiri.

Akan tetapi, pada larik genap selalu menjorok ke dalam atau dimulai dari tengah. Perbedaan ini menyiratkan adanya pertentangan dalam makna kedua larik tersebut. Hal ini juga menunjukkan adanya ketidaksejajaran antara sosok aku dan kau. Seperti adanya ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan.

Puisi ini terdiri atas 1 bait dengan 16 larik atau baris. Baris pertama hingga baris ke-14 terdiri atas 4 kata. Adapun baris ke-15 terdiri atas 5 kata dan baris ke-16 terdiri atas satu kata. Dengan demikian, tipografi atau pengaturan wajah puisi tersebut sangat tepat. Tipografi tersebut berfungsimembentuk tampilan visual, memberikan efek keindahan pada bentuknya, serta mendukung makna atau maksud yang terkandung dalam puisi.

Dalam hal rima, penyair menggunakan pola rima sejajar. Rima sejajar berarti persamaan bunyi yang terbentuk karena sebuah kata yang dipakai berulang-ulang pada larik/baris yang sejajar dengan pertimbangan kesamaan makna. Hal ini tampak pada beberapa kata tertentu yang diulang-ulang secara sejajar, seperti kata aku, bawakan, padamu, tapi, dan bilang. Selain itu, kata-kata tersebut banyak mengandung asonansi bunyi vokal a, u, dan i yang dapat menimbulkan kesan kelembutan, kemerduan, dan keindahan bunyi. Hal tersebut memperkuat efek makna ketekunan, keinginan, dan kepasrahan.

Setelah membaca dengan saksama puisi “Tapi” karya Soetardji Calzoum Bachri di atas, kalian bisa berlatih dengan menjawab beberapa pertanyaan berikut.

1. Puisi di atas menggunakan kata ganti orang pertama aku dan kata ganti orang kedua kau. Menurut kalian, apa maksud dan efek penggunaan kedua kata ganti tersebut?
Kata ganti Aku adalah merujuk pada tokoh imajiner si Aku dalam suatu puisi. Sementara kata ganti Kau yang mewakili orang yang diajak bicara oleh si tokoh Aku. Efeknya yaitu seolah-olah tokoh si Aku sedang bicara dengan si pembaca yang digantikan dengan kata ganti Kau.
2. Apakah penggunaan kata ganti aku dan kata ganti kau tersebut sudah tepat? Apa alasannya!
Kata ganti aku dan kata ganti kau sudah tepat karena kata ganti tersebut untuk menggantikan tokoh si aku di dalam puisi dan kau kepada pembaca.
3. Kalimat aku bawakan ... padamu dan tapi kau bilang ... diulang beberapa kali. Menurut kalian, apa maksud dan efek pengulangan kalimat tersebut?
Pengulangan kata tersebut untuk menunjukkan penegasan dan menciptakan sebuah dialog antara penyiar atau si aku dengan pembaca puisi.
4. Apakah pengulangan kalimat aku bawakan ... padamu dan tapi kau bilang ... tersebut sudah tepat? Apa alasannya!
Sudah tepat, karena itu menunjukkan perbincangan yang berlawanan antara penyair atau tokoh si aku dengan lawan bicaranya dalam hal ini adalah pembaca.
5. Dalam puisi tersebut terdapat beberapa kata konkret bunga, resah, darah, mimpi, duka, dan arwah. Jelaskan maksud dan makna kata-kata tersebut!
Penggunaan kata kata konkret tersebut dimana dimaksudkan untuk bahwa itu seolah olah nyata, meski pun sebenarnya ada makna dibalik kata kata tersebut.
6. Apakah penggunaan kata konkret bunga, resah, darah, mimpi, duka, dan arwah dalam puisi tersebut sudah tepat? Apa alasannya!
Sudah tepat, karena kata kata tersebut nyata, bisa dilihat, dan ada wujudnya sebagai gambaran hati si penyair.
7. Majas apa saja yang terkandung dalam puisi tersebut? Jelaskan makna dan efeknya bagi pembaca!
Ada majas metafora pada hampir setiap larik yang diawali dengan aku bawakan ...Misalnya pada larik aku bawakan bunga padamu. Hal itu maksudnya adalah penyair masih punya cinta untuk seseorang tetapi dianggap hanya rayuan.
8. Tampilan tata wajah (tipografi) baris/larik pertama berbeda dengan baris/larik kedua yang diatur menjorok ke dalam. Menurut kalian, apa maksud dan efek tampilan tata wajah puisi tersebut?
Maksud dari tipografi itu ingin menunjukkan bahwa si Aku dan lawan bicaranya bertolak belakang, sehingga dibuat tipografi seperti itu.
9. Puisi di atas banyak mengandung bunyi vokal a, i, dan u. Selain itu, bunyi akhir (rima) baris/larik ganjil selalu berakhiran -mu. Menurut kalian, apa maksud dan efek pengaturan bunyi tersebut?
Maksudnya adalah sebagai penanda adanya seseorang yang dituju atau diajak bicara, sehingga ditulis seperti itu.
10. Berdasarkan telaah diksi, pengaturan bunyi akhir (rima), dan tatawajah (tipografi), jelaskan makna dan amanat yang terkandung dalam puisi tersebut!
Makna yang terkandung dalam puisi Tapi yaitu setiap perbuatan yang dilakukan, meskipun harus berkorban dengan kehilangan nyawa. Ada saja orang yang merasa tidak suka, tidak puas terhadap tindakan tersebut. Makanya, orang yang merasa tidak puas ini akan selalu mengatakan Tapi.

Demikian pembahasan mengenai Memahami Diksi dalam Teks Puisi. Semoga tulisan ini bermanfaat. 

Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum Merdeka, Kemendikbud.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 7:43 AM

Teks Diskusi Pro dan Kontra Puisi Esai

Puisi memiliki berbagai macam jenis. Berdasarkan kurun waktunya, dikenal puisi lama (mantra, karmina, gurindam, pantun, puisi, gurindam, syair, talibun, dll) dan puisi baru yang bentuknya tidak lagi terikat seperti puisi lama (balada, elegi, epigram, himne, ode, satire, dll). Berdasarkan isi puisinya dikenal pula jenis puisi naratif, puisi deskriptif, puisi lirik, dan lain sebagainya.

Bahkan, belum lama ini, muncul jenis puisi esai yang mengundang kontroversi dikalangan penyair dan pengamat sastra. Beberapa ada yang mendukung/pro adanya puisi esai, tetapi tidak sedikit pula yang menentang/kontra.

Puisi esai adalah perpaduan antara dua jenis pemikiran yaitu puisi dan esai. Gagasan mengenai puisi esai pertama kali dikemukakan oleh Denny Januar Ali dan secara kreatif diwujudkannya pada tahun 2012 melalui buku berjudul "Atas Nama Cinta." Sebuah karya tulis dapat disebut sebagai puisi esai apabila telah memenuhi empat kriteria, yaitu sisi batin dan sisi kehidupan kemanusiaan tokoh utama tergambar dengan jelas, tata bahasanya indah dan mudah dipahami, pengalaman batin dan fakta sosial dikemukakan melalui catatan kaki dan menyajikan data dan fakta sosial yang mampu membuat pembaca memahami kondisi tokoh utama dalam cerita.
Teks Diskusi Pro dan Kontra Puisi Esai
Setelah membaca dengan saksama teks di atas, bentuklah kelompok yang terdiri atas 4-5 siswa. Kemudian, lakukan diskusi untuk menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini!

1. Teks di atas termasuk dalam jenis teks apa? Jelaskan alasannya!
Berdasarkan struktur dan isinya, teks tersebut termasuk ke dalam jenis teks diskusi. Alasannya, karena isinya membahas suatu persoalan yang menjadi perdebatan atau mengundang pro dan kontra di masyarakat dan diakhiri oleh penutup atau simpulan.
2. Apa yang menjadi pokok persoalan yang dibahas dalam teks tersebut? Jelaskan!
Munculnya jenis puisi baru, yaitu puisi esai. Alasannya karena puisi esai dianggap memiliki konsep yang menyalahi dalam ranah puisi Indonesia.
3. Mengapa hal tersebut menjadi polemik atau kontroversi di lingkungan masyarakat? Jelaskan!
Karena penyebutan puisi esai dianggap tidak lazim dan tidak dikenal sebelumnya. Selain itu, puisi pada dasarnya identik dengan tulisan fiksi dan bersifat imajinatif. Hal ini berbeda dengan esai yang merupakan teks yang bersifat faktual dan realistis, sehingga keduanya tidak bisa digabungkan.
4. Jelaskan alasan-alasan mengapa beberapa pihak bersikap mendukung/pro dalam teks tersebut!
Alasan yang diungkapkan ialah bahwa perpuisian Indonesia saat ini mirip dengan kondisi Amerika Serikat sekitar tahun 2006. Pada saat itu, puisi makin sulit dipahami dan seakan berada di wilayah yang lain. Penulisannya mengalami kebuntuan dan tidak mengalami perubahan berarti selama puluhan tahun. Munculnya puisi esai dianggap sebagai upaya menjadikan puisi lebih dekat dan mudah dipahami masyarakat umum. Hal ini terutama ditunjukan dengan kehadiran catatan kaki yang merupakan upaya menjelaskan dan mengaitkan isi puisi dengan konteks sosial di luar puisi.
5. Jelaskan alasan-alasan mengapa beberapa pihak bersikap menentang/kontra dalam teks tersebut!
  • Pihak yang menentang, berargumen bahwa puisi pada dasarnya identik dengan tulisan fiksi dan bersifat imajinatif. Hal ini berbeda dengan esai yang merupakan teks yang bersifat faktual dan realistis sehingga keduanya tidak bisa digabungkan.
  • Selain itu, terkait klaim beberapa pihak sebagai pencipta pertama jenis puisi esai yang beredar dianggap menyesatkan. Hal ini karena puisi semacam itu bukanlah hal yang baru sebab sebenarnya telah ada sejak masa Alexander Pope penyair Inggris abad ke-18.
  • Beberapa penyair Indonesia juga pernah menulis puisi dengan tema sosial berbentuk transparan dan memiliki catatan kaki sejenis puisi esai. Beberapa pihak juga menyoroti masifnya gerakan puisi esai karena adanya pihak tertentu yang menjadi sponsor dan mendanai dengan maksud dan tujuan tertentu seperti popularitas dan elektabilitas.
6. Tulislah ide pokok masing-masing paragraf dalam teks tersebut!
  • Paragraf 1: Kemunculan puisi esai sebagai puisi jenis baru.
  • Paragraf 2: Pendukung beranggapan bahwa perpuisian Indonesia saat ini mirip dengan kondisi Amerika Serikat sekitar tahun 2006.
  • Paragraf 3: Pendukung bahkan tergerak untuk memunculkan angkatan baru puisi esai selain angkatan yang sudah ada sebelumnya.
  • Paragraf 4: Penentang berargumen puisi pada dasarnya tulisan fiksi dan imajinatif berbeda dengan esai yang bersifat faktual dan realistis.
  • Paragraf 5: Pro kontra kemunculan puisi esai saat ini memang tak terhindarkan.
7. Susunlah ringkasan berdasarkan isi teks di atas dengan kata-kata sendiri!
Beberapa tahun lalu muncul puisi esai sebagai puisi jenis baru yang mengundang pro dan kontra. Para pendukung yang pro beranggapan bahwa perpuisian Indonesia saat ini mirip dengan kondisi Amerika Serikat sekitar tahun 2006.

Mereka bahkan tergerak untuk memunculkan angkatan baru puisi esai selain angkatan yang sudah ada sebelumnya. Adapun para penentang berargumen puisi pada dasarnya tulisan fiksi dan imajinatif berbeda dengan esai yang bersifat faktual dan realistis. Pro kontra kemunculan puisi esai saat ini memang tak terhindarkan.
8. Tuliskan komentar atau pendapat kalian terhadap permasalahan yang dibahas dalam teks tersebut!
Sebaiknya perdebatan dan kontroversi ini kembalikan kepada para akademisi yang memiliki landasan teori, referensi, atau argumentasi ilmiah.
9. Tulislah lima kata baru yang kalian temukan dalam teks dan jelaskan makna kata-kata tersebut berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)!
No.Kata BaruMakna KataSumber/Rujukan
1.KontroversiPerdebatan, pertentangan, persengketaanKBBI Online
2.PolemikPerdebatan mengenai suatu masalah yang dikemukakan secara terbuka dalam media massaKBBI Online
3.JurnalisOrang yang pekerjaannya mengumpulkan dan menulis berita di media massa cetak atau elektronik, wartawanKBBI Online
4.EksistensiHal berada, keberadaanKBBI Online
5.DinamikaGerak (dari dalam), tenaga yang menggerakkan, semangatKBBI Online

10. Analisislah teks tersebut di atas dalam format berikut! 
No.Struktur Teks Letak ParagrafAlasan
1.IsuParagraf ke 1Berisi masalah yang akan didiskusikan atau dibahas lebih lanjut, yaitu tentang munculnya puisi esai.
2.Bagian ProParagraf 2Berisi dukungan/alasan/pendapat pendukung/pro hal yang dibahas dalam teks.
3.Bagian KontraParagraf 3Berisi tentangan/alasan/pendapat menentang/kontra hal yang dibahas dalam teks.
4.Simpulan/PenutupParagraf 4Berisi kesimpulan dan saran berupa jalan keluar dari suatu masalah.

Demikian pembahasan mengenai Memahami Diksi dalam Teks Puisi. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum Merdeka, Kemendikbud.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 6:40 PM

Menelaah Puisi Ibu Karya D. Zawawi Imron

Pada materi puisi Bahasa Indonesia kelas 10, disebutkan bahwa puisi merupakan ungkapan hati atau pemikiran penyair mengenai berbagai hal dalam kehidupan ke dalam susunan kata-kata yang padat dan penuh makna.

Puisi memiliki beberapa ciri sebagai berikut: Bahasa yang digunakan dalam puisi lebih padat dibandingkan prosa dan drama, Puisi memiliki rima atau sajak yang teratur, Puisi lebih menggunakan sajak syair atau pola pantun, khususnya pada puisi lama, Puisi memiliki makna konotatif, dan Puisi terdiri dari kesatuan sintaksis (gatra).

Untuk memahami suatu puisi, kalian harus menelaah makna pilihan kata yang terdapat di dalamnya. Setiap kata dalam puisi dipilih dengan cermat oleh penyair dengan berbagai pertimbangan. Hal tersebut bertujuan memunculkan efek dan makna tertentu. Untuk itu, penyair sering menggunakan gaya bahasa (majas), pengimajian, kata konkret, dan kata konotatif untuk mendukung makna puisi yang ingin disampaikannya.
  1. Majas (gaya bahasa). Majas atau gaya bahasa merupakan bahasa kiasan yang digunakan untuk menampilkan efek tertentu bagi pembacanya. Berikut penjelasan mengenai hal tersebut.
  2. Pengimajian/citraan. Pengimajian atau citraan merupakan kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan efek khayalan atau imajinasi pada diri pembacanya. Pembaca seolah-olah ikut merasakan, mendengar, melihat, meraba, dan mengecap sesuatu yang diungkapkan dalam puisi.
  3. Kata konkret. Secara umum, kata konkret adalah kata yang rujukannya lebih mudah ditangkap oleh indra. Konkret dapat berarti nyata, berwujud, atau benar-benar ada. 
  4. Kata konotatif. Kata konotatif merupakan kata-kata yang berasosiasi. Asosiasi merupakan keterkaitan makna kata dengan hal lain di luar bahasa. 

D Zawawi Imron merupakan salah seorang sastrawan dan penyair yang terkenal hingga asia tenggara. D Zawawi Imron lahir pada tanggal 1 Januari 1945, di desa Batang batang, di ujung timur pulau Madura. Dia mulai terkenal dalam percaturan sastra indonesia sejak bertemu penyair 10 kota ditaman Ismail Marzuki, di Jakarta pada tahun 1982. Puisi ini sangat cocok dibawakan pada saat hari Ibu karena sesuai dengan apa yang akan disampaikannya. Sudah banyak karya puisi yang diciptakan D Zawawi Imron, di antaranya Puisi berjudul Ibu.
Puisi Ibu Karya D.  Zawawi Imron
Secara berkelompok, kalian dapat berlatih menelaah puisi karya D. Zawawi Imron di atas dalam isian tabel berikut. 

1. Majas
No.Jenis MajasLarik
1.MetaforaIbu adalah gua pertapaanku
2.MetaforaKasihmu ibarat samudra
3.MetaforaBIdadari berselendang bianglala

2. Pengimajian (citraan)
No.Jenis PengimajianLarik
1.PenglihatanDaunan pun gugur bersama reranting,
sumur-sumur kering,
saat bunga kembang menunjuk ke langit, kemudian ke bumi
2.PenciumanSemerbak bau sayang
3.PerasaanDi hati ada mayang siwalan

3. Kata Konkret
No.Aspek TampilanLarikMakna
1.Bungasaat bunga kembang menyemerbakTanaman yang berbunga
2.Keringsumur-sumur kering
Daunan pun gugur bersama reranting
Musim kemarau
3.langit dan bumiIbu menunjuk ke langit, kemudian ke bumiHidup tidak boleh sombong, tetapi harus merendah.

4. Kata konotatif
No.Kata KonotatifLarik
1.air mata ibumuhanya mata air air matamu ibu
2.sari-sari kerinduanmemutikkan sari-sari kerinduan
3.hutanglantaran hutangku padamu
tak kuasa kubayar
4.samuderabila kasihmu ibarat samudera
sempit lautan teduh

Demikian pembahasan mengenai Memahami Diksi dalam Teks Puisi. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum Merdeka, Kemendikbud.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 2:12 PM

Memahami Diksi dalam Teks Puisi

Diksi adalah pemilihan kata. Di KBBI, kata diksi bermakna: pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan). Diksi dalam puisi memiliki kegunaan tersendiri, yakni mengambarkan ide atau gagasan yang bisa diterima oleh pembaca, mencegah salah paham, dan mengefektifkan capaian target komunikasi.

Setiap kata dalam puisi dipilih dengan cermat oleh penyair dengan berbagai pertimbangan. Hal tersebut bertujuan memunculkan efek dan makna tertentu. Untuk itu, penyair sering menggunakan gaya bahasa (majas), pengimajian, kata konkret, dan kata konotatif untuk mendukung makna puisi yang ingin disampaikannya. Berikut penjelasan mengenai hal tersebut.
Diksi dalam Teks Puisi
1. Majas (gaya bahasa)
Majas atau gaya bahasa merupakan bahasa kiasan yang digunakan untuk menampilkan efek tertentu bagi pembacanya. Secara berkelompok, kalian dapat berlatih menelaah majas dalam puisi karya Amir Hamzah di atas pada isian tabel berikut.
No.Jenis MajasTeks dalam PuisiAlasan
1.Personifikasi Kasihmu sunyi/menunggu seorang diriKiasan yang mempersamakan sesuatu dengan manusia yang dapat berbuat, melakukan suatu hal, dan sebagainya.
2.Simile/PerumpamaanSerupa dara di balik tiraiMajas perbandingan atau perumpamaan yang menyamakan suatu hal dengan hal lain menggunakan kata-kata pembanding: bagai, bak, seperti, seumpama, laksana, dll
3.MetaforaKaulah kandil kemerlap/Pelita jendela di malam gelapKiasan yang bersifat langsung, tetapi tidak menggunakan kata-kata pembanding.
4.RepetisiRindu rasa/Rindu rupa/Engkau cemburu/Engkau ganasMajas yang mengulang kata-kata dengan maksud memberi efek penguatan atau penegasan.
5.Hiperbola Habis kikis
Segala cintaku hilang terbang
Pulang kembali aku padamu
Majas yang berusaha memberikan penekanan dengan cara melebih lebihkan suatu hal.

2. Pengimajian/citraan
Pengimajian atau citraan merupakan kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan efek khayalan atau imajinasi pada diri pembacanya. Pembaca seolah-olah ikut merasakan, mendengar, melihat, meraba, dan mengecap sesuatu yang diungkapkan dalam puisi. 

Ada beberapa jenis citraan berdasarkan efek imajinasi yang ditimbulkan pada pembaca, yaitu citraan penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan, penciuman, dan citraan gerak (Pradopo, 2012: 80).
No.Kutipan PuisiJenis CitraanEfek Bagi Pembaca
1.Kebun Hujan
....
Subuh hari kulihat bunga-bunga hujan dan daun-daun hujan/berguguran di kebun hujan, bertaburan jadi sampah hujan
....
(Joko Pinurbo, Antologi Celana Pacar Kecilku di Bawah Kibaran Sarung, 2007)
PenglihatanPembaca seolah olah melihat bunga-bunga hujan berguguran dan menjadi sampah hujan
2.Asmarandana
Ia dengar kepak sayap kelelawar dan guyur sisa/hujan dari daun,/karena angin pada kemuning. Ia dengar resah kuda/serta langkah
...
(Goenawan Muhammad, Antologi Asmaradana, 1992
PendengaranPembaca seolah-olah mendengar kepak sayap kelelawar dan guyur hujan
3.Pemandangan Senjakala
....
Kelelawar-kelelawar raksasa datang dari langit kelabu tua/Bau mesiu di udara, Bau mayat. Bau kotoran kuda
....
(WS. Rendra, Antologi Blues untuk Bonnie, 2008)
PendengaranPembaca seolah dapat mendengar suara kelelawar-kelelawar raksasa saat datang dari langit kelabu tua
4.Di Sisimu
....
Dekaplah aku meski bukan/untuk yang terakhir kali. Angin terasa dingin/di batin.
....
(Soni Farid Maulana, Antologi Angsana, 2007)
PerabaanPembaca seolah dapat merasakan dan bisa meraba dekapan yang dimaksud dalam kutipan puisi.
5.Diponegoro
....
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang
....
(Chairil Anwar, Antologi Aku Ini Binatang Jalang, 1993)
GerakanPembaca seolah dapat merasakan gerakan yang disampaikan dalam kutipan puisi.
6.Pembicaraan
....
yang ada hanya sorga. Neraka adalah rasa pahit di mulutwaktu bangun pagi
....
(Soebagio Sastrowardojo, Antologi Daerah Perbatasan, 1982)
PengecapanPembaca seolah dapat mengimplementasikan citraan dalam indra pengecapan yaitu efek rasa pahit.
7.Kebun Hujan
....
Aku terbangun dari rerimbun ranjang, menyaksikan angin/dan dingin hujan bercinta-cintaan di bawah rerindang hujan
.....
(Joko Pinurbo, Antologi Celana Pacar Kecilku di Bawah Kibaran Sarung, 2007)
PenglihatanPembaca seolah-olah dapat melihat angin
8.Di Tengah Jalan
...
Sayup-sayup terdengar suara kereta penghabisan/Gerbong-gerbong dikosongkan tinggal muatan kematian/Di tengah jalan terdengar lolongan bersahutan.
....
(Leon Agusta, Antologi Gendang Pengembara, 2012)
PendengaranPembaca seolah dapat mendengar bunyi yang timbul dari suara kereta penghabisan
9.Catatan Kaki Sehabis Demonstrasi
....
aku melihat diam
tak seorang saja
tapi satu bangsa
kulihat batu
padahal manusia
menunggu waktu
....
(Radhar Panca Dahana, Antologi Lalu Waktu. 1994)
PenglihatanPembaca seolah dapat menggambarkan dan melihat yang  dimaksud dalam kutipan puisi
10.Suara Terompet Akhir Tahun
....
di ujung malam sedingin
es dalam kulkas;
apa yang kau harap
dari suaraterompet akhir tahun?
....
(Soni Farid Maulana, Antologi Selepas Kata, 2004)
PerabaanPembaca seolah dapat merasakan apa yang disampaikan dalam puisi.

3. Kata konkret
Secara umum, kata konkret adalah kata yang rujukannya lebih mudah ditangkap oleh indra. Konkret dapat berarti nyata, berwujud, atau benar-benar ada. Tulislah kata-kata konkret yang kalian temukan dalam puisi Chairil  Anwar di atas dan jelaskan maknanya!
No.Kata KonkretMaknaSumber/Rujukan
1.PulauSuatu tempat atau lokasi tinggal seseorangKBBI Online
2.PerahuKematian atau akhir kisah hidupKBBI Online
3.AjalKematian atau akhir kisah hidupKBBI Online
4.AirKeadaan, suasana, lingkungan KBBI Online
5.JalanRiwayat atau kisah hidup yang dilalui si akuKBBI Online

4. Kata konotatif
Kata konotatif merupakan kata-kata yang berasosiasi. Asosiasi merupakan keterkaitan makna kata dengan hal lain di luar bahasa. Dalam hal ini, makna konotatif timbul sebagai akibat asosiasi perasaan pembaca terhadap kata yang dibaca, diucapkan, atau didengar. Pada kata konotatif, makna telah mengalami penambahan atau pergeseran dari makna asalnya.
  • Pada /larik kuda bernapaskan nyala/. Kata nyala umumnya mengikuti kata api atau sebagai penjelas kata api. Kata nyalajuga dapat diartikan sebagai hidup, bertenaga, ataupun berkobar. Dalam hal ini, baris/napas kuda yang menyala/sebenarnya bermakna sosok kuda yang memiliki semangat berkobar atau kuda yang kuat bertenaga.
  • Larik berikutnya yang mengandung konotasi adalah /Waktu berhenti di tempat ini/Tidak berombak, diam semata/. Dalam puisi tersebut, waktudikatakan tidak berombak atau dalam keadaan tenang. Kata-kata tersebut tidak menunjukkan makna sebenarnya, tetapi bermakna tidak ada gangguan, damai, dan tenteram. 


Demikian pembahasan mengenai Memahami Diksi dalam Teks Puisi. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum Merdeka, Kemendikbud.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 8:57 AM

Memahami pengertian dan karakteristik puisi

Puisi merupakan salah satu karya sastra, selain prosa dan drama. Sebagai sebuah karya sastra, puisi ditulis seseorang untuk mengungkapkan pikiran, gagasan, dan perasaannya dalam bentuk kata-kata yang indah. Kata-kata dalam puisi cenderung bersifat kiasan dan disampaikan dengan teknik figuratif. Tujuannya adalah untuk menciptakan suasana-suasana yang mampu menggugah imajinasi, perasaan, dan keindahan bagi pembacanya.

Dalam puisi, kata-kata dipilih sedemikian rupa secara selektif agar dapat memunculkan efek tertentu dan menampung makna yang menggambarkan pikiran, gagasan, dan perasaan penyair. Pemilihan kata-kata atau diksi juga harus mempertimbangkan irama, rima, larik, bait, dan tipografi (bentuk) puisi. Oleh karena itulah, unsur bahasa dalam puisi dianggap lebih padat jika dibandingkan dengan karya sastra lainnya.

Untuk lebih memahami konsep puisi, kalian dapat mencermati dan membandingkan dengan saksama kedua teks berikut.

Teks 1
Pada Suatu Hari Nanti
Karya Sapardi Djoko Damono
Pada Suatu Hari Nanti
Teks 2
Setelah Dibawa ke Ruangan Besar
Karya Wildan Pradisyta Putra

Setelah mencermati kedua teks di atas, kalian dapat menuliskan perbedaan kedua teks tersebut dalam isian tabel di bawah ini.
No.PerihalTeks 1Teks 2
1.BentukBaris/larik/baitParagraf/Alinea
2.Pengaturan bunyi akhirAda akhir bunyi -iTidak ada pengaturan bunyi akhir
3.BahasaGaya bahasa yang digunakan cukup banyakAda beberapa gaya bahasa, tapi tidak banyak.
4.MaknaMemberikan pesan berupa kematian bisa datang kepada siapa sajaSeorang anak yang mencari tahu keberadaan ayahnya

Sebagai kesimpulan setelah memahami perbedaan kedua teks, silakan cermati dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!

1. Berdasarkan tabel perbedaan di atas, teks manakah yang disebut sebagai teks puisi? Jelaskan alasan dan buktinya!
Teks 1 disebut puisi karena memiliki bentuk baris berbait dengan pengaturan bunyi akhir berupa akhiran -i. Pada teks 1 juga memiliki gaya bahasa yang cukup padat.  Sementara pada teks 2 berbentuk paragraf yang tidak cocok dengan ciri puisi.
2. Berdasarkan pemahaman kalian sendiri, apa yang maksud dengan puisi? Jelaskan beserta ciri-cirinya!
Puisi merupakan karya sastra yang padat atas gaya bahasa. Pada puisi, penulis mengungkapkan pikiran, pandangan, dan gagasan melalui kata-kata. Kalimat puisi yang digunakan indah sehingga menghibur para pembaca. Ciri lain puisi yaitu terikat persajakan rima.
Bandingkan pengertian puisi yang telah kalian rumuskan dengan beberapa sumber lainnya. Kalian bisa mencari berbagai definisi/pengertian puisi dari buku-buku di perpustakaan atau melalui beberapa tautan di bawah ini.
a. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/puisi
b. https://id.wikipedia.org/wiki/Puisi#cite_note-1

Tuliskan pengertian puisi tersebut dan sumbernya dalam tabel berikut!
No.SumberPengertian
1.KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
  1. n ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait
  2. n gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman hidup dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus
  3. n sajak
2.Buku Bahasa Indonesia SMK
  1. Menurut Tarigan, puisi adalah pengucapan dengan perasaan, berbeda dengan prosa yang diungkapkan melalui pengucapan dengan pikiran.
  2. Pendapat lain menyebutkan bahwa puisi adalah salah satu jenis karya sastra yang gaya bahasanya sangat ditentukan oleh irama, rima, serta penyusunan larik dan bait. 
3.Ratih Miharja
  1. Puisi adalah seni tertulis ketika bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya. 
  2. Ratih Mihardja juga mengatakan bahwa puisi adalah sebuah dunia dalam kata. Isi yang terkandung di dalam puisi merupakan cerminan pengalaman, pengetahuan, dan perasaan penyair yang membentuk sebuah dunia bernama puisi.

Demikian pembahasan mengenai Memahami pengertian dan karakteristik puisi. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum Merdeka, Kemendikbud.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 7:36 AM