Home » , , , » Soal Post Test Modul 3: Kolaborasi untuk Lingkungan Belajar yang Aman, Ramah, dan Menyenangkan

Soal Post Test Modul 3: Kolaborasi untuk Lingkungan Belajar yang Aman, Ramah, dan Menyenangkan

Kata kolaborasi sudah sering kita dengar dan kita gunakan dalam percakapan sehari-hari. Kolaborasi bukan saja dilakukan oleh pebisnis, pengusaha, namun juga oleh pemusik, pekerja seni, content creator dan bahkan perlu dilakukan di dunia pendidikan. Apa sebenarnya pengertian kolaborasi, dan mengapa menjadi hal yang penting dilakukan, bahkan menjadi trend baru di kalangan millenials.

Meskipun dalam KBBI kolaborasi disamaartikan dengan kerjasama namun makna sesungguhnya berbeda. Kolaborasi berasal dari kata Bahasa Inggris ‘collaborate’, yang diartikan sebagai tindakan kerja sama antara dua pihak atau lebih, baik berupa individu atau organisasi untuk menghasilkan sesuatu atau mencapai tujuan tertentu. Baik dari terjemahan KBBI maupun dari kata asalnya dalam Bahasa Inggris, kolaborasi mengisyaratkan adanya pihak eksternal. Sehingga dalam pelaksanaan kolaborasi perlu didukung dengan kemitraan unsur-unsur di dalam dan di luar satuan pendidikan.

APA PENTINGNYA BERKOLABORASI?
  1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Universitas Harvard menemukan bahwa waktu yang digunakanoleh para manajer dan staf untuk melakukan kegiatan kolaborasi meningkat sebesar 50% selama 20tahun terakhir. Hasil penelitian yang sama menunjukkan bahwa lebih dari tiga per empat dari jam kerja pegawai dalam satu hari, digunakan untuk berkomunikasi dengan teman sejawat.
  2. Dalam dunia pendidikan, kebutuhan untuk berkolaborasi sudah muncul sejak dulu. Kita mungkinsudah pernah mendengar peribahasa: “It takes a village to raise a child”, yang artinya:“Perlu satukampung untuk membesarkan satu anak.”
  3. Berbagai penelitian dalam pendidikan juga menekankan bahwa: ‘learning is a social endeavor’ , pembelajaran adalah upaya sosial bukan upaya individu. Keberhasilan pembelajaran anak tidak hanya ditentukan oleh satu pihak, tapi merupakan hasil kerja kolektif berbagai pihak.
  4. Hal ini sejalan dengan konsep Tri Sentra pendidikan yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara bahwa, setiap anak selama hidupnya berada dalam tiga lingkungan pergaulan yang berbeda yang menjadi pusat pendidikan, yaitu: rumah, sekolah dan masyarakat
Peserta
Kolaborasi penting untuk dilakukan, terutama untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, ramah, dan menyenangkan; yang dapat mengakomodir keragaman semua peserta didik. Berikutnya kita akan mengkaji lebih dalam mengenai manfaat dari kolaborasi dalam upaya untuk mewujudkan lingkungan dan juga budaya sekolah yang terbuka bagi semua, menerima keragaman peserta didik sehingga membuat semua peserta didik merasa aman, nyaman, dan senang dalam belajar.

Bentuk-bentuk Kolaborasi
Ciri-ciri sekolah yang aman, ramah, dan menyenangkan tidak saja dilihat dari lingkungan fisik, namun juga budaya yang dipelihara di sekolah tersebut, yaitu budaya saling menghargai dan menerima perbedaan. Berbagai bentuk kolaborasi dapat dilakukan untuk mencapai hal tersebut.
  1. Kolaborasi dalam menyediakan akomodasi yang layak
  2. Kolaborasi dalam pengembangan kompetensi guru
  3. Kolaborasi dalam menumbuhkan budaya saling menghargai
  4. Kolaborasi dalam pengembangan kompetensi peserta didik
  5. Kolaborasi dalam mengidentifikasi kebutuhan anak
  6. Kolaborasi dalam merencanakan pembelajaran
  7. Kolaborasi dalam menyediakan sumber dan sarana belajar

Komunitas belajar adalah salah satu contoh bentuk kolaborasi di dalam satuan pendidikan. Simak contoh kegiatan komunitas belajar dalam video berikut. Apakah kolaborasi yang dilakukan dalam video mendukung penyelenggaraan pembelajaran yang berpusat pada anak? Amati unsur-unsur satuan pendidikan yang terlibat dan apakah setiap unsur sudah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.

Keberhasilan satuan pendidikan dalam mewujudkan lingkungan sekolah yang aman, ramah dan  Kejelasan Pembagian tanggung jawab. Ketika setiap unsur mengetahui dan memahami tugas dan tanggung jawab masing-masing dengan baik, kolaborasi akan berjalan lebih efisien. Hal ini tidak saja menghindari tumpang tindih peranan dan pemborosan sumber daya, namun juga mengoptimalkan keahlian, pengalaman dan kontribusi masing-masing unsur.
  1. Komunikasi yang Efektif. Komunikasi adalah inti dari kolaborasi yang efektif. Komunikasi yang efektif harus dimulai dengan menjadi pendengar yang baik, mengedepankan komunikasi dua arah, serta menyepakati media komunikasi yang digunakan. Komunikasi yang baik akan mengurangi kesalahpahaman dan kekurang jelasan. menyenangkan, selain ditentukan oleh partisipasi aktif dari masing-masing pelaku kolaborasi juga ditentukan oleh faktor-faktor pendukung yang lain.
  2. Sikap Saling Percaya. Dalam berkolaborasi, setiap unsur harus merasa diterima dan dihargai dalam tim, untuk itu sikap saling mempercayai perlu dimiliki, agar setiap unsur merasa aman dan nyaman untuk menyampaikan ide-idenya dan memberikan kontribusi positif terhadap tim.
  3. Kejelasan Tujuan. Setiap unsur harus memiliki pemahaman yang sama tentang tujuan dari kolaborasi dan juga ukuran keberhasilan pencapaian tujuan. Partisipasi aktif dari setiap unsur akan muncul, apabila semua unsur dilibatkan dari awal, mulai dari perumusan tujuan dan ukuran keberhasilan, sehingga muncul perasaan memiliki terhadap tujuan yang ingin dicapai.
  4. Sikap Terbuka. Sikap terbuka menerima ide-ide, teori dan pemikiran baru sangat penting dimiliki oleh semua unsur pelaku kolaborasi, karena setiap orang memiliki cara dan sudut pandang yang berbeda. Dengan keterbukaan, setiap unsur dapat belajar dari satu sama lain, sehingga masing-masing mendapat pelajaran berharga dari proses kolaborasi.
  5. Pengelolaan Waktu. Ketika bekerja bersama-sama dalam satu tim, pengelolaan waktu menjadi sangat penting. Hal ini untuk menghindarisalah satu unsur menghambat penyelesaian tugas yang lain. Penyusunan alur kerja, prioritas dan penjadwalan harus dilakukan di awal agar pelaksanaan kolaborasi berjalan efektif dan efisien.

Untuk memulai melakukan kolaborasi, kita juga perlu mengantisipasi tantangan-tantangan yang mungkin muncul dalam pelaksanaannya. Mari kita simak video refleksi dari guru yang telah melakukan kolaborasi dalam bentuk komunitas belajar dan ilustrasi seorang guru yang harus mengajar peserta didik berkebutuhan khusus di kelasnya. 

A. Mengapa Perlu Berkolaborasi?
Latihan Pemahaman
Apa kata kunci dari pengertian kolaborasi?
Jawaban : partisipasi aktif
Berdasarkan konsep Tri Sentra Pendidikan Ki Hajar Dewantara, ekosistem pendidikan yang kondusif dapat tercapai apabila …..
Jawaban : Kolaborasi dan kemitraan yang baik antara keluarga, sekolah, dan masyarakat
Manakah pernyataan berikut yang merupakan manfaat kolaborasi . . . .
Jawaban : Mempercepat penyelesaian program dan peningkatan hasil belajar yang diharapkan
Cerita Reflektif
Apakah Ibu/ Bapak pernah melakukan kolaborasi di sekolah? Apa manfaat yang paling Ibu/Bapak rasakan dari kegiatan kolaborasi tersebut?
Kolaborasi penting untuk dilakukan, terutama untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, ramah, dan menyenangkan; yang dapat mengakomodir keragaman semua peserta didik. 
B. Bagaimana Kita Berkolaborasi?
Latihan Pemahaman
Unsur apa saja yang perlu terlibat dalam kolaborasi di dalam satuan pendidikan?
Jawaban : Kepala sekolah, pendidik, dan tenaga kependidikan
Komunitas belajar adalah salah satu bentuk kolaborasi. . . .
Jawaban : Peningkatan kompetensi peserta didik
Melati diidentifikasi memiliki hambatan penglihatan, harus menggunakan alat bantu penglihatan, dan orang tua tidak mampu. Dengan persetujuan orang tua, wali kelas menyampaikan permasalahan ini kepada paguyuban orang tua. Atas bantuan paguyuban orang tua akhirnya Melati mendapatkan kacamata. Lebih lanjut, wali kelas mengadakan pertemuan dengan guru mata pelajaran yang lain untuk strategi belajar yang mengoptimalkan semua indera (seperti raba, dengar,lihat) untuk memperkuat pemahaman. Wali kelas juga memilihkan teman sebagai role model dalam proses belajar (tutor sebaya). Siapa saja yang terlibat dalam ilustrasi kolaborasi di atas?
Jawaban : Salah satu teman sekelas, pendidik, dan paguyuban orang tua
Cerita Reflektif
Mari kita kembali pada diri kita, yuk! Apa kekuatanku dan apa kekuranganku? Bagaimana aku dapat memperbaiki diri dalam menjalankan peranku sebagai guru?
Kelebihan yang mendukung peran saya sebagai Guru adalah saya mampu untuk memberikan suatu perubahan dinamika belajar pada siswa
C. Menumbuhkan Budaya Kolaborasi
Latihan Pemahaman
Manakah 3 langkah penting dalam mewujudkan kolaborasi?
Jawaban : Identifikasi masalah berbasis data, identifikasi unsur-unsur yang terlibat, dan menetapkan tujuan kolaborasi
Mengapa perlu menentukan tugas dan tangung jawab masing-masing unsur?
Jawaban : Agar tidak ada tumpang tindih atau lempar tanggung jawab
Mengapa perlu komunikasi efektif?
Jawaban : Untuk menghindari terjadinya miskomunikasi dan kesalahpahaman
Cerita Reflektif
Setelah menelaah infografis di materi ini, silakan Ibu/Bapak merefleksikan tim yang Ibu/Bapak miliki. Hal-hal apa yang sudah optimal? Hal-hal apa yang perlu ditumbuhkan atau diperbaiki?
Untuk memulai melakukan kolaborasi, kita juga perlu mengantisipasi tantangan-tantangan yang mungkin muncul dalam pelaksanaannya.
Soal Post Test
1.Sikap terbuka apa yang perlu ditunjukan oleh orang tua untuk mendukung keberhasilan kolaborasi dengan sekolah?
A.Menyerahkan sepenuhnya proses pendidikan anak terhadap sekolah
B.Mempercayai seluruh informasi yang diberikan oleh guru
C.Menginformasikan kondisi anak yang sebenarnya kepada guru
D.Menyampaikan semua permasalahan keluarga kepada pihak sekolah
Pembahasan :
Jawaban : C. Menginformasikan kondisi anak yang sebenarnya kepada guru
2.Mengapa pada beberapa satuan pendidikan, sulit untuk menumbuhkan budaya kolaborasi?
A.Karena setiap unsur yang ada di sekolah memiliki tanggung jawab masing-masing
B.Karena seringkali setiap unsur di sekolah memiliki beban kerja yang tinggi sehingga mereka lebih fokus untuk menyelesaikan tugas masing-masing
C.Karena tidak semua kepala sekolah memiliki kemampuan komunikasi yang baik
D.Karena adanya komunikasi efektif dari semua unsur di sekolah
Pembahasan :
Jawaban : B. Karena seringkali setiap unsur di sekolah memiliki beban kerja yang tinggi sehingga mereka lebih fokus untuk menyelesaikan tugas masing-masing
3.Dalam kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah, beberapa pihak tidak berpartisipasi aktif. Menurut Ibu/Bapak apa dampaknya?
A.Menimbulkan kecemburuan antar pihak
B.Penyelesaian pekerjaan menjadi lama dan tidak optimal
C.Kepala dianggap tidak mampu mengatur warga sekolah dengan efektif
D.Pihak yang tidak terlibat akan mendapatkan sangsi
Pembahasan :
Jawaban : B. Penyelesaian pekerjaan menjadi lama dan tidak optimal
4.Bentuk bentuk kolaborasi apa yang paling tepat dapat dilakukan oleh guru untuk mengatasi masalah peserta didik yang belum mampu membaca?
A.Kolaborasi dengan guru lain dalam mengembangkan program membaca
B.Kolaborasi dengan dinas pendidikan untuk meningkatkan kompetensi pendidik
C.Kolaborasi dengan teman sebaya untuk mengajarkan membaca dan berhitung
D.Kolaborasi dengan komite sekolah dalam penyediaan sumber daya yang dibutuhkan
Pembahasan :
Jawaban : A. Kolaborasi dengan guru lain dalam mengembangkan program membaca
5.Peran guru dalam kolaborasi dapat berupa:
A.Mendorong tumbuhnya budaya keterbukaan, saling menghargai dan menerima perbedaan di semua warga sekolah
B.Melakukan komunikasi dan kolaborasi dengan rekan sesama guru
C.Memberikan informasi yang lengkap, akurat dan memadai mengenai putra/putrinya kepada guru dan sekolah
D.Menunjukkan dukungan nyata dalam kegiatan pembelajaran untuk semua sesuai dengan kapasitas masing-masing
Pembahasan :
Jawaban : D. Menunjukkan dukungan nyata dalam kegiatan pembelajaran untuk semua sesuai dengan kapasitas masing-masing
6.Di kelas Pak Maman kelas 4A, terdapat satu peserta didik penyandang hambatan fisik sehingga dia harus menggunakan kursi roda untuk beraktivitas. Dari kasus di atas berdasarkan alur kolaborasi langkah berikutnya yang perlu dilakukan oleh Pak Maman adalah ....
A.Mengidentifikasi unsur terkait yang dapat dilibatkan
B.Menentukan target keberhasilan sekolah terhadap peserta didik
C.Menentukan tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak
D.Merumuskan tujuan kolaborasi
Pembahasan :
Jawaban : A. Mengidentifikasi unsur terkait yang dapat dilibatkan
7.Manakah dari pernyataan berikut yang merupakan bentuk kolaborasi di satuan pendidikan?
A.Guru dan peserta didik bersama-sama membaca mandiri
B.Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia bekerja sama mengembangkan bahan ajar kelas 3 semester 1
C.Kepala sekolah menghadiri rapat di gugus, guru mengajar dikelas
D.Guru mengkomunikasikan hasil belajar peserta didik kepada orang tua
Pembahasan :
Jawaban : B. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia bekerja sama mengembangkan bahan ajar kelas 3 semester 1
8.Dalam alur rancangan kolaborasi, tahapan setelah Identifikasi permasalahan berdasarkan data adalah.....
A.Rumuskan tujuan kolaborasi
B.Identifikasi unsur yang terlibat
C.Tetapkan target keberhasilan
D.Tetapkan tugas dan tangung jawab
Pembahasan :
Jawaban : B. Identifikasi unsur yang terlibat

Demikian pembahasan mengenai Soal Post Test Modul 3: Kolaborasi untuk Lingkungan Belajar yang Aman, Ramah, dan Menyenangkan platform Merdeka Mengajar. Semoga bermanfaat.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 5:03 PM

0 komentar:

Post a Comment

Mohon tidak memasukan link aktif.