Soal Post Test Modul 5 Taktis Saat Kritis

Kejadian intoleransi sangat mungkin terjadi di sekolah. Sebagai guru, kita harus mampu menyikapi para aktor yang terlibat pada kejadian itu. Ada pelaku, korban dan juga penonton. Semuanya perlu dirangkul, sehingga iklim toleran di sekolah bisa muncul.

Sekolah perlu membekali tidak hanya kemampuan akademik, namun juga keterampilan sosial yang penting agar mereka siap menjadi manusia unggul dan produktif di abad 21. Saat lingkungan sekolah dan orang dewasa bisa memfasilitasi ruang yang aman serta toleran, maka peserta didik bisa belajar serta merefleksikan kondisi tersebut pada tindakannya. Apalagi jika orang dewasa
mampu menjadi model yang menerapkan nilai tersebut dalam cara berpikir dan berperilaku.

Hal tersebut tidak dipelajari dengan duduk dan membaca buku, namun lewat observasi dan mengalami. Projek penguatan Profil Pelajar Pancasila bisa menjadi alternatif peserta didik untuk melatih dan menguatkan nilai-nilai toleransi. ADA UPAYA 3M YANG PERLU DILAKUKAN AGAR SEKOLAH BISA LEBIH TOLERAN

A. Menyediakan
Tidak hanya menyediakan fasilitas belajar akademik saja yang perlu lengkap dan memadai, untuk membangun sekolah yang toleran, maka diperlukan ruang kelas yang (1) aman bagi peserta didik untuk bertanya, mengekspresikan diri, beropini, dan percaya pada diri serta orang lain. (2) membantu peserta didik merasa unik, dihargai, dan dibutuhkan. (3) Menyadari ada perbedaan perkembangan dan pencapaian peserta didik, dan (4) Kesempatan untuk peserta didik mengalami ragam kerjasama, menyelesaikan konflik secara sehat, gagal dan sukses bersama.
Intoleransi
B. Mencontohkan
Berikan contoh perilaku yang ingin kita lihat pada peserta didik, diantaranya dengan menunjukkan : keterbukaan, empati, menghormati dan menghargai, sikap positif saat menghadapi konflik, terampil mendengarkan, komunikasi yang asertif, serta terampil menyelesaikan masalah.

C. Menguatkan
Mengasah terus kemampuan penting dan juga nilai yang sudah ditanamkan, seperti keterampilan sosial dan regulasi diri, ketaqwaan, keimanan dan ahlak mulia, kemandirian, bernalar kritis, kebhinnekaan di segala level. Kemampuan ini bisa dilakukan lewat diskusi kelas, kegiatan kolaborasi, kegiatan proyek seperti proyek penguatan profil pelajar Pancasila, dll

Menyikapi Kejadian Intoleransi
Satuan pendidikan yang baik akan menyikapi intoleransi sebagai kesempatan belajar untuk semua pihak yang terlibat dalam kejadian tersebut. Intervensi didasari oleh pemahaman bahwa peserta didik merupakan individu yang sedang belajar menjadi bagian dari sekolah atau komunitas sosial yang lebih luas, sehingga kadang caranya berperilaku dan menyesuaikan diri bisa kurang tepat.

Respon yang ditunjukkan guru atau satuan pendidikan bertujuan untuk memulihkan lingkungan belajar yang positif bagi semua peserta didik, serta menghindari peningkatan tindakan intoleran atau diskriminasi yang dapat mengakibatkan kondisi yang lebih parah. Pendidik dan satuan Pendidikan dapat melakukan:
  1. Dengarkan peserta didik secara tenang dan seksama, catat hal yang disampaikan peserta didik.
  2. Kumpulkan informasi tambahan yang relevan dan mendukung.
  3. Diskusikan rencana aksi dengan peserta didik, dan beritahukan apa yang akan dilakukan pihak sekolah mengenai hal ini.
  4. Sebelum benar-benar ditangani, sarankan beberapa tindakan pencegahan atau yang harus dilakukan peserta didik bila kejadian intoleransi terjadi lagi.
  5. Kontak orangtua / wali dan informasikan kejadian dan rencana tindakan yang akan satuan pendidikan lakukan.
  6. Pastikan dokumen laporan tersimpan dan lakukan tindak lanjut dengan peserta didik untuk beberapa minggu dan bulan selanjutnya.

1. Latihan Pemahaman
A. Kejadian Penuh Luka
Konsep yang dipelajari pada materi dalam video ini adalah…
Jawaban : Tiga aktor yang terlibat intoleransi dan cara menghadapi intoleransi dari sudut pandang masing-masing.
B. 6 Kunci Merespons Intoleransi
Dua hal utama yang disampaikan pada materi dalam video adalah…
Jawaban : Enam kunci merespon dan prinsip-prinsip penanggulangan di satuan pendidikan
2. Post test
1.
Di sekolah Bu Nanik terjadi kasus intoleransi, dimana salah satu peserta didik beberapa kali membuang barang temannya yang berbeda kelas sosial dan ekonominya. Untuk memberikan pertolongan bagi korban, Bu Ninik dapat…
A.Bersegera menangani isu yang terjadi dengan mencari informasi secara menyeluruh
B.Mengeluarkan pelaku intoleransi dari satuan pendidikan
C.Memberi penjelasan pada korban bahwa bercanda merupakan hal yang wajar terjadi di sekolah
D.Bersikap subjektif terhadap isu yang terjadi dengan berpihak pada pelaku
Pembahasan :
Jawaban : A
2.Pak Josef mendapat kabar bahwa murid di kelasnya mendapat perlakuan intoleransi dari teman sebayanya. Langkah tepat yang dapat Pak Josef lakukan adalah?
A.Memberikan pertolongan, mengadakan penyuluhan tentang budaya toleransi, dan mengeluarkan peserta didik yang menjadi pelaku dari sekolah.
B.Membuat kebijakan untuk mengatasi isu intoleransi yang terjadi, mendokumentasikan isu dan mengunggahnya ke sosial media.
C.Memberikan pertolongan, melaporkan kepada orang tua, melakukan identifikasi fakta, berkoordinasi, menjamin hak peserta didik dan melaporkan kejadian.
D.Melaporkan kepada instansi agama di sekitar sekolah dan membuat isu menjadi viral agar satuan pendidikan menjadi sorotan.
Pembahasan :
Jawaban : C
3.Berikut salah satu hal yang bisa dilakukan saat melihat kejadian intoleransi yaitu?
A.Menghindari masalah dan pura-pura tidak melihat
B.Mengikuti hal yang dilakukan pelaku, daripada menjadi target berikutnya
C.Jika aman, bawa korban menjauh dari pelaku dan melaporkan kepada pihak otoritas
D.Diam saja, tapi dalam hati marah kepada pelaku
Pembahasan :
Jawaban : C
4.Berikut yang tidak termasuk ciri sosial yang bisa ditunjukkan oleh korban/penyintas perilaku intoleransi adalah…
A.Tidak mau datang dan menolak untuk pergi ke sekolah tanpa alasan yang jelas
B.Terlihat nyaman dan tidak ketakutan di kelas
C.Peserta didik sering sendirian atau tidak terlihat bergabung dengan teman dan kelompok di sekolah
D.Sering jadi target bercandaan, atau dijadikan badut di sekolah
Pembahasan :
Jawaban : B
5.Penerapan strategi yang kurang tepat dalam menanggulangi kasus intoleransi yang sudah terjadi adalah…
A.Menyampaikan pada pihak yang terlibat serta orang tua bahwa kasus ini akan diselidiki, direspons dan diintervensi sesuai dengan kebijakan sekolah
B.Sekolah mulai mengadakan festival budaya dalam skala besar yang dilakukan setiap dua tahun sekali, dan mewajibkan semua guru serta murid terlibat
C.Bersegera memberikan pertolongan berupa layanan responsif bersama Guru BK
D.Melakukan pendampingan secara intensif bagi peserta didik dengan melibatkan keluarga dan tenaga profesional jika dibutuhkan
Pembahasan :
Jawaban : B
6.
Yang sebaiknya tidak dilakukan saat menyadari bahwa diri kita berperilaku intoleran adalah…
A.Memikirkan alasan mengapa korban layak mendapat intoleransi
B.Belajar empati
C.Melakukan refleksi dan bertanggung jawab
D.Meminta maaf dan memperbaiki kerusakan
Pembahasan :
Jawaban : A

Demikian pembahasan mengenai Modul 5 Taktis Saat Kritis platform Merdeka Mengajar. Semoga bermanfaat.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 11:20 AM

Soap Post Test Modul 4 Agar Sama-sama, Meski Beda-beda

Menurut Asri Budiningsih (2004: 46), empati berasal dari kata pathos (dalam bahasa Yunani) yang berarti perasaan mendalam. Sedangkan menurut Carkhuff dalam Asri Budiningsih (2004: 47) mengartikan empati sebagai kemampuan untuk mengenal, mengerti dan merasakan perasaan orang lain dengan ungkapan verbal dan perilaku, dan mengkomunikasikan pemahaman tersebut kepada orang lain.

Empati adalah kemampuan untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain dalam suatu situasi dari sudut pandang mereka bukan sudut pandang kita sendiri. Psikolog Daniel Goleman dan Paul Ekman telah mengidentifikasi 3 komponen empati, yang itu kognitif, emosional dan welas asih
  1. Empati Kognitif. Mengetahui perasaan dan apa yang mungkin orang lain pikirkan. Terkadang disebut juga sebagai pengambilan perspektif. Beberapa dari peserta didik mungkin merasa sedih dan cemas karena dipanggil dengan panggilan yang tidak menyenangkan oleh teman-temannya. 
  2. Empati Emosional terjadi ketika ibu dan bapak merasa terhubung secara fisik dengan orang lain selalu oleh emosional menular. Jenis empati ini juga dapat meluaskan sensasi fisik hal itu yang menyebabkan kita bergidik ketika melihat orang yang kesakitan.
  3. Selanjutnya, kita dapat menggunakan wawasan yang diperoleh dari empati kognitif dan emosional untuk menggembangkan empati welas asih. Dengan walas asih, kita tidak hanya memahami kesulitan satu orang dan merasa bersama mereka tetap di secara spontan tergerak untuk membantu sesuai kebutuhan.

Keselimbangan antara empati kognitif dan emosional membantu kita untuk bertindak tanpa dikuasai perasaan atau langsung ke proses pemecahan masalah. Dengan walaas empati, ibu dan bapak guru bisa membantu menangani kondisi yang diralami peserta didik. Kabar baiknya, empati adalah ketrampilan sosial yang bisa dilatih. Semakin sering kita mempraktikan empati, empati akan tumbuh menjadi intuisi. Sekarang, setelah menguasai dan sadar-sadarnya, kita akan membahas bagaimana mempraktikan empati dalam kehidupan sehari-hari.
  1. Carilah perspektif dan pengalaman baru. Menempatkan diri pada posisi orang lain, bukan hal yang mudah cikah kita tidak cukup tahu tentang orang lain. Mulailah dengan belajar tentang kehidupan orang lain. Guru bisa meminta peserta di dik untuk mempelajari biografi tokoh dari latar belakang berbeda, mengundang narasumber dari berbagi latar atau menjadi sukarelawan diorganisasi sosial masyarakat. Kegiatan kegiatan tersebut dapat mengasah kemampuan peserta didik untuk berempati.
  2. Ambil kesempatan untuk terhubung secara emosional dengan orang lain. Untuk mennggukan empati, hubungan harus berjalan dua arah. Ketika ada peserta didik atau rekan guru yang terbuka tentang perasaannya, itu bisa menjadi kesempatan untuk lebih mengenal satu sama lain. Mendengarkan dengan aktif tanpa harus memberikan solusi kalau tidak diminta. Lalu, kita dapat membayangkan atau memikirkan kembali saat kita memiliki perasaan dan emosi yang sama.
  3. Akui bias atau prasangka anda. Kita semua memiliki bias bawaan yang sering kali berkaitan dengan ras, jenis kelamin, pusia dan sebagainya. Misalnya, kita menganggap orang dari sukut tertentu pemalas atau pemarah. Hal ini, dapat mempengaruhi tindakan kita kepada orang lain, misalnya menjauhi karena sudah mencap mereka pemarah. Bias seperti itu membuat kita kurang berempati dengan orang-orang dari latar belakang atau pengalaman yang berbeda.

Jadi Termometer atau Stabilizer?
Penting bagi kita untuk mengetahui, bagaimana emosi, propaganda hingga provokasi bisa memanipulasi. Banyak hoax yang menyentuh emosi, menggerakan hati dan akhirnya membuat jempol untuk ikut menyebarkan. Intoleransi, kekerasan, perundungan, hingga konflik yang terjadi di sekitar kita, kebanyakan berawal dari pemanfaatan ketakutan dan perasaan terancam. Kita tidak pernah bisa mengendalikan cuaca dan peristiwa, tapi kita bisa mengendalikan cuaca jiwa atau emosi kita.
Termo Meter
Tipe termomentar adalah ketika panas angkanya naik, ketika dingin angkanya turun, itulah si hiperaktif, saat ada apa-apa langsung bertindak, tanpa memikirkan dampak. Sehingga, sebelum proses belajar mengajar, Bu Ati dan peserta didik bisa mengidentifikasi emosi untuk semakin memperlancar proses belajar mengajar. Sekarang, setiap kali ada peristiwa, Bu Ati tidak langsung bereaksi, tetapi tarik nafas dahulu, sambil mengamati. Buat di tidak mau lagi jadi termometar
yang sehunya ditentukan oleh sebuah suhu sekitar.

Bu Ati mau jadi stabilizer, meski tegangan naik turun, aliran listrik tetap stabil. Atau kulkas, meski diluar panas, namun di dalam tetap dingin. Sekarang, coba bantu peserta didik untuk menjadi stabilizer saat merespons berbedaan yang terjadi di dalam dan di luar kelas.


1. Latihan Pemahaman
A. Rumus Mengukur Risiko
Konsep yang dibahas pada video ini adalah…
Jawaban : Mengukur resiko yang bisa menghambat sekolah menjadi sekolah yang damai dan toleran
B. Jadi Termometer atau Stabilizer?
Ide besar pada materi yang dibahas dalam video ini adalah…
Jawaban ; Perbedaan antara sikap reaktif dan emosi yang stabil dalam merespons suatu kejadian
C. 3 Strategi Mengasah Empati
Dua hal utama yang disampaikan melalui materi video adalah…
Jawaban ; Jenis-jenis empati menurut Goleman dan strategi untuk mengasahnya
D. Festival Bineka: 7 Aktivitas Kebinekaan di Sekolah
Pelajaran yang dapat diambil setelah menyaksikan materi ini adalah…
Jawaban : Contoh praktik baik kegiatan yang bisa dilakukan sekolah untuk mengingkatkan toleransi

2. Post test
1.
Ciri dari aspek kerentanan adalah...
A.Berasal dari eksternal dan bisa diandalkan
B.Tidak bisa dikendalikan dan berasal darimana saja
C.Berasal dari internal dan bisa dikendalikan
D.Tidak bisa dikendalikan karena berasal dari eksternal
Pembahasan :
Jawaban : C
2.Yang bisa dilakukan agar tidak merespons kejadian dengan reaktif adalah...
A.Tarik nafas dan mengamati
B.Menghindar dari masalah
C.Memprovokasi agar tidak sendiri
D.Tarik nafas dan melarikan diri
Pembahasan :
Jawaban : A
3.Salah satu contoh yang tepat menggambarkan empati emosional adalah...
A.Ibu/Bapak Guru menahan diri untuk memarahi peserta didik di depan teman-temannya karena khawatir mereka merasa malu
B.Ibu/Bapak Guru mengerti alasan peserta didik bertengkar salah satunya karena dihina secara fisik
C.Ibu/Bapak Guru ikut merasa bangga, karena peserta didik yang berlatih dengan rajin berhasil menang di kompetisi
D.Ibu/Bapak Guru mau memberikan waktu tambahan untuk mengumpulkan tugas kepada peserta didik yang seminggu dirawat di Rumah Sakit
Pembahasan :
Jawaban : D
4.Yang bukan merupakan contoh praktik baik yang dapat meningkatkan toleransi adalah…
A.Melakukan ibadah di tempat ibadah yang berbeda
B.Bermain permainan dari berbagai macam daerah
C.Mempromosikan nilai perdamaian melalui fashion
D.Kompetisi olahraga yang melibatkan keragaman
Pembahasan :
Jawaban : A
5.Tujuan dari kegiatan yang mempertemukan dua karakter sekolah yang berbeda adalah untuk...
A.Menimbulkan perdebatan
B.Menunjukkan sekolahnya adalah yang terbaik
C.Meruntuhkan prasangka
D.Menunjukan ketimpangan sosial
Pembahasan :
Jawaban : D
6.
Rumus mengukur risiko yang tepat, adalah…
A.Jumlah kerentanan tanpa ancaman, dibagi dengan kapasitas
B.Jumlah kapasitas dibagi dengan jumlah ancaman ditambah kerentanan
C.Jumlah ancaman dikali kerentanan, dan ditambah dengan kapasitas
D.Jumlah ancaman dikali kerentanan dan dibagi dengan kapasitas
Pembahasan :
Jawaban : B
7.
Berikut salah satu ciri dari tipe stabilizer yang tepat, yaitu…
A.Butuh tegangan tinggi, agar berfungsi
B.Sangat terpengaruh dengan situasi dan tegangan di luar
C.Suasana, tegangan, dan stimulus naik turun, namun respons tetap stabil
D.Tidak mampu stabil, jika tegangan terlalu tinggi
Pembahasan :
Jawaban : C
8.
Yang tidak termasuk penerapan strategi mengasah empati adalah…
A.Bertanya kepada peserta didik yang melakukan kesalahan, dan mendengarkannya dengan seksama
B.Memberikan perlakuan atau hukuman dengan merata, tidak peduli apapun alasan serta kondisi murid
C.Memiliki sensitivitas saat berkomunikasi dengan murid
D.Melakukan refleksi berkala, berdialog dengan netral tanpa menilai dan menghakimi
Pembahasan :
Jawaban : B
9.
Berikut salah satu ciri dari tipe termometer yaitu...
A.Selalu mengukur suhu di sekitarnya
B.Bertindak cepat, tanpa memikirkan dampak
C.Tidak bersahabat dengan orang yang dingin
D.Tenang, netral dan tidak cepat panas
Pembahasan :
Jawaban : B

Demikian pembahasan mengenai Modul 4 Agar Sama-sama, Meski Beda-beda platform Merdeka Mengajar. Semoga bermanfaat.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 10:42 AM

Soal Post Test Modul 3 Tegas Tanpa Bias

Bias adalah prasangka yang mendukung atau menentang suatu hal, orang, atau kelompok, dibandingkan dengan yang lain. Salah satu hasil bias yaitu prasangka. Prasangka adalah keyakinan yang terbentuk sebelumnya, pendapat, atau penilaian terhadap sekelompok orang atau seseorang sebelum mengetahui lebih jauh.

Bias atau pendapat prasangka tersebut juga membuat segala keputusan dan sikap menjadi tidak akurat. Bias pun mempengaruhi cara diri melihat dan merespon keberagaman. Dasar prasangka bisa dari jenis keberagaman, seperti ras, jenis etnis, usia, kecacatan, agama, atau bahkan karakteristik pribadi lainnya. Bias biasanya dilakukan dengan cara yang dianggap tidak adil. Berikut ini beberapa contoh bias.
  1. Konfirmasi bias atau bias konfirmasi. Ketika ada 2 peserta di kita yang berseteru, kita cenderung untuk lebih percaya dengan peserta didik yang berprestasi dibandingkan dengan dicap bermasalah. Ternyata, hal itu termasuk konfirmasi bias. Yaitu, kecenderungan sesuai orang untuk mencari bukti-bukti yang sesuai dengan pendapat ribadinya tanpa mencari bukti-bukti yang berlawanan. Intinya, bias ini membuat kita mencari informasi berdasarkan apa yang kita yakin ini dan cenderung menolak informasi yang bertentangan.
  2. Ingroup bias atau bias dalam kelompok. Bila di sekolah ada 2 organisasi yang paling bermusuhan anggota baru di pandang ikut mewarisi kebencian dan termusuhan dari seniornya. Ingroupe bias adalah kecenderungan sesuai orang untuk menganggap kelompoknya yang terbaik atau benar atau mutlak sehingga tercipta persepsi bahwa kelompok lain salah. Bias bias kelompok ini bisa berwujut apapun dari mulai kelompok agama hingga kelompok terkecil seperti antar sekolah.
  3. Neglecting Probability Bias atau bias mengabai kemungkinan. Apakah ada di antara ibu dan bapaguru yang takut naik pesawat? Padahal, secara statistik terlaluang terjadi kecelakahan saat mengendarai motor atau mobil secara signifikan lebih besar daripada pesawat. Namun, kita tetap lebih takut naik pesawat karena terbang dan berada di ketinggian 35 ribu kaki di atas pemukaran laut adalah sesuatu yang tidak wajar.
  4. Status Quo Bias. Sebagai pendidik, pasti kita memiliki satu cara tertentu dalam mengolong kelas yang kita anggap selalu berhasil. Lalu, saat ada pendidik lain memberi tahu cara baru yang kreatif terkadang kita tidak mau mencobanya. Terlihat, pikiran tersebut termasuk ke dalam status Quo Bias. Yaitu, anggapan bahwa menjalankan sesuatu seperti saat ini lebih menguntungkan ketimbang mencoba perubahan-perubahan.
  5. Negativity Bias. Atau bias negatif. Pastinya, ibu dan bapak guru pernah mengalami suatu hal yang membuat kita merasa bahagia. Misalnya, suatu hari murid satu kelas kita mendapatkan nilai yang memuaskan. Atau mendapatkan kesempatan untuk makan enak. Tetapi ketika perjalanan pulang dari sekolah malah kehujanan lalu sampai rumah kita mengeluh karena badan basah. Nah, itulah negativity bias. Yaitu, kecenderungan untuk lebih terfokus pada informasi atau pengalaman yang negatif, ketimbang yang positif.
Tegas Tanpa Bias
1. Latihan Pemahaman
A. Merdeka dari Prasangka
Materi ini membahas konsep tentang…
Jawaban : Jeinis-jenis bias dan contohnya
B. Meruntuhkan Piramida Kebencian
Ide utama materi yang dibahas pada video ini adalah…
Jawaban : Dampak dan bahaya dari sebuah bias kecil melalui piramida kebencian
C. 6 Cara Runtuhkan Prasangka
Materi pada video ini membahas tentang…
Jawaban : Langkah yang perlu dilakukan untuk menghilangkan prasangka dan bias
2. Post test
1.
Berikut dampak berbahaya dari bias, adalah…
A.Membuat keputusan yang salah dan tidak adil
B.Memicu tindakan diskriminasi
C.Salah satu akar tindakan intoleransi
D.Semua benar
Pembahasan :
Jawaban : D
2.Ibu Ambar menyukai cara Andre mengorganisasi dan rapi dalam membuat notulensi diskusi kelas. Namun, karena Sinta adalah sekretaris kelas, Ibu Ambar tidak meminta Andre. Ibu Ambar jadi berpikir. Mengapa selama ini tugas sekretaris seringkali diberikan kepada murid perempuan. Padahal murid laki-laki mungkin saja memiliki kompetensi yang sama baiknya, seperti Andre. Perilaku Ibu Ambar merupakan contoh dari…
A.Refleksi
B.Menyadari
C.Terus belajar
D.Renungan harian
Pembahasan :
Jawaban : B
3.Saat Isma tidak mengikuti pelajaran olahraga, Pak Jaka langsung memarahi Isma di depan teman-temannya. Padahal sebenarnya, Isma sedang tidak enak badan. Perilakuk Pak Jaka adalah contoh yang berlawanan dengan langkah…
A.Menerima
B.Mengakui
C.Terus belajar
D.Mempertanyakan pilihan
Pembahasan :
Jawaban : D
4.Kecenderungan untuk mencari bukti-bukti yang sesuai dengan pendapat pribadi tanpa mencari bukti-bukti yang berlawanan, adalah…
A.Bias mengabaikan kemungkinan
B.Confirmation bias
C.Status quo bias
D.Ingroup bias
Pembahasan :
Jawaban : C
5.Beberapa cara yang tepat dalam menerapkan langkah terus belajar, antara lain…
A.Meminta pendapat guru lain mengenai murid, dan mencatat hal menarik yang perlu diperhatikan
B.Bertanya dan berdialog langsung dengan murid, sambil melakukan pendataan mengenai diri, asal dan kondisi murid
C.Meminta murid membuat rangkuman yang menarik mengenai daerah asalnya
D.Mengikuti akun sosial media murid, dan memeriksanya secara berkala
Pembahasan :
Jawaban : B
6.
Kecenderungan untuk mencari bukti-bukti yang sesuai dengan pendapat pribadi tanpa mencari bukti-bukti yang berlawanan, adalah…
A.Bias mengabaikan kemungkinan
B.Confirmation bias
C.Status quo bias
D.Ingroup bias
Pembahasan :
Jawaban : C
7.
Tingkatan piramida kebencian yang paling parah dari segi tindakan dan kerusakannya adalah…
A.Prasangka
B.Genosida
C.Diskriminasi
D.Kekerasan
Pembahasan :
Jawaban : B
8.
Menganggap kelompoknya yang terbaik/benar/mutlak, sehingga tercipta persepsi bahwa kelompok lain salah adalah…
A.Confirmatin bias
B.Bias mengabaikan kemungkinan
C.Ingroup bias
D.Negativity bias
Pembahasan :
Jawaban : C
9.
Terdapat sebagian metode yang pas buat mempraktikkan langkah supaya terus dapat belajar, yaitu…
A.Memohon komentar pada guru lain tentang anak didik, dan mencatat perihal menarik yang berarti buat dicermati.
B.Turut akun sosial media siswa berikutnya memeriksa
C.Bertanya langsung dengan anak didik serta mendata kondisinya
D.Berikan tugas siswa membuat rangkuman tentang wilayah asalnya
Pembahasan :
Jawaban : A

Demikian pembahasan mengenai Modul 3 Tegas Tanpa Bias platform Merdeka Mengajar. Semoga bermanfaat.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 8:32 AM

Soal Post test Modul 2 Mencetak Penggerak di Sekolah

Harun, adalah murid baru yang masuk pada pertengahan semester. Di hari pertama, Harun mengira akan dijauhi karena berbeda keyakinan. Ternyata, teman-temannya berasal dari latar belakang agama yang beragam dan mereka tidak mempermasalahkan perbedaan yang ada. Saat proses belajar terjadi suatu diskusi. Budi menyampaikan pendapatnya dan menawarkan solusi. Sinta menyampaikan pendapat yang berbeda. Harun merasa takjuk karena walaupun berbeda-pandangnya mereka tetap saling menghargai. Berikut ini, tujuh indikator iklim tolerasi di kelas.
  1. Yang pertama, menyelidiki bukan menghakimi. Haruh tak dihakimi karena berbeda latar belakang sukunya dan agamanya. Teman-temannya yang punya latar belakang beragam, mengajaknya berdialoh agar semakin saling paham.
  2. Yang kedua, menyarankan bukan menyalahkan. Saat pekan pertama, Harun terlambat datang. Lalu, Bu Siti sebagai wali kelas melihat, bertanya dan memberi saran. Katanya, kalau mau tempat waktu, bisa siap siap dan jam 6.
  3. Yang ketiga, memuji bukan mencari. Saat pelajaran seni, semua orang membuat karya, termasuk Harun, yang membuat lukisan berupa pura. Lukisannya yang bagus membuatnya mendapat penghargaan.
  4. Yang keempat meyakinkan bikin hati nyaman. Saling menghargai dan menghormati di tengah perbedaan adalah hal yang baik. Dan lebih hebat lagi, bekerja sama dengan orang yang berbeda latar belakang untuk membuat sesuatu.
  5. Yang kelima, bersimpati dan empati,
  6. Yang ke enam menghargai pandangan. Bila suasana kelas saling menghargai, kelas ibu dan bapak guru sudah menjadi ruang yang aman bagi peserta didik.
  7. Yang ketuju, mendukung agar terhubung.
Intoleransi
Kerugian Akibat Sikap Intoleran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti intoleransi adalah ketiadaan tenggang rasa. Istilah ini tentu memiliki makna yang berbanding terbalik dengan toleransi. Kejadian-kejadian intoleransi di dalam masyarakat dapat diakibatkan oleh adanya individu atau masyarakat yang menjunjung tinggi kelompoknya dan memandang rendah yang lain. Setidaknya adalah 15 jenis tindakan intoleransi.
  1. Bahasa, yaitu berupa penghinaan, merendahkan terhadap kelompok budaya, ras, kebangsaan, atau seksual. Bisa juga penolakan hak berbahasa, yaitu ketika bahasa yang berbeda menjadi bahan leluchon.
  2. Stereotip, menggambarkan anggota kelompok yang dicirikan dengan atribut yang sama, biasanya memiliki arti negatif.
  3. Menggoda, mencari perhatian berdasarkan pada pola, sifat, dan karakteristik berilaku manusia tertentu untuk tujuan mengajak atau menghina.
  4. Prasangka, menilai dan menghakimi sesuatu sebelum jelas kebenaranya.
  5. Pengkambinghitaman, menuduh, dan menyalakan terjadinya peristiwa traumatis atau masalah sosial pada kelompok tertentu.
  6. Diskriminasi, pengecualian dari manfaat dan kegiatan sosial atas dasar prasangka.
  7. Pengasingan berperilaku seolah-olah orang lain tidak ada, penolakan untuk berbicara atau mengakui orang lain atau budaya mereka.
  8. Pelecehan, perilaku mengintimidasi dan merendahkan orang lain, seringkali dimaksudkan sebagai sarana untuk memaksa mereka keluar dari komunitas, organisasi atau kelompok.
  9. Penodaan atau penghapusan. Sebagai contoh, bentuk-bentuk perusakan simbol atau struktur agama atau budaya yang dimaksudkan untuk mendahkan dan menertawakan kepercayaan dan identitas orang-orang yang memaknai struktur dan sambol tersebut.
  10. erundungan atau buli yang merupakan perilaku agresif berulang yang dilakukan individu atau kelompok terhadap individu atau kelompok lain karena adanya ketidak sembangan kekuasaan atau kekuatan.
  11. Penggusiran. Menolak hak masuk atau kehadiran di suatu tempat, kelompok sosial, profesi atau tempat berlangsungnya suatu aktivitas.
  12. Pengecualian. Menolak kemungkinan untuk memenuhi kebutuhan dasar dan atau berpartisipasi dalam masyarakat misalnya dalam kegiatan komunal tertentu.
  13. Segregasi. Pemisahan paksa berdasarkan ras, agama atau jenis kelamin untuk mengurangi haknya.
  14. Represi. Pencegahan paksa atau penikmatan hak asasi manusia.
  15. Penggahacuran, pengurungan, pengganiayaan fisik, pemindahan dari mata pencaharian, bahkan serangan bersenjata dan pemgunuhan termasuk dalam kategori ini.

Beberapa kerugian akibat intoleransi antara lain sebagai berikut :
  1. Mereka jadi tidak bisa belajar hal baru
  2. Mereka jadi malas mendengarkan hal yang disukai orang lain, karena tidak sesuai dengan selera mereka
  3. Jadi tega menyakiti,  karena berbeda,
  4. Mereka membatasi pertemanan, menolak, bahkan menyisihkan yang tidak sama,
  5. Tidak segan menghalangi orang lain melakukan kegiatannya, karena tidak sesuai dengan keinginan mereka,
  6. Menertawakan perbedaan karena menganggap itu keanehan. Padahal keragaman seharusnya dirayakan,
  7. Pikiran mereka akan jadi sempit karena merasa keyakinan dan pendapatnya paling benar


1. Latihan Pemahaman

Heru Terharu di Sekolah yang Baru 
Ide utama yang tepat pada materi dalam video adalah…
Jawaban : pentingnya membangun iklim toleran agar sekolah menjadi tempat yang nyama bagi siapa saja
B. Budi Belajar Jadi Penggerak Toleransi
Pada video ini, materi yang dibahas adalah… 
Jawaban : Jenis Jenis intoleransi dan contoh kegiatan yang bisa dilakukan sekolah untuk merawat tolerasnsi

2. Post test
1.
Diskriminasi berarti perilaku yang…
A.Mengecualikan manfaat bagi orang lain, berdasarkan prasangka/bias
B.Menganiaya orang lain secara fisik
C.Menolak mengakui dan berbicara dengan orang lain
D.Pencegahan paksa hak asasi manusia
Pembahasan :
Jawaban : A
2.“Perilaku agresif berulang yang dilakukan seseorang atau kelompok ke orang atau kelompok lain karena adanya ketidakseimbangan kekuasaan atau kekuatan.” Pernyataan tersebut merupakan definisi dari…
A.Segregrasi
B.Pengusiran
C.Penghancuran
D.Perundungan
Pembahasan :
Jawaban : B
3.Menghindari prasangka dengan bertanya, tidak melihat penampilan luar saja, berusaha bersikap netral, adalah beberapa prinsip dari iklim toleran…
A.Mendukung, agar terhubung
B.Berempati dan simpati
C.Meyakinkan, membuat hati nyaman
D.Menyelidiki, bukan menghakimi
Pembahasan :
Jawaban : D
4.Mencoba mendengarkan, memahami perspektif orang lain, dan bertindak karena peduli, adalah beberapa prinsip dari iklim toleran...
A.Menyelidiki, bukan menghakimi
B.Berempati dan simpati
C.Menyarankan, bukan menyalahkan
D.Menghargai pandangan
Pembahasan :
Jawaban : B
5.Asih dibangunkan perlahan saat tertidur di kelas oleh guru Matematika. Lalu guru tersebut memberi memo agar Asih menemuinya dan wali kelas sepulang sekolah untuk berbicara. Berikut adalah contoh dari prinsip iklim toleran…
A.Menyelidiki, bukan menghakimi
B.Mendukung, agar terhubung
C.Meyakinkan, bikin hati nyaman
D.Berempati dan simpati
Pembahasan :
Jawaban : A
6.
Perilaku yang disengaja untuk mengintimidasi dan merendahkan orang lain adalah salah satu indikator dari..
A.Segregasi
B.Pelecehan
C.Represi
D.Prasangka
Pembahasan :
Jawaban : B

Demikian pembahasan mengenai Modul 2 Mencetak Penggerak di Sekolah platform Merdeka Mengajar. Semoga bermanfaat.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 6:45 PM

Soal Post Test Modul 1 Membangun Jembatan untuk Keragaman

Identitas individu adalah semua yang berkaitan dengan keseluruhan ciri-ciri tentang seseorang dan ia juga dibentuk melalui interaksi biologi (bersifat jasmani) dan kehidupan sosial Setiap orang memiliki identitas yang berbeda, begitu pula identitas peserta didik di sekolah. Memahami identitas akan membantu kita untuk melihat identitas yang dimiliki dengan seimbang serta bisa menghargai identitas orang lain. Pada akhirnya, apapun identitasnya, kita memiliki satu kesamaan yaitu sebagai manusia, sebagai warga Indonesia.

Setidaknya, budi menemukan bahwa identitas itu didapatkan karena tiga hal.
  1. Yang pertama, identitas yang sudah dibawa sejak lahir seperti nama, suku, warna kulit, dan lain sebagianya.
  2. Yang kedua, ada identitas yang diberikan oleh orang lain atau lingkunaga sekitar. Karena bersikolah, budi mempunyai identitas baru sebagai murid.
  3. Yang ketiga, identitas yang diberikan oleh diri sendiri. Karena budi menyukai kegiatan sosial dan perubahan, budi menyebut dirinya sebagai sosio-preneur.
Budi
Beda identitas itu wajar, dan kita perlu melihat perbedaan tersebut secara bijak dan pintar. Jangan sampai, karena berbeda, kita jadi saling bertengkar. Karena dari perbedaan itu lah, kita menguatkan satu sama lain, seperti layaknya semboyan negara kita.

Di sekolah kita banyak kelompok, dari yang kecil hingga kelompok yang paling besar. Dari sekian banyak kelompok itu, bisa jadi ada kelompok eksklusif/tidak sehat. Adanya kelompok eksklusif tentu memunculkan pandangan mengenai inferior dan superior. Ternyata, dua pandangan tersebut punya dampak yang sangat horor.
  1. Inferior (jika aku bukan bagian dari mereka): kecenderungan peserta didik tumbuh dengan perasaan rendah diri, tidak
  2. mampu, performa akademik yang buruk, dan menjadi target diskriminasi.
  3. Superior (jika aku bagian dari mereka): kecenderungan peserta didik tumbuh menjadi anak yang merasa paling benar dan harus diistimewakan, intoleran, serta kurang empati.

Keuntungan jika peserta didik bergabung dalam kelompok inklusif
  1. Mengasah jiwa kepemimpinan dalam setting keberagaman
  2. Mengembangkan kemampuan empati dan menolong orang lain dengan lebih cepat
  3. Mengembangkan sikap positif terhadap perbedaan

7 Pemahaman yang Pas Tentang Identitas
  1. Kita punya banyak identitas. Identitas yang manusia miliki itu tidak tunggal. Tetapi, bermacam-macam tergantung konteksnya. Di sekolah ibu dan bapak memiliki identitas sebagai guru. Kalau di rumah, mungkin jadi orang tua, ibu, ayah, kakak atau adi.k
  2. Identitas itu ada yang supatnya permanen atau tidak bisa diubah dan ada yang bisa berubah. Identitas setidaknya terbentuk dari tiga hal. Pertama, identitas yang kita bawa sejak lahir. Kedua, identitas yang kita bentuk sendiri dan yang ketiga, identitas yang diberikan
  3. Apapun kategorinya, tidak ada identitas yang lebih unggul atau lebih rendah. Di sekolah, kita mungkin ada pendidik atau peserta-didik dari agama, suku atau status ekonomi yang berbeda dengan kita. Sebagai guru, tentu mengetahui betapa pentingnya saling menghargai di tengah perbedaan.
  4. Bisa jadi, kita memiliki kesamaan pada satu identitas tetapi perbeda pada identitas yang lain.Ibu dan Bapak di sekolah sama-sama memiliki identitas sebagai guru. Namun, bersamaan dengan itu, Ibu dan Bapak Guru perbeda dalam hal latar  belakang agama, asal daerah, mata pelajaran yang diampu dan juga bidang kahlian.
  5. Setiap orang memiliki perbedaan perseptif tentang identitas yang penting. Misalnya, murid A menganggap identitasnya sebagai anggota klub tari tradisional lebih penting. Namun, murid B menganggap identitasnya sebagai peserta didik di sekolah lebih penting. Oleh karena itu, kita perlu berempati dengan orang yang mungkin saja identitas yang dianggapnya paling penting itu berbeda.
  6. Cara pandang yang salah tentang identitas bisa membuat kita terlalu bangga atau minder. Kalau kita melihat diri lebih unggul daripada yang lain maka kita akan sombong. Keseombongan dan merasa lebih hebat daripada yang lain akan membuat kita sulit memperbaiki diri dan belajar dari orang lain. Begitu pula, kalau minder, kita sulit bergaul dan terbuka dengan orang lain.
  7. Pembelaan berlebihan pada identitas dapat menjadi bibit kekerasan. Sudah banyak kasus di dunia ini dimana kekerasan disebabkan oleh pembelaan berlebihan terhadap identitas. Contohnya, seperti kolompok atau gerakan yang meyakini ras kulit putih adalah ras yang terbaik.

1. Latihan Pemahaman
A, Kisah Budi, Tentang Identitas Diri
Lewat cerita Budi, kita jadi bisa…
Jawaban : memahami bahwa identitas manusia tidak tunggal, namun beragam dan bisa berubah
B. Cerita Shinta, Cari Klub yang Klop di Hati
Materi ini membahas dua konsep tentang…
Jawaban : Ciri-ciri kelompok ekslusif dan lima bahaya jika peserta didik tergabung dalam kelompok ekslusif
C. 7 Pemahaman yang Pas Tentang Identitas
Kesimpulan yang tepat mengenai tujuh pemahaman yang pas tentang identitas adalah?
Jawaban : Cara pandang tentang identitas mempengaruhi pemikiran dan perilaku seseorang terhadap diri dan orang lain
C. Membangun Jembatan di Tengah Keragaman
Kalimat yang tepat untuk menggambarkan materi dalam video adalah…
Jawaban : penting memandang keragaman sebagai potensi kolaborasi dan cara menjembataninya
2. Post test
1.
Perbedaan identitas adalah...
A.Hal yang mustahil karena bawaan lahir
B.Hal yang menyulitkan seseorang untuk bersosialisasi
C.Hal yang wajar dan perlu disikapi dengan tepat
D.Hal yang harus ditentang karena status semua orang sebagai manusia
Pembahasan :
Jawaban : C
2.Berikut yang tidak termasuk ciri kelompok eksklusif, adalah…
A.Menghabiskan banyak waktu dengan kelompok/gengnya saja
B.Merangkul persamaan dan menjembatani perbedaan
C.Menyakiti orang lain yang dengan sengaja disisihkan
D.Hanya menerima orang tertentu untuk bergabung di kelompoknya
Pembahasan :
Jawaban : B
3.Sumber identitas seseorang merupakan...
A.Identitas yang dibawa sejak lahir
B.Identitas yang dibentuk sendiri
C.Identitas yang diberikan lingkungan
D.Semua benar
Pembahasan :
Jawaban : D
4.Jembatan kolaborasi harus dirawat dengan cara…
A.Saling membantu dan memberi semangat
B.Dibiarkan sebab tidak rusak
C.Ditutup supaya tidak dilewati orang lain
D.Saling membantu asalkan ada imbalannya
Pembahasan :
Jawaban : A
5.Berikut ini pemahaman yang tidak tepat tentang identitas adalah…
A.Setiap individu memiliki beragam identitas dalam dirinya
B.Semua identitas sifatnya permanen, tidak bisa berubah
C.Tidak ada identitas yang lebih unggul atau rendah
D.Cara pandang yang salah mengenai identitas bisa membuat individu menjadi sombong atau minder
Pembahasan :
Jawaban : B
6.
Cara agar kolaborasi di tengah keragaman berhasil antara lain…
A.Ketua kelompok yang harus bertanggung jawab atas proses kolaborasi
B.Mendengarkan suara mayoritas, karena pasti benar
C.Perlu tahu porsi dan posisi, dan memahami dimana harus saling mengisi dan melengkapi
D.Menggabungkan semua ide meski tidak sesuai tujuan, yang penting tidak ada yang sakit hati
Pembahasan :
Jawaban : C
7.Memberi identitas pada diri, bisa berdasarkan…
A.Keyakinan dan perkataan orang tua
B.Kesukaan, hobi, hal yang dikerjakan, atau kepribadian
C.Pujian dari guru dan teman
D.Informasi dari internet
Pembahasan :
Jawaban : B
8.
Tentang identitas terhadap diri, berdasarkan …
A.Adanya informasi dari internet
B.MKegemaran, hobi, kepribadian atau hal yang dikerjakan
C.Adanya keyakinan serta perkataan dari orang tua
D.Pujian dari pendidik atau guru dan kawan
Pembahasan :
Jawaban : B
9.Berikut terdapat pertanyaan, salah satu ciri kelompok inklusif seharusnya
A.Tetap berkolaborasi pada kelompok yang inklusifnya
B.Tetap melihat ada persamaan, di balik perbedaan
C.Dengan mementingkan kesamaan
D.Tetap bersaing dengan kelompok eksklusif
Pembahasan :
Jawaban : B
10.Adanya pembelaan yang berlebihan pada identitas dapat menjadi …:
A.Seseorang memiliki kesetiaan yang tinggi
B.Sebagai cara agar percaya diri
C.Kebanggaan sebab bagian kelompok
D.Bibit kekerasan
Pembahasan :
Jawaban : D
11.Adanya jembatan kolaborasi harus dirawat dengan menggunakan cara…
A.Saling membantu dan memberi semangat
B.Dibiarkan sebab tidak rusak
C.Ditutup supaya tidak dilewati orang lain
D.Saling membantu asalkan ada imbalannya
Pembahasan :
Jawaban : A
12.Cara supaya kolaborasi di tengah keberagaman berhasil yaitu...
A.Dengan menggabungkan semua ide walaupun tidak sesuai dengan tujuan
B.Ketua kelompok punya tanggung jawab adanya kolaborasi
C.Perlu mengetahui porsi dan posisi, saling memahami dimana harus mengisi juga melengkapi
D.Menggabungkan semua ide meski tidak sesuai tujuan, yang penting tidak ada yang sakit hati
Pembahasan :
Jawaban : C

Demikian pembahasan mengenai Modul 1 Membangun Jembatan untuk Keragaman platform Merdeka Mengajar. Semoga bermanfaat.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 1:35 PM

Soal Post test Modul 6 Setelah Belajar di Tahap Mahir (Part 1)

Materi penutup mengajak Anda untuk tidak berhenti dalam belajar. Walaupun satuan pendidikan Anda sudah berada pada tahap mahir, tapi roses evaluasi dan refleksi dapat tetap dilakukan secara konsisten. Dengan begitu selalu ada proses belajar dan perkembangan dari satuan pendidikan kita setiap tahunnya.

Dalam menyusun KOSP (Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan), sekolah diberikan wewenang untuk menentukan format dan sistematika penyusunannya. KOSP dikembangkan dan dikelola dengan mengacu kepada struktur kurikulum dan standar yang ditetapkan oleh Pemerintah dan menyelaraskannya dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan daerah. Ternyata penyusunan kurikulum operasional memang meperlukan banyak pihak yang terlibat bukannya satu orang saja. Kita ulas sedikit, sudah belajar apa saja di topik ini.
  1. Pertama belajar cara analisis karakterisik satuan pendidikan.
  2. Kedua, mengenai komponen fisi, misi dan tujuan. 
  3. Belajar cara merancang kurikulum operasional di tahap mahir.
  4. Analisis karakterisiknya juga dilakukan secara sistematis dan sudah mencakup faktor internal dan external. Juga melibatkan banyak pihak untuk mengumpulkan aspirasi. Agar kurikulum yang dikembangkan, lebih kontekstual dan menjawab kebutuhan warga satuan pendidikan. Hasil analisisnya terus digunakan sebagai dasar untuk meninjau ulang fisi, misi dan tujuan satuan pendidikan.

Aksi Nyata merupakan aktivitas terakhir untuk menyelesaikan satu topik Pelatihan Mandiri. Aksi Nyata juga merupakan bentuk praktik pemahaman Anda terhadap topik yang dipelajari dalam Pelatihan mandiri. Melalui Aksi Nyata, Anda bisa mencoba mengimplementasikan teori yang telah dipelajari dalam Pelatihan Mandiri dan mendemonstrasikan pemahaman dan penguasaan materi. Sebagai kepala satuan pendidikan tetap menjadi penmbimbing di kelompok. Agar mengerti semua prosesnya dan menjadi mentor untuk para guru.
Aksi Nyata
Aksi Nyata dapat dilakukan jika Anda telah selesai mempelajari materi pada suatu topik Pelatihan Mandiri hingga Post Test. Untuk mengerjakan Aksi Nyata, perhatikan langkah berikut ini: 
  1. Baca persyaratan lulus validasi Aksi Nyata 
  2. Memilik topik Aksi Nyata di platform Merdeka Mengajar
  3. Melakukan Aksi Nyata di lapangan 
  4. Menuangkan aktivitas Aksi Nyata ke dokumen tertulis  
  5. Mengunggah dokumen Aksi Nyata dalam format PDF ke platform Merdeka Mengajar 

Memilih Topik Aksi Nyata di Platform Merdeka Mengajar
Dalam mengerjakan aksi nyata, langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah memilih topik Aksi Nyata yang sudah disediakan di platform Merdeka mengajar. Berikut caranya:
  1. Klik Pilih Aksi Nyata
  2. Pilihan topik Aksi Nyata akan muncul. Anda bisa membaca rincian atau panduan pada setiap topik untuk membantu Anda dalam menentukan Aksi Nyata yang akan dilakukan. 
  3. Baca dengan saksama rincian pada tiap topik Aksi Nyata dan tentukan topik yang ingin dipilih.
  4. Setelah memilih topik Aksi nyata, klik Selanjutnya 
  5. Lakukan atau praktikan Aksi Nyata sesuai panduan yang ada. Kemudian tuangkan aktivitas Aksi Nyata Anda ke dokumen tertulis. Anda bisa menggunakan aplikasi word processor seperti Microsoft Word, Pages, dan lain sebagainya, lalu ubah dokumen ke format PDF dengan ukuran maksimal 10 MB. Pastikan isi dokumen Aksi Nyata sesuai panduan, yaitu: Aktivitas sesuai dengan topik Aksi Nyata, Memuat dokumentasi saat melakukan Aksi Nyata , Menuangkan buah pikiran personal hasil karya Anda sendiri (hindari plagiarisme)
  6. Selanjutnya, klik Mulai Lengkapi
  7. Geser tombol Aksi Nyata sudah dilakukan ke kanan, lalu klik Ya, Lanjut
  8. Isi Lembar Aksi Nyata: Unggah dokumen Aksi Nyata Anda dalam format PDF maksimal 10 MB dengan cara klik Pilih File, Isi Judul Aksi Nyata , Ceritakan secara singkat Aksi Nyata yang anda lakukan di kolom yang tersedia , Ceritakan pembelajaran yang Anda dapatkan saat melakukan Aksi Nyata, Klik ikon kotak untuk memberi tanda centang sebagai pernyataan bahwa Aksi Nyata yang Anda buat adalah karya pribadi (bukan plagiat) dan sudah sesuai dengan panduan, dan Klik Kumpulkan
  9. Selamat, Aksi Nyata Anda berhasil dikumpulkan. Kemudian klik Lihat Aksi Nyata
  10. Minta umpan balik pada rekan sejawat dengan membagikan Aksi Nyata Anda yang sudah diunggah ke platform Merdeka Mengajar. Klik ikon bagikan yang ada di kanan atas atau klik Bagikan Aksi Nyata yang ada di bagian bawah halaman.
  11. Selanjutnya, Anda bisa menunggu Aksi Nyata Anda divalidasi. Informasi proses validasi Aksi Nyata 

1. Latihan Pemahaman
Untuk mengembangkan kurikulum operasional yang kontekstual, satuan pendidikan bisa menggali aspirasi dari …
Jawaban : Semua benar
2. Post Test
Langkah selanjutnya setelah menyelesaikan topik ini adalah
A. Mengerjakan aksi nyata
B. Mencoba belajar tahap yang lain
C. Melanjutkan belajar ke topik Memahami Kurikulum Operasional pada Tahap Siap bagian ke-2
D. Semua benar
Jawaban : D. Semua benar
Demikian pembahasan mengenai Modul 6 Setelah Belajar di Tahap Mahir (Part 1) Platform Merdeka Mengajar. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 9:12 AM

Soal Post Test Modul 5 Menyesuaikan Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan di Tahap Mahir

Pada tahap mahir kita melibatkan perwakilan peserta didik, orang tua, pengawas, penilik dan mitra dalam menganalisis karak teristik satuan pendidikan. Pun, kurikulum operasional mulai dikembangkan sendiri tanpa modifikasi contoh yang disediakan oleh kementerian pendidikan kebudayaan reset dan teknologi atau Kemendikbudristek. Itu artinya satuan pendidikan punya keleluasahan yang tinggi dalam merancangnya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Nah, apa saja yang perlu diketahui saat kita mengambangkan visi, misi dan tujuan tahap mahir? Pada tahap mahir, kita dapat meningjau ulang kembali visi, misi dan tujuan, berdasarkan hasil analisis karakteristik satuan pendidikan yang telah dilakukan. Masih ingat cara menganalisisnya? Satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai cara untuk mengumpulkan data dalam menganalisis karakteristik.
Visi Misi
Apakah harus menggunakan semua cara ini? Tidak harus, satuan pendidikan dapat menyesuaikan sesuai dengan kesiapannya. Namun, yang perlu diingat adalah pada tahap mahir satuan pendidikan sudah melibatkan pihak eksternal dan mulai menganalisis sesuai dengan aspirasi warga sekolah. Contoh menganalisis faktor eksternal adalah dengan melihat kebijakan daerah atau nasional dan pihak-pihak eksternal yang dapat mendukung program satuan pendidikan. Organisasi, komunitas, tokoh, sumber daya di sekitar satuan pendidikan dan sebagainya.

Setelah mengumpulkan data untuk dianalisis, satuan pendidikan mulai melakukan analisis yang dapat dilakukan salah satunya melalui FGD atau Diskusi Terpumpun. Kemudian, satuan pendidikan melakukan peninjauan ulang kembali atau evaluasi menyeluruh terhadap visi, misi dan tujuan yang sudah dimiliki sekolah. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi faktor internal dan eksternal. Dalam meninjau ulang, visi, misi dan tujuan, satuan pendidikan perlu menyiapkan data-data yang berupa:
  1. Hasil refleksi mandiri,
  2. Hasil analisis karakteristik,
  3. Rapor pendidikan, berupa mutu dan hasil belajar, kompetensi dan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan, mutu dan relevansi pembelajaran,
  4. Hasil observasi pembelajaran
  5. Masukkan dari pendidik, peserta didik, orang tua murid, mitra seperti organisasi, komunitas dan lain-lain.

Data data tersebut merupakan harta karun yang berguna untuk menyelaraskan, visi, misi dan tujuan satuan pendidikan. Tentunya, kita ingin sekolah kita dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat sekitar lingkungan sekolah bukan? Nah, karena visi, misi dan tujuan berperan sebagai refleksi arah pengembangan dan untuk menunjukkan prioritas satuan pendidikan, maka dalam peninjauannya kepala satuan pendidikan bekerja dalam sebuah tim.

Tim tersebut terdiri dari pendidik, perwakilan peserta didik, pengawas, penilik, perwakilan orang tua dan Mitra. Satuan pendidikan dapat melibatkan osis, ketua kelas atau penggurus kelas sebagai perwakilan dari peserta didik. Selain itu, keterlibatan mitra dapat membuka wasan bagi satuan pendidikan akan kompetensi yang dibutuhkan dalam dunia pekerjaan. Secara umum, satuan pendidikan perlu :
  1. Mempertimbangkan hasil analisis karakteristik satuan pendidikan dari sudut pandang masukkan berbagai pemangku kepentingan.
  2. Meninjau secara menyeluruh, visi, visi dan tujuan yang telah dibuat. 
  3. Merumuskan kembali, visi, visi dan tujuan yang kontekstual, berdasarkan analisis karakteristik satuan pendidikan.
  4. Pengawas atau penilik dapat memantau proses perumusan ulang, visi, visi, tujuan, dan menjadi coach jika diperlukan oleh satuan pendidikan.

1. Latihan Pemahaman
Setelah melakukan analisis karakteristik, satuan pendidikan akan meninjau ulang visi, misi, dan tujuan.
Jawaban : Benar
Satuan pendidikan memerlukan hasil analisis karakteristik satuan pendidikan dalam meninjau visi, misi, dan tujuan.
Jawaban : Benar
2. Post test
1.
Apakah peran dari kepala satuan pendidikan ketika sedang melakukan peninjauan tentang visi, misi serta satuan pendidikan?
A.Tidak ada peran dari kepala sekolah
B.Memimpin serta memberikan pengarahan supaya peninjau visi, misi, tujuan selaras dan pada akhirnya tujuan sesuai dengan cita-cita sekolah
C.Dengan mengganti visi, misi, serta tujuan yang sesuai dengan kemauannya
D.Dengan memantau visi, misi serta tujuan akan tetapi tidak memberi masukan
Pembahasan :
Jawaban : B
2.Pada pernyataan di bawah ini adalah yang kurang tepat berkaitan dengan pengembangan visi, misi, serta tujuan di tahapan berkembang yaitu …..
A.Sesudah mengerjakan penyesuaian maka satuan pendidikan harus mengerjakan sosialisasi ulang
B.Sebelum meninjau terhadap visi, misi serta tujuan maka satuan pendidikan wajib mengerjakan analisis SWOT
C.Dalam satuan pendidikan sangat penting untuk meninjau kembali apakah visi, misi serta tujuan sudah memperlihatkan keselarasan
D.Tentang tujuan yang tidak relevan atau sesuai maka dapat dilakukan penyesuaian
Pembahasan :
Jawaban : B

Demikian pembahasan mengenai Modul 5 Menyesuaikan Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan di Tahap Mahir Platform Merdeka Mengajar. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 8:39 AM

Soal Post Test Modul 4 Mendalami Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan (PAUD-SMA)


Dalam pembelajaran dengan paradigma baru, pemerintah pusat menetapkan kerangka dasar Kurikulum untuk dijadikan acuan. Berdasarkan kerangka tersebut, sekolah mempunyai kewenangan untuk merumuskan Kurikulum Operasional di tingkat satuan penidikan yang diawali dengan merumuskan visi dan misi.

Fisi adalah cita-cita bersama untuk jangka waktu tertentu yang di rumusekan berdasarkan masukkan dari seluruh warga sekolah. Sedangkan misi adalah cara-cara yang dilakukan oleh sekolah dalam upaya mencapai visi tersebut. Misalnya, jika kita akan berpergian, maka visi adalah tujuan yang ingin kita capai dalam rentang waktu tertentu. Sementara misi adalah cara untuk mencapai tujuan tersebut. Kurikulum Operasional bersifat fleksibee dan dinamis, artinya satuan penidikan dapat mengembangkan sesuai karakteristik dan kebutuhan selama selaras dengan kerangka dasar yang di tetapkan oleh pemerintah.

Fisi dan misi yang merupakan salah satu komponen utama dalam Kurikulum Operasional di satuan pendidikan menjadi acuan dalam seluruh kegiatan pembelajaran.  Pada praktiknya, semua warga sekolah wajib berkomitmen untuk menerapkan nilai-nilai visi dan misi dalam kegiatan sehari-hari. Untuk itu, penyusunan visi misi ini menjadi kunci dan harus melalui tahap analisis karakteristik satuan pendidikan serta memerlukan refleksi berkala sekitar 4-5 tahun sekali untuk memastikan bahwa visi dan misi masih relevan.
Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan
Sebelum mengembangkan Kurikulum Operasionalnya, satuan penidikan melakukan analisis karakteristik yang mengambarkan keunikan lembaga dan lingkungan belajar. Satuan pendiidikan perlu menampung aspirasi warga sekolah karena visi dan misi menjadi arah yang dituju oleh seluruh warga satuan penidikan.

Untuk melakukan analisis lingkungan belajar kita perlu memperhatikan, perlibatan perwakilan warga satuan pendiidikan. Penggunaan data data yang diperolah dari situasi nyata satuan penidikan. Pengalokasian waktu yang cukup, pemilahan informasi yang relevan. Setelah mendapatkan gambaran kebutuhan warga satuan penidikan dan sarana-parasaranan satuan pendiidikan dapat mulai menyusun visi misinya.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu.
Saat melakukan analisis lingkungan belajar, pastikan visi misi dan tujuan tidak bertentangan dengan kerangka kurikulung yang ditetapkan oleh pusat yakni Tujuan penidikan nasional, pelajar pancasila, struktur kurikulum, prinsip pembelajaran dan asesmen, serta, capaian pembelajaran.

Bagaimana dengan misi? Saat visi sudah diumuskan maka kita bisa mulai untuk menumuskan misi.
  1. Temukan indikator-indikator dalam kalimat visi.
  2. Mintalah beberapa kelompok perwakilan untuk membuat kalimat aktif sebanyak-banyak dari indikator visi.
  3. Kumpulkan dan analisasi semua kalimat aktif yang ada.
  4. Rumuskanlah kalimat-kalimat aktif tersebut ke dalam kalimat serhana namun dengan cakupan yang lebih luas.

Tujuan Satuan Pendidikan
Tujuan harus selalu merupakan perwujudan dari visi dan misi satuan pendidikan. Tujuan satuan pendidikan harus mencerminkan karakteristik atau hasil yang akan dicapai oleh peserta didik. Karakteristik tersebut mencakup berbagai kapasitas dan tanggung jawab seseorang yang mencakup pertumbuhan intelektual, pribadi, dan emosional serta sosial.

Prinsip-prinsip dalam merumuskan tujuan yang berpusat pada peserta didik:
  1. Dalam kurikulum operasional satuan pendidikan, profil pelajar Pancasila secara lengkap menjadi fondasi, termasuk semua dimensi beserta elemen dan sub elemennya. Satuan pendidikan dapat menambahkan kompetensi peserta didik sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, selama tidak bertentangan dengan profil pelajar Pancasila.
  2. Mengevaluasi secara kritis lingkungan belajar di satuan pendidikan dan membuat perubahan yang diperlukan agar memungkinkan semua peserta didik dan pendidik untuk bekerja mengembangkan nilai-nilai profil pelajar Pancasila pada peserta didik.
  3. Memfokuskan kembali pada tujuan satuan pendidikan atau program keahlian untuk SMK, secara kreatif mengelola sumber daya yang ada pada satuan pendidikan, baik itu sumber daya manusia (pendidik/ orang tua, peserta didik) maupun sumber daya lainnya seperti lingkungan/ komunitas di sekitar satuan pendidikan.
  4. Menjadikan profil pelajar Pancasila sebagai prinsip utama setiap program pembelajaran untuk membantu peserta didik berkembang sesuai keragaman potensinya.
  5. Menggunakan profil pelajar Pancasila sebagai alat untuk melakukan refleksi dan analisis seluruh program pembelajaran di satuan pendidikan.
  6. Satuan pendidikan melakukan refleksi secara berkala, untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dalam pembelajaran, pada struktur dan sistem, serta kurikulum yang ada di satuan pendidikan. Dengan demikian, memungkinkan peserta didik dan pendidik yang melaksanakan program pembelajaran, untuk berkembang menjadi seperti yang dideskripsikan di profil pelajar Pancasila yang ada di satuan pendidikan.

1. Latihan Pemahaman
A. Visi dan Misi Satuan Pendidikan
Mana di antara pilihan berikut yang bukan termasuk karakteristik visi yang tepat?
Jawaban : Menggunakan kata-kata yang fantastik agar orang yang membaca menjadi kagum
B. Tujuan Satuan Pendidikan
Tujuan satuan pendidikan merupakan komponen wajib dalam kurikulum operasional satuan pendidikan.
Jawaban : Benar
Fokus dari tujuan satuan pendidikan adalah sebagai berikut, kecuali...
Jawaban : Meningkatkan nama baik sekolah
Apakah kepanjangan dari SMART
Jawaban : Specific, Measurable, Achievable, Relevan, dan Team bound
2. Post test
1.
Apakah maksud dari pernyataan berikut ini: "sebuah tujuan sebaiknya mempunyai jangka waktu yang sesuai"
A.Waktu yang sudah ditentukan memiliki sifat permanen
B.Semakin cepat tujuan yang dicapai maka akan semakin baik
C.Pencapaian pada tujuan yang sesuai target waktu dengan melibatkan guru atau pendidik
D.Waktu yang dialokasikan sesuai dengan hasil rapat pada kurikulum
Pembahasan :
Jawaban : C
2.Perhatikan pertanyaan berikut ini: pada implementasi tahap awal, apa tahap berikutnya sesudah kepala sekolah memperoleh visi, misi serta tujuan satuan pendidikan yang sudah dipunyai?
A.Dengan mengingatkan kembali serta memastikan kepada seluruh warga sekolah untuk memahami serta berkomitmen terhadap visi, misi, serta tujuan di satuan pendidikan yang telah ada.
B.Dengan membuat poster besar kemudian ditempelkan di dinding yang ada di ruang pendidik
C.Dengan mengarsipkannya ke dalam dokumen kurikulum
D.Dengan berkonsultasi bersama para pengawas
Pembahasan :
Jawaban : A
3.Terdapat alasan yang paling tepat mengenai pentingnya tujuan di satuan pendidikan yakni:
A.Pada satuan pendidikan lebih mudah menentukan dimensi profil pelajar Pancasila
B.Pada tujuan pendidikan akan lebih terarah untuk merumuskan program
C.Pada tujuan satuan pendidikan ialah komponen yang harus di dalam dokumen KOSP
D.Pada tujuan dipentingkan dalam merumuskan visi
Pembahasan :
Jawaban : B
4.Berikut terdapat pernyataan tentang fokus pada pembuatan tujuan satuan pendidikan pada hasilnya akan berkaitan dengan profil pelajar Pancasila yaitu:
A.Menggambarkan tentang karakteristik sekolah
B.Adanya kemajuan belajar dari murid
C.Yang sesuai dengan visi misi dari sekolah
D.Dengan mengacu terhadap hasil karakter yang diinginkan siswa-siswi
Pembahasan :
Jawaban : D
5.Berikut ada pertanyaan: terdapat salah satu kriteria tujuan yang baik yaitu spesifik maka apakah artinya?
A.Jelas dan sederhana yang menjadi ciri khas di satuan pendidikan
A.Mengarahkan pada siswa untuk mempunyai keahlian khusus
A.Yang mudah dicapai satuan pendidikan
B.Adalah tidak sama dengan satuan pendidikan lainnya
Pembahasan :
Jawaban : A
6.
erhatikan pernyataan berikut ini, ada salah satu prinsip pembuatan tujuan yaitu menjadikan profil pelajar Pancasila adalah prinsip yang utama dalam setiap program pembelajaran. Hal tersebut penting dikerjakan untuk ….
A.Membantu siswa-siswi supaya berkembang sesuai dengan keragaman potensinya
B.Dengan mengelola sumber daya di satuan pendidikan
C.Untuk meningkatkan nilai akademis bagi siswa-siswi
D.Untuk mengerjakan analisis pembelajaran di satuan pendidikan
Pembahasan :
Jawaban : A
7.Dalam implementasi tahap awal, tahap selanjutnya sesudah kepala sekolah menemukan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan yang telah dimiliki yaitu....
A.Mengingatkan kembali serta memastikan seluruh warga sekolah memahami dan berkomitmen pada visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan yang telah ada
B.Berkonsultasi bersama pengawas
C.Mengarsipkannya dalam dokumen kurikulum
D.Membuat poster besar serta ditempelkan di dinding ruang guru
Pembahasan :
Jawaban : A
8.
Salah satu kriteria tujuan yang baik yaitu spesifik, apakah artinya....
A.Jelas, sederhana, serta menjadi ciri khas satuan pendidikan
B.Mengarahkan peserta didik memiliki kecakapan khusus
C.Mudah dicapai oleh satuan pendidikan
D.Tidak sama dengan satuan pendidikan lain
Pembahasan :
Jawaban : A
9.Salah satu prinsip pembuatan tujuan yakni menjadikan profil pelajar Pancasila sebagai prinsip utama setiap program pembelajaran. Hal tersebut perlu dilaksanakan guna...
A.Membantu peserta didik supaya berkembang sesuai dengan keragaman potensinya
B.Mengelola sumber daya yang ada pada satuan pendidikan
C.Meningkatkan nilai akademis peserta didik
D.Melaksanakan refleksi serta analisis seluruh pembelajaran di satuan pendidikan
Pembahasan :
Jawaban : A
10.Alasan yang paling tepat mengenai pentingnya tujuan satuan pendidikan yaitu...
A.Merupakan komponen wajib dalam dokumen KOSP
B.Satuan pendidikan akan lebih terarah dalam merumuskan program
C.Dibutuhkan untuk merumuskan visi yang kontekstual
D.Satuan pendidikan akan lebih mudah dalam menetapkan dimensi profil pelajar pancasila
Pembahasan :
Jawaban : B
11.Sebuah tujuan hendaknya mempunyai jangka waktu yang sesuai, apakah maksudnya....:
A.Waktu dislokasikan sesuai dengan rapat kurikulum
B.Waktu yang sudah ditetapkan adalah permanen
C.Pencapaian tujuan sesuai dengan target waktu serta melibatkan pendidik
D.Semakin cepat tujuan dicapai maka juga semakin baik
Pembahasan :
Jawaban : C
12.Fokus pembuatan tujuan satuan pendidikan yang pada hasilnya mengenai profil pelajar Pancasila ialah....
A.Sesuai dengan visi dan misi sekolah
B.Menggambarkan karakteristik sekolah
C.Kemajuan belajar peserta didik
D.Dengan mengacu pada hasil karakter yang diinginkan peserta didik
Pembahasan :
Jawaban : D

Demikian pembahasan mengenai Modul 4 Mendalami Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan (PAUD-SMA) platform Merdeka Mengajar. Semoga bermanfaat.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 10:41 PM

Soal Post test Modul 3 Menganalisis Karakteristik Satuan Pendidikanku (Tahap Mahir)

Analisis karakteristik satuan pendidikan dilakukan untuk mendapatkan gambaran utuh, kondisi dan kebutuhan satuan pendidikan tersebut dan seluruh warganya. Pada tahap mahir, satuan pendidikan diharapkan mengembangkan kurikulum satuan pendidikan yang kontekstual, dan sesuai aspirasi warga satuan pendidikan. Untuk itu, perlu dilakukan analisis dan refleksi terhadap kondisi real di satuan pendidikan dengan melibatkan perwakilan peserta didik, orangtua dan masyarakat.

Analisis dilakukan dengan mengumpulkan informasi dari banyak pihak. Satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai cara untuk mengumpulkan data dalam menganalisis karakteristik, yaitu :
  1. Kuisioner. Kuisioner dapat ditujukan kepada pendidik peserta didik, orang tua dan pihak lain yang diperlukan.
  2. Wawancara, mirip dengan kuisionet tapi ditanyakan langsung kepada perwakilan pendidik, peserta didik orang tua dan masyarakat jika diperlukan.
  3. Observasi, pendidik dapat melakukan observasi untuk mengetahu karakteristik peserta didik dan iklim pembelajaran di kelas.
  4. FGD atau diskusi kelompok terpumpun. Dalam forum ini, bapak ibu bisa mengundang perwakilan warga satu pendidikan, tokoh masyarakat juga pengawas untuk berdiskusi secara langsung.
  5. Rapor pendidikan. Sebagai sumber informasi mutu dan hasil belajar, kompetensi dan kinerja dari pendidik dan tenaga pendidikan serta mutu dan relevansi pembelajaran.

Dan masih banyak cara lain untuk mengumpulkan data untuk dianalisis. Setiap cara tentu memiliki kelebihan dan tantangannya masing-masing. Satuan pendidikan boleh menentukan cara yang dirasa paling sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya. Kemudian, data yang dikumpulkan dilakukan analisis lebih lanjut. Satuan pendidikan dapat melakukan berbagai metode analisis seperti :
  1. SWOT. Pada tahap mahir, satuan pendidikan menganalisis kekuatan, aspek perbaikan di dalam satuan pendidikan, serta kesempatan dan ancaman terhadap satuan pendidikan. Dengan mempertimbangkan sudut pandang kebijakan daerah atau nasional dan sudut pandang atau masukkan berbagai pemangku kepentingan, seperti bihak internal dan external satuan pendidikan.
  2. T - Chart, grafik pengorganisasian berbentuk T yang membantu untuk menggandengkan dua hal yang berbeda, contoh, sebab akibat, pro dan kontra, sebelum dan sesudah.
  3. Root cause, alat bantu ini digunakan untuk menemukan akar penyebab dari permasalahan yang terjadi.
  4. Fish Bone, metode ini digunakan untuk menganalisis sebab akibat dari SWOT keadaan, dan metode lainnya.
Satuan Pendidikanku
Analisis karakteristik yang dilakukan pada tahap mahir, dilakukan untuk semakin mengenali menginternalisasi dan menajamkan karakteristik satuan pendidikan itu sendiri. Pada tahap mahir cakapupan analisis meliputi faktor internal dan external dari satuan pendidikan. 
  1. Faktor internal meliputi segala sesuatu yang ada di dalam satuan pendidikan, seperti kondisi peserta didik, kompetensi pendidik, sarana dan prasarana, dan lain-lain.
  2. Faktor eksternal adlah segala sesuatu yang berasal dari luar satuan pendidikan, tapi mempengaruhi karakteristiknya, misalnya kebijakan daerah, sumber daya sekitar, budaya, kondisi sosial ekonomi, dan sebagainya.

Pada tahap mahir, kurikulum dikembangkan sesuai aspirasi warga satuan pendidikan. Lalu siapa saja warga satuan pendidikan ini?  Ada perwakilan peserta didik, pendidik dan tenaga-kependidikan, orang tua atau wali, dinas pendidikan, serta masyarakat setempat. Pilihlah, perwakilan yang bisa merepresentasikan banyak bihab, dengan juga mempertimbangkan, keragaman etnis, gender, agama dan kepertayaan, serta kondisi lainnya.

Satuan pendidikan juga dapat bermitra dengan lembaga dan masyarakat setempat, seperti puskesmas, komunitas, tokoh masyarakat, tokoh adat, atau industri sekitar yang dapat mendukung program satuan pendidikan. Untuk pelibatan dari mitra masyarakat ini, bisa disesuaikan dengan kebutuhan satuan pendidikan. Misalnya, jika satuan pendidikan mau menumbuhkan budaya ramah linkungan, maka dapat bermitra dengan komunitas dan organisasi yang bergerak di bidang lingkungan hidup. Untuk menumbuhkan budaya ramah linkungan ini, satuan pendidikan dapat mengajak masyarakat setempat, sehingga memberi dampak lingkungan bersih dan sehat yang dirasakan warga sekitar. 

Output pada tahap ini adalah satuan pendidikan memiliki hasil analisis dan refleksi mandiri yang meliputi faktor internal dan ekternal misalnya.
  1. Hasil refleksi mandiri.
  2. Hasil analisis karakteristik.
  3. Hasil observasi pembelajaran.
  4. Masukan dari pendidik, peserta didik, orang tua murid, mitra seperti organisasi komunitas dan lain-lain.
  5. Fisi misi tujuan daerah setempat, data terkait informasi sistem sumber daya, fasilitas dan mitra yang tersedia.

Hasil analisis tersebut, kemudian dapat disimpulkan dan dikategorikan. Misalnya, berdasarkan ranah peserta didik, pendidik, sarana dan prasarana sekolah, sosial budaya dan sebagainya. Hasil analisis kemudian menjadi dasar untuk meninjau ulang, visi misi agar visi misi semakin diwujud nyatakan dalam praktik- praktik di satuan pendidikan.

1. Latihan Pemahaman
Menganalisis Karakteristik Satuan Pendidikanku
Pada tahap mahir, cakupan analisis karakteristik meliputi faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kondisi satuan pendidikan.
Jawaban : benar
Dalam menganalisis karakteristik, satuan pendidikan pada tahap mahir melibatkan perwakilan peserta didik, orang tua/wali, masyarakat, dan mitra pendidikan untuk mengumpulkan data yang relevan dan kontekstual.
Jawaban : benar
2. Post test
1.
Terdapat pertanyaan mengenai yang tidak termasuk pada mitra sebagai rekan belajar dalam menyusun kurikulum operasional satuan pendidikan yaitu:
A.Adanya kepolisian, komunitas serta sanggar tari
B.Murid, orang tua atau wali murid serta organisasi
C.Terdapat organisasi, komunitas serta mitra industri
D.Adanya mitra industri, rumah sakit serta puskesmas
Pembahasan :
Jawaban : B
2.Perhatikan pertanyaan sebagai berikut ini, apa sajakah yang termasuk ke dalam faktor eksternal dalam mempengaruhi karakteristik satuan pendidikan?
A.Warga di lingkungan sekitarnya, Dinas Pendidikan serta kebijakan daerah
B.Adanya orang tua atau wali murid, warga di sekitar lingkungan serta industri sekitarnya
C.Guru, kebijakan nasional serta Dinas Kesehatan
D.Siswa-siswi, orang tua atau wali murid, serta warga di sekitar lingkungan
Pembahasan :
Jawaban : A
3.Ada pertanyaan tentang hasil analisis data dipakai untuk sebagai berikut ini:
A.Menjadikan program unggulan sekolah yang berkualitas
B.Untuk menghapus adanya visi, misi
C.Dengan menambah tujuan di satuan pendidikan
D.Untuk menyusun visi, misi serta tujuan yang lebih kontekstual
Pembahasan :
Jawaban : D
4.Perhatikan pertanyaan berikut ini, manakah yang bukan tujuan dari analisis karakteristik  satuan pendidikan?
A.Mengidentifikasi dampak dari satuan pendidikan
B.Memperoleh hasil survey yang positif
C.Dengan memperhatikan hubungan satuan pendidikan pada ekosistem lainnya
D.Menjalankan kurikulum operasional satuan pendidikan yang lebih efektif
Pembahasan :
Jawaban : B
5.Berikut ini ada cara yang tidak dikerjakan ketika menganalisi karakteristik satuan pendidikan?
A.Dengan cara memilah informasi yang sesuai dari hasil analisis
A.Dengan mengumpulkan data dari pemangku kepentingan
A.Dengan mengisi lembar kerja SMART
B.Dengan mempersiapkan portofolio siswa-siswi
Pembahasan :
Jawaban : C
6.
Terdapat pertanyaan tentang langkah konkret apa saja yang tidak penting dikerjakan ketika menganalisis karakteristik satuan pendidikan?
A.Dengan menyimpulkan dalam rangka untuk mengembangkan komponen KOSP lainnya, adalah visi, misi serta tujuan pengorganisasian pembelajaran, dan perencanaan pembelajaran.
B.Dengan memasukkan seluruh informasi yang diperoleh dari hasil analisis
C.Dengan mengumpulkan data lewat banyak cara, misalnya analisis SWOT, wawancara, diskusi terpumpun, kuesioner
D.Dengan memilah yang sesuai dari hasil analisis
Pembahasan :
Jawaban : B
7.Berikut ini yang tidak termasuk tujuan dari analisis karakteristik satuan pendidikan yaitu....
A.Mengidentifikasi dampak satuan pendidikan
B.Memperoleh hasil survei yang positif
C.Melihat keterhubungan satuan pendidikan dengan anggota ekosistem yang lainnya
D.Menyusun tahapan guna menjalankan kurikulum operasional satuan pendidikan yang efektif
Pembahasan :
Jawaban : B
8.
Langkah konkret yang Tidak Perlu dilakukan ketika menganalisis karakteristik satuan pendidikan adalah....
A.Memilih informasi yang relevan dari hasil analisis
B.Memasukkan semua informasi yang diperoleh dari hasil analisis
C.Menyimpulkan untuk mengembangkan komponen KOSP lainnya, yakni visi, misi, tujuan, pengorganisasian serta perencanaan pembelajaran
D.Mengumpulkan data melalui beberapa cara, yakni seperti analisis SWOT, wawancara, kuisioner, diskusi terpumpun, serta lainnya
Pembahasan :
Jawaban : B

Demikian pembahasan mengenai Modul 3 Menganalisis Karakteristik Satuan Pendidikanku (Tahap Mahir) platform Merdeka Mengajar. Semoga bermanfaat.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 6:38 PM

Soal Post test Modul 2 Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan

Sebelum mengembangkan kurikulum operasional, satuan pendidikan perlu melakukan analisis karakteristik dan lingkungan belajar dengan menampung aspirasi anggota komunitas, dan menjadikan visi dan misi sebagai arahan yang disepakati oleh seluruh warga satuan pendidikan. Analisis karakteristik satuan pendidikan penting untuk dilakukan agar mendapatkan gambaran utuh kondisi dan kebutuhan satuan pendidikan dan seluruh warganya. Hasil analisis karakteristik akan menjadi landasan dalam proses perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan.

Jika kita merujuk dari definisi di KBBI, maka dapat kita artikan bahwa karakteristik satuan pendidikan adalah tanda, cara, atau fitur yang digunakan untuk membedakan antara satuan-satuan pendidikan dengan satu-satuan pendidikan lainnya. Tujuan dari memahami karakteristik tersebut, tak lain dan tak bukan, agar satuan pendidikan mampu mengimplementasikan kurikulum operasional satuan pendidikan secara kontekstual. Sesuai kebutuhannya masing-masing.

Sesuatu yang bersifat kontekstual pasti memiliki keterkaitan dengan pengalaman yang dapat langsung dirasakan. Oleh karenanya, penting bahwa kurikulum operasional satuan pendidikan harus dikembangkan secara kontekstual agar dapat memberikan pembelajaran yang bermakna.

Mengapa setiap kepala sekolah? Pendidik dan ternaga kependidikan perlu mengetahui karakteristik satuan unit pendidikannya? Bapak pendidikan kita semua, yaitu Ki Hajar Dewantara, pernah menyampaikan bahwa maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk kehidupan bersama adalah memerdekakan manusia sebagai anggota masyarakat. Artinya setiap pengajaran dan pendidikan yang berlangsung di setiap satuan pendidikan harus mampu menjadi bekal bagi setiap peserta didik untuk dapat hidup bedampingan dengan komunitas masyarakatnya.

Oleh karena itu lah seluruh pemangku kepentingan pendidikan mulai dari kepala soalah pendidik, ternaga kependidikan seperti dinas dan pengawas atau pendilik harus saling bersinergi untuk mengambangkan pendidikan yang konfekstual. Untuk dapat mengembangkan pendidikan yang kontekstual perlu mengetahui karakteristik satiap satuan unit pendidikannya.

Mengapa Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan itu Penting?
Langkah awal untuk menerapkan kurikulum operasional satuan pendidikan adalah dengan melakukan analisis karakteristik satuan pendidikan. Apa dampaknya jika suatu satuan pendidikan berhasil menganalisis karakteristiknya dengan tepat? Analisis karakteristik satuan pendidikan penting untuk dilakukan agar mendapatkan gambaran utuh kondisi dan kebutuhan satuan pendidikan dan seluruh warganya.
Analisis
Belajar Teknik Analisis
Ada banyak ragam metode dan teknik dalam melakukan analisis, diamtaranya adalah dengan menggunakan bagan T-Chart, Analisis SWOT, root cause analysis, fish bone, dan lain sebagainya. Setiap satuan pendidikan bebas menentukan sendiri cara metode analisis yang akan dilakukan.

Cara-cara Efektif Mengumpulkan Data
Tahapan pengumpulan informasi dan data merupakan titik berangkat yang esensial di dalam perumusan kurikulum operasional satuan pendidikan. Para pendidik diharapkan memiliki gambaran dan juga kepercayaan diri untuk memulai pengumpulan data yang diperlukan untuk analisis karakteristik satuan pendidikannya. Data yang dikumpulkan pun bisa disesuaikan dengan kapasitas satuan pendidikan saat ini. Cara yang perlu dilakukan untuk mengumpulkan informasi
  1. Kuesioner, dengan pertanyaan disesuaikan dengan tujuan dan sasaran yang dibutuhkan
  2. Wawancara, untuk mendapatkan data secara langsung
  3. Diskusi kelompok terpimpin/ Focus Group Discussion (FGD) dengan mengundang perwakilan dari seluruh warga satuan pendidikan dan tokoh masyarakat
  4. Observasi, mengamati dan mencatat apa yang tampak dari objek penelitian. Disarankan lebih dari 1 orang yang melakukan observasi di waktu yang sama untuk memperoleh hasil pengamatan yang dapat diandalkan (reliable)
  5. Rapor pendidikan, terkait mutu dan hasil belajar, kompetensi dan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan, serta mutu dan relevansi pembelajaran

1. Latihan Pemahaman
A. Karateristik Satuan Pendidikan
Berikut ini yang bukan komponen dalam analisis SWOT adalah…
Jawaban : Danger (bahaya)
B. Belajar Teknik Analisis
Berikut ini yang bukan komponen dalam analisis SWOT adalah…
Jawaban : Danger (bahaya)
C. Mengumpulkan data
Salah satu sumber informasi mengenai satuan pendidikan yang dapat diperoleh dari Kemendikbudristek adalah:
Jawaban : Rapor pendidikan
2. Post test
1.
Terdapat pertanyaan sebagai berikut ini, manakah yang termasuk dalam faktor internal terhadap analisis SWOT?
A.Strength (kekuatan) serta Weakness (kelemahan)
B.Opportunity (peluang) serta Weakness (kelemahan)
C.Weakness (kelemahan) serta Threat (ancaman)
D.Strength (kekuatan) serta Threat (ancaman)
Pembahasan :
Jawaban : A
2.Berikut ini adalah alat untuk mengumpulkan data dengan menggunakan cara melakukan pengamatan pada objek, yaitu:
A.Memakai wawancara
B.Menggunakan kuesioner
C.Dengan observasi
D.Dengan forum diskusi yang terpumpun
Pembahasan :
Jawaban : D
3.Pada pernyataan berikut ini adalah faktor eksternal dalam karakteristik satuan pendidikan yaitu ...
A.Karakteristik tenaga kependidikan atau guru
B.Karakteristik dari lingkungan
C.Karakteristik siswa-siswi
D.Karakteristik orang tua atau wali peserta didik
Pembahasan :
Jawaban : B
4.Dalam pernyataan berikut ini merupakan beberapa faktor internal pada karakteristik satuan pendidikan, kecuali ...
A.Karakteristik orang tua atau wali murid
B.Karakteristik siswa-siswi
C.Karakteristik tenaga pendidik atau guru
D.Karakteristik dari sosial budaya
Pembahasan :
Jawaban : D
5.Berikut ini terdapat pernyataan tentang salah satu aspek yang diperhatikan untuk menganalisis karakter pendidik serta tenaga kependidikan di satuan pendidikan yaitu:...
A.Banyaknya siswa-siswi yang suka dengan pendidik tersebut
A.Jumlah sekolah yang pernah diajar oleh guru tersebut
A.Tingkat pendidikan terakhir yang diperoleh atau diraih
B.Adanya tingkat kesulitan pada mata pelajaran yang diampu
Pembahasan :
Jawaban : C
6.
Alat untuk mengumpulkan data yakni dengan cara melakukan pengamatan objek disebut ....
A.Wawancara
B.Kuisioner
C.Observasi
D.Forum diskusi terpumpun
Pembahasan :
Jawaban : C
7.Di bawah ini terdapat beberapa faktor internal dalam karakteristik satuan pendidikan, kecuali....
A.Karakteristik tenaga pendidik/guru
B.Karakteristik orang tua atau wali
C.Karakteristik peserta didik
D.Karakteristik sosial dan budaya
Pembahasan :
Jawaban : D
8.
Salah satu aspek yang dilihat dalam menganalisis karakter pendidik dan tenaga kependidikan di satuan pendidikan adalah …
A.Banyaknya sekolah yang pernah diajar
B.Tingkat kesulitan mata pelajaran yang diampu
C.Tingkat pendidikan terakhir yang diperoleh
D.Jumlah peserta didik yang berminat dengan guru tersebut
Pembahasan :
Jawaban : C
9.Berikut adalah beberapa faktor eksternal dalam karakteristik satuan pendidikan, kecuali…
A.Karakteristik lingkungan
B.Karakteristik sosial budaya
C.Karakteristik orang tua/wali
D.Tidak ada jawaban yang benar
Pembahasan :
Jawaban : C
10.Peserta didik yang berada dalam kategori Artistic memiliki minat pada…:
A.Pekerjaan yang membutuhkan kekuatan otot
B.Individu lain dibandingkan dengan alat kerja
C.Hal-hal yang mendetal, terorganisir, dan berkaitan dengan data
D.Situasi yang memberikan mereka keleluasaan untuk memanfaatkan kreativitas
Pembahasan :
Jawaban : D

Demikian pembahasan mengenai Modul 2 Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan platform Merdeka Mengajar. Semoga bermanfaat.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 11:01 AM