Desain Kelompok pada Tari Jepin Selendang

Desain kelompok merupakan salah satu bagian dalam unsur pendukung dalam komposisi tari. Soedarsono (1978:30) menyatakan bahwa ada lima bentuk desain kelompok, di antaranya serempak (unison), berimbang (balance), selang-seling (alternate), pecah (broken), dan bergantian (Canon). Bentuk desain kelompok tersebut memiliki kekuatan dalam menyentuh perasaan penonton pada saat mengapresiasi penyajian tari. Perpaduan antara desain kelompok tersebut akan membuat penyajian tari menjadi lebih menarik dari segi koreografinya.

Tari Jepin Selendang merupakan satu diantara tari melayu tradisi yang ada di Kota Pontianak Kalimantan Barat. Tari Jepin Selendang di Kota Pontianak berkembang di lingkungan daerah Siantan Hilir tepatnya di Jalan Parit Makmur. Tari Jepin Selendang ini dia kenali pada tahun sekitar 1990-an sebagai hiburan dan tontonan untuk masyarakat setempat.

Pada pembelajaran kali ini, Kamu akan mempelajari tentang desain kelompok pada tari Jepin Selendang. Tahukah Kamu, ada 5 bentuk desain kelompok pada tari, yaitu serempak (unison), berimbang (balanced), selang seling (alternate), terpecah (broken), dan bergantian (canon). Tetapi untuk pembelajaran ini, Kamu hanya akan mempelajari 3 desain kelompok saja, yaitu serempak (unison), berimbang (balanced), dan selang seling (alternate).

Berikut ini adalah penjelasan desain kelompok serempak (unison), berimbang (balanced), dan selang seling (alternate) dan contohnya pada tari Jepin Selendang atau tari tradisi lainnya.
No.Desain KelompokKeterangan desain kelompok dan pola lantai
1.Serempak (unison)Bentuk geraknya sama

Unison
Contoh desain unison pada tari Jepin Selendang

Unison 2
Contoh desain unison posisi duduk dengan pola lantai garis lurus.
Unison 2
Contoh desain unison pola pantai V
2.Berimbang (balanced)Gerak penari bisa sama, bisa juga tidak dan Posisi dibagi dalam 2 kelompok yang sama.
Balanced
Contoh desain balanced padatari Jepin Selendang
3.Selang-seling (alternate)Hitungan gerak penari jatuh pada hitungan  yang berbeda dan dengan bentuk yang  berbeda.
Alternate1
Alt 2
Contoh desain alternate padatari Jepin Selendang
1. Desain Kelompok Serempak (unison)
Desan serempak/unison ini memiliki kesan teratur. Serempak yang dimaksud adalah gerakan penari secara bersama dengan hitungan dan waktu yang bersamaan pula. Gerak serempak atau unisondapat diatur atau ditempatkan pada pola lantai lurus maupun lengkung yang disesuaikan dengan arah hadap yang dapat dilihat oleh penonton. 

2. Desain Kelompok Berimbang (Balance)
Desain berimbang atau balance pada penyajian tari kelompok merupakan desain yang menggambarkan posisi penari menjadi dua kelompok yang sama dan seimbang. Dalam penyajian komposisi tari kelompok harus ada keseimbangan, dimana adanya kesimbangan posisi penari pasa saat melakukan gerak dan keseimbangan gerak yang dilakukan penari. 

3. Desain Kelompok Selang-seling (alternate)
Desain selang-seling atau alternate menggambarkan posisi penari berada diantara penari lainnya. Gerak tari yang divariasikan menggunakan desain alternate akan membuat penyajian tari menjadi lebih indah dan variatif. 
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 7:49 AM

Desain Kelompok Dalam Tari Tradisi

Pada unit ini, peserta didik menyelesaikan sebuah proyek yaitu berkreasi membuat desain kelompok pada setiap gerak tari tradisi tanpa mengembangkan gerak tersebut menjadi bentuk gerak yang baru. Hasil kerja tersebut kemudian disusun dalam bentuk konsep penyajian yang dilakukan secara berkelompok. Dalam hal ini peserta didik akan membuat sebuah konsep susunan gerak hasil dari penerapan desain kelompok yang dilakukan. Peserta didik mempresentasikan di depan kelas hasil desain kelompok yang dibuat. Melalui kegiatan ini diharapkan sikap saling menghargai dapat berkembang dengan baik.

A. Desain Kelompok
Desain kelompok merupakan salah satu bagian dalam unsur pendukung dalam komposisi tari. Soedarsono (1978:30) menyatakan bahwa ada lima bentuk desain kelompok, di antaranya serempak (unison), berimbang (balance), selang-seling (alternate), pecah (broken), dan bergantian (Canon). Bentuk desain kelompok tersebut memiliki kekuatan dalam menyentuh perasaan penonton pada saat mengapresiasi penyajian tari. Perpaduan antara desain kelompok tersebut akan membuat penyajian tari menjadi lebih menarik dari segi koreografinya. Berikut adalah penjelasan dan contoh dari setip desain kelompok.

1. Serempak (unison)
Desan serempak/unison ini memiliki kesan teratur. Serempak yang dimaksud adalah gerakan penari secara bersama dengan hitungan dan waktu yang bersamaan pula. Gerak serempak atau unisondapat diatur atau ditempatkan pada pola lantai lurus maupun lengkung yang disesuaikan dengan arah hadap yang dapat dilihat oleh penonton. Berikut contoh beberapa gambar desain serempak/unison.
Desai Unison
2. Berimbang (Balance)
Desain berimbang atau balance pada penyajian tari kelompok merupakan desain yang menggambarkan posisi penari menjadi dua kelompok yang sama dan seimbang. Dalam penyajian komposisi tari kelompok harus ada keseimbangan, dimana adanya kesimbangan posisi penari pasa saat melakukan gerak dan keseimbangan gerak yang dilakukan penari. Berikut contoh beberapa gambar desain berimbang/balance.
Balanced
3. Selang-seling (alternate)
Desain selang-seling atau alternate menggambarkan posisi penari berada diantara penari lainnya. Gerak tari yang divariasikan menggunakan desain alternate akan membuat penyajian tari menjadi lebih indah dan variatif. Berikut contoh beberapa gambar desain selang-seling/alternate.
Alternate
4. Terpecah (Broken)
Desain terpecah atau broken menentukan kecermatan dari koreografer dalam menempatkan posisi penari. Desain ini akan lebih jelas apabila masing-masing penari memiliki pola lantai, desain atas sendiri. Dalam arti bahwa masing-masing penari berada di posisi acak di atas panggung dengan gerak yang berbeda pula antar sesama penari tetapi masih berada satu kesatuan dan saling terhubung satu dengan lainnya dalam bentuk sajian tari. Sebagai contoh, penari diawali dengan posisi pola lantai melingkar kemudian pada waktu yang ditentukan penari bergerak sendiri-sendiri menuju posisi berikutnya secara acak. Berikut contoh beberapa gambar desain terpecah/broken.
Brokrn
5. Berurutan (Canon)
Desain canon atau bergantian merupakan desain yang dimana penari melakukan gerak tari secara bergantian dan saling menyusul. Desain ini dapat dilakukan menggunakan pola lantai di tempat atau berpindah tempat dengan pola garis leurus maupun lengkung. Berikut contoh beberapa gambar desain berurutan/bergantian atau canon.
Canon
B. Pola lantai
Pola lantai merupakan garis-garis atau lintasan yang dilakukan oleh penari ketika melakukan gerak tari dengan berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Pola lantai disebut juga dengan garis imajiner yang sengaja dibuat oleh formasi penari kelompok.
Pola Lantai
Beberapa pola lantai yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran tari adalah lingkaran, diagonal, horizontal, vertical, membentuk huru V dan V terbalik, serta zigzag. Tidak menutup kemungkinan jika dalam penyusunan konsep penyajian tari ini peserta didik berkreasi dan menemukan pola lantai baru yang sesuai dengan desain kelompok dan geraknya maka hal tersebut diperbolehkan.

C. Desain Atas
Desain atas atau air desain (Soedarsono, 1978:23) adalah desain yang berada di atas lantai dan dapat dilihat oleh penonton serta tampak terlukis pada ruang di atas lantai. Terdapat 19 desain atas yang masing-masing memiliki sentuhan emosionil terhadap penonton, diantaranya.
1) desain datar
2) desain dalam 
3) desain vertical
4) desail horizontal 
5) desain kontras
6) desain murni
7) desain statis
8) desain lurus 
9) desain lengkung
10) desain bersudut
11) desain spiral
12) desain tinggi
13) desain medium
14) desain rendah
15) desain terlukis
16) desain lanjutan
17) desain tertunda
18) desain simetris
19) desain asimetris

Amatilah beberapa gambar berikut ini !
Soal
1) Kelompokkanlah gambar-gambar di atas berdasarkan desain kelompoknya!
Desain Kelompok unison: Tari Kebalai dan Tari Kejei
Desain Kelompok balanced: Tari Pakarena dan Tari Tor Tor
Desain Kelompok alternate: Tari Indang dan Tari Saman
2) Uraikanlah pendapatmu mengenai kesan yang ditimbulkan dari penggunaan variasi desain kelompok dan pola lantai yang digunakan pada tari tersebut! 
  • Tari Kebalai dan tari Kejei dikelompokkan pada desain unisonkarena tari tersebut melakukan Gerakan yang sama pada pola lantai V terbalik dan lingkaran. Hal ini memberikan kesan teratur dan spirituil.
  • Tari Pakarena dan Tari Tor Tor dikelompokkan pada desain balanced karena tari tersebut melakukan gerak yang sama dengan posisi pola lantai berimbang di kanan dan kiri panggung. Hal ini memberikan kesan teratur dan isolasi masing-masing kelompok.
  • Tari indang dan tari Saman dikelompokkan pada desain alternatekarena tari tersebut melakukan gerak selang-seling. Tiap penari ganjil dan penari genap melakukan Gerakan berbeda sehingga menimbulkan kesan kesatuan tetapi terpecah. 
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 10:29 PM

Jenis Tari Tradisional Berdasarkan Nilai Artistiknya

Berdasarkan nilai artistiknya, tari tradisi dibagi menjadi 3, yaitu tari primitif, tari rakyat, dan tari klasik. Berikut ini merupakan karakteristik masing-masing jenis tari tradisi tersebut yang difokuskan pada musik, properti, tata rias dan tata busana.

1) Tari Primitif 
Tari ini berkembang pada masa prasejarah atau suku-suku bangsa yang terdapat di pedalaman dan masih melanjutkan tata kehidupan budaya purba. Tari ini memiliki unsur magis dan sakral karena penyelenggaraan tari ini hanya pada upacaraupacara keagamaan dan adat saja. Selain gerak yang sedehana, musik iringan tari ini juga sederhana, begitupun dengan rias dan busananya.

Iringan musiknya hanya menggunakan pukulanpukulan ritmis dari gendang, tong-tong, genta-genta kecil yang terbuat dari kulit buah-buahan atau kerang. Selain itu, tak jarang tarian diiringi tepukan tangan serta nyanyian dan teriakan. Instrumen musik yang digunakan selain gendang biasanya adalah instrumen tiup yang terbuat dari bambu ataupun kerang berukuran besar. Ada juga yang menggunakan instrumen petik untuk mengiringi tarian, khususnya pada tari yang berkembang pada suku-suku yang masih hidup di pedalaman ataupun pulau-pulau kecil. Salah satu contohnya adalah tari Hudog, Kalimantan Timur
tari Hudog, Kalimantan Timur


Kostum yang digunakan pada tari primitif biasanya adalah cawat, bulu-bulu burung, dedaunan, begitupun dengan aksesoris kepalanya. Sedangkan tata rias terkadang menyatu dengan alam. Properti yang dominan digunakan dalam menari yaitu tombak dan pedang.

2) Tari Rakyat
Tari rakyat berkembang pada zaman feodal yang ditandai dengan adanya kerajaan Hindu. Saat itu Indonesia terbagi menjadi dua golongan masyarakat yaitu golongan bangsawan dan rakyat jelata. Tari yang berkembang pada rakyat jelata memiliki bentuk gerak sederhana yang didukung oleh rias dan kostum sehari-hari. Salah satu contohnya adalah tari Yapong, Jakarta
Pertunjukan tari Yapong, Jakarta


Musik yang digunakan yaitu menggunakan alat musik dan lagu daerah setempat. Sama halnya dengan tari primitive, tari rakyat juga diselenggarakan untuk kebutuhan upacara adat, agama. Selain itu juga untuk ikatan kebersamaan warga, yaitu untuk hiburan dan tontonan dengan tujuan untuk bergembira dan pergaulan (tarian sosial)

3) Tari Klasik
Tari klasik berkembang dikalangan raja dan bangsawan dan memiliki nilai artistik yang tinggi. Tari ini memiliki ciri khas yaitubentuk tarian yang tertata rapi dan memiliki aturan baku dan mengikat (pakem), yang tidak boleh dilanggar. Rias dan busana yang dikenakan penari serba mewah. Tari klasik berkembang di daerah yang memiliki kerajaan.Contoh tari klasik salah satunya adalah tari Bedhaya Ketawang, Jawa Tengah
Pertunjukan tari Bedhaya Ketawang, Jawa Tengah
2. Unsur Pendukung Tari
Unsur pendukung tari termasuk hal-hal yang penting, dimana masingmasing memiliki peran dan fungsinya dalam mendukung sebuah penyajian tari. Dalam komposisi tari, unsur-unsur tesebut juga disebut dengan elemen pendukung komposisi. Soedasono (1978:21) mengatakakn bahwa terdapat beberapa elemen pendukung dalam sebuah tarian, diantaranya gerak, musik, Rias dan busana, properti, pola lantai, desain dramatik, dinamika, desain kelompok, tema, dan tempat pertunjukan. 

1) Gerak 
Gerak menurupan elemen utama dalam sebuah tari. Seperti yang diuangkapkan La Meri (1975:63) bahwa tari adalah gerak. Gerak yang dimaksud adalah gerak tubuh dari manusia. Dalam gerak tari terbagi menjadi tiga, yaitu gerak maknawi, gerak murni, dan gerak berpindah tempat.

2) Musik
Elemen dasar dari musik adalah nada, ritme dan melodi. Ritme adalah degupan dari musik, umumnya dengan aksen yang diulang-ulang secara teratur. Melodis atau lagu yang didasari oleh tinggi dan rendahnya nada serta kuat dan lembutnya alunan nada. Nada adalah tinggi rendahnya suara ketika kita mengucapkan kata dalam suatu kalimat.

Musik iringan tari terbagi menjadi dua, yaitu iringan internal dan iringan eksternal. Menurut Murgiyanto (1992:42-50) iringan eksternal atau iringan sendiri, artinya iringan tari yang berasal dari penarinya sendiri dan iringan eksternal atau iringan luar, artinya bunyi pengiring tari yang dilakukan atau dimainkan oleh orang-orang yang bukan penarinya.

3) Properti
Properti merupakan alat atau benda yang digunakan saat menari untuk menunjang penampilannya. Properti juga sebagai media bantu berekpresi dalam tarian (Hidajat, 2001:33). Fungsi lain properti dalam tari diantaranya: (1) mendeskripsikan tema tarian; (2) mempertegas karakter penari; (3) memperindah gerak. Jenis properti dikelompokkan menjadi dua, yaitu set properti dan handproperty. 

4) Rias dan busana
Rias dan busana menjadi sangat penting dalam pertunjukan tari karena tata rias dan busana merupakan identitas suatu tari. Menurut Sumaryono dan Suanda (2006:100-103), untuk tata rias sendiri memiliki bentuk rias yang simbolis (menggunakan garis-garis atau bentuk yang tidak menggambarkan wajah atau alam nyata) maupun yang realis (mempertegas garis-garis diwajah dimana penari harus tetap menunjukan wajah aslinya tapi sekaligus mempertajam ekspresi dan karakter tarian yang dibawakan). 
Tata busana juga memiliki bentuk busana yang realis (merujuk pada tata busana yang terlihat pada kehidupan sehari-hari) dan tata busana simbolis (memiliki simbol-simbol khusus untuk mempertunjukan dan berbeda dari busana keseharian).

3. Struktur Tari
Struktur berarti susunan dari berbagai material atau komponen sehingga membentuk suatu kesatuan. Sumaryono dan Suanda (2006:86-87) menjelaskan mengenai batas adegan yang ditampilkan saat menari dalam tari untuk mengenali batas antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya agaklah sulit untuk dijelaskan, karena tarian bersifat berkesinambungan yakni bergerak dari awal sampai akhir.

Terdapat aspek-aspek yang bisa diamati, yaitu mengenai pengulangan-pengulangan gerak, perpindahan posisi dan perubahan karakter atau suasananya. Dalam sebuah tari, pasti memiliki awal – tengah – akhir, atau pengantar – isi – kesimpulan, pengenalan – konflik – penyelesaian (Sumaryono dan Suanda, 2006:87). Berikut ini adalah beberapa referensi yang dapat dibaca oleh guru untuk mendapatkan pengetahuan materi terkait.
Referensi
Demikian pembahasan mengenai Jenis Tari Tradisional Berdasarkan Nilai Artistiknya.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 9:37 PM

Identifikasi Gerak Saat Petani Bekerja di Sawah

Kegiatan bertani bukanlah kegiatan yang dapat dilakukan oleh siapa saja, oleh karena itu kita wajib menghormati dan mengapresiasi pekerjaan petani. Petani berada di sawah kurang lebih selama 6 hingga 8 jam, misal berangkat mulai jam 8 dan pulang jam 4 sore. Waktu tersebut adalah estimasi kerja ketika belum musim panen, jika musim panen petani akan menghabiskan waktunya seharian di sawah, bisa hingga 12 jam bekerja.

Kegiatan petani ini jika belum masuk masa panen, biasanya petani akan berangkat dari rumah pukul 07.00-08.00 petani berangkat dari rumah, sesampainya di sawah mulai bekerja mencabuti rumput, mengontrol padi, menghalau burung, mengusir hama dan mengairi sawah jam 11 - jam 13 para petani akan beristirahat dengan menyantap makan siang yang telah dibawa dari rumah, dilanjutkan bekerja hingga menjelang sore.

Dalam proses memanen padi hingga menjadi beras, petani menggunakan jasa beberapa orang yang membantunya di sawah, dan mesin rontok untuk membantu petani memisahkan batang dan buah padi. Selain itu, petani juga menggunakan hewan untuk membantu bekerja di sawah seperti sapi maupun kerbau yang diberi alat untuk membantu petani membajak sawah.

Tetapi sekarang petani sudah jarang menggunakan hewan seperti sapi, karena sudah ada alat/mesin traktor yang khusus untuk membajak sawah. Selain itu, petani juga mengajak handai taulan atau kerabat dekat untuk bersama menggarap sawah dan hasilnya dibagi bersama.

Banyak petani saat ini yang dibantu oleh tenaga mesin, tidak hanya membajak sawah menggunakan tractor, petani juga menggunakan mesin lain untuk mengetam, kemudian memisahkan batang dan buah padi.

Selain bekerja merawat padi hingga tumbuh dewasa dan menguning, petani juga harus mengusir hama yang mengganggu petani, hama yang mengganggu dan merugikan petani adalah belalang atau walang, tikus, dan burung. Hal ini sangat diwaspadai oleh petani, mengingat proses menanam padi hingga menjadi beras sangat panjang dan perlu ke-hati-hatian.

Lingkungan atau kondisi lahan juga mempengaruhi proses penanaman padi, misal di daerah perbukitan pengolahan sawahnya tidak dengan dibajak tetapidilubangi menggunakan taju dengan jarak 20 cm x 20 cm (taju ini digunakan untuk membuat lubang), kemudian diberi 5 benih di dalam satu lubang dan ditimbun dengan sedikit tanah.

Setelah padi berusia 2 bulan, maka dilakukan pemupukan lalu dilakukan perawatan seperti mencabuti rumput dan penyemprotan hama hingga padi berusia 3 bulan dan dilakukan pemupukan lagi hingga usia padi sampai 5 bulan dan siap untuk dipanen menggunakan ani-ani kemudian diinjak-injak sampai terpisah dengan batangnya.

Setelah itu, dijemur hingga benar-benar kering dan padi siap digiling. Berbeda dengan lokasi sawah yang di daerah dataran, yang lahannya bisa dibajak dengan menggunakan traktor hingga penggilingan gabah yang juga menggunakan mesin atau alat.

Peserta didik menguraikan gerak-gerak bermakna sesuai dengan unsur ruang, tenaga, waktu, yang ditemukan pada plot aktifitas petani. Contoh: misalkan unsur ruang, gerak mencangkul yang jika diuraikan peserta didik membutuhkan ruang besar di dalam ruang pribadi untuk mengayunkan cangkul dari atas ke bawah dan dari kanan ke kiri ataupun bergerak d ruang umum dengan bergerak mencangkul berjalan ke kanan dan kiri, ke depan dan mundur ke belakang ataupun berputar. Begitu pula dengan unsur tenaga dan unsur waktu.

Peserta didik membuat list properti beserta aksesoris yang digunakan oleh petani. Contoh: Caping, cangkul, sabit, “orang-orangan sawah”, bakul dan tampi
Kostum
Peserta didik bersama kelompok juga menentukan kostum yang disesuaikan dengan karakter petani, baik pria maupun wanita.Contoh: Rencana kostum yang akan digunakan untuk laki-laki : menggunakan kaos polos putih, celana hitam, Caping, ikat kepala, ikat pinggang berupa kain sarung yang dilipat dan diikat di pinggang. Contoh : Rencana kostum yang akan digunakan perempuan: kebaya, kain jarit, ikat  kepala yang dijadikan bandana.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 6:30 PM

Konsep Tari dengan Tema Kehidupan Petani.

Salah satu media untuk memperkenalkan lingkungan melalui ragam pekerjaan di sekitar pada anak bisa melalui pembelajaran tari. Alam semesta berikut berbagai flora fauna dan manusia sebagai pengelolanya dapat diangkat menjadi tema sebuah karya tari.

Pada kegiatan ini peserta didik mengklasifikasikan kehidupan petani menjadi beberapa bagian. Contoh: aktivitas petani, alat yang digunakan petani, hewan yang ada di sekitar petani / membantu ataupun hama dalam kehidupan bertani, proses menanam padi hingga menjadi beras, dan lain sebagainya

Lingkungan merupakan tempat tinggal manusia, hewan dan tumbuhan untuk hidup dan berkembang biak. Manusia, flora dan fauna sebagai makhluk hidup saling berhubungan, saling berkaitan, dan memiliki hubungan symbiosis dalam lingkaran siklus kehidupan. Siklus hidup ini terus berputar berganti generasi melalui proses masing-masing.

Manusia adalah salah satu makhluk hidup yang memiliki akal budi dalam menciptakan budayanya sendiri, sedangkan fauna hanya dapat bereproduksi, dan flora mengalami metabolisme. Lingkaran siklus kehidupan manusia, flora dan fauna saling berhubungan, adanya hubungan ini dapat sama-sama saling menguntungkan dan saling merugikan.

Menghargai lingkungan tidak hanya dengan merawat flora dan fauna, namun juga menghormati sesama, menjaga, mencintai alam beserta isinya. Salah satu cara menghargai sesama yakni menghormati pekerjaan yang bersifat positif atau baik di sekitar kita.

Setiap manusia memiliki posisi dan porsi yang berbeda di dalam siklus kehidupan. Manusia diposisikan sebagai makhluk yang diberikan kelebihan dalam berfikir dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya. Untuk ini, manusia diberikan tugas tidak hanya menjaga hubungan baik dengan sesamanya, namun juga menjaga keseimbangan alam dengan cara merawat, dan melestarikan alam beserta isinya.

Seperti halnya kehidupan petani beserta lingkungannya, petani memiliki ekosistem yang terbangun secara alami dengan alam, pekerjaan petani erat hubungannya dengan flora dan fauna. Seperti yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya, burung Pipit-padi-petani memiliki keterkaitan satu sama lain. Baik itu hubungan saling menguntungkan, maupun salah satu atau keduanya dirugikan, namun itulah ekosistem yang telah terbangun secara alami seperti yang telah dijelaskan.

Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian pada sektor pertanian. Sampai saat ini, sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting, karena membantu meningkatkan perekonomian dan kebutuhan pangan bagi masyarakat Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia memiliki mata pencaharian sebagai petani.
Petani
Petani merupakan orang yang bekerja menggarap lahan agar menghasilkan bahan pangan, baik dikonsumsi sendiri maupun dijual. Petani memiliki peran penting yaitu berkontribusi  dalam mensejahterakan masyarakat demi memenuhi kebutuhan pangan. Langkah-langkah petani padi dalam mengelola lahan yaitu: 
  1. Petani membajak lahan sawahnya menggunakan alat berat atau disebut dengan tractor.
  2. Petani menanamkan bibit tanaman padi pada lahan yang disediakan. Pada masyarakat yang tinggal di daerah Jawa Tengah dan DIY biasa disebut dengan tandur.
  3. Lalu petani mulai memberikan pupuk.
  4. Setelah itu, petani menunggu tanaman padi siap untuk di panen. Dalam melaksanakan panen, petani padi ada yang menggunakan mesin dan ada yang manual. Biasanya di daerah pedesaan lebih banyak menggunakan cara yang manual walau memakan waktu beberapa hari jika lahan luas. Namun, untuk para petani yang memperjualbelikan hasil panennya, biasanya sudah menggunakan mesin perontok padi untuk mempermudah dan menghemat waktu.

Pada saat petani melaksanakan panen, terdapat beberapa kebiasaan yaitu:
a. Alat yang digunakan petani dalam melaksanakan panen secara manual menggunakan beberapa alat antara lain: sabit, gerobak, Caping, karung, terpal, sapu kayu dan sapu lidi.
  • Sabit digunakan sebagai alat pemotong tanaman padi yang akan dirontokkan menggunakan gerobak khusus untuk panen.
  • Gerobak yang digunakan khusus untuk panen diselimuti dengan kain yang bertujuan untuk melindungi padi yang telah dirontokkan. Gerobak digunakan bagi petani yang melakukan panen secara manual sedangkan petani yang melakukan panen secara otomatis menggunakan mesin perontok padi.
  • Caping digunakan oleh petani sebagai penutup kepala agar kepala tidak terkena paparan sinar matahari secara langsung.
  • Karung digunakan untuk tempat padi yang telah dirontokkan agar terkumpul menjadi satu.
  • Terpal digunakan untuk menjemur padi yang telah dipanen dan dikumpulkan dalam satu karung.
  • Sapu kayu digunakan untuk membolak-balikkan padi yang dijemur.
  • Sapu lidi digunakan untuk menyapu rontokan daun tanaman padi yang ikut di dalam karung.

b. Petani biasa membawa bekal ke sawah berupa nasi lengkap dengan sayur dan lauk pauk ditambah minuman teh hangat yang dinikmati saat istirahat siang.

Petani adalah sosok paling dekat dengan lingkungan sawah, padi, dan burung Pipit. Menjadi petani yang bekerja di sawah membutuhkan keuletan dan kesabaran, karena untuk menjadi beras, padi membutuhkan waktu untuk tumbuh, berkembang dan berbuah. Tidak hanya sabar merawat padi di sawah yang luasnya ribuan hektar, petani juga harus menjaga padi agar tidak diserang hama pengganggu, seperti burung Pipit, gulma, tikus dan walang. Keuletan dan kesabaran petani merupakan nilai yang dapat dicontoh peserta didik.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 11:20 PM

Unsur Unsur Pendukung Tari

Unsur pendukung tari tak kalah penting fungsinya dari unsur utama tari. Unsur pendukung tari yang dimaksudkan ada tata rias, kostum, musik, tata panggung, dan tata cahaya yang digunakan. Bila unsur utama tari harus ada dalam pementasan tari, tidak semua unsur pendukung tari wajib ada.

Selain elemen pokok gerak terdapat elemen pendukung berupa rias, busana,  properti dan musik. Tata rias dan busana berfungsi sebagai sebagai pembentuk  karakter dan pemberi identitas tarian, sehingga memperlihatkan tarian tersebut  berasal. Peralatan tata rias bisa berupa face painting, seperangkat kosmetik, dan  peralatan lain yang diperlukan untuk mengaplikasikan make up.

Tata rias wajah  fantasi dipergunakan untuk menampilkan wajah asli berubah menjadi tidak realistik,  karena yang tampil adalah wujud rekaan yang merupakan adaptasi dari bentuk  tertentu. Hal ini bisa mengubah wajah menjadi sangat ektrim, sehingga penonton  tidak mengenali lagi wajah aslinya. Hal ini bisa berlaku untuk peran padi dan burung  Pipit, yang secara bentuknya bukan berwujud manusia tetapi tumbuhan dan hewan.  Rias wajah untuk peran padi Diantaranya bisa berbentuk beberapa batang padi  berwana hijau atau gambar bulir bulir padi menguning yang dilukis di wajah.

Untuk burung Pipit juga sama, wajah menjadi media untuk menggoreskan  warna. Garis-mata burung, bulu-bulu, bentuk hidung, dan bentuk fisik lain yang  bisa diaplikasikan dan semua goresan itu memperkuat karakter burung. Guru bisa  menyampaikan contoh tata rias dalam bentuk gambar dan video bisa disampaikan  pada peserta didik sebagai sarana apresiasi peserta didik. Hal ini menjadi rangsang  visual peserta didik untuk mendapatkan ide gambar lain sesuai dengan kebutuhan. 

Busana atau kostum yang digunakan untuk menari dipergunakan untuk memperkuat karakter dan tema yang dibawakan.  Untuk peran padi dan burung Pipit, peserta didik bisa membuat kreasi dari kain-kain dan kertas-kertas hias sebagai penambah aksen. Rias dan busana harus terlihat  harmoni, saling mendukung secara artistik.
Unsur Pendukung Tari  data-original-height=
Untuk kebutuhan artistik peserta didik  juga bisa menggunakan bahan-bahan daur ulang dengan memanfaatkan berbagai  barang bekas atau sampah di sekitar kita. Selain murah meriah, cara ini juga sebagai  bagian dari pemanfaatan dan mengurangi sampah bagi lingkungan.

Keberadaan  tari tentu tidak lepas dari musik. Harus ada keselarasan antara musik dan tari,  baik aspek irama maupun tempo. Bila keduanya cocok dan dinamika musik sesuai,  tampilan tari akan utuh. Selain sebagai iringan tari, kehadiran musik juga sebagai  pembawa suasana. 

Untuk cerita padi dan burung Pipit, musik yang dipergunakan bisa mengambil  dari musik tradisi setempat yang akan menambah suasana persawahan. Selain  musik eksternal yaitu suara musik yang berasal dari sebuah konsep musikal alat  musik tertentu, ada juga musik internal yaitu musik yang bersumber dari penari  misalnya hentakan kaki di lantai, jentikan jari, tepukan tangan, suara vokal penari  dan sebagainya.

Peserta didik bisa menggali ide dari musik yang sudah ada dan  membuat komposisi dari alat-alat musik yang mudah ditemukan di lingkungan  sekelilingnya. Misalnya dari alat-alat dapur, kaleng-kaleng bekas, bambu bambu dan lain sebagainya. Penggunaan barang daur ulang sampah sebagai penunjang  artistik pertunjukan tari menjadi sebuah aktivitas kreasi peserta didik yang  bermanfaat. Hal ini dapat mengurangi pencemaran sampah, mengasah kreativitas dan menghemat pengeluaran.

Selanjutnya peserta didik bekerja secara individu maupun kelompok untuk membuat unsur-unsur pendukung tari.
Unsur PendukungKeterangan
Tata busana/ kostum
  1. Peserta didik dapat menggunakan kostum yang ada di sekitarnya 
  2. Membuat bentuk padi atau bunga-bunga dari kardus dan kertas koran, atau bahan-bahan lain yang mudah ditemukan peserta didik
  3. Membuat mahkota, sayap dan bentuk lain yang ada dalam karya tari dari barang-barang yang tersedia
Tata Rias
  1. Peserta didik dapat menggunakan rias cantik, rias karakter, rias fantasi dan dibantu oleh guru.
  2. Peserta didik dapat menggunakan bahan alami untuk merias diri. Seperti, warna yang didapat dari daun atau bunga, dari tanah liat dan bahan lainnya
Musik
  1. Peserta didik dapat membuat musik iringan dengan menggunakan kenthongan, ember, suara kaleng, suara angin, suara gabah yang ada dalam tampah.
  2. Peserta didik dapat menggunakan suara tepukan dari diri mereka. Tepuk tangan, suara injak bumi, teriakan, suara petik tangan, dan lainny
Tata Panggung
  1. Peserta didik membuat “orang-orangan sawah” untuk menguatkan suasana sawah.
  2. Peserta di4ik membuat Caping atau peralatan sawah lain, kemudian diletakkan di panggung
Tata Cahaya
  1. Peserta didik dapat menggunakan cahaya matahari sebagai sumber cahaya/ lighting.
  2. Peserta didik dapat membuat pencahayaan dengan tambahan lamp

Demikian pembahasan mengenai Unsur Unsur Pendukung Tari pada pembelajaran Seni Tari untuk kelas IV Sekolah Dasar Kurikulum Merdeka.

Sumber : Buku Seni Tari Kelas IV Kurikulum Merdeka, Kemendikbud
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 10:07 PM

Contoh Rangkaian Gerak Sesuai Elemen Tari

Gerak tari adalah unsur utama dari tari. gerak tari selalu melibatkan unsur anggota badan manusia. Gerak dalam tari berfungsi sebagai media untuk mengkomunikasikan maksud-maksud tertentu dari koreografer. Gerak Tari yaitu perubahan posisi atau sikap anggota badan pada saat menari. Gerak tari merupakan unsur utama pada tari. Pada gerak tari pengolahan keindahannya dibagi menjadi gerak stilatif dan distortif. Mengutip buku komposisi tari memiliki elemen-elemen dasar sebagai berikut.

1. Desain Gerak
Gerakan tari dapat dibentuk melalui desain yang dibuat. Bentuk dan kebutuhan tenaga yang disalurkan dalam gerakan mencerminkan makna tarian itu sendiri.  Oleh karena itu, bentuk dan kedalaman isi suatu tarian sangat menentukan bagaimana tari dapat menimbulkan kesan emosi bagi penonton.

2. Desain Musik
Agar dapat menghidupkan tarian, musik harus sesuai dengan gerakan tari yang ditampilkan. Sebagai contoh, ketika gerakannya berupa hentakan, musiknya pun menghentak.  Begitu pula sebaliknya, jika musiknya mendayu-dayu, gerakan yang dipilih lembut dan penuh perasaan.

3. Desain Lantai
Desain lantai adalah garis yang dibentuk oleh formasi penari kelompok. Secara umum, desain lantai terbagi menjadi dua, yakni desain garis lurus dan desain garis lengkung. Pola garis lurus dapat dibuat ke depan, belakang, dan ke samping, atau berbentuk segitiga, segi empat, huruf T, huruf V, dan zigzag. Sementara garis melengkung dapat berwujud ular, spiral, lingkaran, angka delapan, dan sebagainya.

4. Desain Atas
Desain atas merupakan gerakan yang ditampilkan ketika meloncat, melompat, atau melayang sejenak di udara. Gerakan ini ditunjukkan melalui gerakan mengayun-ayun atau melambaikan tangan di atas garis bahu.

5. Dramatik
Dramatik juga menjadi unsur yang menghidupkan suatu tari. Dramatik berhubungan dengan klimaks atau ending. Komposisi tari yang kesan puncak atau klimaksnya tidak berkesan tentu terasa hambar untuk dihayati.
Elemen Gerak Tari
6. Dinamika
Dinamika merupakan pergantian atau perubahan gerakan badan tertentu dari lemah ke kuat atau sebaliknya. Wujud dinamika dalam gerak banyak terdapat pada anggota gerak bagian atas dan bawah.

7. Komposisi Kelompok
Komposisi kelompok berhubungan dengan jumlah penari. Dalam hal ini, komposisi tari yang dipakai harus disesuaikan dengan jumlah penari yang tampil. Misalnya, formasi gerakan terpecah lebih cocok diaplikasikan pada kelompok yang berjumlah banyak sehingga kesan yang ingin ditampilkan lebih menonjol.

8. Tema
Tema merupakan acuan dalam pemilihan gerakan. Dengan demikian, tema juga menjadi dasar bagi eksplorasi gerak, improvisasi gerak, dan penataan gerak. Tema yang dipilih sebaiknya disesuaikan dengan iringan musiknya.

9. Rias dan Busana
Riasan dan busana pada dasarnya merupakan elemen pendukung dalam tari. Pada beberapa tarian, unsur ini menjadi sangat vital dan dibutuhkan untuk memperdalam atau menunjukkan adanya karakter atau penokohan.

10. Properti
Properti adalah peralatan yang digunakan untuk pementasan tari. Properti tentu saja disesuaikan dengan kebutuhan koreografi. Properti tari digunakan untuk mempertegas konsep dan makna suatu komposisi tari.

Berikut ini Contoh Rangkaian Gerak Sesuai Elemen Tari
Elemen Komposisi TariContoh Rangkaian Gerak
Desain GerakPeserta didik menggunakan desain lengkung:
  • Penari menggerakkan tangan yang terlentang dengan sedikit lengkung seperti burung terbang mengepakkan sayapnya.
  • Penari membungkuk seperti padi yang merunduk ketika siap panen

Peserta didik menggunakan desain tinggi:
Gerakkan orang-orangan sawah tangan telentang atau ke  atas untuk menghalau burung

Peserta didik menggunakan desain vertikal:
  • Petani menengadahkan tangan ke atas sebaga wujud syukur kepada yang kuasa
  • Petani menirukan gerak tumbuhan padi ketika awal tumbuh yang menjulang tegak ke atas
Desain LantaiKarya tari tentang tumbuhan padi dan burung Pipit ini dapat menggunakan pola lantai lurus yang terkesan kuat, dan pola yang menggambarkan kerja sama dalam tim seperti gerombolan burung-burung Pipit. Guru dapat mengeksplor penggunaan pola lantai yang dapat mencerminkan nilai-nilai tersebut. Misal, menggunakan pola:
  • Lingkaran
  • Lengkung
  • Lurus atau diagonal
  • Huruf V
  • Angka 8
Desain DramatikPeserta didik memberikan alur cerita dalam karya tari sesuai dengan imajinasi yang dituangkan dalam gerak. Ada tahap awal , konflik, akhir, konklusi/ penyelesaian. Nilai-nilai yang diteladani dapat diberikan penekanan dalam gerak hingga pesan dapat tersampaikan.
Desain KelompokPeserta didik mengaplikasikan desai kelompok yang terdiri dari:
  • Unison (kompak)
  • Balance (seimbang)
  • Broken (terpecah/memisah)
  • Alternate (selang-seling)
  • Cannon (berurutan)
  • Proportion (proporsi)

Contoh:Gerakan sekumpulan biring Pipit yang bergerombol ketika mengitari sawah. Kemudian broken ketika para burung mencari padi untuk di makan. Gerak tumbuhan padi yang berdekatan satu sama lain dengan jarak yang telah diatur oleh petani, sehingga tampak seimbang.
Desain MusikPeserta didik dapat menggunakan musik eksternal maupun internal. Eksternal berasal dari luar tubuh penari seperti suara gemericik air, suara burung, suara gesekan daun padi terkena angin. Musik internal adalah musik yang berasal dari tubuh penari, seperti suara siul, tepukan tubuh, atau teriakan dari para penari.
DinamikaPeserta didik memberikan sentuhan emosi, ekspresi pada gerak-gerak tari yang bersumber pada tumbuhan dan hewan yang mereka amati, dalam hal ini contohnya adalah padi dan burung Pipit. Bagaimana burung susah payah mendapatkan padi setelah dihalau oleh “orang-orangan sawah”
Kostum, tata rias, tata panggungPeserta didik merancang kostum dan tata rias yang akan digunakan dalam karya tari padi dan burung Pipit. Dapat disesuaikan dengan bentuk fisik dari padi dan burung Pipit.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 8:09 PM

Beberapa Tari Tradisional dan Unsur Pendukungnya

Seni tari adalah seni mengenai tari menari (gerak-gerik yang berirama). Seni tari dipertunjukkan dengan ekspresi penjiwaan melalui gerakan ritmis yang estetis dan indah. Tari tradisional adalah tarian yang lahir tumbuh berkembang dalam suatu masyarakat yang kemudian diturunkan atau diwariskan secara terus menerus dari generasi ke generasi. Nah berikut ini Beberapa Tari Tradisional Beserta Unsur Pendukungnya.

1. Tari Kejei
Tari Kejei merupakan salah satu bentuk tari tradisi yang berkembang di daerah Bengkulu. Tarian ini dipercaya masyarakat mengandung unsur sakral dan magis. Awalnya tarian ini sebagai pembuka pada perayaan Kejei, yaitu perayaan besar bagi masyarakat suku Rejang.
Kejei
Sekarang pemerintah setempat memperbolehkan tari Kejai ditarikan pada setiap acara-acara walaupun tidak pada saat upacara Kejai. Hal ini dirasa perlunya pelestarian Tari Kejei yang merupakan ciri khas seni tari di daerah Rejang Lebong agar tidak tengelam dari kemajuan zaman yang terus berkembang dengan pesat. Tari Kejei ini biasanya digunakan untuk merayakan pernikahan, khitanan, panen raya, dan kegiatan-kegiatan lain yang berbau kedaerahan.

a. Musik Tari Kejei
Adapun alat musik yang digunakan dalam tari Kejei yaitu gong, kulintang, dan redap, yang terdiri dari satu buah gong, 5 buah kulintang dan satu buah redap. Alat musik tersebut sangat penting perannya dalam tarian Kejei. Sebelum dimulainya tarian Kejei, alat musik tersebut oleh masyarakat suku Rejang disaratkan dalam ritual te mu’un gung klintang.

Berikut adalah tujuh lagu tarian Kejei atau gabungan dari beberapa lagu rejang yang telah disepakati.
  1. Ombak laut
  2. Tupai melompat
  3. Siamang balik bukit
  4. Percang naik tebing
  5. Kumbang mengharap bunga
  6. Burung klating
  7. Diwo menimbang anak

b. Properti Tari Kejei
Properti dalam tari Kejei adalah tempat sirih (cerano)

c. Tata rias Tari Kejei
Rias yang digunakan menggunakan rias realis. Masyarakat mengenalnya dengan penyebutan rias cantik. Warna-warna yang dipilih menyesuaikan dengan warna dari busana yang dikenakan oleh penari

d. Tata busana Tari Kejei
Pakaian yang dikenakan oleh penari pria berupa:
  1. Baju jas belango warna hitam
  2. Celana dasar hitam
  3. Penutup kepala yang disebut dengan cek’ulew
  4. Selempang dari kanan ke kiri
  5. Songket
  6. Keris

Untuk pakaian yang dikenakan penari wanita berupa:
  1. Baju kurung beludru warna merah yang ditabur logam warna kuning emas
  2. Mengenakan songket
  3. Selendang
  4. Motif bagian bawahnya berbentuk pucuk rebung
  5. Sunting goyang dan cempaka harus ganjil
  6. Mengenakan gelang
  7. Kemudian burung-burung

2. Tari Blantek
Tari Blantek merupakan tari tradisi yang berkembang di Betawi. Gerak dalam tari ini berasal dari gerak-gerak dasar tari Topeng. Awalnya tari Blantek ini sebagai tari pembuka pada pertunjukan Topeng Blantek, yaitu pertunjukan teater rakyat. Penyebutan nama Blantek diambil dari bunyi musiknya yaitu blan-blan crek.
Blantek
a. Musik Tari Blantek
Musik pengiring tari Blantek berasal dari perpaduan alat musik tanji,seperti terompet, trombone, baritone, gendang, gong, simbal, dan tehyan.

b. Properti Tari Blantek
Properti tari Blantek berupa selendang atau sampur dalam bahasa Sunda, yang diselipkan di bagian pinggang kiri dan kanan. Sesekali sampur tersebut dimainkan saat menari.

c. Tata Rias Tari Blantek
Tidak ada karaketeristik khusus dalam tata rias tari Blantek. Dalam hal ini tata rias yang digunakan untuk berupa rias realis. Selain mepertegas garis-garis wajah, tata rias tersebut juga memberikan wajah penari lebih terlihat merona dengan pengaplikasian warna di mata, pipi, dan bibir.

d. Tata busana Tari Blantek
Busana tari Blantek terdiri baju atasan, ampreng, sampur, toka-toka, kain sarung batik.

3. Tari Lenso – Maluku
Tari Lenso merupakan tari tradisional yang berkembang di Maluku dan biasa ditarikan dalam kegiatan penyambutan di berbagai acara seperti, adat, hiburan, maupun pertunjukan. Dalam bahasa Portugis, kata Lenso bermakna saputangan.
Lenso
a. Musik Tari Lenso
Tari Lenso diiringi musik khas tradisi Maluku, seperti bunyi dari totobuang dan tifa. Irama yang dimainkan bertempo sedang dan menggambarkan keceriaan.

b. Properti Tari Lenso
Properti dalam tari Lenso berupa saputangan yang diselipkan di antara jari penari. Saputangan yang digunakan umumnya berwarna putih atau merah.

c. Tata Rias tari Lenso
Tata rias yang digunakan adalah rias realis dengan memberikan kesan natural dari wajah penarinya dan mempertegas garis-garis wajahnya.

d. Tata Busana Tari Lenso
Busana yang dikenakan menggunakan kebaya putih lengan panjang (baju celei) dan kain cele. Busana tersebut juga sebagai busana adat tradisioanl Maluku. Bagian rambut disanggul atau digelung dengan aksesoris bunga putih sebagai pemanis.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 8:13 AM

Deskripsi Gerak Tari Jepin Selendang

Gerak tari merupakan gerak tubuh yang telah disusun sedemikian rupa dengan memperhatikan unsur estetis dan ritmisnya. Tari Tradisi Jepin Selendang yang berasal dari Pontianak Utara provinsi Kalimantan Barat, dimana geraknya terdiri dari tiga macam gerak. 

Pada gerak Tari Jepin Selendang tidak memiliki dinamika yang bervariasi seperti tari kreasi. Tari Jepin Selendang terdapat perubahan level dan perubahan tempo, tempo yang digunakan adalah tempo sedang dan lambat hingga ke tempo sedang kembali dalam penggunaan tariannya.

Begitu pula pada gerak yang ditarikan terdapat perubahan yaitu pada saat gerak raddat, karena pada ragam tersebut perubahan dinamika terjadi dari sisi gerak yang menjadi sedikit lebih lembut. 

1. Gerak Jepin Empat-empat (Gerak Pembuka)
Hitungan1
Hitungan 1
  1. Hitungan satu, kepala tegak dengan muka menghadap ke depan dan posisi badan berdiri.
  2. Posisi tangan kanan lurus dan sedikit membuka ke samping kanan. Posisi tangan kiri membentuk sudut siku-siku di depan dada.
  3. Posisi kaki kanan berada di depan mengarah ke serong kanan dengan bertumpu menggunakan tumit. Posisi kaki kiri berdiri tegak.
Hitungan 2
Hitungan 2
Hitungan dua, kaki kanan di depan dengan tapak kaki menapak. Posisi tangan, kaki kiri, torso dan kepala tidak berubah dan masih sama dengan hitungan satu.

Hitungan 3
Hitungan 3
Hitungan tiga, kaki kiri melangkah ke posisi berdampingan dengan kaki kanan. Gerakan tangan kebalikan dari gerakan pada hitungan satu

Hitungan 4
Hitungan empat, kaki kanan melangkah di tempat diikuti perubahan pada tangan kembali ke posisi hitungan satu.
Hitungan 4 dan 5
Hitungan 5
Hitungan Lima, kaki kiri melakukan gerakan seperti pada hitungan satu pada kaki kanan.
Hitungan 7 dan 8
Hitungan selanjutnya lakukan seperti bergantian hingga 6 x 8 selesai. Gerakan tangan sama dengan hitungan tiga.

2. Gerak Menahan Anyaman
Hitungan 1
Buka Anyam 1
  1. Hitungan satu kepala tegak, arah wajah dan pandangan kurus ke depan, posisi badan berdiri. 
  2. Posisi kedua tangan lurus ke atas dengan sedikit membuka. 
  3. Posisi kaki kanan berada di serong depan kiri, posisi kaki kiri berdiri tegak
Hitungan 2
Anyam 2
Hitungan dua posisi wajah, kepala, badan dan tangan seperti hitungan satu. Posisi kaki kanan dan kiri berdiri tegak
 
Hitungan 3
Hitungan tiga kaki kiri melakukan gerakan berkebalikan sama seperti hitungan satu 
Hitungan 3 dan 4
Hitungan 4
Hitungan empat melakukan gerakan yang sama seperti hitungan dua.

Hitungan 5, 6, 7, dan 8
Gerakan 5678
Hitungan lima, kaki kanan melakukan gerakan seperti pada hitungan satu. Gerakan tangan sama seperti hitungan satu sampai seterusnyaGerak ini dilakukan sebanyak 5x8 hitungan.

3. Gerak Pasang/Buka Anyaman
Hitungan 1
Hitungan 1
  1. Hitungan satu kepala dan wajah menuduk menghadap ke bawah, posisi badan sedikit condong ke depan.
  2. Posisi kedua tangan lurus ke bawah dengan sedikit membuka.
  3. Posisi kaki kanan berada di serong depan kaki kiri dan posisi kaki kiri sedikit ditekuk.

Hitungan 2
Hitungan 2
Hitungan dua posisi kepala, wajah badan dan tangan sama seperti hitungan satu. Posisi kedua kaki sejajar dan sedikit ditekuk.

Hitungan 3
Hitungan 3
Hitungan tiga posisi badan dan tangan sama seperti hitungan sebelumnyaPosisi kaki melakukan gerakan berkebalikan dengan hitungan satu.

Hitungan 4
Hitungan empat melakukan gerakan yang sama seperti hitungan dua.
Hitungan 48
Hitungan 5, 6, 7, dan 8
Hitungan lima, kaki kanan melakukan gerakan seperti pada hitungan satu pada saat Pasang/Buka Anyam.Gerakan tangan sama seperti hitungan satu pada saat Pasang/Buka Anyam sampai hitungan seterusnya.Gerak ini dilakukan sebanyak 8x8 hitungan. 

4. Gerak Pasang/Buka Anyam dengan properti selendang
Pertama
Hitungan satu sampai delapan kedua penari maju dengan menggunakan gerak Pasang/Buka Anyam yaitu badan menunduk dengan tangan berada di bawah dan kaki melakukan gerakan menendang
Selendang
Kedua
Hitungan satu sampai delapan kedua penari bergerak membentuk lingkaran dengan arah sebelah kiri untuk memasang anyaman. Kemudian bergerak membentuk lingkaran dengan arah berlawanan dari sebelumnya untuk membuka anyaman, hingga kembali ke tempat semula

5. Gerak Raddat
Hitungan 1 dan 2
Hitungan satu dan dua posisi duduk bersimpuh dengan kedua tangan berada di depan muka dan melakukan gerak ukel. Posisi kepala dan wajah sedikit menghadap sedikit ke atas.
Radat1
Hitungan 3 dan 4
Hitungan tiga dan empat posisi duduk bersimpuh, posisi kepala dan wajah menunduk dengan badan sedikit condong ke depan. Kedua tangan bertepuk sebanyak dua kali di posisi bawah.

Gerakan 5 dan 6
Hitungan lima dan enam melakukan gerakan sama seperti gerakan hitungan satu dan dua. Posisi kaki sama seperti posisi sebelumnya.
Gerakan 5-8
Gerakan 7 dan 8
Hitungan tujuh dan delapanmelakukan gerak sama dengan hitungan tiga dan empat.Lakukan sebanyak 3x8 pengulangan.

Gerakan Mengukel ke Samping Kanan dan Kiri
Hitungan satu sampai empat posisi duduk bersimpuh dengan kepala dan wajah menghadap ke samping kanan sedikit ke atas. Kedua tangan melakukan gerakan ukel secara bersamaan, dimana posisi tangan kanan berada di samping kanan dan sedikit ditekut, posisi tangan kiri mengikuti tangan kanan dengan posisi berada di depan dada.
Uke Kanan 1-4
Hitungan lima sampai delapan posisi kaki, dan badan sama seperti hitungan 1-4, gerakan tangan dan muka melakukan gerak berkebalikan seperti hitungan 1, Hitungan selanjutnya lakukan gerakan ini hingga 4x8 selesai.
Ukel Kiri
Tarian ini menunjukan kegembiraan dalam permainan menganyam selendang sehingga menjadi sebuah anyaman yang disebut “cepol” atau “sanggul, Tari Jepin Selendang memiliki dinamika sedang dan lambat. Dinamika sedang berada pada saat penari Tari Jepin Selendang menarikan pada ragam gerak pembuka, gerak membuat anyaman, gerak raddat, gerak membuka anyaman dan gerak penutup. Dinamika lambat terjadi pada saat penari Tari Jepin Selendang melemparkan dan mengembalikan selendang.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 10:22 PM

Unsur Pendukung Tari Jepin Selendang

Tari Jepin Selendang merupakan satu diantara tari melayu tradisi yang ada di Kota Pontianak Kalimantan Barat. Tari Jepin Selendang di Kota Pontianak berkembang di lingkungan daerah Siantan Hilir tepatnya di Jalan Parit Makmur. Tari Jepin Selendang ini dia kenali pada tahun sekitar 1990-an sebagai hiburan dan tontonan untuk masyarakat setempat.

Unsur pendukung dikenal juga dengan istilah aspek artistik yaitu elemen yang dapat membantu serta menunjang pertunjukan tari agar menjadi lebih indah dan menarik. Ada empat unsur pendukung yang dibahas dalam unit pembelajaran 1 ini yaitu musik, properti, tata rias dan tata busana. Dalam prosedur kegiatan pembelajaran 1 ini unsur pendukung yang dibahas terlebih dahulu adalah musik dan properti.

1. Musik
Dalam koreografi, musik bersifat fungsional yang terdiri dari tiga fungsi (Hidajat, 2008). 
  1. Pertama, musik berfungsi sebagai iringan atau partner gerak yaitu memberikan dasar irama pada gerak bagaikan rel sebagai tumpuan rangkaian gerak. Fungsi ini memberikan kesesuaian irama musik terhadap irama gerak. Pemilihan musik sebagai iringan harus disesuaikan dengan irama gerak karena musik dapat mengungkapkan karakteristik tari. Musik iringan seperti ini biasanya digunakan untuk koreografi yang tidak memfokuskan pada cerita atau lakon yang disampaikan secara kronologis. 
  2. Kedua, musik berfungsi sebagai penegas gerak. Fungsi ini juga memiliki karakteristik yang sama dengan fungsi musik sebagai pengiring. Musik menjadi penumpu gerak dan memberikan tekanan terhadap gerak. Musik seperti ini bisanya digunakan untuk koreografi yang memiliki rasa ritmikal yang menonjol seperti koreografi yang bersumber dari gerak pencak silat.
  3. Ketiga, musik berfungsi sebagai ilustrasi yaitu berfungsi memberi  suasana pada koreografi untuk menggambarkan peristiwa sehingga dapat diterima oleh penonton. Sebagai ilustrasi, musik berfungsi membangun suasana, baik itu suasana lingkungan tertentu atau suasana hati. Musik seperti ini biasanya digunakan pada koreografi yang berstruktur dramatari.

Musik dalam tari terdiri dari dua macam yaitu internal dan eksternal. Musik internal adalah musik yang dilahirkan oleh tubuh penari seperti tepukan tangan, hentakan kaki, suara penari dan lain sebagainya. Sedangkan musik eksternal adalah musik yang bunyinya berasal dari instrumen musik seperti biola, gitar, gendang, dan instrumen musik lainnya.

Musik pada tari Jepin Selendang berfungsi sebagai pengiring tari yang terdiri dari musik eksternal dan internal. Musik iringan eksternal tari Jepin Selendang adalah musik iringan Jepin Melayu yang dimainkan dengan menggunakan alat musik dan syair-syair yang dinyanyikan untuk mengiringi penari. Sedangkan musik iringan internal terdapat pada tepukan tangan penari secara bergantian. saat melakukan gerak Raddat untuk beberapa hitungan.

Tari Jepin Selendang diiringi dengan tempo musik sedang. Pemain musik iringan tari Jepin Selendang tidak dibedakan berdasarkan strata sosialnya. Berikut ini adalah gambar alat musik yang digunakan untuk mengiringi tari Jepin Selendang.
Tari Jepin Selendang
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa tari Jepin Selendang juga diiringi oleh syair. Adapun bunyi syair-syair tari Jepin  Selendang adalah sebagai berikut.
“Tari selendang yang kami tampilkan” 2x
“Delapan orang putri yang tampil ke depan” 2x
“Selendang dianyam saling berkaitan” 2x
“Ke kanan dan ke kiri untuk dimainkan” 2x
“Tari delapan putri menari berkawanan” 2x
“akhirnya jadi akhir jadi anyaman” 2x

“Izinkanlah kami membuka anyaman” 2x
“Saling berputar berpasang-pasangan” 2x
“Sambil diayun membentuk satu lingkaran” 2x
“Satu persatu saling berputar” 2x
“Saudara saudara ini hanya satu permainan” 2x
“Jikalau ada kesalah mohon kami dimaafkan” 2x

2. Properti
Properti merupakan alat yang dibawa penari saat menari. Tari Jepin Selendang menggunakan properti selendang berwarna-warni dengan panjang 2 meter dan lebar 50-70 cm. Warna yang beragam menunjukkan/sebagai simbol bahwa walaupun berbeda tetapi tetap menyatu. Setiap penari menggunakan satu selendang yang pada awalnya seledang diikatkan di pinggang penari, lalu kemudian digunakan untuk menari.
Properti Tari
Inti dari penggunaan properti selendang dalam tari ini untuk membuat pola anyam yang disebut cepol atau menyerupai sanggul. Pola anyam tersebut menggambarkan aksesoris yang digunakan oleh wanita di kepala. Posisi cepol harus kokoh dan bediri tegak. Hal tersebut memberikan simbol bahwa dibalik kelembutan seorang wanita terdapat kekuatan didalamnya. Sebagai bentuk penggambaran dari simbol tersebut, dalam proses anyaman yang dilakukan penari harus menjaga keeratan selendang agar posisi cepol yang dihasilkan tetap tegak dan tidak miring.

3. Tata Rias
Tata rias memiliki fungsi pengubah karakter seseorang atau tokoh sehingga membentuk watak yang sesuai dengan ide tari, memperkuat ekspresi penari, dan menambah daya tarik penampilan penari (Sekarningsih dan Rohayani, 2006). Adapun jenis tata rias yang perlu diketahui adalah sebagai berikut. 
  1. Tata rias korektif yaitu bentuk tata rias yang bersifat menyempurnakan (koreksi). Kekurangan-kekurangan yang terdapat pada wajah dapat ditutupi dan dapat menonjolkan bagian-bagian menarik dari wajah.
  2. Tata rias fantasia atau tata rias karakter khusus yaitu bentuk tata rias yang mengubah wajah menjadi bentuk yang tidak realistik.
  3. Tata rias karakter yaitu bentuk tata rias yang diaplikasikan untuk melahirkan karakter yang dikehendaki oleh karya tari dengan mengubah tampilan wajah penari.
Tata Rias
Tata rias yang digunakan dalam tari Jepin Selendang adalah tata rias natural dan cantik. Riasan tari menggunakan foundation, bedak tabur, bedak padat, eye shadow, shading, pensil alis, blush on, lipstik, pensil alis, mascara dan eyeliner.

4. Tata Busana
Dalam tari busana berfungsi sebagai artistik. Busana berfungsi memperjelas tema tari dan menghidupkan karakter penari dalam satu penyajian tari. Busana menambah keindahan pada tari dan menciptakan keserasian antara tubuh penari dengan tariannya. Dalam menentukan busana tari diperlukan pertimbangan-pertimbangan seperti pemilihan warna, bahan dan bentuk. Hal ini untuk menggambarkan jiwa dan semangat tari serta membantu mewujudkan suasana yang akan dilahirkan dalam tari.
Tata Busana
Tata busana tari Jepin Selendang terdiri atas baju kurung, kain dengan motif/corak insang, dan teratai, serta dilengkapi aksesoris kepala seperti sanggul lipat pandan, kembang goyang berbentuk daun atau bambu dan anting. Warna baju kurung dan kain tidak memiliki aturan tertentu. Warna disesuaikan dengan ketersediaan busana yang dimiliki. Penari dapat menggunakan warna yang sama ataupun berbeda-beda dalam satu kelompok tari.
Busana 2
Tempat pertunjukan yang digunakan pada penyajian Tari Jepin Selendang adalah tempat yang tidak mempunyai syarat khusus serta tidak mempunyai sudut depan sehinga dapat dilihat dari sudut manapun., Tarian ini ditarikan pada saat adanya acara keluarga seperti hajatan, Hataman Qur’an. masak-masak, halal bihalal dan acara pernikahan. Tetapi, tarian ini pada awal terciptanya ditarikan juga untuk menghibur

Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 8:45 PM

Gerak Maknawi dalam Tari dan Keseharian

Kegiatan bertani siklusnya adalah tanah di luku (dibajak menggunakan kerbau) kemudian di garu(tanah dibolak-balik menggunakan alat seperti garpu yang terbuat dari kayu dan berukuran besar) lalu proses  perendaman air yang sering disebut angler agar tanah bisa menjadi tanah liat/endhut, setelahnya di kerek yaitu kegiatan menggaris tanah sampai terbagi menjadi beberapa kotak segi empat kecil yang kemudian di tanduri/ditanami padi. Maka kegiatan petani ketika menanam padi dilakukan dengan gerakan mundur supaya tepat pada garis yang sudah dipersiapkan.

Hal tersebut enunjukkan bahwa segala sesuatu akan lebih baik apabila dipersiapkan terlebih dahulu. Kegiatan tersebut merupakan upaya petani untuk tetap menjaga tanah agar dapat diolah dan menghasilkan hasil alam yang bermanfaat bagi makhluk hidup.

Teori-teori tentang kehidupan yang dipelajari saat ini merupakan hasil dari pengalaman nenek moyang kita. Nilai-nilai kehidupan yang didapat oleh mereka dari pembelajaran dengan alam, diwariskan pada kita melalui sikap dan perilaku sehari-hari. Nilai-nilai inilah yang membangun karakter generasi muda.

Pentingnya kita memahami strategi menjaga dan melestarikan alam adalah bekal untuk melakukan siklus kehidupan sesuai dengan ekosistem yang ada. Alternatif pembelajaran tentang kebermaknaan nilai dengan alam adalah dengan memahami profesi-profesi yang langsung bekerja mengolah alam. Salah satunya adalah petani.

Petani bekerja dalam ekosistem buatan yaitu sawah, yang didalamnya komponen biotik dan abiotik yang saling mempengaruhi. Petani bekerja berdampingan dengan alam. Alam harus dijaga, saling menghargai dan melestarikan melalui kerja sama antara semua makhluk hidup di dalamnya.

Nilai saling menghargai, menghormati dan melestarikan alam tercermin dalam karya tari ini. Selain itu nilai kerja keras, disiplin, kerja sama serta kerukunan juga menjadi salah satu pesan yang digambarkan dengan karya tari petani.

Melalui karya tari yang disadur dari kehidupan sehari-hari petani, peserta didik belajar menghargai orang lain melalui pekerjaan yang dilakukan oleh orang tersebut, orang yang berada di lingkungan hidup peserta didik, dengan ragam pekerjaan apa yang dilihat peserta didik, sehingga peserta didik menyadari bahwa:
  1. Setiap pekerjaan memiliki tingkat kesulitan yang berbeda.
  2. Setiap pekerjaan memiliki peran dan manfaat yang berbeda di dalam kehidupan.
  3. Setiap pekerjaan jika dilakukan dengan ikhlas akan membawa manfaat tidak hanya untuk diri sendiri namun utuk orang di sekitarnya.
  4. Semua pekerjaan itu baik dan menebarkan banyak kebermanfaatan untuk sesama, tidak ada pekerjaan yang tidak baik.

Pada dasarnya dalam tari terdapat pula gerak yang mempunyai makna atau pesan tertentu. Gerak tari adalah gerak hasil stilasi atau distorsi dari gerak di kehidupan. Gerak distorsi adalah gerak yang dalam pengolahannya menjadi lebih jelek atau kasar dari gerak sebenarnya.

Adapun gerak distilir yakni gerak yang dalam pengolahannya diperindah dari gerak sebenarnya. Oleh sebab itu, dalam sebuah tarian terdapat beberapa kategori gerak Diantaranya:  Gerak murni (Pure Movement), Gerak bermakna (Gesture), Gerak berpindah tempat (Locomotor).
  1. Gerak murni yakni gerak yang tidak mempunyai makna dan hanya berfungsi untuk memperindah.
  2. Gerak berpindah tempat yaitu gerak yang digunakan untuk berpindah tempat oleh penari.
  3. Gerak bermakna adalah gerak yang mempunyai makna tertentu. Arti makna tertentu yakni makna yang disepakati atau dimengerti oleh sebagian orang di daerah tertentu. Seringkali terdapat gerak yang sama, namun mempunyai makna yang berbeda antar daerah atau etnis. Pada gerak bermakna termuat beberapa pesan ataupun nilai-nilai sosial dan budaya yang terkait dengan kearifan lokal.
Gerak Maknawi
Berikut ini adalah Gerak Maknawi dalam Tari dan Keseharian
Gerak Maknawi dalam TariGerak Maknawi dalam Keseharian
Gerak padi merunduk ketika padi telah matang dan siap dipanen (lihat gambar 7. Padi Menguning)Seperti kata pepatah “semakin berisi semakin merunduk” yang artinya semakin berilmu semakin rendah hati.Seperti gerak menghormati orang lain:Membungkuk ketika lewat depan orang yang lebih tua.
Gerak segerombolan burung Pipit yang saling terbang bersama dalam kelompok. Berbagi padi yang didapat, dari paruh burung satu ke paruh burung lainnya (lihat gambar 1.9. Burung makan di sawah).Gerak mengusap kepala orang lain yang lebih muda tanda sayang dan menghargai orang lain.
Gerak orang-orangan sawah yang menghalau burung dengan tangan yang telentang (lihat gambar 1.10. “Orang-orangan Sawah”).Gerak seseorang yang bertujuan untuk melindungi orang lain: Gerak memeluk untuk melindungi
Gerak segerombolan burung Pipit yang saling terbang bersama dalam kelompok. Berbagi padi yang didapat, dari paruh burung satu ke paruh burung lainnya (lihat gambar 1.9. Burung makan di sawah).Gerak mengusap kepala orang lain yang lebih muda tanda sayang dan menghargai orang lain.
Gerak burung ketika terbang mengitari sawah untuk mencari makanan (lihat gambar 1.8. Burung terbang di sawah).Gerak mengacungkan jempol tangan atau menganggukkan kepala tanda setuju
Gerak padi tertiup angin, bergoyang-goyang melambai-lambai (lihat gambar 1.6. Padi tertiup angin).Gerak tangan yang digoyangkan atau kepala yang digelengkan tanda menolak. Gerak tangan tanda memanggil, atau anggukan kepala tanda memanggil
Gerak petani dengan membawa alat (cangkul dan sebagainya) berangkat ke sawah dengan ekspresi yang yakin dan penuh semangat. Menggambarkan kerja keras dan kedisiplinan (lihat gambar 27. Petani membawa cangkul).Kegiatan petani yang berangkat ke sawah sebelum matahari terbit merupakan simbol bahwa kedisiplinan berkaitan dengan waktu. Jika berangkat ketika matahari telah terbit, maka petani akan merasakan lebih panas sehingga akan cepat lelah karena energinya terkuras.
Gerak mundur petani ketika menanam padi dengan bentuk badan yang membungkuk simbol menghormati alam Tandur atau menanam padi dilakukan dari depan ke belakang oleh petani dengan tujuan padi tertanam di kotak agar tidak rusak terinjak. Perencanaan yang matang dan menghargai lingkungan tercermin dalam gerakan ini.
Kegiatan suka cita ketika panen tiba, menggambarkan guyub rukun dan kerja sama (lihat gambar 15. Para Petani bersukacita atas keberhasilan panen),Pekerjaan di sawah tidak dapat dilakukan seorang diri, maka ketika panen tiba para petani akan meminta bantuan petani lainnya untuk memanen padi di sawah masing-masing.
Gerak berjinjit seakan melewati pematang yang sempit kemudia gerak berjalan lebar dengan hentakan.Petani akan berjalan berhati-hati melewati pematang yang sempit kemudian sampailah pada sawah yang luas. Makna yang terdapat dalam proses perjalanan ini adalah ketika mereka berjuang untuk mencapai keberhasilan

Demikian pembahasan mengenai Gerak Maknawi dalam Tari dan Keseharian. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Sumber : Buku Seni Tari Kelas IV Kurikulum Merdeka, Kemendikbud.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 8:51 PM