Membaca puisi untuk diri sendiri tentu berbeda dengan membacakan puisi untuk orang lain. Membaca untuk diri sendiri dapat dilakukan dengan cara membaca hening dalam hati. Cara membaca ini bertujuan memahami dan mengkaji puisi lebih dalam. Adapun membacakan puisi untuk orang lain merupakan upaya menyampaikan makna dan perasaan yang terkandung dalam puisi. Oleh karena itu, pembacaan puisi tersebut tentu harus terlebih dulu memperhatikan makna dan maksud puisi yang sebenarnya.
Pemahaman dan penghayatan terhadap makna puisi sangatlah penting. Pemahaman dan penghayatan akan memengaruhi bagaimana kalian menampilkan ekspresi wajah, sikap, dan gerak tubuh. Setelah mampu memahami danmenghayati makna puisi, selanjutnya kalian dapat menentukan metode dan teknik pembacaan yang sesuai. Metode dan teknik pembacaan puisi mencakup pengaturan ekspresi/mimik wajah, gerak tubuh (gesture), dan aspek suara (jeda, lafal, intonasi, dan tekanan). Untuk lebih jelas, berikut beberapa hal yang harus kalian perhatikan dalam pembacaan puisi.
Berikut beberapa hal yang harus kalian perhatikan dalam pembacaan puisi.
1. Ekspresi/mimik wajah
Ekspresi atau mimik wajah merupakan bentuk dan pengaturan tampilan wajah sesuai dengan isi dan nada puisi yang dibacakan. Ekspresi wajah yang ditampilkan saat membacakan puisi tentu harus sesuai dengan makna yang terkandung dalam puisi tersebut. Sebagai contoh, puisi yang bermakna sedih tentu harus diwujudkan dengan ekspresi wajah yang tampak sedih.
2. Gerak tubuh/gestur
Gerak tubuh ialah bagaimana bagian-bagian tubuh bergeser atau bergerak sesuai dengan penjiwaan dan pemaknaan terhadap isi puisi yang dibaca. Gerak tubuh meliputi gerakan seluruh anggota tubuh: kaki, tangan, badan, dan kepala.
3. Lafal/artikulasi
Lafal merupakan kejelasan dalam pengucapan setiap kata dan huruf. Setiap vokal atau konsonan yang terdapat dalam setiap kata dalam puisi yang dibacakan harus jelas dan tepat.
4. Tekanan
Tekanan terkait pemberian nada khusus pada suatu kata, misalnya keras atau lunaknya suara dalam mengucapkan suatu kata. Pada kata-kata yang ingin kalian tegaskan maknanya dapat diucapkan dengan nada yang lebih keras dibandingkan dengan kata lainnya.
5. Jeda dan Tempo
Jeda merupakan pemberhentian singkat/sesaat pada suatu kata atau baris dalam pembacaan puisi. Pengaturan jeda yang baik dapat memudahkan untuk memahami makna puisi yang dibacakan. Karena itu, pengaturan jeda setiap kata, baris, dan bait dalam pembacaan puisi penting untuk diperhatikan dengan cermat. Sebagai contoh, kalian sebaiknya tidak memotong kalimat pada bagian susunan kata yang memiliki satu pengertian.
Hal tersebut akan membuat makna puisi yang dibacakan menjadi bias dan janggal bagi pendengar. Selain jeda, penghentian cepat-lambatnya tempo juga memengaruhi isi suatu kalimat. Tempo memberikan alunan irama pembacaan puisi. Kalimat-kalimat puisi yang dialunkan akan terasa merdujika pemberian temponya diperhatikan dengan baik.
6. Intonasi
Intonasi ialah tinggi rendahnya nada pada kalimat atau naik turunnya lagu kalimat. Pengaturan intonasi juga dapat menghasilkan jenis kalimat yang berbeda.Untuk membantu proses pembacaan puisi, kalian dapat melakukan penandaan pengaturan bunyi suara atas puisi yang akan kalian bacakan. Penandaan ini menggunakan tanda baca tertentu yang kalian sisipkan pada puisi agar tahu di mana kalian harus berhenti. Penandaan itu antara lain sebagai berikut
No. | Tanda | Arti | Contoh |
---|---|---|---|
1. | / | Berhenti sebentar untuk bernapas | Hujan tumbuh/sepanjang malam |
2. | // | Berhenti agak lama karena berganti baris | Hujan tumbuh sepanjang malam// |
3. | /// | Berhenti lama pada akhir bait | Subuh hari/kulihat bunga-bunga hujan dan daun-daun hujan// berguguran di kebun hujan,// bertaburan jadi sampah hujan./// |
4. | ^ | Suara perlahan seperti berbisik | Airmataku ^berkilauan^ |
5. | ^^ | Suara agak perlahan | ^^Kudengar^^ anak-anak hujan bernyanyi |
6. | ^^^ | Suara keras seperti berteriak | ^^^Ayo^^^ temui aku di bawah |
7. | V | Tekanan pendek sekali | Vseperti kanak-kanak berangkat tidurV |
8. | VV | Tekanan agak pendek | VVdi dada lelaki tua// yang gagap mengucap doa.VV |
9. | VVV | Tekanan agak panjang | VVVDi bawahVVV kibaran sarung kutuliskan puisimu. |
10. | VVVV | Tekanan panjang | VVVVAyoVVVV temui aku di bawah |
11. | __ | Pembacaan datar biasa saja | __ dan ibu hujan menyaksikannya__//dari balik tirai hujan |
Demikian pembahasan mengenai Pembacaan Puisi dengan Ekspresif dan Kreatif Semoga tulisan ini bermanfaat.
Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum Merdeka, Kemendikbud.
0 komentar:
Post a Comment
Mohon tidak memasukan link aktif.