Soal Post Test Modul 5 Literasi Digital

Teknologi termasuk teknologi informasi dikembangkan untuk membantu manusia menghadapi tantangan dan mencoba kualitas hidup yang lebih baik. Menurut kajian global UNESCO tahun 2018 tentang literasi digital, literasi digital adalah kemampuan mengakses mengelola, memahami, mengintegrasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi, dan menciptakan informasi dengan aman dan tepat guna, dengan menggunakan teknologi digital.

Dalam konteks pembelajaran, literasi digital berarti kemampuan mengakses mengelola, memahami, mengintegrasikan, mengkomunikasikan, dan menciptakan pengetahuan. Artinya, literasi digital bukan sekedar ketramplian teknis menggunakan teknologi, tapi mengintegrasikannya dengan proses belajar.
Literasi Digital
Model T-Pack dikembangkan oleh Mishra and Kohler pada tahun 2006 khusus untuk tujuan membantu guru mencapai praktik terbaik dalam pemanfaatan teknologi dalam pebelajaran. Mishra and Kohler  merumuskan bahwa pemanfaatan teknologi menjadi maksimal ketika guru bisa mengintegrasikan tiga pengetahuan, pertama, pengetahuan teknologi, kedua, pengetahuan pedagogi, ketiga, pengetahuan konten.
  1. Pengetahuan teknologi merujuk pada pengetahuan tentang hardware, software, dan fitur-fitur yang tersedia.
  2. Pengetahuan pedagogi merujuk pada prinsip, pendekatan, dan metode pembelajaran. Terutama yang bersifat student center learning dalam hal ini merdeka belajar.
  3. Pengetahuan konten merujuk pada mata pelajaran dan topik-topik bahasan yang akan diajarkan.

Jadi literasi digital dalam pembelajaran artinya keterampilan kita mengintegrasikan ketiganya, pengetahuan teknologi, pedagogi, dan konten. Untuk menjadi guru dengan litrasi digital yang baik, bukan dengan cara belajar aplikasi sebanyak mungkin. Malah sebaliknya ketika seorang guru keterampilan teknologinya cukup terbatas, hanya familiar dengan beberapa aplikasi, tapi rajin membuat konten, dan perangkat ajar, dan menggunakan teknologi dalam proces student center learning, sangat bisa dibilang bahwa literasi digitalnya lebih baik.

Untuk mencapai tingkat kematangan tersebut perlu refleksi dengan pertanyaan seperti berikut ini.
Bagaimana ya saya mengawakkan berpikir kritis murid dengan menggunakan aplikasi ini?
Fitur apa yang bisa saya eksploitasi agar murid saya fasih memecahkan masalah?
Bagaimana ya media sosial bisa membuat saya benar-benar terampil berkomunikasi?

Dalam mengerjakan tugas, murid umumnya melawat 5 tahap untuk memudahkan mengingatnya setiap tahap tersebut, saya wakilkan dengan 5 kata yaitu kaji, konsep, diskusi, kemas, dan sebar.
  1. Di tahap satu, ya itu kaji, kita sedang mencari gagasan. Kita membutuhkan aplikasi untuk mencari dan menyimpan informasi, misalnya search engine dan chat GPT.
  2. Di tahap dua, yaitu konsep, kita akan menyuguhkan gagasan kita ke kelas. Kita membutuhkan aplikasi membuat dokumen teknis. Bentuknya bisa antara lain askah presentasi dan mind map. Contoh aplikasi adalah doc dan slides.
  3. Di Tahap tiga, yaitu diskusi, kita bertukar pikiran dan mengundang umpan balik. Kita membutuhkan aplikasi untuk koordinasi. Contoh aplikasi adalah classroom dan telegram.
  4. Di Tahap empat, yaitu kemas kita memoles file konsep tadi, menjadi suguhan populer. Kita membutuhkan aplikasi yang bisa membantu kita menyajikan gagasan kita dengan menarik. Contoh aplikasinya adalah canva.
  5. Di Tahap lima, sebar.  Murid menyuguhkan gagasan kita ke audiens yang lebih luas. File video, audio, poster yang sudah kita buat, akan kita sebarkan. Kita membutuhkan aplikasi penerbitan atau publishing. Di sini, laplikasi media publishing dan media sosial memberikan manfaat untuk belajar. Contohnya Linkedin, Instagram, YouTube dan lain lain.

Ada ribuan aplikasi tersedia, tapi kita tidak dituntut untuk menguasai semuanya. Kita cukup memastikan bahwa kita menguasai paling tidak satu aplikasi untuk setiap tahap tadi. Artinya hanya dengan 5 aplikasi pun, kita bisa menggunakan teknologi informasi sebagai alat untuk implementasi mendeka belajar.

Yang lebih penting lagi adalah menyiasati bagaimana agar aplikasi search engine dan generatif AI membantu mengasah berpikir kritis. Aplikasi presentasi membantu mengasah kreativitas dan problem solving. Aplikasi LMS mengasah sikap empati dan menerima umpan balik. Aplikasi design mengasah virasat estetika. Aplikasi media sosial mengasah sikap berbagi kebaikan.

Literasi digital bukan eksklusif milik orang-orang yang punya akses teknologi termutahir. Apapun teknologi yang tersedia di sekolah bisa disiasati untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Bapak dan ibu tidak perlu khawatir ketinggalan teknologi informasi untuk mencapai literasi digital yang baik dalam merdeka belajar. Ada 3 hal yang Bapak dan ibu perlu perhatikan.
  1. Pertama, bapak dan ibu hanya perlu mulai dengan 5 aplikasi, bahkan bisa kurang yang lebih penting adalah kepekaan bapak dan ibu dalam menggunakan aplikasi tersebut untuk mengasah ke trampilan belajar, seperti kerativitas, berpikir kritis, memecahkan masalah dan lain-lain.
  2. Kedua, bapak dan ibu menyadarkan murid bahwa bisa menggunakan teknologi terkini adalah suatu berkah. Setiap hardware dapat mendukung pembelajaran dengan cara yang berbeda.
  3. Ketiga, selalu ada strategi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran apapun teknologi yang tersedia di sekolah anda.

Latihan Pemahaman
A. Literasi Digital Implementasi Kurikulum Merdeka
Menurut Kerangka TPACK, untuk memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran, Guru perlu punya pengetahuan tentang hardware, software, dan fitur yang tersedia. Ini disebut:
Jawaban : Pengetahuan teknologi
B. Literasi Digital dalam Mengerjakan Mengerjakan Tugas Belajar
Dalam mengerjakan tugas, ada saatnya murid memerlukan aplikasi yang membantunya untuk berkonsultasi dan berkoordinasi dengan guru atau teman-temannya. Tahap ini disebut:
Jawaban : Diskusi
C. Contoh Praktis Literasi Digital dalam Pembelajaran
Pada contoh Guru PJOK di video, literasi digital apa saja yang tercermin dari kegiatan pembelajarannya?
Jawaban : Literasi digital yang baik tercapai walaupun teknologi yang digunakan terbatas

2. Post test
1.
Dalam mengerjakan tugas, ada saatnya murid memerlukan aplikasi yang membantunya untuk mencari gagasan, menyimpan informasi temuan, menggali-gali informasi. Tahap ini disebut:
A.Kaji
B.Diskusi
C.Kemas
D.Sebar
Pembahasan :
Jawaban : A
2.Pada contoh Guru PJOK di video, literasi digital apa saja yang tercermin dari kegiatan pembelajarannya?
A.Murid menggunakan fitur comment dokumen supaya modern
B.Murid menggunakan aplikasi presentasi karena biasanya begitu
C.Literasi digital yang baik tercapai walaupun teknologi yang digunakan terbatas
D.Murid memvideokan praktik supaya presentasi sarat media
Pembahasan :
Jawaban : C
3.Literasi Digital seorang dalam pembelajaran dianggap baik jika ia menggunakan aplikasi Generative AI (seperti Chat GPT) untuk berikut ini, KECUALI:
A.Mencari jawaban pertanyaan tugas
B.Mengasah berpikir kritis
C.Mencari informasi awal
D.Menggali mengapa temuan kita berbeda dengan temuan Chat GPT
Pembahasan :
Jawaban : A
4.Seorang Guru sangat mengerti fitur-fitur animasi dalam aplikasi presentasi. Ia juga fasih mendampingi muridnya dalam project-based learning. Mana pernyataan yang paling cocok tentang Guru ini berdasarkan Kerangka TPACK.
A.Pengetahuan Teknologi Guru ini tinggi
B.Pengetahuan Paedagogi Guru ini tinggi
C.Pengetahuan Konten Guru ini rendah
D.A dan B benar
Pembahasan :
Jawaban : D
5.Menurut Kerangka TPACK, untuk memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran, Guru perlu punya pengetahuan tentang hardware, software, dan fitur yang tersedia. Ini disebut:
A.Pengetahuan Teknologi
B.Pengetahuan Paedagogi
C.Pengetahuan Konten
D.Pengetahuan Komunitas
Pembahasan :
Jawaban : A

Demikian pembahasan mengenai Modul 5 Literasi Digital Platform Merdeka Mengajar. Semoga bermanfaat.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 8:34 AM

Soal Post Test Modul 4 Komunikasi Efektif dan Penuh Empati

Dalam transformasi pendidikan Indonesia ada beberapa kemampuan vital yang dapat membantu menciptakan situa yang lebih siap menghadapi tututan dunia modern dan menjadi kontributor yang lebih efektif dalam masyarakat global. Kemampuan ini dikenal sebagai kompetensi abad 21 yang dikenal dengan nama 6C. 6C ini adalah Character, Citizenship, Critical thinking, Colaboration dan Communication.

Kecakapan 6C ini mendorong potensi perkembangan yang tidak ada batasnya. Indonesia saat ini kita mendukung konsep merdeka belajar yaitu pendekatan pendidikan yang berpusat pada siswa dan mendorong pembelajaran sepanjang hayat. Koncep 6C ini melengkapi konsep merdeka belajar untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang seimbang dan berpusat pada perkembangan potensi siswa.

Dari 6C tadi yang bahasa Indonesianya adalah karakter, kewarganegaraan, berpikir kritis, kreatifitas dan kolaborasi. Komunikasi ini adalah faktor perekat diantara keenam kecakapannya tadi. Komunikasi yang efektif dan penuh empati memainkan peranan penting dalam memperkuat kemampuan lainnya dalam konsep 6C tadi.
Komunikasi Efektif dan Penuh Empati
Komunikasi membantu siswa mengembangkan kemampuan untuk berpikir lebih dalam, berkolaborasi dengan lebih baikdan memahami nilai-nilai moral yang penting dalam berkomunikasi dengan orang lain secara efektif. Komunikasi merupakan bagian integral dari mengembangkan kemampuan fital lain dalam dunia pendidikan.

Komunikasi efektif adalah terjadinya pertukaran informasi dengan cara yang paling dipahami oleh lawan bicara sehingga tujuan kita tercapai. Dalam komunikasi efektif, proses pertukaran informasi terjadi dengan dua arah. Artinya, kita mencoba untuk dipahami lawan bicara sambil kita juga paham terhadap lawan bicara.

Nah, inilah yang kemudian menjadi dua pondasi penting bahwa komunikasi efektif itu berarti kita harus menjelaskaninformasi dengan cara yang paling dipahami oleh lawan bicara. Dan dalam prosesnya, kita juga harus mencoba memahami lawan bicara. Jadi kita berbicara sambil mendengar.

Ada sebuah kutipan dari Stephen R. Covey, penulis Buku Seven Habits of Highly Effective People, kebanyakan dari orang mendengar untuk merespon, bukan mendengar untuk mengerti. Dalam konteks pelajaran ini, target komunikasi kita adalah murid, orang tua, dan sekolah. Tujuan berkomunikasi dengan mereka adalah supaya menjalin hubungan yang baik untuk mencapai tujuan pendidikan yang ingin dicapai bersama.

Untuk mencapai tujuan tersebut, selain kunci kata komunikasi efektif juga diperlukan empati. Empati adalah mencoba untuk mengerti orang lain dari sudut pandang orang tersebut, bukan dari sudut pandang kita. Menurut Brene Brown, empati sebagai usaha untuk memahami pikiran, perasaan dan perilaku orang lain dari sudut pandang mereka, tanpa menghakimi dengan menggunakan refleksi dari pengalaman kita.

Berkomunikasi efektif dan penuh empati itu tidak hanya berpusat pada diri kita sendiri saja, tapi justru juga memperhatikan lawan bicara. Yang artinya komunikasi jenis ini adalah pendorong situasi yang saling menguntungkan. Komunikasi efektif dan penuh empati akan menjadi jembatan yang menghubungkan pendidik dengan murid, orang tua, sekolah, dan masyarakat.

Ini akan mendorong kolaborasi dan tanggung jawab bersama dalam pendidikan Indonesia. Tanggung jawab bersama yang akan digerakan oleh kita sebagai pendidik yang menjadi lokomotif, transformasi, pendidikan Indonesia. Intinya komunikasi efektif tidak sekedar berbicara, tetapi juga mendengar dan paham lawan bicara.

Dengan implementasi komunikasi efektif, kita menciptakan transformasi positif dalam dunia pendidikan, mempererat hubungan dalam proses pembelajaran dan menghadirkan arti yang lebih dalam untuk kolaborasi bersama.

Komunikasi Efektif dan Penuh Empati dengan Murid, Orangtua, dan Sekolah
Komunikasi efektif dan penuh empati akan menghasilkan koneksi yang positif dan hubungan baik di antara kita sebagai penidik dengan peserta didik. Sehingga inilah yang akan menjadi kunci untuk membuka potensi pembelajaran yang bermakna dan optimal di kelas. Pola komunikasi efektif yang penuh empati dapat memberikan dukungan yang memungkinkan individu merasa dihargai, didengar dan didorong untuk terus tumbuh.

Walaupun ada tantangan dan kegagalan hubungan yang baik di antara guru dan peserta didik dapat menimbulkan kolaborasi bersama yang berpusat kepada proses untuk hasil lebih baik. Ada dua rekommendasi komunikasi efektif dan penuh empati. Yang pertama adalah komunikasi yang mendorong dan mendukung. Yang kedua adalah umpan balik yang konstruktif dan kolaboratif.

1. Komunikasi yang mendorong dan mendukung
Komunikasi yang mendorong dan mendukung maksudnya adalah komunikasi yang memvalidasi, mendorong dan mendukung peserta didik, sehingga membangun rasa percaya diri mereka untuk meraih potensi terbaik. Nah ini bisa dilakukan dengan : 
  • Pertama mendengarkan dengan tulus. Berikan perhatian penuh kepada mereka tanpa menghakimi atau mencoba memberikan solusi segera. Mendengarkan dengan empati menunjukkan bahwa kita penduli dengan perasaan dan pengalaman mereka. 
  • Yang kedua, bertanya dengan teliti. Tanyakan pertanyaan yang memungkinkan mereka untuk merenung dan mempertimbangkan pemikiran mereka sendiri. Proses ini memungkinkan pendidik untuk mengarti perasaan dan kebutuhan peserta didik. 
  • Yang ketiga, menghargai kepentingan dan kebutuhan individu. Jadi berusaha untuk memahami perspektif dan kebutuhan masing-masing pihak, dengan kesadaran bahwa setiap orang pasti mempunyai perbedaan dan keunikan kersendiri. Kemudian berikan dorongan dan keyakinan bahwa mereka memiliki potensi untuk tumbuh dan mengatasi masalah tersebut.

Bagaimana caranya melakukan komunikasi yang efektif dan penuh empati kepada orang tua dan pihak sekolah.
  1. Yang pertama, adalah berdiskusi dengan empati. Mungkin bapak dan ibu familiar dan paham dengan istilah connection before correction. Maksudnya, kita perlu menjalin hubungan yang baik dulu sebelum kita dapat mengoreksi sesuatu. Komonikasi efektif itu tidak identik dengan hanya memberikan informasi saja, tetapi harus dua arah dengan berdiskusi.
  2. Yang kedua adalah datang dengan solusi untuk kolaborasi. Selalu datang dengan tujuan bersama dan solusi, karena ini adalah kolaborasi, jadi bukan hanya dengan membahas masalah saja tetapi juga yang paling penting adalah setelah membahas masalah ada solusi atau permasalahan yang ada tadi.
  3. Yang ketiga adalah mengediakan informasi dan bukti yang relevan, misalnya, dengan menampilkan kisah sukses. Ketika kita ingin menyampaikan sesuatu, kita bisa melakukannya dengan bercerita mengenai suatu kisah sukses yang merupakan cerminan dari sebuah praktik baik yang ingin kita coba lakukan.

Kesimpulannya, kita dapat mengetahui bahwa dalam mengembangkan komunikasi efektif dan hubungan yang baik antara pendidik, orang tua dan sekolah. Komunikasi yang mendorong serta mendukung akan memberikan umpan balik yang konstruktif dan kolaboratif.

Terdapat pilar ruang belajar inovatif dalam program tranformasi pembelajaran inovatif
  1. Zona berfikir dirancang untuk memaksimalkan proses murid membaca bahan belajar, riset, dan diskusi
  2. Zona kolaborasi dirancang agar peserta didik bisa saling menyumbang pikiran
  3. Zona pembentukkan dirancang agar peserta didik dapat bekerja mandiri maupun berkelompok di bilik mereka masing-masing
  4. Zona presentasi dirancang untuk peserta didik menyuguhkan karya mereka 

Berempati dengan Menata Ruang Belajar

Latihan Pemahaman
A. Komunikasi Efektif dan Penuh Empati
Apakah yang dimaksud komunikasi efektif?
Jawaban : Pertukaran informasi dengan cara yang paling dipahami oleh lawan bicara sehingga tujuan kedua pihak tercapai
B. Komunikasi Efektif dan Penuh Empati dengan Murid, Orangtua, dan Sekolah
Komunikasi yang mendorong dan mendukung dapat dilakukan dengan (pilih yang tidak tepat)
Jawaban : Menghapal semua ucapan lawan bicara
C. Berempati dengan Menata Ruang Belajar
Mengapa kita juga perlu menunjukkan empati kita dengan cara menata ruang yang ramah belajar? (pilih yang tidak cocok)
Jawaban : dapat meperindah ruang belajar

2. Post test
1.
Mana di bawah yang TIDAK mencerminkan "komunikasi yang mendorong dan mendukung"?
A.Mendengarkan dengan tulus
B.Bertanya dengan teliti
C.Menghargai kepentingan dan kebutuhan individu
D.Memaparkan selengkap-lengkapnya
Pembahasan :
Jawaban : D
2.Berempati dapat juga melalui menata ruang belajar sekondiusif mungkin untuk Merdeka Belajar. Apakah yang disebut Zona Presentasi dalam Ruang Belajar Inovatif?
A.Zona untuk murid eksplorasi bebas yang sedang ia pelajari
B.Zona untuk berdiskusi, memberi umpan balik, dan menguji ide
C.Zona untuk membuat gagasan menjadi lebih konkret
D.Zona untuk menyuguhkan hasil belajar ke teman-teman sekelas
Pembahasan :
Jawaban : D
3.Di Kelas Fisika, murid-murid sedang merancang prototipe bangunan anti banjir. Murid butuh fokus, space pribadi untuk membangun prototipe mereka, dan menata alat kerja mereka. Zona yang paling mendukung kesibukan mereka adalah:
A.Zona pembentukkan
B.Zona Kolaborasi
C.Zona berpikir
D.Zona presentasi
Pembahasan :
Jawaban : A
4.Seorang Guru berkata pada muridnya, "Ibu menghargai kemajuan penulisan cerita pendek kamu seminggu ini. Kamu sepertinya mengalami kesulitan dengan menutup ceritanya ya? Kamu mau Ibu bantu mendiskusikan akhir ceritanya?" Kalimat "Kamu sepertinya mengalami kesulitan dengan menutup ceritanya ya? " Pernyataan ini paling menunjukkan sikap:
A.Validasi terhadap usaha orang lain
B.Bertanya dengan teliti
C.Mengapresiasi kemajuan yang sudah ada
D.Datang dengan solusi untuk kolaborasi
Pembahasan :
Jawaban : C
5.Apakah yang dimaksud komunikasi efektif?
A.Pertukaran informasi dengan cara yang ekspresif agar bisa dipahami
B.Pertukaran informasi dengan menggunakan logika
C.Pertukaran informasi dengan menggunakan teknologi
D.Pertukaran informasi dengan cara yang paling dipahami oleh lawan bicara sehingga tujuan kedua pihak tercapai
Pembahasan :
Jawaban : D

Demikian pembahasan mengenai Modul 4 Komunikasi Efektif dan Penuh Empati Platform Merdeka Mengajar. Semoga bermanfaat.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 6:47 PM

Soal Post Test Modul 3 Self-Regulated Learning

Proses pembelarajan sangat efektif ketika pembelajaran merasa memiliki proses belajar tersebut. Rasa memiliki ini tumbuh dengan adanya motivasi. Pembelajaran seperti ini. yang diharapkan terjadi dalam Merdeka Belajar. Untuk menumbuhkan rasa memiliki dan motivasi ini, Guru perlu memiliki soft skills Self-Regulated Learning.

Kita sebagai guru, sering kali mengeluh bila dituntut mempelajari konten atau strategi baru. Pikiran kita menyanggah, buat apa lagi belajar baru? Belajar baru hanya bertambah beban pekerjaan saja. Dua tantangan itu menguatkan pribahasa. Guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Murid sulit dimotivasi belajar bisa jadi adalah cerminan dari rendahnya motivasi belajar guru.

Meski begitu, kedua tantangan dapat diselesaikan dengan satu solusi. Menjadi guru belajar. Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Sekali guru yang semangat belajar, maka muridnya akan ketularan. Bagaimana menjadikan guru dan murid mempunya rasa memiliki terhadap belajar? Itulah pentingnya self-reguleted learning.
  1. Self-reguleted learning atau merdeka belajar adalah belajar yang diatur oleh diri sendiri. Ketika belajar diurus sendiri maka akan tumbuh, rasa memiliki belajar dalam diri pelakunya. Ada tiga manfaat self-reguleted learning bagi guru maupun murid.
  2. Pertama orientasi pada tujuan, self-reguleted learning menemukan motivasi belajar intrinsik. Pelajar berpatisipasifpenuh dalam belajar, siap dengan berbagai tantangan, menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi dan ingin menguasai pelajarannya.
  3. Kedua, adaptif. Pelajar yang menguasai self-reguleted learning lebih adaptif. Mereka mampu memodifikasi cara mereka belajar. Sehingga proses belajar mereka menjadi lebih efektif.
  4. Ketiga, evaluasi diri. Pelajar yang menguasai self-reguleted learning mampu mengevaluasi sendiri aktivitas belajar. Sehingga murid dapat membuat penyesuaian menghadapi tugas serupa di masa depan.

Guru dan murid yang menguasai self-reguleted learning lebih mudah beradaptasi dengan arah kebijakan merdeka belajar termasuk kurikulum merdeka. Guru yang self-reguleted learning mampu melakukan penyesuaian terus menerus hingga inplementasi kurikulum merdeka bisa optimal. Murid yang self-reguleted learning lebih mau dan mampu belajar secara mandiri termasuk mengerjakan pembelajaran berbasis project sesuai kurikulum merdeka.

Komponen dan Keterampilan Utama dalam Praktik Self-Regulated Learning
Ki Hadjar Dewantara telah mengemukakan prinsip-prinsi pendidikan yang selaras dengan Self-Regulated Learning. Tiga hal: Pandangan Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan, tiga komponen Self-Regulated Learning, dan tiga keterampilan utama yang menjadi prasyarat Self-Regulated Learning.
Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara sudah menekankan pentingnya self-reguleted learning. Beliau menyebutkan kemerdekaan, hendaknya dikenakan terhadap caranya anak-anak berfikir. Pandangan pendidikan KHD memang tidak menggunakan istilah self-reguleted learning. Tapi menyampaikan konsep serupa, beliau mengemukakan pentingnya kemerdekaan yang terdiri dari :
  1. Pertama tidak hidup terperintah, pelajar pertindak bukan karena perintah aorang lain, tapi perintah kepada diri sendiri.
  2. Kedua, berdiri tegak karena kekuatan sendiri. Perintah pada diri sendiri membutuhkan kekuatan diri untuk menjalankannya.
  3. Ketiga, cakap mengatur hidupnya dengan tertib. Perintah pada diri sendiri dilaksanakan dengan menjaga ketertiban. Tertib dalam diri, tertib dengan orang lain dan tertib dengan Tuhannya.

Ketiga butir KHD, ternyata selaras dengan kajian akademik tentang self-reguleted learning. Konsep tersebut yang dicetuskan pada tahun 1980 oleh Barry Simmerman dan kawan-kawan, dapat diterapkan pada semua orang yang belajar. Konsep self-reguleted learning menekankan pentingnya seorang pelajar mengatur tujuan, cara dan penilaian belajarnya. Belajar bukan sesuatu yang terjadi untuk pelajar, tetapi oleh pelajar.

Ada tiga komponen dari self-regulated learning.
  1. Pertama komitmen pada tujuan. Pelajar merancang tujuan belajar, perencanan, jadwal dan bagaimana mereka mengatur waktu untuk mencapai tujuan tersebut.
  2. Kedua, mandiri pada cara. Pelajar menggunakan strategi belajar, memantau keefektifannya dan motivasi mereka untuk menyelesaikan tugasnya sesuai tujuan yang sudah mereka tetapkan.
  3. Ketiga, refleksi secara berkala. Pelajar mengevaluasi kinerja proses belajarnya. Selama tahap ini, pelajar juga mengelola emosi mereka. Refleksi diri kemudian mempengaruhi perencanaan dan tujuan belajar berikutnya.

Zimmerman dan Pond mengatakan bahwa untuk menguasai self-regulated learning, pelajar setidaknya perlu menguasai tiga-keterampilan kunci.
  1. Pertama refleksi, pelajar trampil mengetahui penyebab keberhasilan dan kegagalannya. Kemudian berinisiatif melakukan evalusi diri terhadap kemajuan proses belajarnya.
  2. Kedua, manajemen diri. Pelajar terampil melakukan manajemen diri termasuk menentukan prioritas mengatur waktu dan menghadapi gangguan selama proses belajar.
  3. Ketiga, adaptasi. Pelajar terampil menerapkan berbagai strategi pembelajaran dan menyesuaikan strategi pembelajaran untuk memfasilitas kemajuan mereka mencapai tujuan belajarnya.

Pemikiran, KHD meski dari masa lalu ternyata relevan dengan masa kini. Yang penting membekali para murid kita siap mengadapi masa depan. Tiga poin yang penting ditekankan adalah komitmen pada tujuan, mandiri pada cara dan refleksi secara berkala.

Contoh Praktik Self-Regulated Learning di Kelas

Latihan Pemahaman
A. Self-Regulated Learning dan Implementasi Merdeka Belajar
Mana yang bukan manfaat soft skill Self-Regulated Learning?
Jawaban : Self-Regulated Learning prosesnya lebih lambat
B. Komponen dan Keterampilan Utama dalam Praktik Self-Regulated Learning
Seorang self-regulated learner mengenali kebutuhan sendiri, dan merencanakan sendiri strategi belajar . Ciri ini mencerminkan salah satu dari 3 komponen Self-Regulated Learning, yaitu:
Jawaban : Mandiri pada cara
C. Contoh Praktik Self-Regulated Learning di Kelas
Mengapa Ibu Anik mengajak muridnya bersama-sama menyusun tujuan belajar? (Pilih yang tidak tepat)
Jawaban : Agar mudah belajar kelompok
2. Post test
1.
Seorang murid Kelas 11 berkonsultasi dengan Guru BK. Ia ingin meneruskan kuliah di jurusan Mikrobiologi. Bersama Gurunya ia membuat rencana belajar, rencana kunjungan virtual ke kampus-kampus Mikrobiologi, dan meminta kesediaan agar Guru BK-nya menyempatkan waktu untuk berbincang dengannya jika motivasinya sedang turun. Perencanaan murid ini paling mencerminkan keterampilan…
A.Refleksi
B.Manejemen diri
C.Adaptasi
D.Gairah
Pembahasan :
Jawaban : B
2.Mana yang bukan manfaat soft skill Self-Regulated Learning?
A.Seorang self-regulated learner mampu mengevaluasi sendiri aktivitas belajarnya
B.Seorang self-regulated learner bisa belajar tanpa emosi
C.Self-regulated learning menumbuhkan motivasi belajar intrinsik
D.Seorang self-regulated learner lebih adaptif
Pembahasan :
Jawaban : C
3.Seorang self-regulated learner terampil dalam merencanakan kegiatan baik yang rutin maupun tidak rutin. Ketika sudah menyusun rencana, ia mampu melaksanakannya sesuai rencana (sebisa mungkin). Deskripsi ini paling mencerminkan salah satu dari 3 komponen Self-Regulated Learning, yaitu:
A.Cakap mengatur hidupnya dengan tertib
B.Mandiri pada cara
C.Komitmen pada tujuan
D.Belajar dari orang lain
Pembahasan :
Jawaban : A
4.Ada tiga keterampilan utama yang menjadi prasyarat praktik Self-Regulated Learning. Seorang self-regulated learner terampil membuat jadwal, membuat prioritas, mengatasi distraksi. Deskripsi ini mencerminkan keterampilan:
A.Refleksi
B.Manajeman diri
C.Adaptasi
D.Optimis
Pembahasan :
Jawaban : B
5."Selama proses, semua tingkah laku murid konsisten dengan rubrik penilaian yang mereka susun sendiri." Pernyataan ini paling mencerminkan komponen self-regulated learning yang mana?
A.Cakap mengatur hidupnya dengan tertib
B.Mandiri pada cara
C.Komitmen pada tujuan
D.Belajar dari orang lain
Pembahasan :
Jawaban : C
6.Ada tiga keterampilan utama yang menjadi prasyarat praktik Self-reguleted Learnening. Seorang self-regulated learner trampil mengenali perubahan situasi. Ia cekatan mengubah strategi belajarnya ketika dirasa tidak efektif atau karena ada perubahan kondisi di lapangan. Deskripsi ini mencerminkan keterampilan :
A.Refleksi
B.Manejemen diri
C.Adaptasi
D.Optimis
Pembahasan :
Jawaban : C
7.Mana yang bukan manfaat soft skill self-regulated learning?
A.Self Regulated Learning menumbuhkan motivasi belajar intrinsik
B.Seorang self regulated learning lebih adaptif
C.Seorang self regulatied learner mampu mengevaluasi sendiri aktivitas belajarnya
D.Self regulated Learning prosesnya lebih lambat
Pembahasan :
Jawaban : D
8.Mengapa Ibu Amelia tidak melanjutkan mengumumkan nilai perolehan ujian?
A.Ia sadar bahwa mempermalukan malah menghambat motivasi belajar
B.Ia sadar bahwa mempermalukan tidak membuat murid tertarik pada topik yang diajarkan
C.Ia sadar bahwa mempermalukan murid tidak berpengaruh apa-apa terhadap murid
D.Ia sadar bahwa murid yang nilainya bagus malah merosot selanjutnya
Pembahasan :
Jawaban : A
9.Seorang Self-Regulated Learner mengenali kebutuhan sendiri, mencari materi belajar sendiri, merecanakan strategi belajar. Deskripsi ini paling mencerminkan salah satu dari 3 komponen Self-regulated learning, yaitu :
A.Cakap mengatur hidupnya dengan tertib
B.Mandiri pada cara
C.Komitmen pada tujuan
D.Belajar dari orang lain
Pembahasan :
Jawaban : A
10.Seorang Guru SMA setiap hari mencatat bagaimana proses kelasnya berjalan. Ia mencatat praktik apa yang sudah baik, praktik apa yang masih kurang, dan bagaimana selanjutnya. Rutinitas guru ini mencatat proses pengajarannya paling mencerminkan keterampilan:
A.Refleksi
B.Manajemen diri
C.Adaptasi
D.Optimis
Pembahasan :
Jawaban : A
11.Ada tiga keterampilan utama yang menjadi prasyarat praktik Self-Regulated Learning. Seorang self-regulated learner sadar bahwa dalam setiap proses, ada aspek yang dia behasil capai, dan ada yang gagal ia capai. Deskripsi ini mencerminkan keterampilan:
A.Cakap mengatur hidupnya dengan tertib
B.Mandiri pada cara
C.Komitmen pada tujuan
D.Belajar dari orang lain
Pembahasan :
Jawaban : A

Demikian pembahasan mengenai Modul 3 Self-Regulated Learning Platform Merdeka Mengajar. Semoga bermanfaat.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 10:35 AM

Soal Post Test Modul 2 Kepemimpinan dalam Berinovasi dan Transformasi

Kepemimpinan adalah keterampilan seseorang (dalam hal ini: Guru) untuk menggerakkan orang lain (dalam hal ini: Murid) dalam mencapai tujuan. Soft skill Kepemimpinan ini diperlukan pada Guru Merdeka Belajar. Guru berperan sebagai fasilitator dalam praktik pembelajaran yang berpusat pada murid. Dalam peran sebagai fasilitator ini lah soft skills kepemimpinan dibutuhan dari seorang guru.

Sesuai dengan namanya kurikulum merdekah memberi kemrdekaan pada pendidik untuk menciptakan pembelejaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik. Untuk mewujudkan inovasi pembelajaran dalam kurikulum merdeka yang berpusat pada pengembangan karakter, fokus pada materi esensial, serta pembelajaran fleksibel ini membutuhkan peran Bapak/Ibu Guru yang sangat optimal sebagai pemimpin dalam proses pembelajaran.

Kemimpinan lazim didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggerakan sekelompok orang dalam mencapai tujuan bersama. Definisi ini memuat dua poin utama, menggerakan dan mencapai tujuan.
Kepemimpinan dalam Berinovasi dan Transformasi
Menurut Warren Bannis, seorang pakar kepemimpinan, aktivitas-aktivitas tadi, lekat kaitanya dengan kepemimpinan yang efektif, seperti menginspirasi dan memotivasi orang lain. Memberikan visi untuk masa depan bertindak sebagai mentor, pembangun komunitas, dan menginplementasikan visi.

Lebih lanjut lagi, pemimpin dalam kelas juga akan memprioritaskan mengajar dan belajar, mendukung budaya belajar berkelajutan, serta menggunakan bukti atau data terkait capaian akademik murid untuk membuat keputusan dan menentukan prioritas.

Jadi, sebagai pemimpin dalam kelas dibutuhkan peran aktif untuk turut menggerakan anggotanya tidak hanya mengarahkan dan mensupervisi saja. Tidak hanya di dalam kelas, Kurikulum Mardeka juga membutuhkan peran vital dari Bapak Ibu Guru, yang berperan sebagai pemimpin di sekolah.

Studi The Wallace Foundation pada tahun 2021 menemukan bahwa kepala sekolah yang efektif, memberikan dampak positif yang signifikan terhadap hasil pembelajaran murid di kelas dibandingkan kepala sekolah yang kurang efektif. Ini karena kepala sekolah dapat membuat dan mengatur kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan guru dan infrastruktur sekolah yang dapat mendukung pembelajaran di kelas. Misalnya melalui penyusunan kurikulum operasional satuan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik murid, maupun konteks sosial budaya lingkungan tempat sekolah berada.

Kepala sekolah yang menunjukkan kepemimpinan yang baikpun, dapat memberikan contoh kepada pada para guru, yang kemudian mencontohkan kepemimpinannya kepada muridnya pula.

Dapat disimpulkan bahwa Bapak/Ibu adalah pemimpin yang memberikin peran sangat esensial untuk merealisasikan kemerdekaan pembelajaran di satuan pendidikan masing-masing. Pemimpin yang dibutuhkan adalah menggerakan, membangun dan menginspirasi. Kata-kata tersebut mengambarkan salah satu jenis kepemimpinan yang amat baik bila diterapkan dalam innovasi pendidikan, di itu ke pemimpinan transformasional.

Kepemimpinan Transformasional
Ada dua jenis Kepemimpinan: Kepemimpinan Transaksional dan Kepemimpinan Transformasional. Merdeka Belajar tercapai ketika seorang Guru menunjukkan soft skills Kepemimpinan Transformasional. 

Pemimpin transaksional adalah pemimpin yang menekankan pentingnya hasil, penghargaan dan insentif. Hal ini berkaitan dengan dua kebutuhan awal sesuatu dalam hirarki kebutuhan Maslow. Yaitu kebutuhan visiologis dan kebutuhan rasa aman. Sedangkan kepemimpinan transformational merupakan gaya kepemimpinan di mana pemimpin dapat mempengaruhi, menginspirasi dan mendorong individu untuk menyumbangkan perubahan positif.

Pemimpin transformational secara sukarela melatih dan memimpin orang lain. Pada hirarki kebutuhan Maslow, tiap pemimpin inilah yang dapat memenuhi kebutuhan dasar individu hingga tahap aktualisasi diri. Transformational leadership pemiliki lima ciri utama.
  1. Memiliki visi, visi harus menjawab pertanyaan dasar. Apa yang kita inginkan? Selain mengataui dan memahami arah, pemimpin transformational harus mampu mengkomunikasikan visi dengan jelas dan memfalidasi bahwa hal itu difahami sebagaimana dimaksud.
  2. Memiliki komunikasi yang menginpirasi. Komenikasi inspirasional adalah ekspresi pesan positif yang mendorong, membangun motivasi dan kepercayaan diri pada individu. Dalam konteks pembelajaran, peran bapak ibu guru tentunya sangat krusial untuk memberikan inspirasi yang mendorong perubahan positif pada diri siswa.
  3. Memiliki gaya kepemimpinan yang mendukung. Kemenimpinan yang mendukung ini, tentunya sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Guru yang selalu memberikan dukungan memiliki dampak positif terhadap hasil belajar siswa. Dukungan yang memberikan oleh bapak ibu guru dapat berupa appresiasi, motivasi dan atau mendnunjukan kepedulian personal yang tidak hanya berhubungan dengan proses pembelajaran.
  4. Memberikan simulasi intelektual. Simulasi intelektual dari bapak ibu guru dapat mendorong minat siswa untuk bisa memecahkan masalah secara kreatif. Dengan merangkul peluang untuk melibatkan siswa dalam pemecahan masalah.
  5. Memberikan appresiasi. Ada dua kunci untuk memberikan appresiasi siswa. Pertama, memahami bagaimana appresiasi dapat mempengaruhi, motivasi dan partisipasi siswa dalam belajar.  Yang kedua, mengatahui prilaku mana yang mendorong prilaku yang tepat dan membuat siswa tetap terinspirasi dan ingin mengejar tujuan atau cita-citanya.

Kepemimpinan transformasional adalah sesuatu yang kita semua dapat lakukan. Kususnya peran bapak ibu guru sebagai pendidik untuk mengadopsi gaya kepemimpinan ini untuk diterapkan di kelas. Gaya kemimpinan ini sejatinya dapat terus dipraktikan untuk mendorong siswa memiliki karakter pembelajar sepanjang hayat.

Menurut Silvia Tolessano terdapat 4 komponen yang perlu diperhatikan dalam praktik kepemimpinan kelas. Yaitu model, experience, share and trust.
  1. Model atau memberikan teladan. Murid tidak belajar dari perkataan, tapi contoh. Jika Bapak Ibu ingin murid menjadi kreatif, metode pembelajaran Bapak Ibu pun harus bervariasi. Jika Bapak Ibu ingin mengajarkan berfikiran terbuka, jangan bersikap pokoknya lakukan seperti yang saya bilang.
  2. Experience yang berarti mengciptakan pengalaman. Ajak siswa untuk merangkul situasi baru, seasing apapun itu. Bapak Ibu dapat menempatkan posisi pada posisi murid dan berjalan berdampingan dengan mereka terlebih dahulu. Misalnya dibanding meminta murid membacakan suatu cerita, Bapak Ibu dapat memperagakan dialog yang ada di dalamnya bersama murid.
  3. Share atau membagikan ilmu. Suara pemimpin, mengapresiasi, memantau dan berbagi ilmunya kepada rekan sejawat. Praktikan hal yang sama dengan murid. Dorong mereka untuk berbagi. Pemimpin juga bertanggung jawab, mendokumentasikan dan memperkuat satuan pendidikan.
  4. Trust, yang artinya membangun kepercayaan. Pemimpin diikuti karena warganya mempercayainya. Dapatkan kepercayaan murid lewat berbagi kesempatan. Bapak dan Ibu bisa mulai dengan memberikan rasa percaya kepada mereka lebih dahulu. Ajak mereka menyusun kesepakatan kelas atau kontrak belajar bersama murid. Mengutamakan, musyawara mufakat dalam kelas serta merealisasikan hal-hal yang Bapak Ibu janjikan kepada murid.

Latihan Pemahaman
A. Kepemimpinan, Inovasi, dan Implementasi Merdeka Belajar
Definisi Kepemimpinan adalah:
Jawaban : Kemampuan menggerakan sekelompok orang dalam mencapai tujuan bersama
B. Kepemimpinan Transformasional
Salah satu ciri Pemimpin Transformasional adalah "mengetahui dan memahami arah, pemimpin transformasional harus mampu mengkomunikasikan visi dengan jelas." Ciri ini disebut:
Jawaban : Memiliki visi
C. Praktik Kepemimpinan Transformasional dalam Kelas
Ada empat komponen yang perlu diperhatikan dalam praktik kepemimpinan kelas: Model, Experience, Share dan Trust. Komponen yang manakah praktik ini: "Guru mengajak siswa merangkul situasi-situasi baru, seasing apapun situasi tersebut"
Jawaban : Experience

2. Post test
1.
Seorang murid menemui Bu Syifa, seorang Guru BK. Ia malu karena belum tahu ingin melanjutkan kuliah ke jurusan apa. Ia mengambil kertas kosong ukuran A4 dan menempelnya di tembok ruangannya. Ia mengajak muridnya menyelidiki berbagai profesi dan program studi. Hasilnya mereka buat menjadi mindmap di kertas A4 tersebut. Ciri Pemimpin Transformational yang paling dicerminkan Bu Syifa adalah:
A.Memiliki visi
B.Memilih gaya kepemimpinan yang mendukung
C.Memberikan stimulasi intelektual
D.Memberikan apresiasi
Pembahasan :
Jawaban : A
2.Pada Guru, kepemimpinan tercermin ketika di kelas ia:
A.Belajar dari pengalaman
B.Mendukung budaya belajar berkelanjutan
C.Menggunakan bukti ( misalnya capaian akademik murid) untuk membuat keputusan
D.A, B, dan C Benar
Pembahasan :
Jawaban : D
3.Salah satu ciri Pemimpin Transformasional adalah "mendorong minat siswa untuk bisa memecahkan masalah secara kreatif." Ciri ini disebut:
A.Memiliki visi
B.Memilih gaya kepemimpinan yang mendukung
C.Memberikan stimulasi intelektual
D.Memberikan apresiasi
Pembahasan :
Jawaban : B
4.Ada empat komponen yang perlu diperhatikan dalam praktik kepemimpinan kelas. Apakah tindakan pemimpin yang dianggap sebagai komponen "Experience":
A.Memberikan teladan
B.Menciptakan pengalaman belajar
C.Berbagi ilmu
D.Membangun kepercayaan
Pembahasan :
Jawaban : B
5.Ada empat komponen yang perlu diperhatikan dalam praktik kepemimpinan kelas: Model, Experience, Share dan Trust. Komponen yang manakah praktik ini: "Jika Bapak Ibu ingin mengajarkan berpikiran terbuka, jangan bersikap 'Pokoknya lakukan seperti yang saya bilang'"
A.Model
B.Experience
C.Share
D.Trust
Pembahasan :
Jawaban : A

Demikian pembahasan mengenai Modul 2 Kepemimpinan dalam Berinovasi dan Transformasi Platform Merdeka Mengajar. Semoga bermanfaat.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 9:35 PM

Soal Post Test Modul 1 Pola Pikir Bertumbuh dan Ketangguhan

Kesuksesan implementasi Merdeka Belajar sangat bergantung sejauh mana Guru mengembangkan dirinya: menguasai kompetensi-kompetensi dan keterampilan-keterampilan baru, terutama yang berkaitan dengan praktik pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pola Pikir Bertumbuh dan Ketangguhan merupakan dua soft skills yang perlu dikembangkan pada diri Guru agar Guru dapat terus-menerus mengembangkan dirinya.

Rancangan merdeka belajar, merupakan panggilan untuk transformasi pendidikan Indonesia. Kita harus mampu membekali anak-anak kita dengan kopatensi yang sesuai dengan zaman mereka nanti. Cita-cita mereka belajar ini besar sekali, sehingga untuk mencapanya, kita semua harus serentak bertransformasi.

Guru dengan pola pikir pertumbuh akan lebih terbuka terhadap perubahan dan tantangan. Mereka tidak takut untuk mencoba pendekatan dan metode pembelajaran baru. Belajar aplikasi baru mengikuti proses evaluasi kinerja dan lain-lain. Mereka tidak takut gagal dan melihat setiap tantangan sebagai peluang untuk belajar lebih banyak dan meningkatkan kualitas pengajaran mereka.
PMM
Konsep pola pikir pertumbuh dirumuskan, diteliti, dan dipopulerkan oleh Carol Twick, seorang psikolog dan peneliti pendidikan dan karir dari Stanford University. Penelitiannya meliputi anak usia sekolah dasar hingga pemimpin. Data penelitiannya mengukuhkan bahwa bakat dan kecerdasantidak bisa memprediksi kesuksesan seseorang.

Twick menemukan bahwa ada orang yang yakin tidak bisa berubah dan ada orang yang yakin bisa berubah. Mereka yang yakin bahwa mereka bisa berubah dan tidak dibatasi oleh bakat dan kecerdasan disebut seorang dengan pola pikir bertumbuh. Sebaliknya mereka yang yakin bahwa mereka tidak bisa berubah dan menganggap bahwa kecerdasan dan bakat sifatnya permanen disebut sebagai orang dengan pola pikir statis atau fix mindset.

Kata kuncinya di sini adalah keyakinan. Keyakinan artinya menerima semua itu benar walaupun belum terjadi. Dalam konteks pola pikir bertumbuh. Merasa yakin bahwa kita bisa akan membantu kita mengatasi ketakutan terhadap hal baru. Kita tetap yakin walaupun diawal kita gagal berkali-kali sampai akhirnya mencapai keberhasilan.

Fred Luthans. Seorang psikolog, bidang industri dan organisasi. Luthans menyimpulkan bahwa resiliensi merupakan salah satu soft skillyang menentukan kesuksesan karir seseorang. Ketangguhan adalah kemampuan seseorang untuk bangkit, yaitu menghadapi, mengatasi dan pulih dari kondisi terpuruk. Yang dimaksud dengan kondisi terpuruk adalah kesalahan kecil, kegagalan besar, atau bahkan musibah.

Karakteristik Individu dengan Pola PIkir Bertumbuh dan Tangguh
Konsep kunci dari Carol Twick ini adalah pada pola pikir. Orang orang dengan pola pikir bertumbuh selalu menanggapi lingkungan dengan keyakinan dan ucapan. Saya bisa semakin seorang mengucapkan ini, dalam hati, menjadi pemicu untuk learning mood, atau mood siap belajar, yang terdiri dari siap bertanya, siap observasi, siap terkejut, siap ditolak, siap konsentrasi dan lain-lain.

Jadi pemicu learning mood sederhana sekali, yaitu ucapan, saya bisa atau ucapan sejenisnya. Selain itu terjadilah peristiwa berantai diotak kita, yaitu otak bersikap untuk belajar. Jadi memumpuk pola pikir bertumbuh adalah dengan rajin memicu learning mood diri sendiri.

Orang dengan pola pikir bertumbuh dapat lihat dari reaksi dan sikapnya terdapat pilihan tantangan, umpan balik dan kegagalan 
  1. Tantangan, Orang dengan pola pikir bertumbuh, mampu menyambut tantangan. bagi mereka tantangan adalah kesempatan, untuk berkembang. Sebaliknya orang dengan pola pikir statis akan selalu menghindari tantangan, karena mereka takut gagal.
  2. Umpan balik. Orang dengan pola pikir bertumbuh, santai dalam menerima umpan balik. Mereka menikmati umpan balik karena sudah sadar, menarapkan umpan balik sebagai bahan untuk menjadih lebih baik. Orang dengan pola pikir statis menganggap umpan balik sebagai definisi dan tanda batas kemampuan mereka. 
  3. Kegagalan. Orang dengan pola pikir bertumbuh, melihat kegagalan sebagai petunjuk bahwa diaspek tersebutlah dia masih harus belajar. Bagi mereka itu temuan yang menggembirakan. Orang dengan pola pikir statis menganggap gagal sebagai bukti keterbatasan mereka. Orang dengan pola pikir bertumbuh, terlatih untuk gagal sehingga menjadi tangguh.

Menurut Fred Luthans penggagas dan pakar ketangguhan, ada beberapa karateristik individu yang tangguh yaitu.
  1. Pertama, mampu meregulasi emosi. Pengalaman emosi kita bersifat reaktif. Terjadi sangat cepat dipicu oleh kejadian di sekitar kita. Orang yang tangguh terlatih meregulasi emosi mereka.
  2. Kedua, mampu mengatasi stress. Orang yang tangguh sigap dan punya banyak teknik mengatasi stress.
  3. Ketiga, mampu beradaptasi. Orang yang tangguh terlatih untuk menilai sumber stress mereka. Mereka segera tahu apakah situasi bisa ditunggu untuk berubah, apakah orang lain akan berubah, atau saya yang harus berubah.

Orang yang tangguh sangat mudah menerima bahwa ialah yang sebetulnya harus berubah. Orang yang sangat tangguh bahkan dengan hati saja untuk berubah. Jadi, belajar tentang pola pikir pertumbuh dan ketangguhan akan memberikan inside baru terhadap proses mencapai sukses.

Latihan Pemahaman
A. Pola Pikir Bertumbuh, Ketangguhan, dan Implementasi Merdeka Belajar
Keyakinan bahwa kita bisa berubah dan tidak dibatasi oleh bakat dan kecerdasan disebut sebagai soft skill:
Jawaban : B. Pola Pikir Bertumbuh
B. Karakteristik Individu dengan Pola PIkir Bertumbuh dan Tangguh
Bagaimana sikap orang dengan Pola Pikir Bertumbuh terhadap tantangan?
Jawaban : Tantangan merupakan kesempatan bertumbuh
C. Contoh Praktik Pola PIkir Bertumbuh dan Ketangguhan
Mana yang tidak mencerminkan praktik harian seseorang yang memiliki Pola PIkir Bertumbuh?
Jawaban : Menghindari umpan balik
2. Post test
1.
Bagaimana sikap orang dengan Pola Pikir Bertumbuh terhadap tantangan?
A.Tantangan merupakan kesempatan untuk berkembang
B.Tantangan merupakan hambatan untuk berkembang
C.Tantangan harus dihindari
D.Tantangan sangat menakutkan
Pembahasan :
Jawaban : A
2.Mana yang TIDAK mencerminkan praktik harian seseorang yang memiliki Pola PIkir Bertumbuh?
A.Belajar dari pengalaman
B.Mengubah pandangan tentang tantangan
C.Belajar sendiri, orang lain akan menghambat
D.Merangkul tantangan
Pembahasan :
Jawaban : C
3.Seorang dengan Pola PIkir Bertumbuh bersikap positif dalam menghadapi tantangan. Mana yang tidak melatih Anda toleran terhadap tantangan?
A.Mencicil dari tantangan yang lebih sederhana, bertahap ke lebih rumit
B.Menetapkan di awal bahwa anda akan mencoba lebih dari sekali
C.Mengucap ke hati berulang-ulang selain mungkin gagal mungkin berhasil
D.Meredakan kecemasan, mulai ketika sudah tidak cemas
Pembahasan :
Jawaban : D
4.Hari ini Pak Nurul mengajar menggunakan laboratorium komputer. Ia minta saran dari Guru lain yang sudah sering menggunakan labkom untuk sesi diskusi dan kolaborasi. Praktik Pola Pikir Bertumbuh yang mana yang dicerminkan Pak Nurul?
A.Belajar dari teladan atau mentor
B.Gunakan bahasa pola bertumbuh
C.Belajar dari pengalaman
D.Ajarkan pola pikir bertumbuh kepada orang lain
Pembahasan :
Jawaban : A
5.Keyakinan bahwa kita bisa berubah dan tidak dibatasi oleh bakat dan kecerdasan disebut sebagai:
A.Pola Pikir Statis
B.Pola Pikir Bertumbuh
C.Ketangguhan
D.Ketangkasan
Pembahasan :
Jawaban : B
6.Bu Ines kedatangan Pak Nurul. Pak Nurul kebingungan harus mengajar di labkom dua minggu lagi. Bu Inez merekomendasikan beberapa aplikasi dan beberapa skenario kegiatan. Ia juga memberitahu Pak Nurul tantangan apa yang akan dialami Pak Nurul, tapi percaya Pak Nurul pasti bisa mengatasinya.
A.Belajar dari teladan atau mentor
B.Gunakan bahasa pola bertumbuh
C.Belajar dari pengalaman
D.Ajarkan pola pikir bertumbuh kepada orang lain
Pembahasan :
Jawaban : B
7.Seorang dengan Pola PIkir Bertumbuh bersikap positif ketika gagal. Mana yang tidak melatih Anda toleran terhadap tantangan?
A.Secepatnya minta umpan balik: di aspek apa Anda gagal DAN di aspek apa anda berhasil
B.Mengucap ke hati: oh, ini bukan bidang saya
C.Mengucap ke hati berulang-ulang: Iho, sekarang saya jadi tahu sesuatu yang baru
D.Menetapkan di awal bahwa anda memang akan mencoba lebih dari sekali
Pembahasan :
Jawaban : B
8.Bu Liza ingin praktik mengajar dengan metode Project-Based Learninf. . Ia cemas dan ia menulis di kertas. "Saya takut salah. Nanti setiap murid akan ingat". Ia baca berulang-ulang, ia coret semuanya. Ia menulis lagi. "Nanti kalau ada kesalahan, langsung catat, Ya. Dan saya sudah bekerja keras untuk persiapan hari ini." Pola pikir bertumbuh mana yang ditunjukkan Bu Liza?
A.Belajar dari teladan atau mentor
B.Gunakan bahasa pola bertumbuh
C.Belajar dari pengalaman
D.Ajarkan pola pikir bertumbuh kepada orang lain
Pembahasan :
Jawaban : C

Demikian pembahasan mengenai Soal Post Test Modul 1 Pola Pikir Bertumbuh dan Ketangguhan Platform Merdeka Mengajar. Semoga bermanfaat.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 3:45 PM

Soal Post Test Modul 5 Praktik Fasilitasi

Guru dapat berperan sebagai fasilitator di dalam kelas. Pada saat guru berperan sebagai fasilitator, maka peserta didik di tempatkan sebagai subjek membelajaran. Guru bukanlah satu-satunya sumber ilmu pengetahuan. Seluruh peserta didik juga merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan dalam proses belajar di kelas.

Memfasilitasi dapat diartikan sebagai proses yang memudahkan kelompok dalam mencapai tujuan. Proces fasilitasi pembelajaran di kelas, dimulai sejak guru merancang dan mempersiapkan proses pembelajaran. Pembelajaran dirancang agar prosesnya memudahkan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran dan menempatkan murid sebagai subjek pembelajaran.
Fasilitasi
Guru menggunakan visible thinking routine (see, think, wonder) untuk memfasilitasi pembelajaran. Peserta didik akan melakukan pengamatan dan menjawab pertanyaan sebagai berikut.
  1. Apa yang kamu lihat?
  2. Apa pendapatmu tentang itu?
  3. Dan apa yang membuat kamu bertanya-tanya?

Tujuan metode ini adalah untuk mendorong peserta didik untuk melakukan pengamatan yang cermat dan pemaknaan yang seksama. Metode ini juga membantu untuk merancang rasa yang tahu peserta didik dan menjadikan ruangan untuk penyelidikan.

Ibu Hana menggunakan pembagian kelompok dari buku ceoperatif learning tulisan Dr. Kagan. Guru menggunakan keterampilan fasilitasi untuk menggali pemikiran peserta didik. Yaitu melakukan parafrase dan mengajukan pertanyaan terbuka yang menggunakan kata kunci yang diucapkan oleh peserta didik.

1. Latihan Pemahaman
A. Fasilitator Pembelajran sebagai Pengampu Mata Pelajaran (SD-SMP)
Berdasarkan video yang Anda saksikan, metode yang digunakan oleh guru dalam memfasilitasi siswa di kelas adalah ....
Jawaban : B (See - Think - Wonder)
Berdasarkan video yang anda saksikan, metode yang digunakan oleh guru dalam memfasilitasi siswa di kelas yaitu:
Jawaban : B (Brainstorming)
B. Fasilitator Pembelajran sebagai Pengampu Mata Pelajaran (SMA-SMK)
Berdasarkan video yang anda saksikan, metode yang digunakan oleh guru dalam memfasilitasi siswa di kelas yaitu...
Jawaban : A (Galerry walk)
Berdasarkan video yang anda saksikan, metode yang digunakan oleh guru dalam memfasilitasi siswa di kelas yaitu...
Jawaban : Structured go around)
2. Post test
1.Manakah yang menurut Anda KELIRU di antara pernyataan berikut?
A.Sebagai guru, peserta didik hanya belajar dari Anda: sementara sebagai fasilitator, peserta didik dapat belajar dari siapa saja dan mana saja.
B.Sebagai guru, Anda mengajari peserta didik: sementara sebagai 3 fasilitator, Anda mendorong peserta didik untuk menjadi pembelajar yang mandiri.
C.Sebagai guru, Anda menentukan apa yang harus peserta didik pelajari: sementara sebagai fasilitator, Anda menggali apa yang ingin dipelajari peserta didik.
D.Sebagai guru, Anda meminta peserta didik untukmengerjakan soal latihan: sementara sebagai fasilitator, Anda membantu peserta didik untuk mengerjakan soal latihan.
Pembahasan :
Jawaban : D
2.Dalam membangun interaksi, partisipasi dan mengelola dinamika peserta didik, guru akan memberikan kesempatan kepada peserta didik sebagai berikut, KECUALI:
A.Berbagi pendapat
B.Diperintah oleh guru
C.Saling tanya jawab atau diskusi
D.Menemukan jawabannya sendiri
Pembahasan :
Jawaban : B
3.
Sinta: Integral itu sebagai kebalikan dari turunan fungsi yang sudah kita pelajari minggu kemarin Bu.

Bu Jojo: Terima kasih Sinta. Jadi menurut kamu Integral itu kebalikan dari turunan fungsi ya. Seperti apa kebalikan yang kamu maksud? 

Sebagai seorang fasilitator, keterampilan apa TIDAK dilakukan oleh Bu Jojo?
A.Mencatat
B.Menyimak
C.Bertanya
D.Mengonfirmasi
Pembahasan :
Jawaban : A
4.Dalam metode structured go around, agar setiap siswa mendapat kesempatan berpendapat,, guru dapat bertindak sebagai...
A.Peserta diskusi
B.Moderator
C.Pemberi jawaban
D.Semua benar
Pembahasan :
Jawaban : D
5.Guru di kelas menayangkan video, menggunakan kertas kecil sebagai catatan murid-murid dalam pembelajarannya. Dengan melakukan ini, kompetensi dasar faslitator manakah yang sudah dilakukan?
A.Partisipasi dan visualisasi
B.Partisipasi dan diskusi
C.Diskusi dan visualisasi
D.Semua salah
Pembahasan :
Jawaban : A
6.Guru sebagai fasilitator pembelajaran dapat dilakukan dalam sesi pembelajaran, jika peserta didik mengikuti keinginan guru. Pernyataan di atas adalah..
A.Benar
B.Salah
Pembahasan :
Jawaban : B

Demikian pembahasan mengenai Modul 5 Praktik Fasilitasi Platform Merdeka Mengajar. Semoga bermanfaat.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 6:34 AM

Soal Post test Modul 4 Teori Fasilitasi


Fasilitasi dapat diartikan sebagai proses yang memudahkan kelompok dalam mencapai tujuan. Fasilitasi juga berarti menjembatani orang-orang dalam mengungkapkan pendapat, menggali ide, menyelaraskan pemahaman, dan mengambil keputusan atau kesepakatan melalui langkah-langkah praktis.

Secara tradisional, guru memiliki pengetahuan dan keahlihan di bidang tertentu. Untuk mentransfer pengetahuan tersebut kepada peserta didik, guru dapat menggunakan berbagai cara. Ketika guru menjadi seorang fasilitator, tidak hanya memberikan materi dan peserta didik tidak hanya menerima materi. Jadi peran guru bergeser menjadi memfasilitasi peserta didik untuk dapat membangun tujuan pembelajarannya sendiri.

Artinya kita sebagai guru tidak lagi menjadi raja yang mengontrol seluruh aktivitas peserta didiknya. Kita dapat memberikan ruang bagaimana di serta didik dalam mengekspresifikan ketertarikannya, semangatnya dan kreativitasnya. Secara keseluruhan peserta didik yang berinteraksi terlibat dan berpartisipasi aktif dalam dialog yang argumentatif, mau pun kegiatan kegiatan kolaboratif.

Pembelajaran yang difasilitasi akan lebih mendorong peserta didik untuk mengontrol proses belajar mereka. Peran guru menjadi fasilitator dan penyelenggara proses belajar yang menyediakan sumber daya dan dukungan. Melalui fasilitasi peserta didik dapat belajar dengan, dan dari satu sama lain ketika mereka mengidentifikasi, mengemukakan pemikiran dan pengalaman, mengimpelemntasikan solusi dan berbagai tantangan yang dihadapi. Dengan demikian peserta didik dapat menetapkan tujuan belajar mereka sendiri dan bertanggung jawab atas penilaian terhadap proses pembelajaran yang mereka jalankan.

Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah tuntunan segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak. Agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi tingginya. Sejalan dengan peran guru dalam patra triloka, yaitu ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, dan tut wuri handayani. Guru adalah seorang fasilitator. 
Ki Hajar Dewantara
Tugas guru adalah menuntun, yaitu memfasilitasi peserta didik berproses dalam membangun kemandirian untuk mewujudkan tujuan belajar yang bermakna, bagi diri, dan lingkungannya. Sebagai fasilitator, guru juga menjadi teman belajar yang menguatkan kehendak peserta didik, dalam mencapai tujuan belajarnya yaitu : 
  1. Mendukung setiap peserta didik untuk mengeluarkan pemikiran/ide dan praktik terbaik mereka.
  2. Merancang ruang yang aman dan nyaman bagi peserta didik untuk berkomunikasi dan membangun kemandirian
  3. Mendorong partisipasi penuh, mendorong saling pengertian dan menumbuhkan tanggung jawab bersama di antara peserta didik

Untuk menjalankan perannya sebagai fasilitator, guru memerlukan pemahaman yang baik tentang proses fasilitasi yang efektif. Hal ini dimulai dari prinsip, mindset, dan sikap dari seorang guru dalam memfasilitasi peserta didiknya di dalam kelas.

Teknik fasilitasi menawarkan beberapa metode yang terstruktur dan sistematis. Misalnya, di awal proses pembelajaran, peserta didik dapat berbagi atau curah pendapat terhadap apa yang telah diketahuinya. Mereka dapat berkolompok untuk membahas apa yang ingin mereka pelajari lebih dalam. Di akhir proses pembelajaran, mereka bekerja secara mandiri untuk mengembangkan rencana aksi dari apa yang telah mereka pelajari, sesuai dengan kebutuhan mereka.

Peran guru adalah memandu proses fasilitasi meskipun dengan metode fasilitasi yang berbeda. Hal penting yang perlu dimiliki guru agar dapat memfasilitasi pembelajaran dengan baik adalah :
  1. Menggali dan menemukan cara untuk mengatasi tantangan
  2. Menggali/mengembangkan ide/gagasan
  3. Membuka ruang-ruang diskusi , fokus dalam mencapai tujuan belajar peserta didik.

Prinsip dalam fasilitasi adalah memberdayakan semua peserta didik dalam mengambil peran dan tanggung jawab terhadap tujuan belajar mereka. Berangkat dari prinsip tersebut, maka guru sebagai fasilitator harus berupaya memberdayakan peserta didiknya. Jika prinsip ini terapkan, maka, di dalam kelas akan terlihat, terdengar, terasa bahwa setiap peserta didik.
  1. Saling memperhatikan satu sama lain
  2. Menunjukkan minat bersama
  3. Saling percaya, hormat, dan saling keterbukaan
  4. Maju bersama ke pemahaman yang lebih komprehensif
  5. Memiliki kontribusi penting dalam pembelajaran

Untuk menjalankan prinsip, memberdayakan semua peserta didik, maka dibutuhkan dialog yang juga memberdayakan mereka. Menurut Aloni dan Vella, dialog yang memberdayakan merupakan dialog yang mendorong peserta didik untuk mendapatkan pengalaman yang bermakna. Seorang fasilitator diibarakan seperti pemandu. Untuk memandu proses fasilitasi pembelajaran di dalam kelas dengan baik.

Seorang fasilitator tidak memiliki sumber kekuasan mutlak dan tidak menjadi superior. Sehingga dalam memandu proses pembelajaran, guru berlaku setara terhadap seluruh peserta didik di kelas. Peranya adalah untuk memandu peserta didik untuk:
  1. Mengeluarkan seluruh ide dan pendapat peserta didik dengan memberikan pertanyaan dan menstrukturkan jawaban dari peserta didik
  2. Memproses informasi dan menggali wawasan dari dalam diri
  3. Mendorong komitmen peserta didik dalam menjalankan proses belajarnya
  4. Melakukan refleksi

Ada sembilian sikap dasar yang perlu ditanamkan dalam diri seorang fasilitator.
  1. Keadaran diri. Guru memiliki kesadaran diri untuk mendapingi peserta didik agar tujuan mereka tercapai.
  2. Demokratis. Sikap demokratis memungkinkan seorang fasilitator menghargai perbedaan, keragaman dan toleransi
  3. Sistematis. Berpikir sistematis memungkinkan fasilitator membuat proses terstruktur dan terukur
  4. Observatif. Guru dapat memetakan kebutuhan individu dan kelompok.
  5. Empati. Guru memahami situasi dan kesulitan yang terjadi
  6. Percaya diri. Guru yang percaya diri memampukan diri, mempunyai semangat dan daya lenting.
  7. Perpikiran terbuka. Guru siap beradaptasi, tidak mengajari, dan percaya bahwa peserta didik mmeiliki sumber daya dalam dirinya
  8. Objektif. Guru bersikap netral dalam menentukan ruang lingkup, sumber belajar yang mendukung
  9. Fokus. Guru berkonsentrasi dalam memfasilitiasi peserta didik mencapai tujuan

Bagaimana sikap yang perlu dihindari oleh guru sebagai fasilitator?
  1. Tidak terbuka terhadap pandangan peserta didik
  2. Tidak memahami siapapun
  3. Tidak menyetir apa yang dilakukan oleh peserta didik


1. Latihan Pemahaman
Orang yang memandu proses fasilitasi dikenal dengan nama Fasilitator.
Pernyataan di atas adalah...
Jawaban : benar
Keterampilan fasilitasi itu meliputi menyimak, bertanya, mengonfirmasi, dan refleksi. Pernyataan di atas adalah..
Jawaban : Benar
2. Post test
1.
Saat menjadi fasilitator, guru adalah raja yang mengontrol aktivitas peserta didik. Kita tidak perlu menyediakan ruang diskusi untuk murid dapat mengembangkan kreativitasnya. Pernyataan di atas adalah..
A.Benar
B.Salah
Pembahasan :
Jawaban : B
2.Salah satu kompetensi dasar fasilitator adalah..
A.Koneksi
B.Partisipasi
C.Investasi
D.Semua salah
Pembahasan :
Jawaban : B
3.Yang merupakan keterampilan fasilitasi adalah..
A.Menyimak
B.Bertanya
C.Mengonfirmasi dan refleksi
D.Semua Benar
Pembahasan :
Jawaban : D
4.
Sebagai seorang fasilitator, apa yang dapat kita lakukan untuk membantu murid?
A.Menyediakan sumber daya dan dukungan
B.Menyediakan keuangan yang cukup untuk mendukupi kebutuhan kelas
C.Menyediakan tujuan belajar sehingga murid tidak perlu menentukan ujuan belajarnya sendiri
D.Semua benar
Pembahasan :
Jawaban : A
5.Tugas Guru adalah menuntun,yaitu memfasilitasi peserta didik berproses dalam membangun kemandirian untuk mewujudkan tujuan belajar yang bermakna. Pernyataan di atas adalah..
A.Benar
B.Salah
Pembahasan :
Jawaban : A
6.Keterampilan fasilitasi seperti menyimak, bertanya, mengonfirmasi dan refleksi, tidak berdiri sendiri melainkan semuanya semuanya saling terkait satu sama lain. Pernyataan di atas adalah...
A.Benar
B.Salah
Pembahasan :
Jawaban : A

Demikian pembahasan mengenai Modul 4 Teori Fasilitasi Platform Merdeka Mengajar. Semoga bermanfaat.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 6:34 PM

Soal Post Test Modul 3 Praktik Coaching

Guru dapat berperan sebagai coach bagi peserta didiknya. Pada saat berperan sebagai coach, maka ia adalah mitra berfikir bagi peserta didiknya. Dia melakukan percakapan yang memberdayakan untuk mengoptimakan potensi peserta didik. Definisi coaching menurut interasional coaching federation adalah hubungan kemitraan dengan klien dalam suatu percakapan yang kreatif dan memicu pemikiran untuk memaksimakan potensi pribadi dan profesional klien.

Berikut ini merupakan contoh praktik coaching untuk mengembangkan potensi peserta didik jenjang SD, tepatnya percakapan perencanaan. Praktik ini juga dapat menjadi inspirasi untuk Ibu dan Bapak di jenjang lainnya.
  1. Guru menunjukkan kalau dia memperhatikan peserta didik dengan cara menganggukan kepala. Ini merupakan bagian dari mendengarkan dengan RASA, tahapan apreciate
  2. Guru mengulang kata kunci yang diucapkan peserta didik sebelum bertanya untuk menggali. Ini merupakan bagian dari mendengarkan dengan RASA tahapan sumarize
  3. Guru menangkap adanya emosi yang timbul dari peserta didik dan kemudian menkonfirmasinya. Ini merupakan bagian dari salah satu paradigma berpikir coaching yaitu memiliki kesadaran diri yang kuat
  4. Guru tidak berfokus pada masalah peserta didik dan mendorong peserta didik untuk berani mencoba. Ini merupakan bagian dari paradigma coaching fokus pada peserta didik dan melihat peluang baru dan masa depan.
  5. Guru mengajak peserta didik membuat prencanaan
  6. Guru menutup dengan berjanji bertemu berikutnya.
Coaching
Guru dapat berperan sebagai coach bagi peserta didik dengan cara memiliki paradigma berpikir, memegang prinsip mempraktekan kompetensi ini coaching dan menggunakan alur percakapan coaching TIRTA. TIRTA kepanjangan dari T: Tujuan, I: Identifikasi, R: Rencana aksi, dan TA: Tanggung jawab

Berikut ini merupakan contoh praktik coaching untuk mengembangkan potensi peserta didik jenjang SMP, tepatnya contoh percakapan refleksi. Praktik ini juga dapat menjadi inspirasi untuk Ibu dan Bapak di jenjang lainnya.
  1. Guru menunjukkan kalau dia memperhatikan peserta didik dengan cara menganggukkan kepala. Ini merupakan bagian dari mendengarkan dengan RASA tahapan appreciate
  2. Guru menangkap tujuan percakapan untuk refleksi
  3. Guru mengulang kata kunci yang diucapkan oleh peserta didik sebelum bertanya untuk menggali. Ini merupakan bagian dari mendengarkan dengan RASA tahapan sumarize
  4. Guru menangkap adanya emosi yang timbul dari peserta didik dan kemudian mngonfirmasinya. Ini merupakan bagian dari salah satu paradigma berpikir coaching yaitu memiliki kesadaran diri yang kuat
  5. Guru tidak berfokus pada masalah peserta didik dan mendorong peserta didik untuk berani mencoba. Ini merupakan bagian dari paradigma berpikir coaching yang berfokus pada peserta didik dan melihat peluang baru dan masa depan
  6. Guru mengajak peserta didik untuk membuat perencanaan dan rencana aksi
  7. Guru menutup percakapan dengan kesimpulan yang dinyatak oleh peserta didik sebagai salah satu prinsip coaching yaitu memaksimalkan potensi

Berikut ini merupakan contoh praktik coaching untuk mengembangkan potensi peserta didik jenjang SMA. Praktik ini juga dapat menjadi inspirasi untuk Ibu dan Bapak di jenjang lainnya.
  1. Guru dan peserta didik menyepakati topik dan hasil pembicaraan
  2. Guru menggali dan memetakan situasi saat ini
  3. Guru membantu mengembangkan ide untuk alternatif rencana aksi peserta didik
  4. Guru mengajak peserta didik untuk berkomitmen akan langkah selanjutnya

1. Latihan Pemahaman 
A. Fasilitator Pembelajaran untuk Mengembangkan Potensi Peserta Didik (SD-SMP)
Guru dapat berperan sebagai coach bagi peserta didiknya. Pada saat guru berperan sebagai coach, maka ia adalah ... berpikir bagi peserta didiknya.
Jawaban : Mitra
B. Fasilitator Pembelajaran untuk Mengembangkan Potensi Peserta Didik (SMA-SMK)
Percakapan coaching bisa dilakukan kapan saja untuk mengantarkan peserta didik ke situasi yang dia inginkan di masa depan. Situasi tersebut bisa untuk mencapai target, mendapatkan kesadaran baru, mengatasi tantangan, atau mendapatkan solusi dari masalah yang mereka hadapi.Pernyataan di atas adalah..
Jawaban : Benar
Perhatikan cerita Gustaf berikut ini:Gustaf : Bu, orang yang suka menggambar seperti saya ini, apakah kelak bisa hidup dari menggambar ya bu?Sebagai seorang guru yang berperan sebagai coach reaksi apa yang tepatdikeluarkan oleh Bu Jelita?
Jawaban : Hmm, pertanyaanmu menarik sekali. Apa yang membuatmu berpikir untuk menanyakan hal tersebut?

2. Post test
1.
Sesuai dengan definisi coaching menurut International Coaching Federatioan, tujuan coaching adalah untuk ... coachee.
A.Mencapai target
B.Mengatasi tantangan
C.Memecahkan masalah
D.Mengoptimalkan potensi
Pembahasan :
Jawaban : D
2.Bapak lihat kamu ada 5 pertanyaan, yang tidak bisa. Ini memang susah sih ya.. kamu kesulitan ya sepertinya. Pernyataan di atas adalah merupakan salah satu pernyataan yang menghambat untuk menjadi pendengar aktif saat mempraktikkan coaching, yaitu...
A.Asumsi
B.Asosiasi
C.Menyetujui
D.Menghakimi
Pembahasan :
Jawaban : A
3.Saat mengajukan pertanyaan selama proses coaching, sebaiknya kita menghindari kata tanya yang bersifat menghakimi. Berikut adalah kata tanya yang TIDAK tepat, yaitu...
A.Apa
B.Bagaimana
C.Di Mana
D.Mengapa
Pembahasan :
Jawaban : B
4.
Nah saya amati, dari buku latihan soal ini, AWAN sudah menunjukkan penguasaan atas 3 bidang tadi. Tapi, kenapa yang lain Awan tidak bisa? Susah, ya? Pertanyaan di atas yang dilontaskan guru adalah...
A.Tepat agar anak berefleksi
B.Tidak tepat karena terkesan menghakimi anak saat tidak dapat mengerjakan soal
C.Sudah tepat karena sudah sesuai dengan prinsip mendengarkan
D.Semua salah
Pembahasan :
Jawaban : B
5.Ibu Hana sedang melakukan praktik coaching terhadap Sara. Bu Hana mengulang kata kunci yang diucapkan oleh Sara sebelum bertanya untuk menggali. Ini merupakan bagian dari mendengarkan dengan RASA, tahapan ....
A.Ask
B.Receive
C.Appreciate
D.Sumarize
Pembahasan :
Jawaban : D
6.Vera: "Saya awalnya kasihan jadi saya bawa kucingnya, meskipun setelahnya saya terus bingung".
Pak Romi: "Apa yang membuat kamu bingung?"
Vera: "Saya bingung apakah saya melakukan hal yang benar karena sampai saat ini saya sendiri gak tahu harus bagaimana dengan kucing-kucing ini."
Sebagai seorang coach bagaimana sebaiknya reaksi Pak Romi?
A.Ya sudah, bawa saja kucingnya atau kembalikan saja ke pasar
B.Bagaimana kalau kita cari saja siapa yang mau mengadopsi kucing ini, ya
C.Oh, kamu bingung, memangnya kamu ingin kucing-kucing ini memiliki keadaan yang bagaimana?
D.Coba kamu jangan mengandalkan perasaan. Coba dipikir lagi deh, kamu mampu merawat kucingnya
Pembahasan :
Jawaban : C
7.Berikut adalah kalimat yang merupakan penerapan paradigma berpikir coaching, yaitu...
A.Apa yang membuat kamu takut tidak menang?
B.Ibu lihat kamu ragu-ragu. Apa betul seperti itu?
C.Senang ya? Apa yang membuat kamu merasa senang?
D.Wah gambar kamu mirip sekali dengan aslinya. ... Ibu sampai bisa membayangkan di dalam laut sana.
Pembahasan :
Jawaban : A
8.Gustaf : Kata bapak dan ibu saya, lebih baik saya rajin belajar matematika dan IPA bu daripada menggambar. "Bisa menggambar tidak bisa buat beli beras", kata mereka. Salah satu paradigma coaching yaitu bersikap terbuka ditunjukkan oleh pernyataan Bu jelita berikut ini, yaitu..
A.Wah, kok orang tuamu berpikir begitu ya?
B.Wow, Ibu kurang setuju. Menggambar juga bagus lho.
C.Menurutmu, itu hal yang salah ya?
D.Menurutmu, apa yang menyebabkan kedua orang tuamu berpikir demikian?
Pembahasan :
Jawaban : D
9.Guru yang berperan sebagai coach dapat melakukan percakapan yang memberdayakan untuk mengoptimalkan potensi peserta didik. Manakah yang termasuk pertanyaan memberdayakan potensi peserta didik?
A.Lalu apa yang akan untuk membuat kucing-kucing itu dapat diadopsi?
B.Kamu pasti bingung karena terlalu gegabah membuat keputusan. Berarti kamu berpikir dulu sebelum bertindak
C.Oh, iya sekolah tidak mungkin menampung kucing-kucing itu jadi kamu pastikan pulang sekolah nanti sudah ada solusinya ya?
D.Semua salah
Pembahasan :
Jawaban : A

Demikian pembahasan mengenai Modul 3 Penyesuaian untuk Karakteristik Satuan Pendidikanku Platform Merdeka Mengajar. Semoga bermanfaat.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 7:17 AM

Soal Post Test Modul 2 Teori Coaching

Maksud pendidikan itu, adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi tingginya. Coaching dapat menjadi salah satu cara untuk menuntun kekuatan kodrat yang ada pada peserta didik dan guru dapat berperan sebagai coach bagi peserta didiknya.

Coaching itu adalah proses mengantarkan seseorang dari situasi di mana di saat ini berada ke situasi yang diinginkan di masa depan. Menurut International Coaching Federation, coaching adalah hubungan kemitraan dengan klien, dalam suatu percakapan yang kreatif dan memicu pemikiran untuk memasimakkan, potensi pribadi dan profesionalisme klien.

Pada saat pendidik berperan sebagai coach, maka ia adalah mitra bagi peserta didiknya. Siswa dianggap mampu untuk menemukan sendiri bagaimana, ia dapat mewujudutkan situasi yang ia inginkan di masa depan. Guru melakukan percakapan yang memberdayakan untuk memaksimalkan potensi peserta didik. Guru mendengarkan untuk memahami dan melontarkan pertanyaan agar peserta didik mendapatkan kesadaran baru akan situasi yang sedang dihadapi dan situasi yang ia inginkan di masa depan.
Coaching
Untuk dapat berperan sebagai coach bagi peserta didiknya, Guru perlu memiliki paradigma berfifikir coaching dan memegang prinsip coaching dalam berinteraksi dengan peserta didiknya. Paradigma berfikir coaching ada 4, yaitu :
  1. Fokus pada peserta didik. Guru memusatkan perhatian pada peserta didik bukan pada topik yang dibawa dalam percakapan. Fokus diletakan bagaimana topik percakapan misalnya tentang kesulitan dalam belajar perasaannya tentang belajar atau apapun yang dibawa peserta didik , dapat membawa kemajuan bagi peserta didik , serta sesuai keinginannya.
  2. Bersikap terbuka dan ingin tahu. Agar pendidik dapat berpikir berpikir netral. Jika ada penghakiman atau asumsi, ubah pikiran tersebut dalam bentuk pertanyaan untuk mengonfirmasi penghakiman atau asumsi itu secara hati-hati. Guru juga perlu memiliki rasa ingin tahu untuk membantu dan memahami situasi peserta didik.
  3. Memiliki kesadaran diri yang kuat. Kesadaran diri yang kuat membantu pendidik untuk menangkap adanya perubahan yang terjadi selama pencaraan dengan peserta didik. Pendidik juga perlu menangkap adanya emosi atau energi yang timbul dan mempengaruhi percakapan.
  4. Melihat peluang baru dan masa depan. Pendidik mampu melihat peluang perkembangan yang ada dan juga bisa membawa peserta didik melihat masa depan. Coaching mendorong sesuatu untuk fokus pada masa depan. Coaching juga mendorong sesuatu untuk fokus pada solusi bukan pada masalah.

Selain paradigma ada 3 prinsip coachcing yang perlu dipenggang oleh guru pada saat berkomunikasi.
  1. Kemitraan. Percakapan kreatif memaksimalkan potensi. Kemitraan ditandai oleh adanya tujuan percakapan yang disepakati antara pendidik dan peserta didik. Pendidik dapat mengusulkan tujuan percakapan atas per tujuan peserta didik.
  2. Percakapan kreatif yang berarti berlangsung dua arah. Tujuan percakapan adalah untuk menggali dan memetakan situasi peserta didik. Sehingga menghasilkan pemikiran atau idei baru dari peserta didik.
  3. Memaksimalkan potensi. Setiap percakapan, harus ditutup dengan kesimpulan yang dinyatakan oleh peserta didik dan menghasilkan rencana tindakan.

1. Latihan Pemahaman
Coaching adalah proses menghantarkan seseorang dari titik/situasi di mana dia saat ini berada
Jawaban : benar
Tiga kompetensi inti coaching yang perlu dikuasai oleh guru adalah:
1. Kehadiran Penuh/Presence
2. Mendengarkan jika diperlukan
3. Mengajukan pertanyaan tertutup
Pernyataan di atas adalah ....
Jawaban : Salah

2. Soal Post Test
1.Saat menjadi coach, apa yang harus guru lakukan? Semua jawaban di bawah ini adalah benar, KECUALI....
A.Guru mendengarkan untuk memahami kondisi murid
B.Guru yang berasumsi menjawab semua keinginan murid
C.Guru melontarkan pertanyaan agar muris mendapatkan kesadaran baru akan situasi yang sedang dihadapi dan situasi yang akan diinginkan di masa depan
D.Semua salah
Pembahasan :
Jawaban : B
2.Yang bukan merupakan tiga kompetensi inti coaching yang perlu dikuasai oleh guru adalah:
A.Kemampuan berbicara aktif
B.Kehadiran penuh/Presence
C.Mendengarkan aktif/menyimak
D.Mengajukan pertanyaan berbobot
Pembahasan :
Jawaban : D
3.Kompetensi ini adalah kemampuan untuk bisa hadir utuh bagi peserta didik baik secara badan, pikiran, dan hati agar selaras dengan murid saat sedang melakukan percakapan. Kemampuan ini merupakan salah satu dari kemampuan inti coaching yaitu ...
A.Kemampuan berbicara aktif
B.Kehadiran penuh/Presence
C.Mendengarkan aktif/menyimak
D.Mengajukan pertanyaan berbobot
Pembahasan :
Jawaban : B
4.Dalam percakapan coaching, fokus dan pusat komunikasi adalah pada peserta didik, yaitu sebagai mitra bicara. Sebagai seorang guru kita harus mengesampingkan penilaian/penghakiman/pelabelan/asumsi. Kemampuan ini merupakan salah satu dari kemampuan inti coaching , yaitu...
A.Kemampuan berbicara aktif
B.Kehadiran penuh/Presence
C.Mendengarkan aktif/menyimak
D.Mengajukan pertanyaan berbobot
Pembahasan :
Jawaban : C
5.Dalam coaching kita perlu memberikan dan memaksakan pendapat kita agar anak dapat terbantu dalam berpikir menentukan masa depannya. Pernyataan di atas adalah..
A.Benar
B.Salah
Pembahasan :
Jawaban : B
6.Dalam coaching, kita menganggap murid adalah mitra kita. Murid dianggap mampu untuk menemukan sendiri bagaimana ia dapat mewujudkan situasi yang ia inginkan di masa depan. Pernyataan di atas adalah..
A.Benar
B.Salah
Pembahasan :
Jawaban : A

Demikian pembahasan mengenai Modul 2 Teori Coaching Platform Merdeka Mengajar. Semoga bermanfaat.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 11:06 AM