Soal Post Test Modul 1 Memulai Belajar Praktik Peningkatan Kinerja

Peningkatan praktik kinerja adalah upaya guru dan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja atau pembelajaran pada satu indikator kinerja pilihan. Upaya ini dijalankan melalui siklus peningkatan kinerja yang menekankan pada pengalaman langsung.

Kita memahami bahwa refleksi dan umpan balik adalah dua hal yang sangat penting dalam meningkatkan kinerjanya guru. Sekolah di dorong untuk memastikan setiap guru mendapatkan umpan balik dan melakukan refleksi kinerjanya. Banyak guru yang merasa harus menampilkan hasil yang sempurna, meskipun tidak menggambarkan kinerja sehari-harinya.

Padahal peningkatan praktek kinerja bukanlah penilaian dan penghakiman terhadap kekurangan guru. Penilaian praktek kinerja tidak berorientasi pada hasil, melainkan pada kualitas refleksi, upaya belajar dan perubahan praktek yang dilakukan guru setelahnya.
Coaching
Guru perlu jujur mengakui tantangan yang dihadapi di kelas agar ia memilih kebijakan untuk melakukan perbaikan kinerjanya. Kita perlu memahami bahwa peningkatan praktek kinerjah bukanlah tuntutan administratif semata. Bukan tambahan pekerjaan baru dan tidak boleh membuat guru mengabaikan murid. Penialain praktek kinerja dilakukan sebagai bagian dari proses para pendidik untuk senantiasa mengembangkan dirinya setiap hari.

Peran atasan, yakni, kepala sekolah sangat penting untuk mencapai tujuan dari peningkatan kinerja. Kepala sekolah harus menjadi pihak yang mendorong refleksi agar guru dapat mengenali tantangan yang dihadapi dalam pekerjaannya. Kepala sekolah juga merupakan pihak yang melakukan observasi terhadap praktek pembelajaran dilaksanakan di kelas.

Bukan untuk menilai atau mengakimi tapi justru untuk memberikan pandangan objectif terhadap kinerja guru dari refleksi yang dilakukan guru. Ditambah dengan observasi yang dilakukan oleh kepala sekolah maka tidak lanjut yang dihasilkan merupakan kesepakatan yang tepat sasaran dan berdampak pada peningkatan kualitas praktik pembelajaran.

Pada siklus peningkatan praktik kinerja, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan coaching. Kepala sekolah atau atasan berperan sebagai coach yang memandu guru. Pendekatan ini melibatkan dan memberdayakan pendidik dalam proses peningkatan praktik kinerja .

Supervisi akademik adalah pendampingan yang dilakukan oleh atasan untuk membantu guru, mengembangkan kemampuannya, mengelola pembelajaran yang berkualitas yang muaranya adalah penikatan mutu lulusan, peserta didik. Namun sayangnya, Supervisi akademik sering kali terasa seperti pengadilan ketimbang proses pengembangan. Banyak guru yang justru merasa terbebani dan khawatir berbuat kesalahan sehingga cenderung tidak menampilkan situasi pembelajaran yang sesungguhnya.

A. Transformasi Pengelolaan Kinerja
Latihan Pemahaman
Apa manfaat yang didapatkan pendidik dari observasi praktik kinerja?
Jawaban : Umpan balik yang mendorong perbaikan
Cerita Reflektif
Apa pendapat Anda mengenai Transformasi Pengelolaan Kinerja saat ini?
Tranformasi peningkatan kinerja dapat meningkatkan kemampuan pendidik mengenal  tantangan yang dihadapi di kelas agar ia memilih kebijakan untuk melakukan perbaikan kinerjanya
B. Peningkatan Praktik Kinerja Berbasis Coaching
Latihan Pemahaman
Apa tujuan sebenarnya dari peningkatan praktik kinerja?
Jawaban : Membantu pendidik mengembangkan kompetensi
Cerita Reflektif
Apa pengalaman yang Anda miliki yang berkaitan dengan coaching?
Coaching memberdayakan pendidik dalam proses peningkatan praktik kinerja
Soal Post Test
1.Apa yang menjadi fokus utama dari peningkatan praktik kinerja?
A.Hasil observasi dan penilaian kerja
B.Penilaian dokumen dan bukti kinerja.
C.Upaya belajar dan perubahan praktik
D.Jumlah komponen yang mencapai standar
Pembahasan :
Jawaban : C. Upaya belajar dan perubahan praktik
2.Apa yang menjadi peran utama kepala sekolah dalam praktik kinerja berbasis coaching?
A.Mendampingi perjalanan belajar pendidik
B.Menyediakan daftar periksa untuk pendidik
C.Memberikan instruksi kepada pendidik
D.Menilai berdasarkan pandangan pribadi
Pembahasan :
Jawaban : A. Mendampingi perjalanan belajar pendidik
3.Apa langkah awal yang perlu diambil kepala sekolah untuk menerapkan peningkatan praktik kinerja berbasis coaching?
A.Kepala sekolah perlu menunjukkan kewenangannya atas peningkatan praktik kinerja
B.Kepala sekolah perlu menciptakan suasana aman dan nyaman agar pendidik tidak takut salah
C.Kepala sekolah perlu mendelegasikan praktik kinerja pendidik secara merata
D.Kepala sekolah perlu mendorong pendidik agar melakukan perubahan secepatnya
Pembahasan :
Jawaban : B. Kepala sekolah perlu menciptakan suasana aman dan nyaman agar pendidik tidak takut salah

Demikian pembahasan mengenai Soal Post Test Modul 1 Memulai Belajar Praktik Peningkatan Kinerja Platform Merdeka Mengajar. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 6:36 AM

Soal Post test Modul 3 Praktik Coaching di Satuan Pendidikan

Percakapan coaching yang biasa terjadi di satuan pendidikan adalah untuk membahas, perencanaan, pemecahan masalah, refleksi diri dan kalibrasi. Kepala satuan pendidikan dapat berperan sebagai seorang coach, bagi rekan pendidik dalam merencanakan pengembangan kompetensi mereka.Dimana posisi kepala satuan pendidikan terhadap rekan pendidik adalah Mitra.

Dalam melakukan percakapan coaching, ada alur yang perlu diikuti, salah satunya adalah alur TIRTA. Tirta merupakan singkatan dari tujuan, identifikasi, rencana aksi, dan tanggung jawab. Alur tirta dalam percakapan coaching untuk perencanaan adalah sebagai berikut.
  1. Pada tahap tujuan, tanyakan tujuan perencanaan guru. Apa yang ini dicapai dari kegiatan atau pengembangan ini?
  2. Tahap berikutnya adalah identifikasi dan rencana aksi. Pada tahap ini, tentukan ukuran keberhasilan program pengembangan atau kegiatannya akan dilakukan oleh rekan pendidik. Tanyakan, apa ukurannya bahwa ini berhasil? Pastikan ukuran terukur. Kemudian, identifikasi hal-hal yang harus disiapkan atau dikembangkan oleh rekan pendidik. Tanyakan, apa saja yang harus disiapkan?Apa yang perlu dikembangkan agar bisa mencapai tujuan? Lalu, identifikasi hal-hal yang sudah ada yang bisa membantu keberhasilan. Terakhir, identifikasi dukungan yang diperlukan oleh rekan pendidik serta siapa yang bisa memberikan dukungan tersebut.
  3. Kiat terakhir adalah tanggung jawab. Sepakati, kapan rekan pendidik akan melakukan sesi untuk refleksi atau kalibrasi.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik, guru seringkali dihadapkan pada berbagai masalah yang muncul, baik di sekolah dan di ruang kelas. Guru membutuhkan mitra atau teman berpikir dalam menyelesaikan masalahnya. Salah satu bentuk dukungan didapat dari kepala sekolah dengan menggunakan percakapan coaching. Kepala sekolah dapat membantu guru dalam memaksimalkan potensinya agat guru berdaya dalam menyelesaikan masalahnya.
Coaching
Sebagai kepala satuan pendidikan, sering kali kita mendapatkan laporan dari pendidik terkait kondisi kelas yang dihadapi. Laporan dari kejiatan yang salah saya dilaksanakan, atau bahkan, rkean pendidik yang terkadang meminta masukkan atau saran dari kepala satuan pendidikan. Dalam percakapan yang dilakukan, kepala satuan pendidikan bisa mengajak pendidik untuk belajar dari situasi yang dihadapi. Karena sebagai orang di masa, kita belajar bukan dari pengalaman, namun belajar dari merefleksikan terhadap situasi yang kita alami.

Percakapan berbasis coaching untuk kalibrasi dilakukan setiap 3 bulan saat membicarakan kemajuan perkembangan diri yang ditutup dengan membuat rencana pengembangan selama 3 bulan ke depan. Selain di sesi coaching yang terjadwal percakapan untuk kalibrasi bisa dilakukan:
  1. Saat Kepala Sekolah ingin melakukan penilaian kinerja/ perkembangannya terhadap suatu standar/kriteria.
  2. Saat perlu melakukan penyesuaian ulang atas rencana terhadap standar/ kriteria tersebut. Saat melakukan percakapan untuk kalibrasi jaga sikap terbuka, netral dan ingin tahu.
A. Percakapan Coaching
Latihan Pemahaman
Salah satu alur yang dapat digunakan dalam percakapan coaching adalah ….
Jawaban : TIRTA
Coaching dapat diberikan dalam bentuk sesi khusus atau dalam bentuk ….
Jawaban : Percakapan
Sikap yang tidak menggambarkan peran kepala satuan pendidikan sebagai seorang coach adalah:
Jawaban : Memberi penilaian
Percakapan coaching untuk kalibrasi biasanya membahas tentang …
Jawaban : penilaian kinerja diri
Cerita Reflektif
Tantangan apa yang pernah Anda hadapi saat terlibat dalam percakapan untuk memberdayakan rekan pendidik maupun tenaga kependidikan?
Tantangan yang dihadap dalam mengobservasi pembelajaran yaitu keterbatasan waktu, keterbatasan akses, dan objektivitas
B. Kegiatan Penutup
Latihan Pemahaman
Guru memerlukan waktu berlatih yang pendek untuk dapat terampil menerapkan coaching di satuan pendidikan.
Jawaban : Salah
Cerita reflektif
Ceritakan pengalaman Anda dalam memberdayakan rekan pendidik maupun tenaga kependidikan.
Saya menyadari bahwa beberapa guru yang saya bimbing belum melakukan refleksi yang memadai terkait pembelajaran mereka
Soal Post Test
1.Sikap berikut perlu dimunculkan oleh seorang coach dalam percakapan coaching untuk kalibrasi, beserta alasannya:
A.Mendengar aktif → agar coachee nyaman bercerita dan mampu memunculkan pemikiran atau ide-ide baru
B.Peka → agar bisa menemukan letak kelemahan coachee yang perlu dikembangkan
C.Ajukan pertanyaan menyelidik → agar coachee bisa menemukan ruang berkembang diri
D.Berasumsi → agar coachee merasa punya teman dengan pengalaman serupa
Pembahasan :
Jawaban : A. Mendengar aktif → agar coachee nyaman bercerita dan mampu memunculkan pemikiran atau ide-ide baru
2.Mana yang bukan merupakan karakteristik paradigma berpikir coaching:
A.Kemitraan
B.Pemberdayaan
C.Pengarahan
D.Kemandirian
Pembahasan :
Jawaban : C. Pengarahan
3.Berikut ini yang BUKAN merupakan niat dari percakapan coaching untuk perencanaan? 
A.Mendampingi
B.Mendengarkan
C.Menjadi teman berpikir
D.Membantu dengan saran
Pembahasan :
Jawaban : C. Menjadi teman berpikir
4.Salah satu tips yang dapat membantu Kepala Sekolah dalam menerapkan percakapan coaching untuk pemecahan masalah yaitu ...
A.memberikan saran atas masalah yang dihadapi guru
B.tidak terbawa dalam masalah yang dibawa oleh guru
C.mengajak guru kembali melihat pengalamannya di masa lalu
D.meminta guru langsung memikirkan solusi atas masalahnya
Pembahasan :
Jawaban : B. tidak terbawa dalam masalah yang dibawa oleh guru
5.Kepala satuan pendidikan memulai dengan menanyakan situasi yang terjadi di kelas selama 1 bulan terakhir. Hal ini merupakan tahapan ...
A.Tujuan
B.Identifikasi
C.Rencana Aksi
D.Tanggung Jawab
Pembahasan :
Jawaban : B. Indentifikasi
6.Berikut ini BUKAN pertanyaan yang dapat diajukan saat melakukan percakapan coaching untuk memecahkan masalah?
A.Ceritakan apa masalahnya?
B.Bagaimana keadaannya saat ini?
C.Faktor apa yang menyebabkan masalah terjadi?
D.Hal-hal apa saja yang sudah bagus?
Pembahasan :
Jawaban : C. Faktor apa yang menyebabkan masalah terjadi?
7.Kepala satuan pendidikan memulai dengan menanyakan pilihan lain yang lebih baik untuk dilakukan, dibandingkan pilihan-pilihan sebelumnya. Hal ini merupakan pertanyaan tahapan...
A.Tujuan
B.Identifikasi
C.Rencana aksi
D.Tanggung Jawab
Pembahasan :
Jawaban : C. Rencana aksi
8.Dampak positif bagi pribadi yang muncul dari penerapan pembinaan adalah
A.Kebebasan
B.Kejelasan
C.Kemandirian
D.Kemerdekaan
Pembahasan :
Jawaban : C. Kemandirian
9.Percakapan coaching untuk pemecahan masalah dapat terjadi saat guru menghubungi kepala sekolah karena guru ...
A.Mengalamai krisis atau membutuhkan bantuan luar
B.Memulai sebuah kegiatan
C.Melakukan asesmen formatif
D.Menghadiri pertemuan bersama kepala sekolah
Pembahasan :
Jawaban : A. Mengalamai krisis atau membutuhkan bantuan luar

Demikian pembahasan mengenai Soal Post Test Modul 3 Praktik Coaching di Satuan Pendidikan Platform Merdeka Mengajar. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 11:19 AM

Soal Post test Modul 2 Mari Berlatih Kompetensi Coaching!

Selaras dengan paradigma berpikir coaching, terdapat tiga kompetensi utama yang perlu dilatih oleh kepala satuan pendidikan sebagai seorang coach. Kompetensi hadir utuh adalah pondasi awal untuk muncul dan berkembangnya kompetensi coaching yang lain.

3 kompetensi coaching yaitu hadir utu, mendengarkan aktif, dan mengajukan pertanyaan berbobot. 3 kompetensi ini menjadi dasar yang akan membantu untuk meresapi paradig ma berfikir coaching dan menerapkan prinsif coaching dalam menjalankan tugas kepeminmpinan dan pemberdayaan sebagai kepala satuan pendidikan.

Kompetensi hadir utuh ini akan menjadi pondasi awal yang membantu munculnya kompetensi lain dalam percakapan coaching. Hadir utuh adalah sebuah kemampuan untuk menyelaraskan badan, fikiran dan hati kita pada situasi yang sedang berlangsung saat ini. Hadir secara utuh adalah pilihan sadar. Saat kita sadar bahwa badan kita sedang melakukan sesuatu. Maka secara sadar juga kita menghadirkan hati dan fikiran untuk sepenuhnya ikut melakukan apa yang badan kita sedang melakukan.

Saat kita meniatkan secara sadar untuk hadir dengan utuk dalam coaching, kita menjadil lebih terbuka dengan berbagai hal yang disampaikan oleh coachee dan lebih sabar untuk mencari tahu informasi lebih banyak lagi. Saat lebih terbuka, kita menjadi tenang dalam menerima pemikiran coacee atau orang yang bercerita tanpa perlu menghakimi, melabeli atau berasumsi.Saat lebih sabar, kita menjadi tenang dalam menggali informasi lebih mendalam.
Hadir utuh
Pemberikan kesempatan yang cukup kepada coachee untuk bicara dan tidak mudah tergoda untuk segera memberi saran atau masukkan. Untuk bisa lebih terbuka dan lebih sabar, ibu dan bapak disarankan untuk melakukan coching saat kondisi badan segar dan sehat. Memiliki waktu yang cukup berada di ruangan yang ternang dan nyaman.

Seperti kompetensi lainnya, Hadir utuh juga dapat dikembangkan dengan melakukan berbagai latihan. Ibu dan bapak dapat memiliki tehnik yang dirasa paling efektif untuk berlatih hadir utuh, seperti meditasi, penulis jurnal harian dan lain-lain. Salah satu tehnik yang akan ibu bapak cobah saat ini adalah tehnik stop. Tehnik stop terdiri dari impat langkah yang sangat mudah, dilakukan kapan saja dan dimana saja.
  1. Huruf S berarti stop atau berhenti.
  2. Huruf T berarti take a deep breath atau tarik nafas dalam.
  3. Huruf O berarti observe atau amati apa yang terjadi pada tubuh Anda
  4. Huruf P berarti proceed atau lanjutkan kegiatan.
Kompetensi mendengarkan secara aktif memberikan ruang kepada rekan pendidik untuk mengungkapkan apa yang sedang ia rasakan dan pikirkan. Mendengarkan secara aktif memberikan kesempatan kepada kita sebagai coach untuk fokus pada coachee dan menangkap apa yang disampaikan coachee dengan terbuka tanpa penilaian, asumsi, atau asosiasi.

Dalam proses coaching Ibu dan Bapak yang berperans sebagai seorang coach berada di posisi pendengar. Artinya, mereka pendidik lain sebagai coachee yang lebih banyak menyampaikan informasi. Dalam komunikasi sehari-hari ada beberapa faktor dari dalam diri yang menghalangi untuk dapat mendengarkan. Apa saja itu? 
  1. Yang pertama, asumsi, dimana anda sudah mempunyai anggapan tertentu tentang suatu situasi yang belum tentu benar.
  2. Yang kedua, level atau penilaian, dimana anda menilai rekana anda sebelum berkomunikasi atau pun ketika ia sedang menyampaikan situasinya.
  3. Yang ketiga, asosiasi dimana anda mulai mengaitkan situasi rekan pendidik lain dengan pengalaman pribadi.
Kompetensi mendengarkan aktif menjadi sangat penting dalam proses coaching. Karena ini akan membantu anda untuk memahami sudut pandang dari rekan pendidik lain. Mulai dari potensi yang ia miliki hal yang ingin ia kkembangkan dan tujuan yang ingin dicapai. Dalam mendengarkan aktif, ada 2 elemen penting yang perlu diperhatikan. Yaitu, menangkap kata kunci dan lakukan parafrase. Gunakan kata kunci persis sesuai dengan yang diucapkan oleh coachee. Kemudian, lakukan parafrase setelah coachee selesai bercerita untuk memastikan pemahaman yang sama.Ketika kita menanyakan kembali, akan melakukan parafrase terhadap kata kunci ini, coachee juga akan terbantu untuk memahami situasi yang sedang ia hadapi.

Mengajukan pertanyaan berbobot adalah salah satu kompetensi coaching yang harus dikuasai oleh seorang kepala sekolah agar dapat melakukan percakapan coaching bersama guru dengan nyaman dan terbuka.RASA adalah salah satu cara yang dapat coach gunakan untuk membantu coachee membuat sebuah aksi bagi pengembangan diri dan kompetensinya. Teks ini menyajikan tahap yang perlu Anda lalukan untuk menerapkannya.

Receive (Terima)
  • Perhatikan coachee berbicara
  • Terima apa yang diucapkan 
  • Hindari interupsi
  • Dengarkan kata kunci
  • Duduk dengan menghadap coachee

Appreciate (Apresiasi)
  • Memberi respon verbal: "Oh...", "Ya...", "Wah...", "Hm.."
  • Memberi respon dengan bahasa tubuh: menganggukan kepala, kontak mata, mencondongkan tubuh ke depan
  • Menjaga posisi duduk tenang 
  • Hindari sibuk mencatat dan mengalihkan pandangan ke sisi lain

Summarize (Rangkum)
  • Mengulangi beberapa kata kunci untuk pemahaman yang sama
  • Merangkum beberapa poin dari kata kunci
  • Mintalah konfirmasi pada coachee atas rangkuman Ulangi rangkuman jika dirasa perlu
  • Hindari membaca catatan tanpa kontak mata

Ask (Tanya)
  • Ajukan pertanyaan berdasarkan hasil pendengaran dan rangkuman
  • Ajukan pertanyaan untuk coachee berpikir lebih tentang situasinya
  • Pertanyaan mengandung kata kunci dan emosi yang disampaikan coachee
  • Gunakan pertanyaan terbuka seperti: apa, bagaimana, seberapa, kapan, siapa, atau di mana
  • Hindari pertanyaan tertutup: mengapa, apakah, atau sudahkah

A. Kompetensi Berlatih Hadir utuh
Latihan pemahaman
Kompetensi hadir utuh membantu kita untuk ...
Jawaban : Lebh sabar
Cerita reflektif
Apa rencana Anda untuk melatih kehadiran utuh dalam kehidupan sehari-hari?
Rencana untuk melatih kehadiran utuh dalam kehidupan sehari-hari melibatkan serangkaian praktik yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran diri.
B. Kompetensi Mendengarkan Aktif
Latihan Pemahaman
Mengapa kemampuan mendengarkan aktif dalam coaching menjadi hal yang penting?
Jawaban : Saat coach mendengar aktif, coachee akan merasa dihargai dan memiliki ruang untuk tumbuh dan mengekspresikan pikiran serta perasaannya
Cerita reflektif
Apa rencana Anda untuk melatih kehadiran utuh dalam kehidupan sehari-hari?
Rencana untuk melatih kehadiran utuh dalam kehidupan sehari-hari melibatkan serangkaian praktik yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran diri
C. Kompetensi Mengajukan Pertanyaan Berbobot
Latihan Pemahaman
Yang menyebabkan kepala sekolah TIDAK boleh menggunakan kata tanya mengapa dan kenapa dalam percakapan coaching adalah ….
Membuat guru merasa dihakimi
Cerita reflektif
Apa rencana Anda untuk melatih kehadiran utuh dalam kehidupan sehari-hari?
Menghadirkan hati dan fikiran untuk sepenuhnya ikut melakukan apa yang badan kita sedang melakukan
Soal Post Test
1.Yang bukan merupakan tiga kompetensi utama coaching adalah ...
A.Mendengarkan aktif
B.Mengarahkan tujuan
C.Mengajukan pertanyaan berbobot
D.Hadir secara utuh
Pembahasan :
Jawaban : B. Mengarahkan tujuan
2.Contoh praktik yang tepat dalam mendengarkan rekan pendidik lain secara aktif adalah...
A.Memerhatikan kata kunci dari cerita rekan pendidik dan melakukan parafrasa untuk menyamakan pemahaman
B.Memberikan nasihat dan saran berdasarkan pengalaman
C.Memberikan solusi yang sesuai dengan permasalahan rekan pendidik
D.Memberikan kesimpulan tentang cerita rekan pendidik ketika sudah mengetahui arah pembicaraan
Pembahasan :
Jawaban : A. Memerhatikan kata kunci dari cerita rekan pendidik dan melakukan parafrasa untuk menyamakan pemahaman
3.Sebutkan kata tanya yang dapat kita gunakan dalam pertanyaan berbobot.
A.Kenapa
B.Apa
C.Mengapa
D.Ya atau Tidak
Pembahasan :
Jawaban : B. Apa
4.Dalam coaching kita perlu memberikan serta memaksakan pendapat kita, supaya anak bisa terbantu dalam berpikir untuk menentukan masa depannya, maka pernyataan tersebut
A.Benar
B.Salah
Pembahasan :
Jawaban : B. Salah
5.Pada saat menjadi coach, apa yang harus guru atau pendidik lakukan? Jawaban di bawah ini semua betul, kecuali
A.Guru mendengarkan guna memahami kondisi siswa-siswi
B.Guru berasumsi menjawab semua keinginan murid
C.Guru mengajukan pertanyaan supaya murid memperoleh kesadaran baru akan situasi yang sedang dihadapi serta situasi yang ia inginkan di masa depan
D.Memaksimalkan potensi diri
Pembahasan :
Jawaban : B. Guru berasumsi menjawab semua keinginan murid
6.Kompetensi adalah kemampuan untuk dapat hadir utuh bagi murid baik secara badan, pikiran, serta hati supaya selaras dengan murid ketika sedang melakukan percakapan. Kemampuan ini adalah salah satu dari kemampuan inti coaching yaitu...
A.Mengajukan pertanyaan berbobot
B.Kehadiran penuh /presence
C.Kemampuan berbicara aktif
D.Mendengarkan aktif/ menyimak
Pembahasan :
Jawaban : B. Kehadiran penuh /presence
7.Berikut adalah manfaat yang coach peroleh, ketika mendengarkan rekan pendidik lainnya secara aktif, kecuali
A.Dengan memahami pengalaman atau situasi dari sudut pandang rekan pendidik lainnya
B.Memperoleh informasi tentang potensi yang rekan pendidik miliki
C.Memperoleh asumsi dari pengalaman rekan pendidik yang telah diceritakan
D.Mengetahui atau memahami tujuan yang ingin dicapai rekan pendidik
Pembahasan :
Jawaban : C. Memperoleh asumsi dari pengalaman rekan pendidik yang telah diceritakan

Demikian pembahasan mengenai Soal Post test Modul 2 Mari Berlatih Kompetensi Coaching! Platform Merdeka Mengajar. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 4:23 AM

Soal Post Test Modul 1 Pemimpin yang Memberdayakan

Kepala satuan pendidikan memaknai paradigma kepemimpinan sistem among yang terkandung dalam semboyan pendidikan Indonesia yakni Ing ngarso sung tulodo, Ing madya mangun karso, Tut wuri handayani. Kepala satuan pendidikan akan belajar bagaimana menjadi seorang pemimpin yang dapat memberdayakan potensi setiap individu dalam komunitas pendidikan mereka.

Coaching adalah proses untuk mencetak orang-orang yang lebih hebat dalam bekerja. Coaching juga sarana untuk menyiapkan pemimpin masa depan bagi organisasi. Karena itu nuansa pemberdayaan dalam coaching sangatlah kental. Bila kita ingin memberdayakan orang lain, maka yang terpikir oleh kita adalah bagaimana memberikan kekuasaan bagi mereka untuk berpikir dan bertindak secara kreatif. Kita membantu mereka menjadi orang yang dapat memecahkan berbagai masalah di dalam organisasi secara mandiri. Kita memfasilitasi mereka untuk berani mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan keputusan yang mereka buat. Inilah pemberdayaan.
Memberdayakan
Coaching, mentoring, konseling, fasilitasi, dan training adalah berbagai metode pengembangan diri. Masing-masing metode memiliki tujuan, pendekatan, dan manfaat yang berbeda-beda. Tidak ada metode yang lebih baik dari yang lain. Setiap metode baik untuk kebutuhan yang tepat. Melalui tabel ini, kita akan membahas perbedaan antara coaching, mentoring, konseling, fasilitasi, dan training secara lebih rinci. Harapannya, kita dapat memahami dengan lebih baik metode-metode tersebut sehingga dapat memilih metode yang tepat untuk kebutuhan kita.
  1. Coaching adalah proses untuk membantu individu mencapai tujuannya dengan cara menggali potensi diri. mengembangkan keterampilan. dan membangun kepercayaan diri. Tujuan coaching antara lain : Perubahan mindset atau pola pikir, maksimalkan potensi individu, dan pencapaian tujuan. Pihak yang berperan dalam coaching adalah Coach dan Coachee sebagai mitra pengembangan diri
  2. Mentoring adalah proses berbagi pengalaman dan pengetahuan dari individu yang lebih berpengalaman.Tujuan mentoring antara lain : transfer pengetahuan, keterampilan dan pengalaman, dan pengembangan diri. Pihak yang berperan adalah Mentor sebagai pembimbing bagi Mentee
  3. Konseling adalah proses membantu individu untuk mengatasi permasalahan dan mengambil keputusan yang dibutuhkan.Tujuan konseling antara lain : pembenahan isu masa lalu, dan pemecahan masalah emosi atau psikologis. Pihak yang berperan adalah Konselor sebagai pengarah bagi Konseli
  4. Fasilitasi adalah proses membantu individu/kelompok untuk mencapai tujuannya dengan cara menciptakan lingkungan yang kondusif. Tujuan fasilitasi antara lain : penemuan ide, gagasan, solusi dari sebuah isu bersama/ kelompok, dan pengembangan proses dan gagasan. Pihak yang berperan adalah Fasilitator sebagai pemandu dan pengelola jalannya sebuah diskusi kelompok
  5. Training adalah proses untuk mengajarkan keterampilan atau pengetahuan baru kepada individu/ kelompok. Tujuan training adalah penguasaan suatu keterampilan atau keahlian tertentu. Pihak yang berperan adalah Trainer sebagai pengajar bagi Trainee

Supaya lebih jelas mengenai 4 paradigma berpikir coaching yang disebutkan tersebut, maka langsung saja simak penjabarannya berikut: 
  1. Fokus pada Pembelajar Paradigma pertama ini menempatkan siswa sebagai fokus dalam pembelajaran. Artinya peran guru di sini hanya sebagai seorang fasilitator yang mendukung siswa untuk mempelajari sesuatu berdasarkan keinginannya. Intinya, fokus pembelajaran didasarkan pada topik yang ingin dikembangkan siswa yang diamati seorang guru sebagai sesuatu yang berguna bagi masa depannya.
  2. Memiliki Kesadaran Diri yang Besar atau Kuat Paradigma ini mengharuskan guru untuk peka terutama dalam mengidentifikasi perubahan yang terjadi pada siswa selama pendampingan dilakukan. Guru juga hendaknya memahami emosi yang ada pada saat pendampingan, baik pada dirinya sendiri maupun pada diri siswanya.
  3. Memegang Sikap Keterbukaan dan Rasa Ingin Tahu yang Tinggi Bila diartikan sederhana, di sini seorang guru harus mempunyai wawasan yang luas dan tidak menutup diri atas pemikiran yang dimiliki oleh siswanya. Guru tidak boleh serta merta memberikan pelabelan atau analisa baik buruk terhadap pemikiran yang disampaikan oleh para siswanya. Akan tetapi, lebih ditekankan untuk menerapkan rasa keingintahuan yang dapat memantik siswa untuk mengemukakan dasar pemikirannya secara aktif. Dari sana, maka guru bisa memahami betul apa yang dikehendaki atau menjadi dasar bagi siswa atas pemikirannya.
  4. Kemampuan dalam Melihat Peluang Baru dan Juga Berpikir ke Depan Seperti yang sudah dijelaskan, coaching ini sifatnya mendampingi dan memfasilitasi. Untuk itu guru tidak boleh kaku dan harus berpikir jernih terhadap kemungkinan-kemungkinan yang ada di masa depan. Dalam hal ini, melihat peluang pengembangan yang bisa didapatkan dari pemikiran-pemikiran atau temuan-temuan yang disampaikan oleh para siswanya.

Latihan Pemahaman
Manakah yang tidak termasuk peran Kepala Satuan Pendidikan?
Jawaban : Presenter
Dalam menjalankan fungsi kepala sekolah, strategi coaching dapat dilakukan untuk pengelolaan sekolah pada umumnya dan …
Jawaban : Supervisi akademik
Saat melakukan percakapan berbasis coaching, kepala sekolah harus fokus kepada ...
Jawaban : Orang yang diajak melakukan percakapan
Cerita Reflektif
Apa pemahaman baru yang Anda dapat tentang menjadi seorang pemimpin setelah menonton video ini?
Guru tidak boleh kaku dan harus berpikir jernih terhadap kemungkinan-kemungkinan yang ada di masa depan
Soal Post Test
1.Salah satu pola pikir coaching yaitu bersikap terbuka. Apa yang membuat kepala sekolah perlu bersikap terbuka?ukan percakapan berbasis coaching kepada seluruh guru?
A.Meyakinkan guru dalam menerima masukan
B.Memastikan bahwa guru mendengarkan semua yang diucapkan kepala sekolah
C.Membuat guru menjalankan semua yang diperintahkan
D.Menyadari emosi, pikiran dan perasaan yang mungkin timbul dari guru saat menyampaikan pemikiran
Pembahasan :
Jawaban : D. Menyadari emosi, pikiran dan perasaan yang mungkin timbul dari guru saat menyampaikan pemikiran
2.Posisi Kepala Satuan Pendidikan dalam menjalankan proses memberdayakan
A.Pemimpin
B.Mitra
C.Penyemangat
D.Pengamat
Pembahasan :
Jawaban : B. Mitra
3.Dalam melakukan proses coaching Kepala Sekolah pada intinya harus membuat guru juga staff atau coachee
A.Dengan mengakui kesalahan
B.Adanya saling bergantung
C.Berdaya menjalani pada proses perubahan
D.Merasa ada yang menilai
Pembahasan :
Jawaban : C. Berdaya menjalani pada proses perubahan
4.Sebutkan tipe percakapan yang harus ada dalam sesi coaching sesuai prinsip coaching ...
A.Kepala Sekolah mengarahkan guru
B.Kepala Sekolah menggunakan percakapan kreatif dua arah
C.Kepala Sekolah memberikan solusi-solusi
D.Guru mendengarkan Kepala Sekolah berbicara
Pembahasan :
Jawaban : B. Kepala Sekolah menggunakan percakapan kreatif dua arah
5.Berdasarkan International Coaching Federation (ICF), definisi coaching mencakup hal-hal berikut ini, kecuali ...
A.Proses kolaborasi
B.Diskusi dan arahan
C.Membangkitkan pemikiran coachee
D.Memaksimalkan potensi diri
Pembahasan :
Jawaban : B. Diskusi dan arahan
6.Sistem Among yang terkandung dalam ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani memiliki makna ...
A.Mendorong
B.Mengarahkan
C.Menuntun
D.Memimpin
Pembahasan :
Jawaban : C. Menuntun
7.Salah satu manfaat dari penggunaan coaching sebagai strategi pemberdayaan adalah ...
A.Pendidik secara sadar mendorong pengembangan potensi diri
B.Mendorong terjadinya peningkatan nilai akreditasi sekolah
C.Mewujudkan peserta didik yang lebih aktif di kelas
D.Mendukung rekan pendidik sehingga merasa nyaman
Pembahasan :
Jawaban : A. Pendidik secara sadar mendorong pengembangan potensi diri

Demikian pembahasan mengenai Soal Post Test Modul 1 Pemimpin yang Memberdayakan Platform Merdeka Mengajar. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 7:59 AM

Modul 7 Setelah Belajar di Tahap Awal (Part 2)

Materi penutup mengajak Anda untuk tidak berhenti dalam belajar. Tentunya kita berharap satuan pendidikan tidak hanya berhenti sampai tahap berkembang, namun terus berupaya mengembangkan organisasinya. Dengan begitu, kita dapat maju ke tahap lain dalam menerapkan kurikulum operasional di satuan pendidikan.

Sebelumnya, kita belajar mengenai komponen pengorganisasian belajar. Pada bagian ini, ibu Bapak telah mempelajari mengenai ragam pendekatan dalam menjadwalkan muatan pembelajaran dikegiatan intrakurikular menyiapkan projek profil dan juga ekstra kurikuler. Umumnya, hasil dari pengorganisasian pembelajaran ini seperti berupa kalender akademik, program tahunan, program semester dan lain sebagainya.
Bagian Akhir
Kedua, mengenai komponen perancangan pembelajaran. Ingat, perancangan ini harus dimulai dari tingkat satuan penidikan ya ibu Bapak. Penyusunan alur tujuan pembelajaran serta pendekatan pembelajaran perlu detentukan di tingkat satuan penidikan. Dengan begitu, saat membuat perancangan di tingkat kelas, para pendidik tinggal menurunkannya saja menjadi dokument perancangan pembelajaran yang bisa dipakai untuk memberikan pembelajaran bermakna bagi peserta didik.

Pendidik boleh memilih. Bisa dalam bentuk seperti rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPP, module ajar dan sebagainya yang sesuai. Nah, dalam perancangan dokumen kurikulum operasional satuan penidikan, contoh bentuk alur tujuan pembelajaran, contoh RPP atau modul ajar, dapat disajikan sebagai lampiran dan menjadi panduan bagi para pendidik dalam membuat perancangan pembelajaran di tingkat kelas. 

Lalu pada modul perancangan pembelajaran. Kita juga mempelajari contoh-contoh praktik penerapan prinsip penjajaran yang bisa diterapkan di tahap awal, berkembang, siap, maupun mahir. Nah, langkah selanjutnya adalah melanjutkan perancangan dokumen kurikulum operasional satuan pendidikan untuk komponen 3 dan 4 ini. Tentunya dilakukan bersama-sama dengan perwakilan para pendidik ya, dengan bimbingan dan arahan ibu-bapa sebagai kepala satuan penidikan.

Dokument kurikulum operasional satuan pendidikan adalah dokument berjalan. Artinya bukan sekali dibuat, kemudian sudah selesai. Harus ada proses evaluasi dan peninjauan yang dilakukan secara berkala. Untuk komponen karakteristik satuan pendidikan, setelah visi, misi dan tujuan, dapat ditinjau 4-5 tahun sekali. Sedangkan komponen pengorganisasian pembelajaran dan perancangan pembelajaran, dapat ditinjau minimal 1 tahun sekali. Dengan begitu, kurikulum yang dijalankan oleh satuan pendidikan akan tetap terus relevan dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan kondisi satuan penidikan.

Proses evaluasi ini juga akan mendorong satuan penidikan ibu-bapa untuk kembali berrefleksi mengenai kesiapan satuan penidikan. Yang semula ada di tahap awal atau berkembang, karena ini sudah mulai terbiasa kemudian melanjutkan ketahap siap atau mahir. Jadi, selalu ada upaya yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran di satuan pendidikan.

Latihan Pemahaman
Implementasi tahap awal merupakan langkah pertama, bukan menjadi akhir.
Jawaban : Benar
Cerita Reflektif
Setelah mempelajari topik ini, saya akan melakukan...
Melakukan evaluasi dan peninjauan dokumen KOSP secara berkala
Soal Post Test
Soai 1 dari 1
Langkah selanjutnya setelah menyelesaikan topik ini adalah..
A. Meninjau kembali dokumen kurikulum operasional yang telah dimiliki
B. Mencoba belajar tahap yang lain
C. Mengerjakan aksi nyata
D. Semua benar

Jawaban : D. Semua Benar

Demikian pembahasan mengenai Soal Post Test Modul 7 Setelah Belajar di Tahap Awal (Part 2) platform Merdeka Mengajar. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 7:55 AM

Modul 6 Implementasi Perencanaan Pembelajaran di Tahap Awal

Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan adalah dokumen dinamis yang terus diperbaharui seiring berjalannya waktu. Ini berarti bahwa isi dan pedoman dalam KOSP dapat terus diperbarui dan disempurnakan sejalan dengan perkembangan waktu dan kebutuhan pendidikan.

Pada komponen perencanaan pembelajaran di dokumen KOSP, contoh ATP, modul ajar atau RPP, dapat disajikan sebagai lampiran. Lampiran ini dapat dijadikan referensi atau patokan bagi para guru dalam membuat perencanaan pembelajaran di tingkat kelas. Namun guru juga tetap diberikan ruang untuk eksplorasi sesuai kebutuhannya.

Dalam merencanakan pembelajaran di tingkat kelas, guru harus memperhatikan prinsip pembelajaran yang disampaikan di modul sebelumnya (Perencanaan Pembelajaran) . Video-video pada modul ini memberikan contoh gambaran pelaksanaan pembelajaran dan asesmen sesuai tahap implementasinya.
Tahap Awal
Rencana pembelajaran dirancang untuk memandu guru melaksanakan pembelajaran sehari-hari untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Merencanakan pembelajaran tidak bisa terlepas dari merencanakan asesmen

Kita menyadari setiap peserta didik memiliki potensi yang berbeda-beda. Pembelajaran terdiferensiasi menjamin peserta leluasa untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajarnya. Penerapan pembelajaran terdiferensiasi pada tahap awal, guru mula-mula dapat mencoba memberikan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan mayoritas peserta didik.

Latihan Pemahaman
Pada tahap awal, membuat perencanaan di ruang lingkup satuan pendidikan dapat dilakukan dengan memilih contoh alur tujuan pembelajaran dari referensi yang sudah disediakan kemdikbudristek.
Jawaban : benar
Mana yang merupakan ciri-ciri pembelajaran yang berpusat pada peserta didik?
Jawaban : Peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran
Untuk mendapatkan informasi mengenai kesiapan belajar peserta didik, pendidik dapat melakukan ....
Jawaban : Asesmen pada awal pembelajaran
Kebutuhan belajar murid sangatlah beragam. Hal yang paling memungkinkan bagi guru untuk dapat memenuhi keberagaman tersebut di tahap awal adalah ….
Jawaban : Menerapkan pembelajaran terdeferensiasi
Cerita Reflektif
Apa hal menarik yang Anda pelajari setelah melihat contoh-contoh penerapan pembelajaran di tahap ini?
Kebutuhan belajar murid sangatlah beragam sehingga guru sebaiknya melaksanakan pembelajaran terdeferensiasi
Soal Post Test
1.Berikut ini merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pendidik dalam merancang asesmen pada satuan pendidikan di tahap awal, yaitu ....
A.Membayar jasa pembuat soai asesmen pembelajaran dari luar satuan pendidikan
B.Memberikan kesempatan kepada murid untuk memilih jenis asesmen yang ingin dirancang.
C.Menggunakan soai asesmen yang disediakan di dalam buku teks pelajaran ataupun modul ajar
D.Meminta peserta didik untuk membuat soal
Pembahasan :
Jawaban :  C. Menggunakan soai asesmen yang disediakan di dalam buku teks pelajaran ataupun modul ajar
2.Sebagai guru tugas kita adalah melayani murid-murid dengan segala keberagaman serta menyediakan lingkungan dan pengalaman belajar terbaik bagi mereka. Sikap yang relevan dengan pernyataan tersebut adalah ...
A.Bersikap adil ¡tu bukan berarti menyamaratakan perlakuan kepada semua murid
B.Setiap murid memiliki pola belajarnya yang sama
C.Guru bukanlah kunci dari keberhasilan pengembangan program pembelajaran murid-murid di kelasnya
D.Guru tidak membutuhkan dukungan dari komunitas yang lebih besar untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung semua murid
Pembahasan :
Jawaban : A. Bersikap adil ¡tu bukan berarti menyamaratakan perlakuan kepada semua murid
3.Perencanaan pembelajaran dalam ruang lingkup kelas pada tahap awal dapat dilakukan dengan....
A.Memodifikasi contoh alur tujuan pembelajaran
B.Memilih contoh perangkat ajar yang tersedia
C.Memodifikasi contoh asesmen
D.Memilih contoh alur tujuan pembelajaran yang tersedia
Pembahasan :
Jawaban : A. Memodifikasi contoh alur tujuan pembelajaran
4.Model pembelajaran dengan cara peserta didik bekerja secara kelompok untuk mendiskusikan suatu topik tertentu.
A.Model pembelajaran kooperatif
B.Model pembelajaran discovery learning
C.Model pembelajaran berbasis proyek
D.Model pembelajaran inkuiri
Pembahasan :
Jawaban : A. Model pembelajaran kooperatif
5.Perancangan pembelajaran yang berpusat pada murid dapat dilakukan dengan menggunakan....
A.Hasil asesmen awal pembelajaran
B.Hasil asesmen sumatif
C.Nilai rapor
D.Asesmen di buku paket
Pembahasan :
Jawaban :  A. Hasil asesmen awal pembelajaran
6.Hal yang perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum menentukan pembelajaran terdiferensiasi adalah.
A.Asesmen sumatif
B.Asesmen formatif awal 
C.Ujian semester
D.Ujian praktek
Pembahasan :
Jawaban : B. Asesmen formatif awal
7.Berikut ini yang bukan merupakan karakteristik pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, adalah ...
A.Memenuhi keragaman potensi peserta didik
B.Memenuhi kepentingan pendidik
C.Memenuhi kebutuhan perkembangan dan tahapan belajar peserta didiK
D.Memenuhi kepentingan peserta didik
Pembahasan :
Jawaban : B. Memenuhi kepentingan pendidik.

Demikian pembahasan mengenai Soal Post Test Modul 6 Implementasi Perencanaan Pembelajaran di Tahap Awal Platform Merdeka Mengajar. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 12:22 PM

Modul 5 Perencanaan Pembelajaran Tahap Awal Part 2

Perencanaan pembelajaran meliputi kegiatan perumusan tujuan yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran, metode yang digunakan untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, bahan materi yang akan disajikan, cara menyampaikannya, persiapan alat atau media yang digunakan  Agar proses pembelajaran dan asesmen dapat berjalan dengan baik, terdapat prinsip-prinsip yang dapat dipelajari oleh pendidik sebelum merancang pembelajaran. Prinsip-prinsip ini akan membantu pendidik dalam memodifikasi pembelajaran agar lebih bermakna bagi pesertadidik.

PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN
Pembelajaran dirancang mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam sehingga pembelajaran jadi bermakna dan menyenangkan. Contoh:
  1. Mengetahui kesiapanbelajar dan pencapaian peserta didik sebelumnya: Membaca laporan basil belajar di kelas sebelumnya. Bertanya dan mendiskusikan capaian peserta didik bersama pendidik di kelas sebelumnya Memetakan kemampuan peserta didik: apakah di kelas terdapat peserta didik dengan kebutuhan khusus atau memiliki gaya belajar yang dominan. Mencari tahu melalui obrolan atau diskusi dengan peserta didik. Pendidik dapat memulainya melalui pertanyaan terbuka, seperti "Apa yang anak-anak ketahui mengenai matematika?" atau "Apa yang kalian sukai dan tidak sukai dari matematika?" Menggali informasi dari orang tua untuk menyesuaikan informasi yang telah diberikan oleh pendidik di kelas sebelumnya
  2. Mencari tahu kegemaran/hobi peserta didik saat ini dapat menjadi ide dalam menyajikan pembelajaran di kelas agar lebih menyenangkan. Misalnya: Menggunakan artikel seputar idola/tokoh/karakter favorit peserta didik sebagai konten belajar/studi kasus. Menggunakan lagu yang sedang populer dan mengubah liriknya sesuai materi yang sedang dipelajari
Perencanaan
2. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat. Contoh:
  1. Pendidik memberikan pertanyaan terbuka yang mampu menstimulasi pikiran dan mampu menimbulkanpertanyaan-pertanyaan baru yang mendalam bagi peserta didik. Bagaimana hubungan antarmakhluk hidup dan lingkungannya pada suatu ekosistem? Bagaimana pengaruh keragaman alam terhadap keragaman sosial budaya? Bagaimana literasi berperan dalam perubahan sosial? Apa peran seni dalam kehidupan kita? Bagaimana cara mengidentifikasi sebuah pola dan menggunakannya untuk memprediksi sesuatu?
  2. Pemberian umpan balik sebagai kebiasaan belajar dan mendorong peserta didik untuk terus belajar. Selain dari pendidik, umpan balik bisa dilakukan antarteman.
  3. Melakukan pembelajaran yang membangun kapasitas peserta didik, dengan cara: belajaran berbasis inkuiri dan projek. Memberikan peserta didik kesempatan untuk memilih topik yang ingin dipelajari. Misalnya, pendidik meluangkan satu hari dalam satu minggu untuk peserta didik memilih pelajaran yang ingin dipelajari. Hal ini dapat dikoordinasikan terlebih dahulu kepada peserta didik saat di awal semester, agar peserta didik dapat mempersiapkan diri dalam mencari topik yang ingin ia pelajari.
  4. Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi dalam pembelajaran agar peserta didik terbiasa berpikir ref lektif.

3. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara holistik. Contoh: Pemberian umpan balik yang tak hanya berisi apresiasi, melainkan berisi apa yang telah dicapai dan apa yang perlu dikembangkan kembali oleh peserta didik. Pemberian umpan balik, baik apresiasi maupun koreksi merujuk kepada profil pelajar Pancasila. Pendidik menyesuaikan nenvAmnaian çp^iiaí riptman knntpks npmhPlaiArannvA

4. Pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orangtua, dan komunitas sebagai mitra. Contoh:
  1. Pendidik memberdayakan masyarakat sekitar, orangtua, komunitas, organisasi, dan ahli
  2. dari berbagai prof esi sebagai narasumber.
  3. Memberdayakan orang tua murid sebagai narasumber untuk memperkaya dan mendorong pembelajaran yang relevan.
  4. Menggunakan profesi yang ada di masyarakat sekitar sebagai sumber belajar. Misalnya mengundang tukang jamu di lingkungan sekitar satuan pendidikan, sebagai pendukung pembelajaran terkait pengolahan bahan alam, manfaat dari rempah-rempah, obat-obatan tradisional, dsb.
  5. Bekerja sama dengan komunitas tertentu untuk mengembangkan pembelajaran berbasis proyek. Misalnya komunitas bank sampah, komunitas peduli hewan terlantar, komunitas olahraga,dsb.
  6. Bekerja sama dengan orang tua, mitra, masyarakat sekitar, atau komunitas untuk melakukan kunjungan ke lapangan sesuai dengan jenjang. Misal berkunjung ke lokasi bank sampah, berkunjung ke pabrik teh, dsb.

5. Pembelajaranberorientasi pada masa depan yang berkelanjutan. Contoh:
  1. Pendidik melibatkan peserta didik dalam mencari solusi pada permasalahan di kesehariannya. Peserta didik diajak untuk mengamati fenomena alam yang terjadi di lingkungan tempat tinggalnya dan mencari solusinya. Misalnya, salah satu peserta didik mendapati sampah yang berserakan di lingkungan rumahnya dan menyadari dampak négatif dari hal tersebut. la pun membuat kampanye tentang menjaga lingkungan dan meminta dukungan ketua RT setempat dan bekerja samadengan bank sampah untuk mempelajari cara pengolahan sampah dan memilah sampah yang tepat mengadakan kerja bakti bersama seluruh penduduk.
  2. Pendidik menghubungkan ilmu yang dipelajari di kelas dengan kehidupan nyata. Dalam prosesnya, pembelajaran dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya peserta didik. Misalnya, pendidik sedang menyampaikan materi ekonomi terkait kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Untuk itu peserta didik dapat diajak untuk memahami dan mengenali jenis kebutuhan primer, sekunder, dan tersier dari amatan dan pengalaman hidup mereka pribadi. Seiring dengan prosesnya, peserta didik dapat termotivasi untuk menyadari bahwa mereka perlu mengambil peran dan tanggung jawab untuk masa depan mereka dalam hal kebutuhan tersebut.

PRINSIP-PRINSIP ASESEMEN
Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitas pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan orangtua agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya. Contoh:
  1. Pendidik tidak hanya melakukan asesmen di pertengahan semester maupun di akhir asesmen, melainkan asesmen dilakukan di awal pembelajaran sebagai upaya untuk mengetahui dan mengenali capaian serta kebutuhan peserta didik dalam menyusun perencanaan pembelajaran.
  2. Ketika membagikan hasil asesmen, pendidik memberikan waktu untuk peserta didik berefleksi tentang hasil yang mereka dapatkan, mulai dari keberhasilan, letak kesalahan, dan hal yang perlu diperbaiki.
  3. Pendidik menyampaikan hasil asesmen dan umpan balik kepada peserta didik dan orang tua.
  4. Pada PAUD, orang tua sangat penting untuk dilibatkan dalam memantau aspek perkembangan peserta didiknya. Pendidik juga dapat memberikan tahapan perkembangan yang ideal pada setiap usia peserta didik kepada orang tua, agar dapat selaras dalam pemberian stimulus kepada peserta didik.
  5. Dari hasil asesmen, pendidik mengevaluasi kembali mengenai proses pembelajaran serta kesesuaian asesmen dengan tujuan pembelajarannya. Hasil evaluasi ini menjadi umpan balik untuk pembelajaran selanjutnya.

2. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran. Contoh:
  1. Tidak hanya menggunakan satu teknik dalam asesmen, melainkan beragam. Misalnya tidak hanya menggunakan teknik tertulis/soal menulis, tetapi juga teknik performa, dan observasi.
  2. Mengkomunikasikan kembali terkait waktu pelaksanaannya dan teknik yang digunakan kepada peserta didik.
  3. Pendidik melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi, misalnyamenyampaikan materi melalui proses yang beragam dan mengajak peserta didik untuk menghasilkan suatu produk pembelajaran darimateri yang telah disampaikan. Materi bisa berupa video, dongeng, atau apapun sesuai dengan kemampuan dan kapasitaspada peserta didik. Jadi pendidik tak melulu melakukan tes tulis untuk mengetahui kemampuan peserta didik.
  4. Menyampaikan rencana tindak lanjut dari asesmen yang akan dilakukan oleh peserta didik.
3. Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai selanjutnya. Contoh:
  1. Pendidik menggunakan hasil asesmen untuk menentukan tindak lanjut pembelajaran.
  2. Bekerja sama dengan pendidik lainnya untuk merancang dan menetapkan kriteria yang serupa pada asesmen, agartingkat kesulitannya merata.
  3. Membuat kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran setelah menentukan jenis asesmen yang akandilakukan.
  4. Menginformasikan kriteria sukses kepada peserta didik sebelum dilakukan asesmen agar peserta didik mengetahui posisi awal mereka dan kondisi yang diharapkan. Misalnya dengan memberikan rubrik kepada peserta didik di awal asesmen.

4. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut. Contoh:
  1. Pendidik menyampaikan hasil belajar dalam bentuk penilaian dan deskripsi yang mencakup ketercapaian dan kebutuhan lanjutan yang perlu dikembangkan oleh peserta didik di satuan pendidikan dan orang tua di rumah dalam bahasa yang mudah dimengerti.
  2. Hasil laporan kemajuan belajar dapat disampaikan dalam bentuk pertemuan tatap muka satu persatu antara pendidik dan orangtua. Pertemuan tidak hanya dilakukan di akhir semester, melainkan di pertengahan proses pembelajaran sehingga dapat dilakukan lebih dari satu kali dalam satu semester.
  3. Mengatur pertemuan tatap muka satu per satu dengan peserta didik. Misal dalam 1 semester pendidik mengatur pertemuan dengan durasi max 15 menit untuk masing-masing peserta didik. Dalam pertemuan ini, pendidik bisa memberikan suasana yang santai dan rileks bagi peserta didik untuk bercerita mengenai kesulitan belajarnya dan bersama-sama menyusun rencana untuk perbaikan/kemajuan peserta didik ke depannya.

5. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Contoh:
  1. Pendidik melakukan pertemuan khusus terhadap orangtua untuk mendiskusikan bersama terkait capaian peserta didik dan kebutuhan yang perlu ditindaklanjuti bersama untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Misal ada murid yang terlihat belum bisa mencapai kriteria keberhasilan di pertengahan semester. Pendidik dapat membuka ruang diskusi dengan orang tua untuk tindak lanjut tanpa harus menunggu ketika sudah pembagian rapor.
  2. Setelah pendidik membagikan hasil asesmen, pendidik mengajak peserta didik untuk mempelajari hasil dan berefleksi mengenai hal-halapa saja yang sudah berjalan baik dan hal- hal apa saja yang masih perlu diperbaiki. Misal, pendidik membagikan hasil kuis Matematika. Lalu pendidik memberikan waktu 5-10 menit untuk peserta didik mempelajari hasil kuisnya dan melihat jenis soal yang sudah ia kuasai, belum dikuasai, bagian yang ia tidak teliti, dsb.
A. Apa itu Perencanaan Pembelajaran?
Latihan Pemahaman
Bentuk dari perencanaan pembelajaran dapat berupa....
Jawaban : Semua benar (RPP, Modul, dan Lesson plan)
Langkah awal dalam melakukan perencanaan pembelajaran adalah…
Jawaban : Memahami capaian pembelajaran
Cerita Reflektif
Apa hal baru yang Anda pelajari tentang perencaaan pembelajaran di materi ini?
Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.
B. Merencanakan Pembelajaran
Latihan Pemahaman
Jika sudah membuat modul ajar, guru tidak lagi harus membuat RPP.
Jawaban : benar
Berikut ini yang bukan merupakan prinsip pembelajaran bermakna adalah….
Jawaban : Melibatkan banyak materi
Cerita Reflektif
Ceritakan satu pengalaman bermakna yang pernah Ibu dan Bapak alami saat dulu menjadi murid.
Ketika berada di sekolah dahulu, pengalaman saat belajar membaca adalah belajar cara membunyikan masing-masing abjad yang ada pada suatu kata ...
Soal Post Test
1.Motivasi yang tumbuh pada diri murid untuk belajar secara bermakna harus dimulai dari penguatan oleh guru mengenai pentingnya materi tersebut bagi kehidupan guru. Pernyatan di atas adalah.
A.Benar
B.Salah
Pembahasan :
Jawaban : B. Salah
2.Perhatikan pernyataan berikut ¡ni :
  1. Memahami Capaian Pembelajaran
  2. Menyusun modul ajar
  3. Membuat RPP
  4. Merumuskan tujuan pembelajaran
  5. Menyusun alur tujuan pembelajaran
  6. Melakukan asesmen awal pembelajaran
Dari pernyataan di atas, yang merupakan tahap perencanaan pembelajaran di tingkat satuan pendidikan ditunjukkan oleh
A.1, 2, dan 3
B.2, 3, dan 6 
C.1, 4, dan 5
D.4, 5, dan 6
Pembahasan :
Jawaban : C. 1, 4, dan 5
3.Cara yang salah dalam memahami Capaian Pembelajaran adalah...
A.Dimulai dengan memahami rasional, tujuan, dan karakteristik mata peiajaran
B.Langsung membaca capaian per fase dan merumuskan tujuan pembelajaran
C.Berdiskusi dengan guru mata peiajaran serumpun dalam memahami karakteristik mata peiajaran
D.Mencari tahu peran mata peiajaran kita terhadap perwujudan profil Pelajar Pancasila
Pembahasan :
Jawaban : B. Langsung membaca capaian per fase dan merumuskan tujuan pembelajaran
4.Pernyataan berikut yang salah mengenai rancangan pembelajaran adalah ...
A.Sebelum menentukan aktivitas pembelajaran, kita perlu menentukan dulu asesmennya
B.Asesmen ditentukan berdasarkan kompetensi yang diminta pada tujuan pembelajaran
C.Asesmen ditentukan setelah kita merancang aktivitas pembelajaran
D.Aktivitas pembelajaran dirancang untuk mempersiapkan murid menunjukkan penguasaan kompetensinya
Pembahasan :
Jawaban : A. Sebelum menentukan aktivitas pembelajaran, kita perlu menentukan dulu asesmennya

Demikian pembahasan mengenai Soal Post Test Modul 5 Perencanaan Pembelajaran Tahap Awal Part 2 Platform Merdeka Mengajar. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 1:01 PM

Soal Post Test Modul 4 Implementasi Pengorganisasian Pembelajaran di Tahap Awal

Saat mengembangkan kurikulum operasional, satuan pendidikan perlu melakukan pengorganisasian pembelajaran menggunakan pendekatan yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan satuan pendidikan.

Pada implementasi pengorganisasian pembelajaran di tahap awal Kurikulum Merdeka, pendidik dapat memulai dengan melakukan asesmen di awal pembelajaran untuk mengidentifikasi fase capaian belajar mayoritas murid di kelasnya. Asesmen ini bertujuan untuk memahami kebutuhan belajar yang berbeda-beda di antara murid, sehingga pendidik dapat menyesuaikan metode pengajaran yang diterapkan.

Pada tahap awal ini, pendidik diharapkan untuk mengajar seluruh murid di kelasnya sesuai dengan fase capaian belajar mayoritas murid tersebut. Untuk konteks Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), ini berarti mengajar sesuai dengan tahapan perkembangan mayoritas anak di kelasnya. Hal ini memungkinkan pendidik untuk memberikan pengalaman belajar yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan mayoritas murid, sambil tetap memperhatikan individu yang mungkin membutuhkan pendekatan yang berbeda.
Pendekatan Pembelajaran
Pendidik yang merasa belum percaya diri dalam menerapkan Kurikulum Merdeka dapat mulai dengan langkah-langkah sederhana ini. Dengan menjadi lebih peka terhadap kebutuhan belajar yang beragam di antara murid-muridnya, pendidik dapat secara bertahap meningkatkan kemampuan mereka dalam mengimplementasikan kurikulum ini. Langkah awal ini juga membantu pendidik dalam mempersiapkan diri untuk beralih ke tahap-tahap selanjutnya yang memerlukan pengorganisasian pembelajaran yang lebih kompleks dan diferensiasi yang lebih luas.

Penting untuk diingat bahwa implementasi Kurikulum Merdeka pada tahap awal ini tetap harus berpegang pada prinsip-prinsip perancangan kurikulum yang berlandaskan pada filosofi Merdeka Belajar. Ini termasuk fokus pada penguatan kompetensi murid dan pengembangan karakter melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Dengan demikian, pendidik dapat mulai mengimplementasikan kurikulum dengan cara yang lebih sederhana, namun tetap berorientasi pada tujuan akhir yang ingin dicapai.

Untuk di tahap awal, satuan pendidikan dapat menggunakan inspirasi dari contoh dokumen yang sudah disediakan kemendikbudristek untuk menyusun pengorganisasian pembelajaran. Satuan pendidikan juga dapat menggunakan pendekatan mata pelajaran atau tematik dalam kegiatan pembelajaran intrakulikuler.
  1. Perancangan kurikulum operasional satuan pendidikan. Membuat penyesuaian kecil terhadap contoh dokumen kurikulum operasional satuan pendidikan yang disediakan oleh Kemendikbudristek.
  2. Perancangan alur tujuan pembelajaran. Menggunakan contoh “alur tujuan pembelajaran” yang disediakan oleh Kemendikbudristek
  3. Perencanaan pembelajaran dan asesmen. Menggunakan contoh perencanaan pembelajaran dan asesmen yang disediakan oleh Kemendikbudristek
  4. Penggunaan dan pengembangan perangkat ajar. Menggunakan buku teks dan modul ajar sebagai sumber utama pengajaran
  5. Perencanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Menggunakan modul projek yang disediakan oleh Kemendikbudristek tanpa penyesuaian atau dengan penyesuaian yang sangat sedikit
  6. Implementasi projek penguatan profil pelajar Pancasila. Menerapkan projek penguatan profil pelajar Pancasila dengan jumlah yang lebih sedikit atau lebih banyak dari yang dianjurkan Kemendikbudristek. Projek berorientasi pada menghasilkan artifak (produk seperti makanan, minuman), belum menitikberatkan pada pemahaman tentang konsep dan/atau penyelesaian masalah (problem solving)
  7. Penerapan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Guru menggunakan metode pengajaran yang bervariasi namun masih didominasi oleh peran seperti instruktur yang mengarahkan kegiatan peserta didik sepanjang proses pembelajaran
  8. Keterpaduan penilaian dalam pembelajaran. Guru melakukan asesmen pada awal pembelajaran namun tidak digunakan untuk merancang pembelajaran ataupun untuk mengidentifikasi peserta didik yang membutuhkan perhatian lebih. Guru mulai melakukan asesmen beberapa kali (tidak hanya saat mendekati masa pelaporan/rapor) namun asesmen dilakukan hanya untuk memberikan nilai kepada siswa dan belum digunakan untuk merancang pembelajaran) Guru hanya menggunakan asesmen yang disediakan dalam buku teks dan/atau modul ajar
  9. Pembelajaran sesuai tahap belajar peserta didik (pendidikan dasar dan menengah) Berdasarkan asesmen formatif di awal pembelajaran, guru mengajar seluruh siswa di kelasnya sesuai dengan fase Capaian Pembelajaran mayoritas siswa di kelasnya.
  10. Kolaborasi antar guru untuk keperluan kurikulum dan pembelajaran. Guru belum berkolaborasi untuk keperluan pembelajaran intrakurikuler, namun sudah berkolaborasi untuk keperluan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
  11. Kolaborasi dengan orang tua/keluarga dalam pembelajaran. Guru melalui satuan pendidikan memberikan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik kepada orangtua/wali pada saat penerimaan rapor dan saat peserta didik mengalami masalah belajar. Komunikasi cenderung satu arah, dari pihak satuan pendidikan/ guru kepada orang tua/wali, misalnya guru memberikan saran kepada orangtua/wali tentang apa yang mendukung proses belajar peserta didik sebaiknya dilakukan untuk
  12. Kolaborasi dengan masyarakat/komunitas/ industri. Satuan pendidikan sudah merancang pelibatan masyarakat/ komunitas/industri dalam proses pembelajaran intrakurikuler maupun projek penguatan profil pelajar Pancasila, namun belum terlaksana.
  13. Refleksi, evaluasi dan peningkatan kualitas implementasi kurikulum. Refleksi dan evaluasi implementasi kurikulum dan pembelajaran cenderung satu arah dari pimpinan satuan pendidikan, dan belum berbasis data.

Latihan Pemahaman
Berikut adalah cara pengorganisasian pembelajaran di tahap awal yaitu…
Jawaban : Mencontoh dari dokumen kurikulum operasional satuan pendidikan yang susah ada.
Cerita Reflektif
Setelah mempelajari materi ini, 1 hal yang akan saya akan coba untuk melakukan pengorganisasian pembelajaran, yaitu...
Saya akan menggunakan modul projek yang disediakan oleh Kemendikbudristek tanpa penyesuaian atau dengan penyesuaian yang sangat sedikit.
Soal Post Test
1.Dalam melaksanakan pengorganisasian pembelajaran di tahap awal Pak Bayu memilih satu dokumen dari ferensi yang disediakan. Ia hanya mengganti ñama sekolahnya saja tanpa menyesuaikan pengorganisasian pembelajaran dengan konteks sekolahnya. Bagaimana praktik tersebut menurut Ibu dan Bapak?
A.Tidak tepat, karena pengorganisasian pembelajaran menjadi tidak sesuai dengan kesiapan satuan pendidikan dan tidak bisa memenuhi kebutuhan peserta didik
B.Tepat, karena praktik tersebut sudah termasuk implementasi pengorganisasian pembelajaran di tahap awal
C.Tepat, karena dengan begitu, Pak Bayu dapat memiliki waktu lebih banyak untuk mengurus kepentingan lain
D.Tidak tepat, karena Pak Bayu bisa mendapatkan sanksi dari Dinas
Pembahasan :
Jawaban : A. Tidak tepat, karena pengorganisasian pembelajaran menjadi tidak sesuai dengan kesiapan satuan pendidikan dan tidak bisa memenuhi kebutuhan peserta didik

Demikian pembahasan mengenai Soal Post Test Modul 4 Implementasi Pengorganisasian Pembelajaran di Tahap Awal Platform Merdeka Mengajar. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 8:38 AM

Soal Post Test Modul 3 Mengorganisasikan Muatan Pembelajaran Tahap Awal (Part 2)

Menyusun kurikulum operasional satuan pendidikan memerlukan pertimbangan untuk menyesuaikan dengan tujuan dan kondisi masing-masing satuan pendidikan , terutama dalam mengorganisasi muatan pembelajaran. Dalam proses ini, satuan pendidikan dapat memilih pendekatan mata pelajaran, pendekatan tematik, pendekatan terintegrasi, dan pendekatan secara bergantian dalam blok waktu terpisah (sistem blok).

Pendekatan pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua jenis utama, yaitu pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa dan pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru. Pemilihan dan penerapan pendekatan pembelajaran harus mempertimbangkan beberapa faktor, antara lain tujuan, materi, kondisi peserta didik, sumber belajar, dan evaluasi pembelajaran. Penerapan pendekatan pembelajaran harus dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah atau sintaks yang telah ditetapkan dalam model pembelajaran yang sesuai.
Pendekatan
Pendekatan pembelajaran adalah suatu metode atau strategi yang digunakan oleh guru dalam mengajar guna membantu siswa memahami dan menguasai materi pelajaran dengan lebih efektif. Setiap pendekatan memiliki pertimbangannya masing-masing. Lebih jelasnya mari kita pelajari satu per satu.
  1. Pertama, pendekatan mata pelajaran. Artinya, setiap pembelajaran dilakukan terpisah antara satu mapel dan mapel lainnya. Ini pendekatan yang paling umum sering dilakukan satuan pendidikan. Pendekatan mata pelajaran ini memudahkan satuan pendidikan dalam pembuatan jadual pembelajaran. Namun, pendidik berbagai mata pelajaran perlu berkordinasi supaya penugasan di atur sedemikian rupa agar tidak bertumpuk dalam waktu yang sama.
  2. Kedua, pendekatan tematik. Artinya, pembelajaran di susun berdasarkan tema yang menaungi kompetensi-kompetensi dari berbagai mata pelajaran. Pendekatan tematik bersifat fleksibel dan menghadirkan tema tema yang relevant dan kontekstual, serta berkaitan dengan kehidupan real peserta didik. Namun, pantangannya adalah perlu perencaran yang matang, antar pendidik dan difasilitasi oleh satuan pendidikan. Artinya, para pendidik perlu duduk bersama di awal tahun ajaran untuk mematakan tujuan pembelajaran ke dalam unit-unit tematik dalam setahun.
  3. Ketiga, pendekatan secara integrasi. Artinya, konsep konsep dan ketarampilan tertentu dari mata pelajaran diajarkan secara kolaboratif atau tim teaching. Misalnya, mata pelajaran IPS dan mata matika berkolaborasi saat mengajarkan peta dan sekalah. Dengan begitu, peserta didik mendapatkan pembelajaran yang kompetensif dan alokasi waktu yang lebih efisian. Tantangan yang perlu diperhatikan adalah satuan pendidikan, perlu memberikan waktu yang cukup agar para pengampu mata pelajaran unit integrasi bisa berdiskusi dan menentukan tujuan pembelajaran yang bisa di kolaborasi kan bersama.
  4. Pendekatan sistem block. Artinya, pembelajaran di kelola dalam bentuk block-block waktu terpisah. Misalnya, Di MP, triwulan pertama adalah block mata pelajaran IPS. Kemudian, triwulan kedua adalah block IPS. Dengan begitu, peserta didik mendapatkan waktu yang cukup untuk mempelajari materi secara mendalam dan tuntas. Namun, pendekatan ini perlu memperhatikan beban mengajar pendidikan agar tetap proporsional dan juga mempertimbangkan penggunaan sarana dan pelasarana.
A. Apa i
tu Pendekatan Pembelajaran?
Latihan Pemahaman
Ada empat pendekatan pengorganisasian muatan pembelajaran.
Jawaban : benar
Cerita Reflektif
Pendekatan apa yang diterapkan di satuan pendidikan saat ini untuk mengorganisasikan muatan pembelajaran?
Pendekatan mata pelajaran memang memudahkan satuan pendidikan dalam mengatur jadwal pembelajaran, karena pembelajarannya terpisah antara mata pelajaran yang satu dan mata pelajaran lainnya.
B. Ragam Pendekatan Pembelajaran
Latihan Pemahaman
Jika menggunakan pendekatan tematik, semua mata pelajaran harus masuk ke dalam 1 tema.
Jawaban : Salah
Tantangan yang mungkin terjadi jika pendekatan mata pelajaran digunakan adalah…
Tugas atau PR yang menumpuk di suatu waktu
Di bawah ini, mana yang merupakan pendekatan pembelajaran secara terintegrasi?
Konsep-konsep dan keterampilan mapel tertentu diajarkan secara terintegrasi
Apa ciri-ciri pendekatan sistem blok?
Jawaban : Pembelajaran dikelola dalam bentuk blok-blok waktu
Cerita Reflektif
Setelah mempelajari ini, saya ingin mencoba untuk melakukan pendekatan pembelajaran..... karena.....
Pendekatan tematik karena pembelajaran di susun berdasarkan tema yang menaungi kompetensi-kompetensi dari berbagai mata pelajaran. Pendekatan tematik bersifat fleksibel dan menghadirkan tema tema yang relevant dan kontekstual
Soal Post Test
1.Mana yang merupakan kelebihan pendekatan sistem blok?
A.Adanya tema sebagai payung besar yang menaungi kompetensi- kompetensi dari berbagai mata pelajaran
B.Memudahkan satuan pendidikan dalam pembuatan jadwal pembelajaran
C.Menghadirkan tema-tema yang relevan dan kontekstual
D.Waktu pembelajaran menjadi lebih banyak sehingga memungkinkan peserta didik belajar hingga tuntas.
Pembahasan :
Jawaban :D. Waktu pembelajaran menjadi lebih banyak sehingga memungkinkan peserta didik belajar hingga tuntas.
2.Di bawah ini yang bukan cakupan hal yang dipertimbangkan satuan pendidikan dalam pengorganisasian muatan pembelajaran, yaitu...
A.Orang tua peserta didik
B.Jumlah pendidik dan peserta didik
C.Beban mengajar
D.Kesiapan satuan pendidikan
Pembahasan :
Jawaban : A. Orang tua peserta didik
3.Dalam pendekatan mata pelajaran, satuan pendidikan menjadwalkan kegiatan pembelajaran dalam mata pelajaran secara terpisah.
A.Benar
B.Salah
Pembahasan :
Jawaban : A. Benar
4.Berikut ini adalah karakteristik pendekatan tematik, kecuali...
A.Memberikan pendidik fleksibilitas dalam mengajar
B.Mengajarkan konsep-konsep dalam tujuan pembelajaran secara terpadu
C.Mencocokkan berbagai tujuan pembelajaran secara paksa dalam satu tema (dipaksakan)
D.Ada payung tema yang mengikat dan memberi konteks beberapa mata pelajaran
Pembahasan :
Jawaban : C. Mencocokkan berbagai tujuan pembelajaran secara paksa dalam satu tema (dipaksakan)
5.Mana yang merupakan langkah pertama yang harus dilakukan dalam menerapkan pendekatan pembelajaran secara terintegrasi?
A.Memilih tim guru
B.Menentukan mata pelajaran
C.Menyusun jadwal belajar
D.Melakukan pemetaan tujuan pembelajaran dan memodifikasi alur tujuan pembelajaran
Pembahasan :
Jawaban : D. Melakukan pemetaan tujuan pembelajaran dan memodifikasi alur tujuan pembelajaran
6.Perhatikan pengaturan waktu belajar yang disusun berikut:
  1. Mata pelajaran IPS, Bahasa Indonesia dan IPAS akan diajarkan dari jam 07.00-12.00 dalam semester 1 
  2. Dalam satu tahun ajaran, pembelajaran IPA dibagi ke dalam 
  3. Periode (masing-masing 4 bulan). Mata pelajaran Biologi, Kimia dan Fisika akan diajarkan secara bergantian. Periode ke- 1 tahun ajaran 2021/2022 untuk Fisika, periode ke-2 untuk Biologi, periode ke-3 Kimia.

Pengaturan waktu belajar seperti di atas merupakan contoh pengaturan belajar dengan model ....
A.Blok
B.Kolaborasi
C.Tematik
D.Mata Pelajaran
Pembahasan :
Jawaban : A. Blok

Demikian pembahasan mengenai Soal Post Test Modul 3 Mengorganisasikan Muatan Pembelajaran Tahap Awal (Part 2) platform Merdeka Mengajar. Semoga bermanfaat.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 9:09 AM

SOal Post test Modul 2 Mengenal Pengorganisasian Pembelajaran Tahap Awal (Part 2)

Pengaturan jadwal kegiatan dan pembelajaran di satuan pendidikan, sebaiknya memang harus dipikirkan matang-matang. Dengan begini, jadwal pembelajaran dapat berjalan efektif, peserta didikpun dapat belajar dengan nyaman dan optimal. Saat mengatur waktu pembelajaran antar kelas, mengatur beban belajar peserta didik, proses belajar hingga misalnya pengaturan penggunaan sarana-parasarana, di saat itulah sebenarnya guru sedang melakukan pengorganisasian pembelajaran.

Dengan kata lain, pengorganisasian pembelajaran adalah cara satuan pendidikan mengatur pembelajaran dalam muatan kurikulum, dalam satu periode waktu. Pengorganisasian pembelajaran mengatur semua kegiatan belajar, yang akan peserta didik jalani di satuan pendidikan selama satu tahun ajaran.

Kegiatan belajar peserta didik, bisa kita bagi berdasarkan struktur kurikulum yang sudah di tetapkan oleh pemerintah. Yaitu, intrakulikuler dan projek penguatan peropil pelajar pancasila. Selain itu, kita juga perlu mengatur pembelajar untuk kegiatan ekstrakurikuler dan program sekolah lainnya.
Pengorganisasian
Semua kegiatan belajar ini harus kita atur pelaksanaannya. Agar jadwal antara kegiatan dan penggunaan sarana dan kerasarana, bisa digunakan secara maksimal. Dengan begini, pendidi kdan peserta didik dapat belajar dengan nyaman. Program yang sudah disusun dapat berjalan dengan lancar. Dengan demikian, kebutuhan peserta didik dalam mencapai capaian pembelajaran dan profil pelajar pancasila dapat tercapai.

Dalam pengorganisasian pembelajaran yang diatur adalah semua kegiatan belajar dan program sekolah selama satu tahun ajaran. Di antaranya, pengaturan beban belajar mencakup total JP yang akan dilalui peserta di dalam rentang waktu tertentu. Baik itu beban belajar intrakurikuler, maupun projek profil. Pada jenjang dasar dan menengah. Beban belajar intrakurikuler, berarti beban belajar untuk setiap mata pelajaran. Pada paud, berarti beban belajar terhadap tujuan pembelajaran, tujuan pembelajaran yang didukung oleh tema materi dalam pengaturan. Pengaturan ini akan berkaitan dengan beban mengajar pendidik. Pemerintah pusat sudah menutukan beban belajar untuk setiap jenjang yang bisa dijadikan acuan.

Pengorganisasian pembelajaran membantu satuan perlilihan untuk dapat mengolah aktivitas pembelajaran dengan lebih teratur. Sesuai dengan kerangka struktur kurikulum dan program satuan perlaluan. Dalam mengorganisasi pembelajaran, satuan perlilihan perlu mempertimbangkan tujuan dan kondisinya. Hal yang perlu dilakukan adalah pertama, mengidentifikasi kebutuhan peserta didik, lalu memperoritaskanya sesuai tujuan dan kondisi satuan pendidikan.

Di tahap awal, satuan pendidikan disararankan mengambil langkah bertahap dengan melakukan penyesuan kecil dalam hal pendekatan pembelajaran dan mengorganisasikan muatan mata pelajaran dalam intrakurikuler. Projek penguatan profil pelajar majasila dan intrakurikuler. Kemudian, satuan pendidikan perlu menyesuaikan sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan yang ada.

Latihan Pemahaman
Kalender akademik merupakan salah satu bentuk atau luaran dari pengorganisasian pembelajaran.
Pernyataan di atas adalah...
Jawaban : benar
Hasil yang diharapkan dari pengorganisasian pembelajaran oleh satuan pendidikan adalah:
Jawaban : Pengaturan muatan belajar dalam struktur kurikulum yang terdiri dari intrakurikuler dan projek pengatan profil pleajar pancasila
Kegiatan belajar yang diatur oleh satuan pendidikan dalam kegiatan pengorganisasian pembelajaran adalah Intrakurikuler, projek penguatan profil pelajar Pancasila, ekstrakurikuler, dan program lainnya. Pernyataan di atas adalah..
Jawaban : Benar
Cerita Reflektif
1 hal yang saya baru tahu, yaitu...
Pengorganisasian pembelajaran membantu satuan perlilihan untuk dapat mengolah aktivitas pembelajaran dengan lebih teratur.

Soal Post test
1.Hal yang tidak tepat mengenai ekstrakurikuler adalah....
A.Dapat dibimbing oleh guru dari luar satuan pendidikan
B.Dilakukan di luar jam belajar
C.Harus dilaporkan dalam bentuk angka di rapor
D.Bertujuan mengembangkan minat dan bakat peserta didik
Pembahasan :
Jawaban :  C. Harus dilaporkan dalam bentuk angka di rapor
2.Hal-hal yang diatur dalam pengorganisasian pembelajaran adalah...
A.Beban belajar
B.Muatan mata pelajaran
C.Pendekatan pembelajaran
D.Semua benar
Pembahasan :
Jawaban : D. Semua benar
3.Di tahap awal, satuan pendidikan disarankan mengambil langkah bertahap dengan melakukan penyesuaian kecil dalam hal pendekatan pembelajaran dan mengorganisasikan muatan mata pelajaran dalam intrakurikuler, projek penguatan profil pelajar Pancasila, dan ekstrakurikuler.

Pernyataan di atas adalah..
A.Benar
B.Salah
Pembahasan :
Jawaban : A. benar

Demikian pembahasan mengenai Soal Post Test Modul 2 Mengenal Pengorganisasian Pembelajaran Platform Merdeka Mengajar. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 12:59 PM