Menciptakan Karya Seni dari Kertas Bekas

Pada Pembelajaran Unit 12 ini siswa diajak untuk membuat karya seni dari bahan daur ulang kertas untuk membuat karya seni yang indah dan bermanfaat dengan bentuk dan media kertas yang disukai dan menyesuaikan ketersediannya. Dalam proses pembelajaran guru dapat memilih pendekatan model pembelajaran Visual Auditori dan Kinestetik (VAK) atau model lain yang di pandang cocok untuk mengeksplorasi dan menciptakan karya seni dari kertas bekas. Untuk mengukur kompetensi dilakukan melalui penilaian tes perbuatan (performance test) dengan bentuk tes penilaian produk dan karya seni yang indah dan bermanfaat bahan daur ulang kertas yang telah dikumpulkan/didokumentasikan.

A. Masalah Limbah Kertas
Sampai dengan saat ini kertas merupakansalah satu media dokumentasi, belajar,informasi yang cukup penting dan masihbayak digunakan masyarakat, namun setelahtidak terpakai orang sering mengabaikankertas tersebut, bahkan membuangnya, Jikakertas itu diabaikan akan menumpuk dan mengotori rumah atau kantor dan biasanya orang akan menjualnya ke tukang loak.

Menurut (Sahil, 2016), Pengolahan sampah yang dilakukan, melibatkan pemanfaatan dan penggunaan pada sarana dan prasarana, diantaranya ialah menempatkan sampah pada wadah yang sudah tersedia, proses pengumpulan sampah, kemudian pemindahan, disusul dengan pengangkutan sampah, serta pengolahan sampah hingga pada proses pembuangan akhir.

B. Mengolah Limbah Kertas
Menjual kertas bekas memang merupakan sebuah solusi praktis yang cukup baik, akan tetapi kertas-kertas bekas yang di jual dengan harga murah yang awalnya hanya mengotori rumah itu dapat kita olah menjadi barang-barang yang memiliki fungsi sehingga bisa bermanfaat serta mempunyai nilai artistik dan nilai ekonomis yang tinggi. Menurut Sugandi (2018) kesadaran masyarakat secara mandiri saling berkaitan antar masyarakat sebagai sebuah sistem yang memiliki arti, apabila perubahan pada suatu bagian akan mempunyai implikasi yang tidak kalah penting dalam masyarakat lain.
Limbah
Limbah kertas bekas tersebut dapat diolah menjadi berbagai macam produk karya seni kerajinan seperti: tempat pensil, vas bunga, tempat tisu, tempat majalah, keranjang buah, wadah perhiasan, sarung telepon genggam, asbak, dan hiasan dinding, dan lain-lain. Siswa dapat menentukan karya seni kerajinan yang akan dibuat dengan menyesuaikan bahan daur ulang kertas bekas yang akan di pakai.

C. Menciptakan Produk Karya Seni Dari Limbah Kertas
Siswa dapat merencanakan produk karya seni yang akan dibuat beserta kebutuhan bahan tambahan dan alat yang digunakan, kemudian adalah siswa akan melakuakan proses menciptakan karya seni yang indah dan bermanfaat dari bahan daur ulang kertas sesuai bahan kertas bekas yang didapatkan dan merencanakan bentuk produk karya seni yang akan di buat. Dalam proses penciptaan karya seni ini siswa dibebaskan untuk berkreasi sesuai idenya sendiri menyesuaikan bahan-bahan dan alat yang tersedia.

D. Langkah-Langkah Pembuatan Karya Seni Daur Ulang Kertas Bekas Koran
Berikut adalah salah satu langkah-langkah pembuatan karya seni daur ulang kertas bekas koran: untuk membuat tempat pencil dari kertas bekas koran,dengan langkah- langkah sebagai berikut :
Koran
  1. Siapkanlah bahan dan alat berupa: kertas koran, lem kertas, dan tali sebagai dekorasi. Alat: guting, gluegun/lem tembak, penggaris, dan pensil;
  2. Gulunglah kertas koran dengan sama besar dan rapi kemudian ditambahkan lem pada ujung koran yang telah digulung;
  3. Gulungan kertas koran siap digunakan;
  4. Potonglah sama panjang gulungan kertas koran tersebut sesuai ukuran yang diinginkan;
  5. Rekatkan dengan lem tembak satu sama lain potongan gulungan kertas koran pada sisi bagian dalam;
  6. Bentuklah lingkaran dan tambahkan dekorasi tali pada ujung atas dan bawahsupaya lebih rapi dan menarik;
  7. Buatlah tutup bagian bawah dengan gulungan kertas koran dengan lem tembak kemudian dipotong melingkar sesuai ukuran;
  8. Pasangkan tutup bawah dengan lem tembak dan rapikan, wadah tempat pensil telah selesai dan siap digunakan.

Alat dan bahan
Kertas koran bekas. Alternatif: kertas jenis lain yang tipis, bahan alam yang menyerupai kertas. Jika terdapat kertas lain dengan karakteristik yang berbeda maka berbeda pula proses pembuatanya.
Bahan hiasan tambahan sesuai keinginan dan bahan pewarna tambahan sesuai keinginan.

Alat dapat menyesuaikan kebutuhan berdasarkan bahan yang digunakan. Siswa dipersilahkan memilih dan mencoba alat bahan yang berbeda. Siswa dipersilahkan menggunakan alat yang dibuat sendiri/alat khas daerah sekitar.

Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 9:01 PM

Karya Seni Bahan Daur Ulang Rumah Tangga

Pada Pembelajaran Unit 11 ini siswa diajak memanfaatkan dan mendaur ulanglimbah dari rumah kita sehari-hari untuk membuat karya seni yang indah danbermanfaat dengan bentuk yang disukai siswa, bahan yang digunakan menyesuaikanlimbah yang diproduksi keluarga siswa masing-masing baik berupa limbah organikmaupun limbah anorganik.

A. Limbah di Sekitar Kita
Proses mendaur ulang untuk menciptakan produk baru dari bahan bekas menjadibahan baru merupakan kegiatan yang sangat berkontribusi terhadap pelestarianalam dengan mengurangi sampah dan menjadikan sesuatu yang berguna, denganmendaur ulang kita juga dapat mengurangi penggunaan bahan baku yang baru,mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi lingkungan, kerusakan lahan,dan emisi gas rumah kaca dan yang lainnya.

Salah satu produsen limbah yang tidakpernah berhenti berproduksi adalah rumah kita sendiri, dengan mengurangi sampahdari rumah, kita akan ikut berperan aktif mengurangi sampah secara global. Dalamkegiatan pembelajaran ini siswa diajak untuk mendaur ulang limbah yang dihasilkandari keluarga sehari-hari.

B. Menyeleksi Limbah Untuk di Daur Ulang
Siswa dapat menyeleksi bahan daur ulang yang dapat digunakan sebagai karya senidari limbah yang dihasilkan keluarga sehari-hari dari dengan memilahnya sesuai jenis dan bentuknya, dalam proses pemilahan ini diperlukan pengamatan dan pengetahuan tentan jenis limbah tersebut. Menurut Anggraini (2018) kita dapat mengklarifikasikannya terlebih dahulu diantara limbah padat yang dapat didaurulang dengan yang tidak.

Daur ulang merupakan salah satu bentuk pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemprosesan, pendistribusian, dan pembuatan produk baru daru bahan bekas yang masih layak, dan komponen utama dalam memanajemen sampah ini ada pada dalam proses hierarki sampah 4R (Reduce, Reuse, Recycle, and Replace).

Dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah disebutkan bahwa sumber penghasil sampah sudah harus melakukan prinsip pemilahan dan life circle sampah yang berupa reduce (mengurangi),reuse (menggunakan ulang), dan yang dihasilkan siswa. recycle (mendaur ulang).

C. Menciptakan Karya Seni Daur Ulang Dari Limbah
Setelah siswa dapat menyimpulkan bahan-bahan daur ulang dari limbah yangdihasilkan keluarga sehari-hari, kemudian adalah siswa akan melakuakan proses menciptakan karya seni yang indah dan bermanfaat dari bahan daur ulang yang dihasilkan keluarga sehari-hari sesuai bahan yang didapatkan dan merencanakan betuk produk karya seni yang akan di buat. Dalam proses penciptaan karya seni ini siswa dibebaskan untuk berkreasi sesuai idenya sendiri menyesuaikan bahan-bahan dan alat yang tersedia.
Karya
D. Langkah-Langkah Menciptakan Karya Seni Daur Ulang Dari Limbah
Berikut adalah langkah-langkah pembuatan karya seni daur ulang dari limbah yang dihasilkan keluarga sehari-hari: membuat vas bunga dari botol plastik bekas, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Vas Bunga
  1. Gambarlah pola potongan pada botol bekas yang akan digunakan untuk di daur ulang;
  2. Potonglah menggunakan cutter atau pisau pada pala yang telah di buat;
  3. Rapikanlah hasil potongan tersebut;
  4. Warnailah menggunakan cat akrilik.
  5. Rapikanlah pewarnaanya dan gunakanlah cat warna lainnya untuk menggambar karakter atau dekorasi sesuai keinginan;
  6. Vas bunga telah selesai dapat segera digunakan setelah cat mengering untuk menanam bunga yang indah.

Alat dan bahan:
  1. Botol bekas minuman
  2. Alternatif: Plastik/Botol lainya/kaleng/kertas/dan lain-lain.
  3. Bahan hiasan tambahan sesuai keinginan.
  4. Pewarna cat akrilik atau bahan pewarna lain sesuai keinginan/ketersediaan.
  5. Alat dapat menyesuaikan kebutuhan berdasarkan bahan yang digunakan.
  6. Siswa dipersilahkan memilih dan mencoba alat bahan yang berbeda.
  7. Siswa dipersilahkan menggunakan alat yang dibuat sendiri/alat knhas daerahsekitar.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 10:01 PM

Membuat Shadow Puppet (Wayang) yang Menakjubkan

Unit pembelajaran ini mengandung tentang wayang yang mengandung unsur seni rupa dan pertunjukan. Berdasarkan hal tersebut, mengajarkan unit pembelajaran menekankan pada aspek pemahaman siswa terkait seni rupa, seni pertunjukan dan tradisi.

Shadow adalah bayangan, sedang puppet adalah tokoh/lakon yang dimainkan. Jadi shadow puppet adalah tokoh cerita yang dimainkan dalam bentuk bayangan. Salah satu contoh shadow puppet yang paling terkenal adalah wayang. 

Shadow puppet atau lebih dikenal dengan wayang merupakan seni pertunjukan yang kaya dengan unsur seni rupanya, misalnya pada hiasan tokoh cerita, kelir/layar, panggung, tata cahaya dan lain sebagainya. Oleh karena itu dapat dikatakan jika shadow puppet merupakan seni rupa yang telah menjadi seni pertunjukan.

Di Indonesia, beragam daerah memiliki kesenian ini, seperti wayang kulit Jawa, wayang golek Sunda, wayang Beber Bali, dan lain sebagainya. Pada dasarnya, kesenian ini bisa dibuat sesuai kebutuhan masyarakat tertentu sehingga setiap masyarakat bisa memiliki wayangnya sendiri. Bahkan lebih jauh lagi, setiap orang bisa membuat wayangnya sendiri. 

Sebagai topik pembelajaran seni rupa, kita bisa membuat shadow puppet sendiri dengan tokoh dan cerita berdasarkan dongeng daerah kita masingmasing. Bahkan, kita bisa membuat tokoh dan alur ceritanya dari kehidupan kita sehari-hari. Misalnya, kita membuat tokoh dari keluarga, teman, tetangga dan binatang peliharaan kita. 

Beberapa seniman terkemuka Indonesia telah mengangkat wayang menurut versinya sendiri hingga popular di mancanegara, antara lain Heri Dono, Nasirun, Samuel Indratma, Eko Nugroho, dan banyak lagi lainnya. Mereka membuat tokoh dan cerita wayang sendiri sehingga menarik masyarakat luas, baik di dalam maupun luar negeri. 

Dalam membuat tokoh dan cerita wayang, kita bisa menggunakan berbagai pengetahuan dan keterampilan yang telah kita pelajari. Misalnya, pakaian para tokohnya bisa berupa motif dekoratif sesuai daerah kita dan ceritanya bisa diperoleh dari kisah para legenda daerah kita masing-masing, lingkungan sekitar aatau dari sebuah buku.

Karya shadow puppet bisa dinikmati dengan beberapa cara. Pertama, bisa dipamerkan di kelas atau sekolah. Kedua, bisa dimainkan bersama teman-teman (seseorang bisa membuat cerita, lainnya memainkan tokohnya, selebihnya bisa memainkan alat musik pengiring, tukang sorot lampu, dan sisanya menjadi penonton. 

Langkah-langkah membuat Shadow Puppet 
  1. Sampaikan materi tentang Shadow puppet
  2. Ajak siswa membangun ide karya
  3. Siapkan alat berupa pensil, pulpen, spidol, cat air, akrilik atau poster, kertas  karton atau kardus, bambu, kain layar, lampu senter
  4. Buat sketsa tokoh pada kertas
  5. Potong sesuai garis luarnya
  6. Lubangi bagian rongga agar tampil sebagai bayangan
  7. Beri warna
  8. Buatlah pegangan dari bambu

Adapun cara memainkannya: Shadow Puppet
  1. Bentangkan layar dari kain (bisa juga tanpa layar)
  2. Sorot lampu dari arah belakang 
  3. Mainkan tokohnya sesuai cerita
  4. Iringi dengan musik
  5. Tonton dari depan atau belakang layar
Contoh Cerita : Semut dan Belalang
Di tengah hutan, hiduplah seekor semut yang sangat rajin. Setiap hari semut kecil ini selalu bekerja mengumpulkan makanan dan menyimpannya di dalam lumbung. Teriknya matahari dan derasnya air hujan, tidak menyurutkan semangat Sang Semut untuk mengumpulkan makanan. Dengan bersusah payah, Sang Semut bekerja keras untuk membawa makanan yang dikumpulkan dan disimpan di dalam lumbung rumahnya.
Semut
Pada suatu hari ketika Sang Semut sedang bekerja, ia bertemu dengan seekor belalang yang sedang asyik berjemur sambil bermalas-malasan.
Makanan
“Hai Mut, kamu sedang apa?” tanya belalang.
Rumah
“Aku sedang mengumpulkan makanan untuk persiapan musim dingin,” jawab Semut.
Matahari
“Ah, buat apa kamu melakukannya sekarang.

Musim dingin masih lama, lebih baik kita bermalas-malasan dahulu,” kata belalang lagi.
Belalang
Sang Semut tidak memedulikan belalang itu. Dia tetap saja bekerja mengumpulkan makanan yang dijumpainya. Demikianlah sepanjang hari Sang Semut sibuk bekerja, sementara Sang Belalang bermalas-malasan.
Hutan
Akhirnya musim dingin pun tiba. Sang Semut yang rajin itu duduk dengan nyaman di dalam rumahnya yang hangat sambil menikmati makanannya yang berlimpah. Belalang termenung sedih di rumahnya, karena ia tidak memiliki makanan sedikit pun. Saat Belalang itu hampir mati kelaparan, Sang Semut datang dan memberinya makanan. Sejak saat itu Sang Belalang akhirnya menjadi rajin bekerja mengumpulkan makanan, seperti Sang Semut. 
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 1:57 PM

Membuat dan Menghias Layang Layang

Unit pembelajaran ini mengandung topik desain fungsional, yaitu merancang  karya kriya berupa layang-layang yang mengandung unsur desain (rancangan),  teknologi (aerodinamika, ilmu penerbangan) dan seni (hiasan gambar/lukisan  pada layang-layang).

Layang-layang merupakan media bermain yang mengandung unsur seni rupa  berupa desain (rancang bangun) dan lukis/gambar. Di samping itu, layang-layang juga mengandung unsur sains-teknologi berupa aerodinamika. Aerodinamika berasal dari dua kata yaitu aero yang berarti udara dan dinamika berarti tenaga atau pergerakan. Dengan demikian, membuat layang-layang akan melatih kita  berpikir berdasarkan seni rupa, desain dan sains-teknologi.

Sebagai media bermain yang mengandung unsur seni rupa dan teknologi, layang-layang akan menjadi kreasi yang menantang dari segi rancangan dan seninya. Khusus terkait unsur seni, layang-layang bisa dihias dengan lukisan yang menggambarkan cita-cita, harapan atau doa kita. Misalnya, lukisan berupa  bunga yang mekar, petani dengan ladang yang subur, kehidupan di angkasa luar dan kehidupan manusia di masa depan. Tema lain yang lebih dekat juga bisa  dipilih: flora dan fauna, keluarga, sahabat atau kata-kata mutiara yang bermakna.

Sebagai acuan, tahap-tahap pembuatan layang-layang berikut ini mohon diperhatikan:

A. Alat dan Bahan
Siapkan bahan berupa kertas minyak, lem, gunting, pisau, bambu, benang  jahit, senar dan cat (cat air atau poster)

B. Cara Membuat
Layang
  1. Buat pola layang-layang sesuai desain yang direncanakan pada rangka dari batang bambu. Letakkan bambu secara menyilang. 
  2. Ikat bambu dengan menggunakan benang. Ikat keempat ujung bambu dengan benang.
  3. Letakkan ikatan bambu di atas kertas minyak. Jiplak. Tambahkan 2 cm untuk garis gunting. Potong kertas minyak sesuai ukuran rangka bambu yang sudah dibuat.  
  4. Tempelkan kertas minyak sesuai pola yang sudah dibuat, kemudian tekan  sudut yang diberi lem agar menempel dengan erat.
  5. Lukis kertas dengan tema terkait harapan dan cita-citamu.
  6. Buat variasi pada layang-layang dengan memasang ekor/buntut dari sisa kertas agar terlihat menarik ketika diterbangkan di udara
  7. Pasang benang layangan di bagian tongkat bersilang (tali kama). Ikatkan ujung yang lain ke ujung bawah rangka
  8. Layang-layang siap dimainkan

Saat cuaca cerah dan berangin, menerbangkan layang-layang pasti sangat menyenangkan. Aktivitas yang satu ini juga akan membuat Anda sangat rileks. Angin dengan kecepatan ringan dan sedang (sekitar 9-24 km/jam) paling baik untuk menerbangkan layang-layang berbentuk segitiga. Jangan menerbangkan layang-layang Anda dekat dengan jalan raya, di sekitar jaringan listrik ataupun pelabuhan udara. Lokasi terbaik yang bisa Anda pilih, misalnya taman, lapangan, dan pantai. Semakin luas area, akan semakin menyenangkan.

Menerbangkan layang-layang itu mudah, dan akan semakin lebih mudah jika dilakukan oleh dua orang. Selain itu, berdua pasti juga akan lebih menyenangkan. Peganglah gulungan benang, sementara seorang teman Anda memegang layang-layang. Layang-layang harus menghadap ke arah Anda, sedangkan punggung Anda menghadap arah datangnya angin.

Lepaskan benang dari gulungannya kira-kira sepanjang 20 meter. Mintalah teman Anda mundur menjauhi Anda sejauh panjang benang yang Anda lepas. Pastikan tidak ada gangguan di sekitar lokasi di mana layang-layang akan dilepaskan. Beri isyarat kepada teman Anda untuk melepaskan layang-layang. Pastikan angin bertiup dalam arah lurus dari posisi Anda ke teman Anda, si peluncur. Lepaskan benang untuk membuat layang-layang mengangkasa lebih tinggi.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 4:33 PM

Menabung pada Celengan Indah Buatan Sendiri

Celengan merupakan produk seni rupa kriya (kerajinan) yang mengandung unsur  desain (rancangan) yang mengandung fungsi khusus dan langsung, yaitu untuk menabung. Berdasarkan hal itu, pokok-pokok materi dalam pembuatan karya ini akan memperkenalkan: (1) Pentingnya hidup mandiri hemat dan (2) prinsip-prinsip desain sebuah karya kriya/kerajinan.

Kita memasuki masa di mana segala kebutuhan tersedia di sekiar kita. Namun, kebutuhan tersebut harus diperoleh dengan cara membeli. Seseorang harus memiliki uang untuk mencukupi kebutuhannya. Semakin banyak kebutuhan seseorang, semakin banyak pula uang yang dibutuhkan. Tidak heran  jika banyak orang yang terlilit hutang untuk mencukupi kebutuhannya. Oleh karena itu kita harus hidup seimbang antara uang (pemasukan) dan kebutuhan kita (pengeluaran).

Menabung di celengan adalah usaha untuk melatih hidup hemat dan mandiri agar uang yang kita miliki tidak habis untuk memenuhi kebutuhan (terutama yang tidak diperlukan). Dengan hidup hemat, kita bisa menjalani hidup secara mandiri karena tidak memiliki hutang dan bahkan bisa memiliki modal untuk membuat usaha sendiri.

Adapun terkait desain, seorang “Bapak Desain” yang masyhur dari Jerman  bernama Dieter Rams memperkenalkan 10 prinsip desain yang amat bermanfaat dalam membuat sebuah produk kriya. Berikut rinciannya:
  1. Inovatif: mengandung kebaruan tertentu sehingga terasa segar dan tidak membosankan
  2. Bermanfaat: desain yang baik selalu mengutamakan manfaat/fungsi produk. Aspek lain dari produk dibuat terutama untuk mendukung manfaat atau fungsinya
  3. Estetis: desain yang baik itu indah, artinya terdapat ritme, harmoni dan keselarasan
  4. Mudah dipahami: desain yang baik mudah dipahami fungsi dan penggunaannya
  5. Jujur: desain yang baik selalu jujur antara bentuk, bahan dan fungsinya, tidak menipu atau mengelabui konsumen/pengguna
  6. Rendah hati: desain yang baik tampil secara rendah hati sesuai manfaat/ fungsinya, tidak tampil berlebihan
  7. Awet: desain yang baik bersifat tahan lama, tidak mudah aus dan rusak, sehingga bermanfaat dalam waktu yang panjang
  8. Detail: dalam merancang produk, desain dilakukan secara detail/rinci hingga bagian-bagian terkecil
  9. Ramah lingkungan: desain yang baik itu ramah lingkungan, tidak mencemari  apalagi merusak alam
  10. Sederhana: desain yang baik selalu sederhana dalam segala hal (bentuk produk, pengoperasian dan manfaatnya

Sepuluh prinsip desain di atas bermanfaat untuk membuat bermacam produk mulai kursi, rak buku, televisi, telepon pintar hingga pesawat terbang. Pada unit  kali ini kita akan menggunakannya untuk membuat desain celengan, sebuah produk kriya sederhana yang memiliki manfaat/fungsi yang langsung. Sesuai di atas, celengan bisa dibuat dari kaleng atau kardus berkas agar hemat  dan ramah lingkungan. Sebagai panduan teknis, langkah-langkah membuat celengan berikut ini
dapat dijadikan sebagai acuan:
  1. Kumpulkan botol plastik, kaleng bekas atau kubus dan tabung dari kardus bekas
  2. Lubangi pada bagian atas
  3. Beri warna dasar terang (putih)
  4. Buat sketsa dekoratif atau realis sesuai minat siswa
  5. Beri warna yang dianggap sesuai

Lebih dari sekedar merancang dan membuat celengan berdasarkan prinsip desain yang benar, topik pelajaran ini dapat menambahkan aspek lain, yaitu sikap  siswa dalam menafaatkan karyanya. Dengan kata lain, karya ini dapat dilihat dari pembuatan dan penggunaannya. Misalnya, sikap siswa untuk menabung pada celengan buatan mereka dapat menjadi bagian dari asesmen dan evaluasi oleh guru.

Membuat Celengan dari Botol Plastik Bekas
Alat dan Bahan
  1. Cat warna pink
  2. Lem
  3. Isolasi
  4. Mata boneka
  5. Pernak-pernik untuk bentuk telinga
  6. Botol minuman soda bekas kemasan besar
  7. Bunting/ cutter.

Langkah-langkah membuat:
Celengan
  1. Siapkan botol bekas dan potong menjadi dua bagian. Setelah dipotong, sambung kembali dengan menggunakan lem. Hal ini dilakukan agar bentuk botol jadi lebih pendek sehingga sesuai untuk ukuran celengan. Jika Anda merasa ukuran botol sudah pas, maka hal ini tak perlu dilakukan.
  2. Lubangilah bagian tutup botol sebanyak dua titik sebagai bentuk hidung babi. 
  3. Pada tengah botol yang nantinya dijadikan bagian perut babi, diberi celah untuk memasukkan uang.
  4. Untuk hasil yang lebih sempurna dan kelihatan seperti babi, maka cat seluruh bagian botol dengan menggunakan cat warna pink.
  5. Pada tahap akhir beri mata, telinga dan hiasan yang menarik sesuai kreativitas Anda. Tunggu cat kering dan lihat hasilnya.

Unit pembelajaran ini mengandung topik desain fungsional, yaitu merancang karya kriya berupa celengan yang mengandung manfaaat secara langsung, yaitu manfaat ekonomi (untuk menabung) dan lingkungan (jika bahan yang digunakan dari sampah). 

Sumber : https://hamilplus.com/cara-membuat-celengan-dari-botol-plastik/
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 3:55 PM

Mengkreasi Jenis dan Pola Ragam Hias

Pada pembelajaran seni rupa kelas v Unit 10 terdapat kegiatan Mengkreasi Jenis dan Pola Ragam Hias. Tujuan pembelajaran kali ini adalah siswa dapat menentukan fungsi ragam dalam kehidupan sehari-hari. Siswa dapat menguraikan jeni-jenis ragam hias dari unsur bentuknya. Siswa dapat membandingkan pola ragam hias berasarkan visualisasi bentuk polayang diamatinya. Siswa dapat menciptakan ragam hias dengan jenis dan pola tertentu yang disukai.

Pada Pembelajaran Unit 10 ini siswa diajak untuk menggambar ragam hias dengan kreativitas sesuai jenis dan pola tertentu yang paling disukai, siswa bebas berkreasi menggambar ragam hias tersebut.

Ragam hias merupakan hiasan yang terbentuk dari inspirasi flora, fauna, figuratif, dan bentuk geometrik. Dalam menggambar ragam hias dapat secara stilasi/penggayaan dengan tidak meninggalkan bentuk aslinya dan juga penyederhanaan bentuk sertaperubahan bentuk (deformasi) sehingga menghasilkan ragam hias yang indah.

Gambar ragam hias dapat berasal dari salah satu bagian saja atau keseluruhan bagian secara utuh dari objek inspiratifnya dan dapat dikombinasikan sehingga menghasilkan gaya ragam hias yang indah. Ragam hias ini dapat diterapkan pada karya seni dua dimensi atau tiga dimensi dengan memperhatikan unsur dan prinsip seni rupa.

Dalam ragam hias terdapat pola hias dan motif hias dimana pola hias adalah  unsur dasar yang digunakan sebagai acuan dalam sebuah hiasan, sedangkan motif hias adalah bentuk dasar yang berasal dari inspirasi bentuk benda alam berupa flora, fauna, manusia, air, api, awan, dan lain-lain, maupun buatan manusia berupabangunan, dan benda buatan manusia lainnya dengan dasar dari unsur-unsur seni rupa di dalamnya.

Siswa dapat menciptakan ragam hias dari objek inspiratif sesuaiide kreatifnya sendiri sesuai jenis-jenis dan pola ragam hias tersebut di atas, dandapat dilakukan menggunakan penggayaan/stilasi dengan cara menyederhanakanbentuk/deformasi dari inspirasi objek asli tersebut dengan mempertimbangkan segikeindahanya.

Dalam proses menggambar ragam hias dengan inspirasi objek sekitar, langkah pertama adalah siswa mengamati objek benda di sekitar untuk meniru bentuk dasar benda baik berupa objek alam berupa flora, fauna, manusia, air, api, awan, dan lain-lain, atau objek buatan berupa bangunan, kendaraan, dan benda lainnya untuk dijadikan sebagai model dasar dalam menciptakan motif hias.
Stilasi
Dalam ragam hias terdapat pola hias dan motif hias dimana pola hias adalah unsur dasar yang digunakan sebagai acuan dalam sebuah hiasan, sedangkan motif hias adalah bentuk dasar yang berasal dari inspirasi bentuk benda alam berupa flora, fauna, manusia, air, api, awan, dan lain-lain, maupun buatan manusia berupa bangunan, dan benda buatan manusia lainnya.

Dengan dasar dari unsur-unsur seni rupa didalamnya, siswa dapat menciptakan ragam hias   dari objek inspiratif sesuai ide kreatifnya sendiri sesuai jenis-jenis dan pola ragam hias tersebut di atas, dan dapat dilakukan menggunakan penggayaan/stilasi dengan cara menyederhanakan bentuk/deformasi dari inspirasi objek asli tersebut dengan mempertimbangkan segi keindahanya.
Contoh Ragam Hias
Dalam proses menggambar ragam hias dengan inspirasi objek sekitar, langkah pertama adalah siswa mengamati objek benda di sekitar untuk meniru bentuk dasar benda baik berupa objek alam berupa flora, fauna, manusia, air, api, awan, dan lain- lain, atau objek buatan berupa bangunan, kendaraan, dan benda lainnya untuk di jadikan sebagai model dasar lam menciptakan motif hias.

Langkah-langkah Mengganbar Ragam Hias
Berikut adalah langkah-langkah menggambar ragam hias flora dengan pola geometris.
Menggambar
  1. Gambarlah pola geometris dengan sket garis-garis sesuai bentuk yang diinginkan dengan pensil;
  2. Gambarlah kontur daun dengan cara deformasi atau menyederhanakan bentukdaun dalam pola garis yang telah dibuat;
  3. Buatlah gambar pola daun tersebut pada semua garis yang ditentukan;
  4. Hapuslah pola garis-garis dasar sket pada gambar tersebut;
  5. Mulailah dengan pewarnaan pada bidang-bidang pola sesuai warna yangdiinginkan;
  6. Melakukan finishing dengan pewarnaan pada pola daun dan bidang dasar yang telah dibuat dengan prinsip gradasi warna dari warna terang ke warna yang lebih gelap. Dapat juga menggunakan teknik lain yang sesuai dengan mempertimbangkan segi keindahan.

Alat dan bahan
  1. Pensil/Pensil warna/Krayon/Spidol/cat air/cat minyak/ alat dan bahan mewarnai yang lain.
  2. Alternatif : Arang/Kapur/tumbuhan yang mengandung warna dan lain-lain. Kertas A4/buku gambar (ketebalan dibebaskan).
  3. Alternatif : Kardus/papan kayu/media yang tersedia.
  4. Siswa dipersilahkan memilih dan mencoba alat bahan yang berbeda.
  5. Siswa dipersilahkan menggunakan alat yang tersedia di daerah sekitar.

Demikian pembahasan mengenai Mengkreasi Jenis dan Pola Ragam Hias. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Sumber : Buku Seni Rupa Kelas V Kurikulum Merdeka, Kemendikbud
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 1:00 PM

Mengenal Aneka Ragam Hias Di Indonesia

Pada pembelajaran Seni Rupa Kelas V Sekolah Dasar Kurikulum Merdeka Bab 9 terdapat kegiatan Mengenal Aneka Ragam Hias Di Indonesia. Tujuan kegiatan pembelajaran kali ini adalah Siswa dapat menentukan definisi ragam hias dengan tepat. Siswa dapat menganalisis bentuk ragam hias dari daerah tertentu dengan menyebutkan ciri-cirinya. Siswa dapat membandingkan jenis ragam hias flora, fauna, figuratif, dan geometris. Siswa dapat menggambar ragam hias dengan kreativitasnya sendiri dengan memilih jenis ragam hias flora, fauna, figuratif, dan geometris.

Pada Pembelajaran Unit 9 ini siswa diajak untuk mengenal dan mengamati anekaragam hias serta elemen dekoratifnya dari berbagai daerah di Indonesia serta menggambar ragam hias dengan kreatifitasnya sendiri dengan memilih jenis ragam hias flora, fauna, figuratif, dan geometris.

A. Pengertian Ragam Hias
Indonesia sebagai negara yang kaya akan budaya mempunyai begitu banyak ragam hias, dari segi motif ataupun jenis dan polanya, ragam hias tidak hanya untuk tujuan keindahan yang dianggap sebagai penghias saja, namun ragam hias lebih dari itu yang dijadikan sebagai aktifitas budaya , adat istiadat dan keyakinan tertentu yang ada sejak berabad-abad silam di Indonesia. dapat kita lihat dari benda-benda penemuan seperti hiasan pada candi, kain batik, kain tenun, hiasan banguanan adat dan lain-lain.
Ragam Hias
Ragam hias merupakan pola hias yang tersusun menggunakan motif hias dengan cara dan metode tertentu pada suatu benda dengan tujuan sebagai penghias bidang atau bentuk sehingga menghasilkan keindahan. Biasanya ragam hias dibuat secara berulang-ulang dengan pola tertentu untuk menambah dan memperindah suatu benda.

Menurut Atisah S (1991), Ornamen adalah membuat ragam hias, ragam hias yang ada di Indonesia itu sendiri dipengaruhi oleh begitu banyak faktor, seperti lingkungan alam, flora dan fauna, hingga budaya masing-masing daerah yang begitu kaya. Keinginan untuk menghias menjadi salah satu bentuk naluri dari manusiasebagai makhluk artistik.

B. Jenis-Jenis Ragam Hias
Berdasarkan asal inspirasi terbentuknya ragam hias dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu : (1) Ragam Hias Flora, berasal dari inspirasi bentuk flora atau tumbuh- tumbuhan, (2) Ragam Hias Fauna, berasal dari inspirasi bentuk fauna atau binatang, (3) Ragam Hias Figuratif, berasal dari inspirasi bentuk manusia, (4) Ragam Hias Geometris, berasal dari inspirasi bentuk -bentuk geometrik dengan unsur-unsur seni rupa berupa titik, garis, bidang, dan bentuk.

Pembentukan ragam hias dapat secara stilasi/penggayaan dengan tidak meninggalkan bentuk aslinya sehingga menghasilkan ragam hias yang indah,dapat berasal dari salah satu bagian saja atau keseluruhan bagian secara utuh dan dapat dikombinasikan sehingga menghasilkan gaya ragam hiasan yang indah menurut Atisah S. (1991, 57) motif bentuk alami, stilasi, dan geometrik pada umumnya dinilai sebagai motif konvensional, sedangkan motif bebas dinilai sebagai motif modern.

C. Contoh Ragam Hias Dari Berbagai Daerah Di Indonesia
Ragam hias dari berbagai daerah di Indonesia dapat dikenali dan dapat dibandingkanoleh siswa dengan melihat dan mengamati ciri knasnya, berikut beberapa contohgambar ragam hias dari beberapa daerah di indonesia :
ragam hias
Dari materi pokok diatas, siswa dapat mengetahui dan menganalisis beberpa motif ragam hias yang berasal dari berbagai daerah diindonsia serta membandingkan elemen motif hias di dalamnya, kemudian siswa dapat menggambarkan kembali ragam hias dari daerah yang dipilih untuk di kembangkan sesuai kreasi dan ide kreatifnya sendiri, dengan pewarnaan yang sesuai dengan mempertimbangkan segi keindahanya.

Alat dan bahan
  1. Pensil/Pensil warna/Krayon/Spidol/cat air/cat minyak/ alat dan bahan mewarnai yang lain.
  2. Alternatif : Arang/Kapur/tumbuhan yang mengandung warna dan lain-lain
  3. Kertas A4/buku gambar (ketebalan dibebaskan).
  4. Alternatif : Kardus/papan kayu/media yang tersedia.
  5. Siswa dipersilahkan memilih dan mencoba alat bahan yang berbeda.
  6. Siswa dipersilankan menggunakan alat yang tersedia di daerah sekitar.

Demikian pembahasan mengenai Mengenal Aneka Ragam Hias Di Indonesia. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Sumber : Buku Seni Rupa Kelas V Kurikulum Merdeka, Kemendikbud
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 4:48 PM

Menggambar Tumbuhan dengan Prinsip Proporsi

Pada pembelajaran Seni Rupa Kelas V Unit 9 terdapat kegiatan Menggambar Tumbuhan dengan Prinsip Proporsi. Tujuan pembelajaran kegiatan ini adalah siswa dapat menentukan prinsip porporsi seni rupa dalam sebuah objektumbuhan. Siswa dapat menguraikan prinsip porporsi dalam sebuah objek tumbuhan sesuai unsur seni rupa yang dikandungnya. Siswa dapat mengevaluasi porporsi seni rupa dalam sebuah objek tumbuhan. Siswa dapat menciptakan gambar objek tumbuhan dengan memperhatikanproporsi sesuai kreativitasnya sendiri.

Sejalan dengan tujuan dan karakteristik materi pembelajaran maka guru dapat memilih metode atau pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang dapat dipilih adalah Visual Auditori dan Kinestetik (VAK). Menurut Shoimin (2014), langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan model pembelajaran Visua Auditori dan Kinestetik (VAK) adalah sebagai berikut: (1) Tahap persiapan (kegiatan pendahuluan), (2) Tahap Penyampaian(kegiatan inti pada eksplorasi), (3) Tahap Pelatihan (kegiatan inti pada elaborasi), dan (4) Tahap penampilan hasil (kegiatan inti pada konfirmasi).

A. Menentukan Prinsip Porporsi Sebuah Objek Tumbuhan
Istilah “proporsi” dapat diartikan secara singkat sebagai perbandingan ukuran, Menurut Ching (2007:247) menjelaskan proporsi adalah menyangkut tentang hubungan dari bagian satu dengan yang lainnya atau dengan keseluruhannya, dalam kaitan sebuah objek tumbuhan, jika objek tumbuhan tersebut proporsinya tampak wajar maka disebut “proporsional” yang berarti perbandingan dengan ukuran yang serasi pada: daun-daunan, bunga, buah-buahan, ranting, dan lainnya baik secara terpisah maupun dalam kesatuan baik objek dari alam langsung maupun yang telah divisualisasikan dalam sebuah karya seni. 

Kesan serasi suatu objek pada dasarnya bersifat relatif, akan tetapi pada objek tertentu, keserasian akan timbul dari perbandingan ukuran yang sesuai memiliki standar yang baku. Menurut Ching (2007) bahwa proporsi bertujuan menciptakan suatu tatanan yang tertib dan harmonis.

B. Menguraikan dan Mengevaluasi Porporsi dalam Sebuah Objek Tumbuhan
Dalam sebuah objek tumbuhan akan terdapat unsur dan prinsip yang saling mangisi sehingga menghasilkan penampakan yang indah pada benda tersebut. Siswa dapat menguraikan keterpaduan berbagai unsur dan prinsip seni rupa dari perbedaan karakter dalam sebuah objek tumbuhan, Suatu hal yang tak kalah penting adalah terdapatnya prinsip proporsi dalam objek tumbuhan, sehingga ukuran antara bagian satu dan lainnya dalam keseluruhan objek tumbuhan tersebut menjadi selaras dan indah.
Contoh Proporsi
Disinilah proporsi berperan sangat penting sebagai penghubung diantara tatanan dan keberagaman dalam objek atau karya seni sehingga memunculkan suatu konsep keindahan secara holistik. Maka proporsi digunakan untuk mengevaluasi keteraturan bentuk atau model yang memiliki keteraturan, baik dalam desain maupun gagasan abstrak dalam sebuah karya seni.

Proporsi merupakan prinsip menggambar yang mencermati ukuran objek yang sedang di gambar. Ukuran itu mencakup ketinggian, keluasan, dan jarak. Kondisi asli objek harus tetap terlihat pada hasil gambar, misalnya tingginya gunung, luasnya danau, jauhnya jalan, bahkan mungilnya jarum. Jangan sampai, misalnya pohon yang aslinya tinggi menjadi terlihat pendek pada hasil gambar kita.

C. Menggambar Objek Tumbuhan dengan Memperhatikan Prinsip Proporsi
Dalam pembelajaran ini setelah mengetahui dan mengenal prinsip proporsi dalam karya seni, siswa diminta untuk menggambar objek tumbuhan dengan menerapkan prinsip proporsi pada tumbuhan tersebut, siswa akan mempraktikkan menggambar dalam media kertas dengan alat mewarnai yang telah tersedia dengan ide dan kreativitasnya sendiri dengan arahan guru. 

Alat dan bahan
  1. Pensil/Pensil warna/Krayon/Spidol/alat mewarnai yang lain.
  2. Alternatif : Arang/Kapur/tumbuhan yang mengandung warna dan lain-lain.
  3. Kertas A4/buku gambar (ketebalan dibebaskan).
  4. Alternatif : Kardus/papan kayu/media yang tersedia.

Berikut adalahlangkah-langkah menggambar objek tumbuhan dengan proporsi:
Langkah Menggambar
  1. Gambarlah sket unsur garis pada objek tumbuhan yang ingin digambar sesuai bentuk bidang yang diamati;
  2. Lengkapilah gambar tersebut dengan beberapa elemen tambahan gambar misal: daun, ranting, atau yang lainnya;
  3. Mulailah mewarnai pada bagian gambar tumbuhan dan elemen-elemen tambahannya dengan warna yang diinginkan;
  4. Lakukan finishing dengan memperhalus goresan warna kemudian berilah warna pada latar belakangnya.

Demikian pembahasan tentang Menggambar Tumbuhan dengan Prinsip Proporsi. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Sumber : Buku Seni Rupa Kelas V Kurikulum Merdeka, Kemendikbud.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 8:04 PM

Menggambar Ekspresif dengan Prinsip Keseimbangan

Pada pembelajaran Seni Rupa Kelas V Kurikulum Merdeka terdapat kegiatan Menggambar Ekspresif dengan Prinsip Keseimbangan. Tujuan pembelajaran kali ini adalah siswa dapat menemukan prinsip keseimbangan dalam sebuah karya seni atau objek yang terdapat di lingkungan sekitar. Siswa dapat menganalisis prinsip keseimbangan dalam sebuah karya seni atau objek yang terdapat di lingkungan sekitar. Siswa dapat menyimpulkan sebuah karya seni atau sebuah objek memiliki keseimbagan di dalamnya. Siswa dapat menggambar dengan prinsip keseimbangan yang baik dengan ide dan kreativitasnya sendiri.

Pada Pembelajaran Unit 7 ini siswa diajak untuk menggambar ekspresif dengan mempertimbangkan prinsip keseimbangan didalamnya sehingga gambartersebut memiliki keindahan.

A. Menemukan Prinsip Keseimbangan
Unsur-unsur dalam seni rupa pada dasarnya mengadaptasi dari elemen bentuk fisik yang terdapat pada sebuah benda. Dengan demikian pengamatan terhadap unsur-unsur visual pada karya seni rupa ini tidak berbeda dengan pengamatan terhadap benda-benda yang ada di sekeliling kita.

Maka siswa dapat menemukan unsur dan prinsip seni rupa dengan cara pengamatan terhadap elemen bentuk visualnya, semakin baik pemahaman siswa terhadap unsur dan prinsip seni rupa,maka semakin baik pula pengamatannya terhadap unsur-unsur visual pada karya seni rupa maupun terhadap benda-benda yang dilihatnya.
Keseimbangan
Prinsip keseimbangan dalam karya seni merupakan ekuilibrium diantara bagian- bagian darisuatu komposisi, karya seni yang memiliki keseimbagan di dalamnya dapat siswa temukan dengan adanya bagian-bagain tertentu dengan unsur selaras dari sisi bagian satu ke sisi yang lainnya.

Menurut Ockvirk (1962:30), seniman cenderung menggunakan ukuran-ukuran yang tampak seimbang, mirip dan berhubungan dengan perbandingan penempatan yang dapat memerlukan pertimbangan pribadi,karena tidak ada rumus untuk menetapkan ukuran yang “benar” atau proporsi yang “tepat”

B. Menganalisis dan Menyimpulkan Prinsip Keseimbangan dalam Karya Seni
Seorang seniman, desainer dan perancang mengolah unsur-unsur seni rupa sesuai dengan keahlian dan kepekaan yang dimilikinya, untuk mewujudkan sebuah karya seni. Secara umum unsur-unsur yang mewujudkan sebuah prinsip sebuah karya seni rupa terdiri dari: titik, garis, bidang, bentuk, ruang, tekstur, warna dan tone (nada gelap terang). Menurut Ockvirk (1962:23), keseimbangan ditentukan oleh faktor- faktor seperti penampilan, ukuran, proporsi, kualitas dan arah dari bagian-bagiantersebut.

Siswa dapat menganalisis unsur dan prinsip seni rupa tersebut dan menerapkan prinsip keseimbagan dengan cara mengolah unsur-unsur seni rupa tersebut dalam beberapa sisi yang berbeda dengan memperhatikan keseimbangannya. Siswa dapat mencapai sebuah gambar dengan prinsip keseimbagan yang diciptakannnya berdasarkan pertimbangan visual, dengan kata lain keseimbangan disini merupakan keseimbangan optik yang dapat dirasakan diantara bagian-bagian dalam karya seni rupa. 

Untuk mencapai keseimbangan dapat dihasilkan melalui penempatan unsur seni rupa semisal warna dan gelap terang yang membuat bagian-bagian tertentu lebih berat, selaras dengan bagian-bagian yang lain, dalam lukisan bidang kecil berwarna gelap tampak sama beratnya dengan bidang luas berwarna terang.

C. Menggambar Ekspresif dengan Prinsip Keseimbagan
Dalam pembelajaran ini setelah mengetahui dan mengenal prinsip keseimbangan dalam karya seni, siswa diminta menggambar eskpresif dengan menerapkan prinsip keseimbangan, siswa akan mempraktikkan menggambar eskpresif dalam media kertas dengan alat mewarnai yang telah tersedia dengan ide dan kreatifitasnya sendiri dengan arahan guru. Berikut adalah beberapa karya seni rupa dan contoh objek atau benda-benda yang menunjukan prinsip keseimbangan ada di sekeliling kita:
Keseimbangan
Alat dan bahan:
Pensil/Pensil warna/Krayon/Spidol/alat mewarnai yang lain
Alternatif : Arang/Kapur/tumbuhan yang mengandung warna dan lain-lain
Kertas A4/buku gambar (ketebalan dibebaskan)
Alternatif : Kardus/papan kayu/media yang tersedia
Siswa dipersilahkan memilih dan mencoba alat bahan yang berbeda.
Siswa dipersilankan menggunakan alat yang tersedia di daerah sekitar.

Demikian pembahasan mengenai Menggambar Ekspresif dengan Prinsip Keseimbangan. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Sumber : Buku Seni Rupa Kelas V Kurikulum Merdeka, Kemendikbud
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 5:09 PM

Membuat Souvenir Dari Anyaman

Pada pembelajaran Seni Rupa Kelas V Sekolah Dasar terdapat kegiatan tentang Membuat Souvenir Dari Anyaman. Tujuan pembelajaran kali ini adalah siswa dapat menentukan tiga nama kerajinan souvenir anyaman. Siswa dapat menguraikan tiga bahan kerajinan souvenir anyaman. Siswa dapat mengevaluasi aneka jenis kerajinan souvenir dengan berbagai teknik pembuatannya. Siswa dapat menciptakan karya seni kerajinan souvenir dengan teknik anyaman sesuai kreatifitasnya sendiri. Pada Pembelajaran Unit 6 ini siswa diajak untuk membuat karya aneka souvenir dengan bentuk yang disukai sesuai dengan teknik dan fungsinya.

A. Kerajinan Souvenir
Kerajinan tangan souvenir atau cendramata sesuai fungsinya adalah untuk dijadikan cendramata dari daerah tertentu atau dari even tertentu kemudian di koleksi secara pribadi atau dihadiahkan untuk orang lain. Dalam perkembangannya souvenir atau cendramata dari tiap daerah akan berbeda-beda baik bentuk, teknik pembuatan maupun bahannya, di sesuaikan dengan selera atau pesanan konsumen.

Dalam pembelajaran ini, setelah siswa mengenal dan menguasai berbagai jenis anyaman pada unit pembelajaran sebelumnya, siswa diminta mempraktikkan membuat karya seni souvenir dari anyaman dari berbagai jenis pola anyaman dengan arahan dari guru dengan kreasinya sendiri, dapat membuat berbagai jenis produk karya seni souvenir dari anyaman sesuai kreativitas dan keinginannya siswa sendiri.

B. Souvenir dari Anyaman
Menurut Dekranas (2014:136) “Berdasarkan bentuknya, anyaman dibagi menjadi dua, yaitu: (1) Anyaman dua dimensi, yaitu anyaman yang hanya memiliki ukuran panjang dan lebar saja, kalaupun seandainya memiliki ketebalan, ketebalan tersebut tidak terlalu diperhitungkan, (2) Anyaman tiga dimensi, yaitu anyaman yang memiliki ukuran panjang, lebar, dan tinggi. Bentuk-bentuk anyaman dibuat berdasarkan fungsinya, misalnya bagi masyarakat petani/nelayan, anyaman dibentuk menjadi topi, bakul, tudung saji, tikar dan aneka rupa yang dibentuk untuk digunakan sehari-hari”.
Suvenir Anyaman
Sejalan dengan perkembangan zaman, anyaman tidak hanya berbentuk kerajinan tradisional saja tetapi telah berkembang sesuai fungsinya seperti: sandal, kursi, tas lampu lampion, tempat wadah tertentu, juga dapat berbentuk tiga demensi, misalnya dibuat produk souvenir, misalnya dibentuk sebagai gantungan kunci atau kerajinan lain yang memiliki nilai artistik.

C. Langkah-Langkah Membuat Souvenir Anyaman
Dalam pembelajaran ini setelah mengetahui dan mengenal berbagai jenis, bentuk dan teknik menganyam dalam membuat karya seni anyaman, siswa diminta untuk membuat karya seni tiga dimensi berbentuk suovenir dengan teknik anyam sederhana. Siswa akan mempraktikkan membuat souvenir dengan berebagai jenis, bentuk dan teknik menganyam dengan ide dan kreatifitasnya sendiri sesuai arahan guru. Dalam membuat karya seni souvenir anyaman tersebut dapat dari bahan- bahan yang tersedia di daerah sekitar siswa untuk menghasilkan karya seni souvenir anyaman yang indah.

Alat:
  1. Alat potong, Cutter, Gunting, Pisau, alat khusus di daerah tertentu, dan lain-lain.
  2. Siswa dipersilahkan menggunakan alat khusus yang tersedia di daerah sekitar.

Bahan:
  1. Bahan alam seperti: bambu, rotan, eceng gondok, daun kelapa, daun lontar, dan daun pandan, jerami, dan lain-lain.
  2. Bahan buatan seperti: kertas dan serat plastik, aneka jenis pita,Kain Flanel.
  3. Bahan pewarna: cat, pigmen, pewarna alam, dan lain-lain.
  4. Bahan hiasan tambahan sesuai keinginan.

Berikut adalah langkah-langkah pembuatan karya seni anyaman untuk membuatsouvenir gantugan kunci dari anyaman dengan bahan pita jepang dengan teknik anyaman bertumpuk.
Souvenir
  1. Siapkan pita jepang dan potonglah sesuai keinginan, dapat di buat dari bahan alam buatan lainnya yang tersedia;
  2. Sebelum memulai dalam pengerjaannya masukkanlah dua utas pita jepang ke dalam lubang ujung gantungan kunci terlebih dahulu;
  3. Pastikan berada di tengah antara panjang pita yang digunakan;
  4. Kemudian ikatlah pita dekat pangkal gantungan kunci tersebut;
  5. Mulailah melipat anyaman dengan mengurai empat helai pita jepang untukdilipat dan ditindihkan satu sama lain;
  6. Kemudian melakukan penyilangan pita dengan cara bergantian satu per satu pita dilipat dan ditindihkan keatas pita yang lain sehingga saling menindih;
  7. Lakukan berulang kali sampai mendapatkan ketebalan yang diinginkan;
  8. katlah pada pangkal anyaman agar rangakaian tidak mudah lepas dan terlihat lebih menarik.

Salah satu model pembelajaran yang dapat dipilih adalah Visual Auditori dan Kinestetik (VAK). Menurut Shoimin (2014), langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan model pembelajaran visual auditori dan kinestetik (VAK) adalah sebagai berikut: (1) Tahap persiapan (kegiatan pendahuluan), (2) Tahap Penyampaian (kegiatan inti pada eksplorasi),(3) Tahap Pelatihan (kegiatan inti pada elaborasi), dan (4) Tahap penampilan hasil (kegiatan inti pada konfirmasi).

Demikian pembahasan mengenai Membuat Souvenir Dari Anyaman. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Sumber : Buku Seni Rupa Kelas V Kurikulum Merdeka, Kemendikbud.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 2:09 PM

Mengenal dan Mengeksplorasi Aneka Anyaman

Pada pembelajaran Seni Rupa Kelas V Sekolah Dasar Kurikulum Merdeka terdapat kegiatan tentang Mengenal dan Mengeksplorasi Aneka Anyaman. Tujuan pembelajaran kali ini adalah siswa dapat menentukan tiga nama karya seni anyaman di daerah sekitar. Siswa dapat menguraikan tiga jenis bahan untuk membuat karya seni anyaman di daerah sekitar. Siswa dapat menyusun langkah-langkah dalam proses pembuatan karya seni anyaman. Siswa dapat menciptakan karya seni anyaman sederhana dengan aneka media sesuai kreatifitasnya sendiri. Pada Pembelajaran Unit 5 ini siswa diajak untuk mengenali berbagai aneka produk anyaman, jenis-jenis anyaman serta bahan-bahan untuk membuatnya.

A. Definisi Karya Seni Anyaman
Anyaman berasal dari kata anyam yang tidak lain merupakan proses menyilangkan sesuatu atau bahan-bahan untuk dijadikan satu kesatuan menjadi lebih kuat dan dapat digunakan atau berfungsi pakai, pada dasarnya anyaman adalah bidang yang terwujud karena ada jalinan ikatan lungsi (horisontal) dan pakan (vertikal). 

Dalam perkembangannya menjadi karya seni rupa terapan untuk memenuhi keutuhan praktis sehari-hari dan berubah untuk memenuhi keperluan estetis. Menurut Wahudi (1979), Kerajinan anyaman merupakan suatu usaha atau kegiatan keterampilan masyarakat dalam pembuatan barang-barang dengan cara susup menyusup antara pakan dan lungsi. Yang dimaksud dengan lungsi adalah atau daun anyaman yang tegak lurus terhadap penganyam sedangkan pakan adalah atau anyaman yang disusupkan pada lungsi pada saat menganyam.

B. Jenis-Jenis Motif Anyaman
Berikut merupakan beberapa jenis motif anyaman:
Jenis Anyaman
1) Motif anyaman tunggal:
Merupakan anyaman yang tiap helai lungsian ditarik sekaligus satu per satu dengan pakan, sehingga terbentuk anyaman dengan satu silangan lungsi dan pakan.

2) Motif anyaman ganda: 
Merupakan anyaman yang tiap dua helai lungsian ditarik berama dengan satu dengan pakan, sehingga terbentuk anyaman dengan silangan dua lungsi dan satu pakan.

3) Motif anyaman ganda  tiga:
Merupakan anyaman yang serupa dengan motif ganda dua. Hanya saja pemisahan pada lungsin sebanyak tiga lembar sekaligus, sehingga terbentuk anyaman dengan silangan

4) Motif anyaman Kombinasi:
Merupakan anyaman yang dengan motif tunggal, ganda dua dan ganda tuga dengan variasi bentuk sesuai rancangan desain yang ingin di buat, sehingga terbentuk anyaman dengan silangan yang bervariasi dan membetuk motif tertentu yang lebih unik, indah dan menarik.

C. Bahan-Bahan Anyaman
Pada kegiatan ini siswa juga akan dikenalkan dengan beragai bahan-bahan untuk karya seni anyaman, bahan yang sering digunakan adalah berasal dari alam antara lain: daun lontar, daun pandan, bambu, rotan, rumput, tumbuhan pakis, pelepah pisang, eceng gondok, dan lain-lain, dan juga dapat dibuat dari bahan-bahan buatan misalnya plastik, pita, kertas, karet, dan lain-lain.

D. Langkah-Langkah Menganyam
Untuk kegiatan selanjutnya, siswa dapat membuat anyaman dari bahan-bahan yang tersedia di sekitar mereka untuk menghasilkan karya seni anyaman yang indah. Ada banyak motif anyaman yang dapat dibuat dengan menggunakan bahan- bahan di atas, setelah menguasai teknik dasar-dasar terlebih dahulu, pembuatan anyaman dengan jenis-jenis motif lain akan dapat dikerjakan dengan mudah, bagi yang terbiasa/pernah membuat anyaman dasar maka akan dapat mengerjakanya
dengan baik, untuk selanjutnya akan dapat divariasikan sehingga menghasilkan motif-motif lain yang lebih unik, indah dan menarik. Menurut Sugiono, (1974:37), menganyam adalah suatu pekerjaan yang memerlukan ketelitian dan kerapian, maka harus dilakukan dengan kesabaran.

Alat:
  1. Alat potong, Cutter, Gunting, Pisau, alat khusus di daerah tertentu, dan lain-lain.
  2. Siswa dipersilahkan menggunakan alat khusus yang tersedia di daerah sekitar.

Bahan:
  1. Bahan alam: seperti bambu, rotan, eceng gondok, daun kelapa, daun lontar, dan daun pandan, jerami, dan lain-lain.
  2. Bahan buatan : seperti kertas dan serat plastik, aneka jenis pita,Kain Flanel.
  3. Bahan pewarna: cat, pigmen, pewarna alam, dan lain-lain.
  4. Bahan hiasan tambahan sesuai keinginan.

Berikut adalah langkah-langkah pembuatan anyaman ganda, dengan langkah- langkah sebagai berikut :
Membuat ANyaman
  1. Siapkan bahan-bahan anyaan, baik bahan alam maupun buatan;
  2. Buatlah berjajar beberapa “pakan” untuk memulai menganyam dan kemudian masukkan “lungsi” pada pakan tersebut dengan selisin dua ruas bergantian, dan buatlah jeda satu ruas antara “lungsi” tersebut (Sesuai gambar);
  3. Rapatkan antara "pakan” dengan “pakan” yang lain begitu juga merapatkan “lungsi” dengan “lungsi” yang lian sapai terlihat rapi dan kuat;
  4. Tambahkah bahan “pakan” dan “lungsi” sampai sesuai lebar yang diinginkandengan tetap urutkan sesuai pola anyaman tersebuat, dapat juga menambahkan variasi anyaman dengan kombinasi sehingga menghasilkan karya yang lebihmenarik;
  5. Rapikan hasil karya anyaman yang telah selesai pada bagian tepi selain untuk memperkuat susunan anyaman juga untuk merapikan hasil karya anyaman; 

Pada kegiatan ini salah satu model pembelajaran yang dapat dipilin adalah problem based instruction (PBI). Menurut Trianto (2009:98), langkah-langkah atau tahapan pembelajaran menggunakan model problem based instruction adalah sebagai berikut: (1) Orientasi siswa pada masalah, (2) Mengorganisasi siswa untuk belajar, (3) Membimbing , (4) Penyelidikan individual maupun kelompok, (5) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan (6) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Demikian pembahasan tentang Mengenal dan Mengeksplorasi Aneka Anyaman. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Sumber : Buku Seni Rupa Kelas V Kurikulum Merdeka, Kemendikbud.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 1:45 PM

Membuat Karya Seni Makrame Sederhana

Pada pembelajaran Seni Rupa Kelas V Sekolah Dasar Kurikulum Merdeka terdapat kegiatan Membuat Karya Seni Makrame Sederhana. Tujuan pembelajaran kali ini asalah siswa dapat menemukan karya seni makrame. Siswa dapat menguraikan aneka bahan yang dapat digunakan untuk karya seni makrame. Siswa dapat menganalisis aneka simpul dalam penciptaan karya seni makrame. Siswa dapat memilih simpul untuk proses penciptaan karya seni makrame. Siswa dapat menciptakan karya seni makrame sesuai ide dan kreativitasnyasendiri.

Pada Pembelajaran Unit 4 ini siswa diajak untuk membuat karya seni makrame sederhana dengan bentuk yang disukai sesuai dengan teknik dan fungsinya.

A. Definisi Makrame
Makrame dapat diartikan sebagai bentuk seni kerajinan simpul-menyimpul rantaian benang dari awal sampai akhir suatu hasil karya dengan membuat berbagai simpul pada rantai benang tersebut sehingga terbentuk lembaran atau rumbai. Banyak jenis kerajinan makrame yang sekitar kita misalnya: perlengkapan rumah tangga, topi, sarung tangan, kaos kaki, tas, gesper, gelang, hiasan dinding,dan berbagai benda fungsional lainnya.
Makrame
Menurut Saraswati (1986), makrame berasal dari kata Bahasa Arab Mucharam artinya susunan kisi-kisi, sedangkan kata makrame dari Turki yang berarti rumbai- rumbai atau Migrama yang artinya penyelesaian (penyempurnaan) garapan lap dan selubung muka dengan simpul. Jadi dapat dikatakan bahwa pengertian Makrame yaitu hasil kerajinan kriya tekstil dengan teknik simpul yang menggunakan tali atau benang.

B. Membuat Karya Seni Makrame
Dalam pembelajaran ini, setelah siswa mengenal dan menguasai berebagai jenis simpul pada unit pembelajaran sebelumnya, siswa diminta mempraktikkan membuat karya seni makrame dari berbagai jenis simpul dalam karya seni makrame dengan arahan dari guru dengan kreasinya sendiri, dapat membuat berbagai produk karya seni makrame sesuai kreatifitas dan keinginannya siswa sendiri.

Bahan baku pembuatan makrame umumnya dibuat dari berbagai macam tali. Tali yang digunakan sesuai dengan produk makrame yang akan dibuat, umumnya tali dipilih yang berasal dari bahan yang lembut, kuat dan tidakterlalu elastis. Jenis tali yang dapat digunakan untuk pembuatan makrame antara lain adalah: benang katun mutiara, benang katun, tali linen,dan benang wool. Dalam membuat karya seni makrame tersebut dapat dari bahan-bahan yang tersedia di sekitar mereka untuk menghas ilkan karya seni makrame yang indah.

C. Langkah-Langkah Membuat Karya Seni Gelang Makrame
Sebelum membuat makrame, hal pertama yang perlu disiapkan adalah alat dan bahan yang akan digunakan pada proses pembuatan makrame. Beberapa alat dan bahan yang digunakan antara lain sebagai berikut.

Alat:
Beberapa alat yang digunakan dalam proses pembuatan makrame antara lain sebagai berikut.
  1. Alat potong : Cutter, Gunting, Pisau, alat potong lainnya
  2. Penahan: Pensil, kayu, Ranting pohon, dan lain-lain

Bahan:
Bahan utama dalam pembuatan makrame adalah benang atau tali sisanya adalah bahan penambah seperti manik-manik, gesper, handel, karet gelang, dan lem sesuai dengan barang yang akan dibuat. Berikut ini beberapa bahan yang digunakan untuk membuat makrame.
  1. Benang katun mutiara, benang katun, tali linen, tali cina, tali acrylic, tali jute, tali kulit, tali nylon, dan benang wool.
  2. Bahan alternatif: Tali kasur, Tali ijuk, Tali sabut kelapa, Tali akar, Tali yang tersedia di daerah sekitar.
  3. Manik-manik , biji-bijian, cangkang kerang, cangkang molusca, dan lain-lain untuk hiasan tambahan.

Berikut adalah langkah-langkah pembuatan karya seni makrame untuk membuat gelang tangan dengan kreativitas sendiri, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Membuat Makrame
  1. Potonglah tali sesuai kebutuhan dan lipatlah bagian tali terbagi dua dan sama panjang;
  2. Buatlah simpul kepala dengan pelipatkannya pada kayu, pensil, atau kaitkan dengan paku, lem, isolasi, dan lain-lain;
  3. Buatlah dengan menerapkan simpul ganda seperti pada unit sebelumnya;
  4. Kemudian tali yang berada di tengah dibiarkan bergantung bebas, sementara bagian tali paling kanan diangkat sehingga menindih dua tali yang tergantung bebas dan seterusnya sampai dengan panjang yang diinginkan;
  5. Ikatlah pada bagian akhir simpul denga ikatan mati agar tidak mudah terlepas;
  6. Potonglah sisa tali yang tidak di gunakan agar terlihat lebih rapi;
  7. Cobalah pada tangan untuk mengukur panjang simpulan yang dibutuhkan;
  8. Karya seni makrame gelang tali dengan simpul ganda telah selesai.

Sejalan dengan tujuan dan karakteristik materi pembelajaran maka guru dapat memilih metode atau pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang dapat dipilih adalah Visual Auditori dan Kinestetik (VAK). Menurut Shoimin (2014), langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan model pembelajaran Visual Auditori dan Kinestetik (VAK) adalah sebagai berikut: (1) Tahap persiapan (kegiatan pendahuluan), (2) Tahap Penyampaian (kegiatan inti pada eksplorasi), (3) Tahap Pelatihan (kegiatan inti pada elaborasi), dan (4) Tahap penampilan hasil (kegiatan inti pada konfirmasi).

Demikian pembahasan mengenai Membuat Karya Seni Makrame Sederhana. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Sumber : Buku Seni Rupa Kelas V Kurikulum Merdeka, Kemendikbud.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 1:16 PM

Mengenal dan Mengeksplorasi Ikatan dan Simpul

Pada pembelajaran Seni Rupa Kelas V Kurikulum Merdeka terdapat kegiatan Mengenal dan Mengeksplorasi Ikatan dan Simpul. Tujuan kegiatan pembelajaran kali ini adalah siswa dapat menentukan produk karya seni ikatan dan menyimpul. Siswa dapat menganalisis cara pembuatan karya seni ikatan dan menyimpul yang berada di daerah sekitar. Siswa dapat memilih aneka bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan karya seni ikatan dan menyimpul.

Pada Pembelajaran kali ini siswa diajak untuk mengenali berbagai aneka produk dengan ikatan dan menyimpul, jenis-jenisnya serta bahan-bahan untuk membuatnya yang terdapat di daerah setempat. Dalam proses pembelajaran guru dapat memilih pendekatan problem based instruction (PBI) atau model lain yang di pandang cocok untuk pembelajaran merangkai karya seni ikatan dan menyimpul dengan teknik yang sederhana. Untuk mengukur kompetensi dilakukan melalui penilaian perbuatan(performance test) dengan bentuk tes kinerja/tes praktik untuk mengamati hasil kerja siswa dalam pembelajaran merangkai karya seni ikatan dan menyimpul dengan teknik yang sederhana .

A. Mengikat dan Menyimpul Sebagai Karya Seni
Mengikat dan menyimpul sudah lama dikenal di negara indonesia, dimana sejak lama nenek moyang kita sebagian merupakan pelaut yang sangat familiar dengan mengikat dan menyimpul sebuah tali, mengikat dan menyimpul juga telah banyakditemukan dalam kehidupan sehari-hari pada benda- benda di sekitar kita misalnya: perlengkapan rumah tangga, topi, sarung tangan, kaos kaki, tas, dan lain-lain

Mengikat dan menyimpul merupakan sebuah metode dasar dalam mengaplikasikan fungsi sebuah tali, baik itu bertujuan fungsional maupun untuk kepentingan estetis, mengikat dan menyimpul sebuah tali berkembang menjadi sebuah kerajinan tersendiri dan memunculkan banyak hasil karya seni dari teknik ini yang di kenal dengan kerajinan makrame. Tali adalah bahan yang digunakan, simpul adalah hubungan antara tali dengan tali, ikatan adalah hubungan antara tali dengan benda lainnya, misalnya kayu, balok, bambu dan sebagainya.

Menurut Asriyani (2013) makrame adalah salah satu cabang seni rupa yang merupakan teknik tekstil tertua yang dibuat dengan cara menyimpul beberapa tali maupun benang menjadi suatu bentuk berpola dekoratif geometrik. Pada pembuatan makrame siswa akan dikenalkan beberapa simpul dasar.

B. Jenis-Jenis Simpul
Dalam pembuatan karya seni dari teknik mengikat dan menyimpul ada beberapa jenis simpul dasar yang sering digunakan antara lain: simpul kepala, simpul tunggal, simpul ganda dan lain-lain.
Aneka Simpul
  1. Simpul Kepala: merupakan simpul awal yang sering digunakan dalam proses pembuatan karya makrame.
  2. Simpul Tunggal: proses pembuatan simpul tunggal diawali dengan simpul kepala, variasi bentuk dapat diputar ke kiri atau ke kanan sesuai kebutuhan kita. Hasil simpulannya akan tampak seperti tangga, variasi bentuk dapat diputar kekiri atau. ke kanan, sebaiknya lakukan percobaan simpul ini untuk menghasilkan variasi yang menarik. 
  3. Simpul Ganda: proses pembuatan simpul ganda ada kesamaan dengan simpul tunggal. Pada simpul tunggal langkahnya dimulai dari sebelah kiri saja atau dari sebelah kanan saja, sedangkan pada simpul ganda langkahnya dilakukan secara bergantian dari kanan dan kiri atau sebaliknya. Pembuatan simpul ganda bisasanya di awali dengan simpul kepala seperti halnya pada proses pembuatan simpul tunggal.

C. Langkah langkah Pembuatan Simpul
Langkah-langkah membuat simpul ganda dengan menyiapkan dua utas tali yang berbeda warnanya, agar jalinan kedua utas tali itu tampak jelas. Adapun langkah pembuatannya sebagagai berikut:
Simpul Ganda
  1. Potonglah tali sesuai kebutuhan dan lipatlah bagian tali terbagi dua dan sama panjang;
  2. Buatlah simpul kepala dengan pelipatkannya pada kayu, pensil, atau yang lainnya;
  3. Buatlah dua simpul kepala dengan warna yang berbeda agar hasil akhirnya lebih menarik;
  4. Kemudian tali yang berada di tengah dibiarkan bergantung bebas, sementara bagian tali paling kanan diangkat sehingga menindih dua tali yang tergantung bebas;
  5. Angkatlah tali pada bagian kiri sehingga posisinya menindih tali yang dari kanan selanjutnya bawa bagian tali tersebut melewati dua bagian pada bagian belakang.
  6. Selanjutnya tali pada bagian kanan tersebut dimasukan ke bagian depan dan dengan posisi menindih tali pada bagian kanan, selalu lakukan dengan pola yang sama;
  7. Selanjutnya ujung-ujung tali pada masing-masing bagian ditarik untuk mendapatkan simpul yang kuat erat. Untuk menambah simpul agar lebih panjang dilakukan dengan pengulangan seperti di atas.
Setelah siswa mempelajari langkah-langkah pembuatan simpul, siswa dapat membedakannya dari bentuk hasil akhir simpul tersebut. Dalam pembelajaran ini siswa diminta mempraktikkan membuat simpul kepala, tunggal dan ganda dengan arahan dari guru, diharapkan setelah itu siswa mampu mengkreasi membuat simpul tersebut dengan warna yang berbeda dan dari bahan-bahan lainnya yang tersedia di sekitar mereka untuk menghasilkan karya seni menyimpul yang indah.

Alat:
  1. Alat potong: Cutter, Gunting, Pisau, alat potong lainnya.
  2. Penahan: Pensil, kayu, Ranting pohon, dan lain-lain.

Bahan:
  1. Benang katun mutiara, benang katun, tali linen, tali cina, tali akrilik, tali jute, tali kulit, tali nylon, dan benang wool.
  2. Bahan alternatif: Tali Kasur, Tali ljuk, Tali sabut kelapa, Tali akar, Tali yang tersedia di daerah sekitar.
  3. Manik-manik, biji-bijian, cangkang kerang, cangkang molusca, dan lain-lain untuk hiasan tambahan.

Demikian pembahasan mengenai Mengenal dan Mengeksplorasi Ikatan dan Simpul. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Sumber : Buku Seni Rupa Kelas V Kurikulum Merdeka, Kemendikbud.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 8:31 AM

Unsur dan Prinsip Seni Rupa di Sekitar Kita

Seni rupa merupakan salah satu cabang seni yang diungkapkan atau diciptakan menggunakan media rupa visual yang bisa dilihat mata dan dirasakan ketika diraba. Secara mudahnya wujud dari seni rupa adalah sebagai pengantar cabang seni rupa itu sendiri, tidak seperti seni musik atau gerakan tubuh pada seni tari.

Contoh dari seni rupa yang bisa mudah Anda temukan adalah seperti desain pakaian, patung, lukisan, kerajinan tangan dan lain sebagainya. Akan tetapi dalam perkembangannya, seni rupa bukan hanya berhenti pada produk visual saja.

A. Unsur dan Prinsip Seni Rupa di Sekitar Kita
Keindahan suatu objek di sekitar kita tak terlepas dari adanya berupa prinsip-prinsip seni rupa yang mendukung keindahannya, segala bentuk objek yang kita lihat dengan nilai akan muncul karena unsur-unsur yang dikandungnya, siswa dapat menemukan unsur-unsur seni rupa tersebut dengan mengamati unsur titik, garis, bidang, bentuk, ruang, tekstur, warna dan tone (nada gelap terang) yang terdapat dalam objek di lingkungan sekitar sekolah.
  1. Unsur Seni Rupa Titik. Titik merupakan unsur paling kecil dalam suatu karya seni rupa. Titik bisa digunakan untuk menciptakan unsur-unsur lain dengan cara menyusun atau menderet hingga menjadi suatu garis.
  2. Unsur Seni Rupa Garis. Garis merupakan hubungan antar titik yang bisa menghasilkan suatu guratan serba guna. Guratan dari titik tersebut akan bisa membentuk unsur lain seperti bidang maupun bentuk.
  3. Unsur Seni Rupa Bentuk Atau Volume. Bentuk merupakan unsur yang selanjutnya. Bisa dibilang jika bentuk adalah salah satu unsur yang bisa dilihat pada karya seni rupa dua dimensi. Contohnya adalah pada gambar, lukisan, desain grafis dan sebagainya.
  4. Unsur Seni Rupa Bidang. Bidang adalah unsur yang ketiga. Bidang juga merupakan perkembangan dari bentuk. Secara mudahnya bidang merupakan suatu garis yang ujungnya akan saling bertemu hingga membentuk suatu area tertutup.
  5. Unsur Seni Rupa Ruang. Ruang merupakan suatu karya karya dua dimensi yang memiliki sifat semu. Ruang juga masih dibagi menjadi dua yaitu ruang positif dan ruang negatif. 
  6. Unsur Seni Rupa Gelap Terang. Untuk bisa membuat suatu gambar potret yang tampak begitu realistis, bukanlah warna yang akan dibuat benar-benar akurat. Akan tetapi adalah pada bagian gelap dan terang yang akan dibuat akurat pada gambar potret tersebut.
  7. Unsur Seni Rupa Warna. Warna juga merupakan unsur yang paling mencolok pada suatu karya seni rupa. Dalam seni rupa, warna secara estetika terbilang cukup subjektif tergantung dari daya cipta pembuat karya seni.
  8. Unsur Seni Rupa Tekstur. Tekstur adalah salah satu unsur yang berhubungan dengan interaksi manusia. Karya seni rupa tak hanya bisa dirasakan secara visual. Namun suatu karya seni rupa juga bisa dirasakan melalui bentuknya.
  9. Unsur Seni Rupa Nilai. Unsur nilai berkaitan dengan warna. Maksud dari nilai adalah seberapa besar kekuatan warna pada karya seni rupa, dan seberapa berpengaruhnya nilai warna tersebut.

Beberapa prinsip seni rupa akan dijelaskan secara lebih dalam seperti ulasan yang ada di bawah ini.
  1. Prinsip Kesatuan. Agar bisa menciptakan kesatuan dalam seni rupa diperlukan perpaduan hubungan antara semua unsur yang ada di dalam seni rupa itu sendiri.
  2. Prinsip Keseimbangan. Suatu karya yang tidak seimbang bisa membuat orang yang melihatnya akan mendapatkan kondisi perasaan yang tidak nyaman. Maka dari itu keseimbangan dalam seni rupa adalah suatu prinsip yang harus diperhatikan.
  3. Prinsip Irama. Irama dalam suatu karya seni rupa bisa diciptakan dari adanya pengulangan unsur yang dilakukan secara teratur. Prinsip irama bisa terjadi pada suatu karya seni yang dilakukan pengaturan terhadap unsur garis, raut, warna, tekstur dan gelap terang secara berulang-ulang.
  4. Prinsip Penekanan. Dalam seni rupa juga terdapat prinsip penekanan atau emphasis. Prinsip penekanan juga bisa dibilang sebagai point of interest dalam suatu karya seni rupa.
  5. Prinsip Proposisi. Kontras merupakan suatu perbedaan yang begitu mencolok dari dua atau lebih unsur yang berbeda. Sebagai contohnya adalah titik putih dengan objek hitam, lalu bisa juga tekstur kain dengan tekstur logam.
  6. Prinsip Kejelasan. Prinsip kejelasan merupakan suatu prinsip atau taraf kemudahan suatu karya bisa dimengerti. Prinsip kejelasan lebih banyak ditemukan pada desain website, desain produk atau desain interior.

Dalam unit pembelajaran ini siswa diminta untuk mengamati dan menunjukkan salah satu prinsip seni rupa berupa ritme atau irama dalam objek di sekitar sekolah atau luar sekolah, siswa dapat menyimpulkan prinsip dan unsur seni rupa yang terdapat dalam objek di lingkungan sekitar dengan mengidentifikasi bentuk pengulangan satu atau lebih unsur secara terus-menerus dengan teratur atau tidak teratur sehingga membentuk kesan keindahan misalnya: pohon yang berjajar di depan sekolah; lantai keramik yang tersusun rapi; pagar sekolah yang berjajar rapi; dan lain-lain.
Prinsip Ritme
Menurut Malins, (1980:9), Unsur-unsur bentuk (elements of form) juga disebut alat visual (visual device), misalnya garis, bidang, warna, tekstur gelap terang. Cara menggunakan unsur-unsur tersebut menentukan penampilan final suatu karya seni rupa. Cara untuk menyusun unsur-unsur tersebut disebut prinsip-prinsip penyesuaian, misalnya keseimbangan, harmoni_ variasi warna dan kesatuan. Unsur-unsur bentuk dan prinsip-prinsip penyesuaiannya dapat disebut sebagai satu bahasa dasar (basic grammer) dalam seni rupa.

b. Menggambar Objek Visual di Sekitar Kita
Siswa dapat menggambar ulang unsur dalam seni rupa yang terdapat dalam objek di lingkungan sekitar berupa gambar sket objek sekitar sekolah yang menunjukkanbunsur-unsur seni rupa di lembar menggambar yang telah disediakan guru, Semakinvbaik siswa mengenal unsur-unsur visual dalam objek yang dilihat maka akan semakinb baik juga pengamatan seseorang terhadap apresiasi seni yang dilihatnya.

Alat dan bahan:
1) Pensil/Pensil warna/Krayon/Spidol/alat mewarnai yang lain.
2) Alternatif : Arang/Kapur/tumbuhan yang mengandung warna dan lain-lain.
3) Kertas A4/buku gambar (ketebalan dibebaskan).
4) Alternatif : Kardus/papan kayu/media yang tersedia.
5) Siswa dipersilahkan memilih dan mencoba alat bahan yang berbeda.
6) Siswa dipersilahkan menggunakan alat yang tersedia di daerah sekitar.

Demikian pembahasan mengenai Unsur dan Prinsip Seni Rupa di Sekitar Kita. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Sumber : Buku Seni Rupa Kelas V Kurikulum Merdeka, Kemendikbud.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 2:10 PM

Menggambar Prinsip Ritme dalam Seni Rupa

Pada pembelajaran Seni Rupa Kelas V Kurikulum Merdeka Unit 2 terdapat kegiatan Menggambar Prinsip Ritme dalam Seni Rupa. Tujuan kegiatan pembelajaran kali ini adalah siswa dapat menemukan minimal tiga unsur seni rupa yang terdapatdalam objek di lingkungan sekitar. Siswa dapat mendeteksi unsur seni rupa yang terdapat dalam objek yang membentuk ritme tertentu di lingkungan sekitar. Siswa dapat menyimpulkan konsep prinsip ritme dalam seni rupa yang terdapat dalam objek di lingkungan sekitar dengan benar. Siswa dapat menggambar prinsip ritme dalam seni rupa yang terdapat dalam objek di lingkungan sekitar.

Pada Pembelajaran Unit 2 ini siswa diajak untuk menggambar diatas kertasatau media lain yang menunjukkan prinsip ritme seni rupa di dalamnya, siswa dibebaskan untuk rekreasi menggambar apa saja yang disukai. Dalam prosespembelajaran guru dapat memilih pendekatan model pembelajaran Visual, Auditoridan Kinestetik (VAK) atau model lain yang di pandang cocok untuk mengeksplorasiunsur seni rupa dan hubungannya dengan dengan cara mengamati objekdi lingkungan sekitar sekolah. Untuk mengukur kompetensi dilakukan melaluipenilaian tes perbuatan bentuk portofolio dan pengamatan dan hasil menggambarsiswa kedalam kertas (Jurnal Visual/Sketsa) yang telah dikumpulkan/didokumentasikan.

A. Pengertian Prinsip Ritme
Sebuah karya seni yang dihasilkan seorang seniman,desainer atau perancang, pasti terdiri dari unsur-unsur seni rupa yang bersatu menjadi kesatuan utuh sehingga dapat dinikmati secara visual. Salah satu dariprinsip-prinsip tersebut adalah ritme, siswa dapat menentukan prinsip ritme dalam seni rupa dengan memperhatikan susunan yang terdapat dalam sebuah karya seni, dari sinilah sebuah karya seni biasa bernilai estetika tinggi dan sangat indah.

Menurut Rathus (2008:239), ritme dapat dilihat dengan pengelompokan unsur-unsur bentuk yang repetitif seperti garis, bentuk, dan warna. Sedikit perubahan dalam ritme, baik dalam seni musik maupun seni rupa, dapat menambah daya tarik, tetapi perubahan yang besar dapat menyebabkan kesan tidak mengenakkan.

Untuk menganalisis unsur seni rupa yang membentuk ritme tersebut, tidakterlepas dari mengamati cara penyusunan atau pengaturan unsur-unsur rupa dengan karakter yang berbeda dalam sebuah karya seni yang menunjukkan keterpaduan yang saling mangisi sehingga membentuk suatu karya seni yang indah, Menurut Malins (1980:9), dalam menikmati karya seni lukis kepuasan estetik diperoleh dengan mengenali dan memahami kualitas pektorilnya, yaitu ritme, keselarasan, gerak atau pola.

B. Menggambar Prinsip Ritme
Dalam sebuah karya seni rupa, irama atau ritme dapat berupa pengulangan bentuk, warna, atau motif. Pengulangan ini bebas dilakukan sesuai selera sang seniman. Irama perubahan dari besar ke kecil disebut irama progresif, sedangkan dari kecil ke besar disebut irama mengalun. Irama dengan pengulangan bentuk, ukuran, dan warna yang sama disebut irama repetitif.

Dalam pembelajaran ini siswa diminta untuk menerapakan prinsip seni rupa dan dapat menciptakan gambar yang menunjukkan prinsip ritme dalam sebuah karya gambar dengan media kertas, ritme dapat diciptakan dengan pola repetisi dan dapat dibentuk dari pengulangan satu atau lebih unsur secara terus menerus baik teratur atau tidak teratur sehingga membentuk kesan keindahan tersendiri.
Prinsip Ritme
Alat dan bahan:
  1. Pensil/Pensil warna/Krayon/Spidol/alat mewarnai yang lain.
  2. Alternatif : Arang/Kapur/tumbuhan yang mengandung warna dan lain-lain
  3. Kertas A4/buku gambar (ketebalan dibebaskan).
  4. Alternatif : Kardus/papan kayu/media yang tersedia.
  5. Siswa dipersilahkan memilih dan mencoba alat bahan yang erbeda.
  6. Siswa dipersilahkan menggunakan alat yang tersedia di daerah sekitar.

Berikut ini salah satu contoh menggambar dengan prinsip ritme
Gambar Ritme
Irama dalam karya seni dapat timbul jika ada pengulangan yang teratur dari unsur yang digunakan. Irama dapat  terjadi pada karya seni rupa dari adanya pengaturan unsur garis, raut, warna, teksture, gelap-terang secara berulang-ulang. Pengulangan unsur bisa bergantian yang biasa disebut irama alternatif. Irama dengan perubahan ukuran (besar-kecil) disebut irama progresif. Irama gerakan mengalun atau Flowing dapat dilakukan secara kontinyu (dari kecil ke besar) atau sebaliknya. Irama repetitif adalah pengulangan bentuk, ukuran, dan  warna yang sama (monotun).

Demikian pembahasan mengenai Menggambar Prinsip Ritme dalam Seni Rupa. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Sumber : Buku Seni Rupa Kelas V Kurikulum Merdeka, Kemendikbud.

Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 9:24 AM