Pada materi puisi Bahasa Indonesia kelas 10, disebutkan bahwa puisi merupakan ungkapan hati atau pemikiran penyair mengenai berbagai hal dalam kehidupan ke dalam susunan kata-kata yang padat dan penuh makna.
Puisi memiliki beberapa ciri sebagai berikut: Bahasa yang digunakan dalam puisi lebih padat dibandingkan prosa dan drama, Puisi memiliki rima atau sajak yang teratur, Puisi lebih menggunakan sajak syair atau pola pantun, khususnya pada puisi lama, Puisi memiliki makna konotatif, dan Puisi terdiri dari kesatuan sintaksis (gatra).
Untuk memahami suatu puisi, kalian harus menelaah makna pilihan kata yang terdapat di dalamnya. Setiap kata dalam puisi dipilih dengan cermat oleh penyair dengan berbagai pertimbangan. Hal tersebut bertujuan memunculkan efek dan makna tertentu. Untuk itu, penyair sering menggunakan gaya bahasa (majas), pengimajian, kata konkret, dan kata konotatif untuk mendukung makna puisi yang ingin disampaikannya.
- Majas (gaya bahasa). Majas atau gaya bahasa merupakan bahasa kiasan yang digunakan untuk menampilkan efek tertentu bagi pembacanya. Berikut penjelasan mengenai hal tersebut.
- Pengimajian/citraan. Pengimajian atau citraan merupakan kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan efek khayalan atau imajinasi pada diri pembacanya. Pembaca seolah-olah ikut merasakan, mendengar, melihat, meraba, dan mengecap sesuatu yang diungkapkan dalam puisi.
- Kata konkret. Secara umum, kata konkret adalah kata yang rujukannya lebih mudah ditangkap oleh indra. Konkret dapat berarti nyata, berwujud, atau benar-benar ada.
- Kata konotatif. Kata konotatif merupakan kata-kata yang berasosiasi. Asosiasi merupakan keterkaitan makna kata dengan hal lain di luar bahasa.
D Zawawi Imron merupakan salah seorang sastrawan dan penyair yang terkenal hingga asia tenggara. D Zawawi Imron lahir pada tanggal 1 Januari 1945, di desa Batang batang, di ujung timur pulau Madura. Dia mulai terkenal dalam percaturan sastra indonesia sejak bertemu penyair 10 kota ditaman Ismail Marzuki, di Jakarta pada tahun 1982. Puisi ini sangat cocok dibawakan pada saat hari Ibu karena sesuai dengan apa yang akan disampaikannya. Sudah banyak karya puisi yang diciptakan D Zawawi Imron, di antaranya Puisi berjudul Ibu.
1. Majas
No. | Jenis Majas | Larik |
---|---|---|
1. | Metafora | Ibu adalah gua pertapaanku |
2. | Metafora | Kasihmu ibarat samudra |
3. | Metafora | BIdadari berselendang bianglala |
2. Pengimajian (citraan)
No. | Jenis Pengimajian | Larik |
---|---|---|
1. | Penglihatan | Daunan pun gugur bersama reranting, sumur-sumur kering, saat bunga kembang menunjuk ke langit, kemudian ke bumi |
2. | Penciuman | Semerbak bau sayang |
3. | Perasaan | Di hati ada mayang siwalan |
3. Kata Konkret
No. | Aspek Tampilan | Larik | Makna |
---|---|---|---|
1. | Bunga | saat bunga kembang menyemerbak | Tanaman yang berbunga |
2. | Kering | sumur-sumur kering Daunan pun gugur bersama reranting | Musim kemarau |
3. | langit dan bumi | Ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi | Hidup tidak boleh sombong, tetapi harus merendah. |
4. Kata konotatif
No. | Kata Konotatif | Larik |
---|---|---|
1. | air mata ibumu | hanya mata air air matamu ibu |
2. | sari-sari kerinduan | memutikkan sari-sari kerinduan |
3. | hutang | lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar |
4. | samudera | bila kasihmu ibarat samudera sempit lautan teduh |
Demikian pembahasan mengenai Memahami Diksi dalam Teks Puisi. Semoga tulisan ini bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment
Mohon tidak memasukan link aktif.