Fakta dan Opini Teks “Taman Nasional Tanjung Puting”

Pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas VI Kurikulum Merdeka terdapat pembahasan tentang Fakta dan Opini Teks “Taman Nasional Tanjung Puting”. Tujuan pembelajaran kali ini adalah Ppeserta didik memahami inti dari catatan perjalanan dengan menjawab pertanyaan, membedakan opini dan fakta, dan mencari makna dari kosakata baru.

Pada kegiatan ini peserta didik menjelaskan ide pokok dan banyak ide pendukung dari sebuah teks sastra dan informasional yang terus meningkat sesuai jenjangnya. Mengidentifikasi dan memahami kata-kata yang memiliki makna jamak yang sering digunakan sehari-hari (misalnya keberagaman, warisan) dan kata-kata baru (misalnya globalisasi) pada teks sesuai jenjangnya dengan menggunakan petunjuk visual dan konteks kalimat yang mendukung.
Bertemu Orang Utan di Taman Nasional Tanjung Puting
Fakta adalah keadaan atau peristiwa yang benar-benar ada atau terjadi dalam kehidupan nyata. Kebenaran yang dikandung dalam fakta ini sudah terbukti dan terverifikasi. Oleh karena itu saat dihadapkan dengan fakta, tidak ada orang yang bisa membantahnya. Misalnya, ketika seseorang mengatakan bahwa matahari terbit dari timur, kita tidak bisa membantahnya karena hal itu benar-benar terjadi.

Berbeda dengan kalimat fakta yang mengandung kebenaran yang sudah terbukti, kebenaran dalam opini belum terbukti, karena kalimat opini mengandung pendapat, pandangan, gagasan, sikap, saran atau solusi penulis terhadap sebuah masalah atau kejadian yang sedang dibahas dalam artikelnya. Sekalipun demikian, bila sebuah opini pada akhirnya terbukti kebenarannya, maka opini tersebut berubah menjadi fakta.

Apakah kalian suka catatan perjalanan itu? Sekarang, jawablah pertanyaan-pertanyaan ini, ya!
1. Mengapa penulis sangat ingin mengunjungi Taman Nasional Tanjung Puting?
Penulis ingin mengunjungi Taman Nasional Tanjung Puting karena pernah membaca tentang peneliti yang mengadvokasi pelestarian orang utan dan hutan hujan tropis.
2. Mengapa penulis mengatakan bahwa perjalanannya istimewa? Jelaskan dengan kata-katamu sendiri!
Perjalanan tersebut istimewa karena mereka tidak menginap di penginapan, tetapi di rumah perahu yang disebut kelotok.
3. Kegiatan apa saja yang dilakukan oleh pusat rehabilitasi orang utan?
Kegiatan pusat rehabilitasi orang utan antara lain merawat orang utan yang menjadi korban kejahatan (misalnya dengan memberi makan) dan kemudian melepaskan mereka kembali ke habitat aslinya.

Mengelompokkan Informasi
Supaya lebih memahami suatu teks atau wacana, kalian bisa mengelompokkan informasi yang terdapat di dalamnya. Pengelompokan bisa dilakukan berdasar kejadian kronologis, atau berdasar tempat kejadiannya. Pengelompokan ini juga akan membantu kalian memahami bacaan. Coba lengkapi tabel di bawah ini dengan informasi yang kalian dapatkan dari catatan perjalanan di halaman sebelumnya. 
Hari KeTempatInformasi atau Peristiwa Penting
1.Tanjung Harapan
  1. Bertemu Gundul dan orang utan lain di tempat pemberian makan. Melihat Bekantan. 
  2. Makan malam dengan kunang-kunang
1.Tanjung Puting
  1. Melihat bekantan
  2. Melihat burung Rangkong
2.Pondok Tanggul
  1. Melihat orang utan bersantai di pohon: Rini dan dua bayinya bernama Ricak dan Robby. 
  2. Tidak ada orang utan yang datang saat pemberian makanan
2.Camp Leakey
  1. Adik penulis mengeluh capek ketika harus berjalan dari dermaga ke tempat pemberian makan. 
  2. Bertemu dengan Tom, orang utan yang dikenal sebagai penguasa hutan. 
  3. Mengunjungi pusat informasi tentang orang utan. 
  4. 97% DNA oramg utan sama dengan DNA manusia. 
  5. Melihat rumah Prof. Birute Galdikas, orang yang pertama kali meneliti orang utan di Tanjung Puting. 
  6. Melihat gerhana bulan dari dek kelotok
3.Desa Sekonyer
  1. Melihat-lihat desa tempat bermukimnya penduduk yang sebelumnya tinggal di dalam taman nasional. 
  2. Di sini turis dapat membeli kerajinan tangan hasil karya penduduk.

Opini atau Fakta
Baca dengan saksama pernyataan dari catatan perjalanan di atas dan tentukan apakah kalimat tersebut opini atau fakta. Beri tanda centang di kolom yang sesuai.
No.PernyataanOpiniFakta
1.Perjalanan ini istimewa karena kami menginap di rumah perahu atau kelotok.-
2.Tom, orang utan di Camp Leakey, memiliki kekuatan setara delapan orang dewasa.-
3.Prof. Birute Galdikas pertama kali meneliti orang utan di Tanjung Puting pada tahun 1971.-
4.Pemandangan malam di hutan tampak indah.-
5.Penduduk Desa Sekonyer awalnya tinggal di dalam taman nasional, tapi kemudian dipindah ke lokasi ini.tanda -

Kosakata Baru dalam Bacaan “Bertemu Orang Utan”
  1. taman nasional: kawasan pelestarian alam yang dikelola, dimanfaatkan untuk kegiatan ilmu pengetahuan, pendidikan dan pelatihan, serta rekreasi dan pariwisata
  2. kelotok: n perahu bermotor (di daerah Kalimantan Selatan) terbuat dari kayu untuk kendaraan sungai
  3. dermaga: n tembok rendah yang memanjang di tepi pantai menjorok ke laut di kawasan pelabuhan (untuk pangkalan dan bongkar muat barang); kade
  4. mengadvokasi: melakukan pembelaan
  5. tanah gambut: Tan tanah yang terbentuk dari proses pelapukan tumbuhan rawa, kurang subur
  6. pemandu wisata: orang yang pekerjaannya mendampingi wisatawan dengan mengatur perjalanan dan memberi penjelasan tentang tempat yang dikunjungi; orang yang bertugas memandu wisatawan; pramuwisata
  7. habitat: n Bio tempat hidup organisme tertentu; tempat hidup yang alami (bagi tumbuhan dan hewan); lingkungan kehidupan asli, n Geo tempat kediaman atau kehidupan tumbuhan, hewan, dan manusia dengan kondisi tertentu pada permukaan bumi
  8. polusi cahaya: lampu dan cahaya buatan yang membuat langit terlalu terang sehingga bintang tidak terlihat
  9. endemik: berkenaan dengan spesies organisme yang terbatas pada wilayah  geografis tertentu

Demikian pembahasan mengenai Fakta dan Opini Teks “Taman Nasional Tanjung Puting” Semoga tulisan ini bermanfaat.

Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas VI Kurikulum Merdeka, Kemendikbud
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 8:35 AM

Mengenal Sandhangan Swara

Aksara Jawa adalah salah satu sistem penulisan yang memiliki nilai historis dan budaya yang tinggi di Indonesia. Sistem penulisan ini digunakan untuk menulis bahasa Jawa dan telah ada sejak berabad-abad yang lalu. Salah satu unsur penting dalam aksara Jawa adalah Sandhangan Swara, yang berperan untuk membantu mengubah fonem menjadi bunyi vokal yang lainnya. Dalam bahasa Jawa, bunyi vokal ini berperan sangat penting, karena suatu kata bisa memiliki arti yang berbeda hanya karena perbedaan vokal yang digunakan.

Sandhangan Swara ini tidak dapat mematikan bunyi dari huruf konsonan dalam bahasa Jawa. Akan tetapi sandhangan ini dapat menambahkan bunyi vokal tertentu pada huruf tersebut. Sandhangan ini bisa ditempatkan di atas, di bawah, sebelum, atau sesudah aksara Jawa untuk mengubah bunyi yang dihasilkan.
Sandhangan Swara
1. Sandhangan Wulu
Jenis sandhangan ini berbentuk bulatan kecil dan diletakkan di atas huruf Aksara Jawa. Fungsinya adalah untuk mengubah bunyi "a" menjadi bunyi "i". Jadi, ketika huruf Aksara Jawa yang berbunyi "a" ditambahkan Sandhangan Wulu, maka bunyinya akan berubah menjadi bunyi "i".

Sebagai contoh huruf Aksara Jawa “Ha” yang memiliki bunyi akhiran vokal "a". Dengan menambahkan Sandhangan Wulu di atasnya, maka akan menjadi “Hi" yang memiliki bunyi vokal berupa "i".

2. Sandhangan Pepet
Pada dasarnya, bentuk dari Sandhangan Pepet ini sangat mirip dengan Wulu, namun ukurannya jauh lebih besar. Sandhangan Pepet diletakkan di atas huruf Aksara Jawa yang berkaitan di mana fungsinya untuk mengubah fonem dasar “a”menjadi "ê".

Contoh kata yang ditulis dengan Aksara Jawa dan menggunakan sandhangan pepet yaitu "sêgêr". Meskipun pengucapannya terlihat sama dengan Sandhangan Taling, akan tetapi Pepet mempunyai pelafalan bunyi “e” yang berbeda. Contoh lain dari kata yang menggunakan Sandhangan Pepet ini yaitu sekolah, gendis, kembang, dan juga kendi.

3. Sandhangan Suku
Sandhangan Suku merupakan salah satu bentuk sandhangan dalam aksara Jawa yang digunakan untuk mengubah bunyi huruf "a" menjadi vokal "u." Bentuknya sendiri sangat mirip dengan huruf "u" yang mana nantinya langsung diletakkan di bawah aksara Jawa.

Jadi, jika suatu aksara Jawa yang memiliki bunyi fonem dasar berupa "a" diberi sandhangan suku maka bunyinya akan menjadi "u". Ukuran sandhangan ini lebih kecil dari aksara Jawa dan diletakkan di bawah huruf yang ingin diubah bunyinya.

4. Sandhangan Taling
Sandhangan di aksara Jawa ini biasanya digunakan untuk mengubah bunyi "a" menjadi vokal "e". Di mana penulisan Sandhangan Taling secara umum diletakkan di depan huruf aksara Jawa. Contoh penggunaan Sandhangan Taling bisa Kawan jumpai dalam kata "Lele" yang berarti ikan lele dalam bahasa Indonesia.

Lewat kata ini, huruf "e" pada kata "lele" ditandai dengan Sandhangan Taling yang menempel pada huruf aksara Jawa sebelumnya. Contoh kata Aksara Jawa lainnya dengan Sandhangan Taling ini yaitu seda, penak, dan juga beda.

5. Sandhangan Taling Tarung
Dengan menggunakan Sandhangan Taling Tarung, fonem "a" pada huruf aksara Jawa dapat diubah menjadi bunyi "o". Untuk penulisannya sendiri yaitu Sandhangan Taling ditulis di depan huruf Aksara Jawa.

Sedangkan Sandhangan Tarung ditaruh di belakang huruf Aksara Jawa yang mana kedua kombinasi ini nantinya akan mengubah fonem huruf bunyi "a" menjadi "o".

Soal Latihan :
JawaLatinJawaLatin
netepi
Netepi
Bojone
Bojone
Baleni
Baléni
Motore
Motoré
Arane
Arané
Sepatu
Sepatu
Ngurusi
Ngurusi
Merapi
Merapi
Métani
bukuné
Bukuné
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 8:41 AM

Geguritan Banyumasan Mboke

Guritan asale saka tembung gurit sing tegese kidung utawa tulisan sing wujude ukiran utawa tatahan. Guritan uga dearani puisi jawa. Guritan kuwe ora ditembangna, ning diwaca nganggo wirama, wirasa lan wiraga. 

Wirama yakuwe irama nalika maca guritan, umpamane banter, alon, cetha utawa samar, lan sapanunggalane. Nalika maca guritan sing surasane semangat kudu nyuwara sora. Nalika maca guritan sing surasane ngemu kasusahan , kudu alon, alus, lan melas.

Wirasa yakuwe anggone maca ngetrepna utawa ngelarasna karo isining guritan, yakuwe susah, seneng, wibawa, getun, nesu, lan sapanunggalane.

Wiraga yakuwe obahing awak nalika maca guritan kanggo mbangun swasana. Pasemon, paenan selaras karo isining guritan.

Neng guritan ana sing arane :
  1. Pada = Bait
  2. Gatra = larik njroning pada, cacahe gatra saben sapada diarani guru gatra
  3. Wanda = Pakecapan (suku kata) , cacahe wanda neng sagatra arane guru wilangan

Guritan debagi loro yakuwe guritan kuna lan guritan modern. Guritan kuna nduweni ciri-ciri cacahe gatra ora ajeg ning semendhinge papat, cacahe wanda neng gatra siji lan sijine kudu pada akehe, tibane swara kudu runtut, dewiwiti nganggo tembung  sun nggegurit. Guritan anyar nduweni ciri-ciri yakuwe ora dewiwiti tembung sun nggegurit, cacahe gatra ora degatekna, tibane swara bebas, lan mentingna pamilihe tembung sing mantes.
Mboke
A. Maca Guritan Neng Bathin
Mboke
Wanto Tirta (Nonton Ronggeng)
Mboke-mboke
Wektu ngtung dina
Krasa lara rika lunga
Medhot brayan alam dunya

Mboke-mboke
Dunya brana numpuk ora miguna
Amung mori saukuran awak
Sandhang pangan sapirang-pirang
Ora degawa mlebu luwang
Mung ngelmu sing manfaat
Amal sholeh putra-putri sing ngabekti

Mboke-mboke
Susahing hati kelara-lara
Madhang ora enak
Turu ora kepenak
Awak lemes balung remek
Ngewangwung awang uwung
Kelangan tresnamu pedhot umur
Nglangut

Mboke-mboke
Sengisor kembang kamboja dekubur
Inyong tetep kemutan ora kelipur
Mung bekti sing mesthi
Ndedonganing gusti
Muga-muga dengapura
Sekabehe luput lan dosa
Dene Gusti Kang Kuwasa

B. Negesi Tembung
  1. Medhot = ora diterusake
  2. Miguna = pinter
  3. Ngabekti = berbakti
  4. Remek = remuk
  5. Awang = langit
  6. Kelipur = kelalen

C. Gawe Ukara
Gawekna ukara nganggo tembung-tembung neng ngisor kiye!
  1. Ngoko : Ibu lara tipes wis suwe
  2. Krama : Ibu gerah tipes sampun dangu

D. Mangsuli Pertakonan
Pertakonan bab isine guritan neng dhuwur dewangsuli. 
  1. Apa irah-irahan guritan neng duwur mau (Irah-irahan guritan neng dhuwur mau yakuwe Mboke)
  2. Kenangapa dunya brana numpuk ora migunani? (Dunya brana numpuk ora migunani sebabe sing degawa mlebu luwang mung mori seukuran awak)
  3. Apa sing degawa maring luwang? (Sing degawa maring luwang mung ilmu sing manfaat lan amal sholeh putra-putri sing ngabekti)
  4. Apa tema guritan neng duwur mau? (Tema guritan neng dhuwur mau yakuwe budi pekerti)
  5. Kepriwe bektine anak maring biyung sing wis seda? (Bektine anak maring biyung sing wis seda yakuwe amal sholeh)

E. Nulis Pitutur Luhur
Pitutur luhur neng guritan kuwe piwulang utawa piweling sing deumpetna dening pangripta. Mayuh, tulisna pititr luhur neng guritan Mboke sing trep!
  1. Numpuk dunya brana ora miguna
  2. Sandhang pangan sepirang-pirang ora degawa mlebu luwang.
  3. Ngelmu sing manfaat lan amal sholeh putra-putri sing ngabekti sing degawa maring luwang.
  4. Susahing ati kelara-lara kelangan tresname pedhot umur.
  5. Moga-moga dengapura sekabehe luput lan dosa dene Gusti Kang Kuwasa.

F. Nulis Isine Guritan
Cara nulis isine guritan kuwe sapen sapada digoleti isine. Angger wis degoleti kabeh banjur detulis dadi siji saben pada mau. 
Geguritan mau nyritakake sedih lan abote detinggal dening ibu
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 1:31 PM

Soal Latihan Ulangan Tengah Semester 2 Bahasa Jawa Kelas V

Pada setiap akhir tengah semester 2 peserta didik kelas V sekolah dasar akan melaksanakan ulangan tengah semester 2. Pada mata pelajaran Bahasa Jawa Banyumasan materi yang diujikan adalah Memahami Tembang Pangkur dan Memahami Cerita Legenda.

Pada ulangan tengah semester 2 untuk mata pelajaran Bahasa Jawa Banyumasan terdiri dari 20 soal pilihan ganda, 10 soal isian singkat dan 5 soal Uraian. Berikut ini Soal ulangan tengah semester 2 Mata Pelajaran Bahasa jawa Banyumasan Kelas V Sekolah Dasar.

I. WENEHANA TANDHA PING (X) ANA ING AKSARA A, B, C UTAWA D SANGAREPE WANGSULAN SING PALING BENER !
1.Wacan kangge nomer 1-2
Pangkur
Sekar Pangkur angrumpaka
Pra pahlawan nundhung penjajah nyingkir,
Demak Adipati Unus,
Sultan Ageng Tirtayasa,
Ing Mataram Sumusul Sri Sultan Agung,
Pangeran Diponegoro,
Kyai Maja Dadya Kanthi.

Tembang Pangkur kuwe saben sepada .... gatra.
A.5
B.6
C.7
D.8
Pembahasan :
Tembang Pangkur kuwe saben sepada 7 gatra.
2.Gatra kelima guru wilangan karo guru lagune Pangkur yakuwe ....
A.11i
B.12i
C.11u
D.12u
Pembahasan :
Gatra kelima guru wilangan karo guru lagune Pangkur yakuwe 12u
3.Cacahe wanda utawa suku kata saben selarik dearani ....
A.pada
B.gatra
C.guru lagu
D.guru wilangan
Pembahasan :
Cacahe wanda utawa suku kata saben selarik dearani guru wilangan
4.Tegese gatra yakuwe ....
A.cacahing wanda saben sapada
B.cacahing wilangan saben sapada
C.cacahing lagu saben sapada
D.cacahing larikan saben sapada
Pembahasan :
Gatra yakuwe cacahing larikan saben sapada
5.Nang ngisor kiye watake tembang Pangkur kajaba ....
A.srengen
B.sereng
C.sareng
D.greget
Pembahasan :
Watake tembang Pangkur kajaba sareng
6.Pethikan nang ngisor kiye sing duwe guru lagu (i), yakuwe ....
A.Sinawung resmining kidung
B.Akarana, karenan mardi siwi
C.Mingkar mingkuring angkara
D.Kang tumprap neng tanah Jawa
Pembahasan :
Sing duwe guru lagu (i), yakuwe Akarana, karenan mardi siwi
7.Wacan kangge nomer 7 -8
Mangkat Sekolah
Wayah esuk srengengene sumunar
Wong desa gumregah golet panguripan
Bocah-bocah wis padha temata

Nyangklong tas mangkat sekolah
Mlaku terut gili sing ati-atiA
keh mobil lan motor pit
Nylinguk nengen nylinguk kiwa
Aja nganti bebaya tumeka

Geguritan kuwe ngandung isi swasana ....
A.semangat
B.seneng
C.susah
D.kesuh
Pembahasan :
Geguritan kuwe ngandung isi swasana semangat
8.Wayah esuk srengengene sumunar. Basa kramane esuk yakuwe ....
A.sonten
B.enjing
C.ndalu
D.siyang
Pembahasan :
KBasa kramane esuk yakuwe enjing
9.Mlaku terut gili sing ati-ati.Tembung gili tegese ....
A.kalen
B.peken
C.lepen
D.dalan
Pembahasan :
Tembung gili tegese dalan
10.Ngowahi tembung geguritan dadi wujud prosa dearani ....
A.paraban
B.paragan
C.parafrase
D.paragraf
Pembahasan :
Ngowahi tembung geguritan dadi wujud prosa dearani parafrase
11.Raden Kamandaka kuwe putra raja sekang kerajaan … .
A.
Pajajaran
B.Galuh Pakuan
C.Tarumanegara
D.Salaka Nagara
Pembahasan :
Raden Kamandaka kuwe putra raja sekang kerajaan Pajajaran
12.Crita legendha Raden Kamandaka kapethik sekang … .
A.Babad Tanah Leluhur
B.Babad Tanah Banyumas
C.Babad Pasir Luhur
D.Babad Tanah Jawa
Pembahasan :
Crita legendha Raden Kamandaka kapethik sekang Babad Pasir Luhur
13.Jeneng asline Raden Kamandaka yakuwe … .
A.Banyak Ngampar
B.Banyak Catra
C.Banyak Blabur
D.Banyak Soang
Pembahasan :
Jeneng asline Raden Kamandaka yakuwe Banyak Catra
14.Ramane Raden Kamandaka asmane ....
A.Prabu Dewa Niskala
B.Prabu Dewata Cengkar
C.Prabu Dewa Ruci 
D.Prabu Dewa Daru
Pembahasan :
Ramane Raden Kamandaka asmane Prabu Dewa Niskala
15.Adhi tunggal kandhung Banyak Catra, yakuwe … .
A.Banyak Blabur
B.Dewi Ciptarasa
C.Banyak Ngampar
D.Dewi Pandansari
Pembahasan :
Adhi tunggal kandhung Banyak Catra, yakuwe Banyak Ngampar
16.Wateke Raden Kamandaka yakuwe … .
A.culika
B.srakah
C.drengki
D.cerdas
Pembahasan :
Wateke Raden Kamandaka yakuwe cerdas
17.Tembung bontot tegese … .
A.ragil
B.tengah
C.mbarep
D.tengah
Pembahasan :
Tembung bontot tegese ragil
18.Raden Kamandaka kuwe aran asline Banyak Catra. Ukara neng dhuwur angger degawe basa krama, yakuwe ....
A.
Raden Kamandaka niku jeneng asline Banyak Catra
B.Raden Kamandaka kuwe asma asline Banyak Catra
C.Raden Kamandaka niku aran asline Banyak Catra
D.Raden Kamandaka niku asma asline Banyak Catra
Pembahasan :
Basa kramane yakuwe: Raden Kamandaka niku asma asline Banyak Catra
19.Raden Banyak Catra kuwe anak mbarep. Tegese mbarep yakuwe ….
A.ragil
B.sulung
C.tengah
D.akhir
Pembahasan :
Tegese mbarep yakuwe sulung
20.Wujud kewan jelmaan Raden Kamandaka yakuwe ....
A.lutung
B.macan
C.kidang
D.kebo
Pembahasan :
Wujud kewan jelmaan Raden Kamandaka yakuwe lutung

II. ISINANA CECEG ING NGISOR IKI NGANGGO UKARA KANG BENER !
21. Tembang Pangkur Mingkar Mingkur kecipta dening ….
KGPP Mangkunagara IV
22.Tembang Pangkur klebu tembang .... 
Macapat 
23. Tibane swara vokal nang pungkasane gatra dearani ….
Guru lagu
24. Salah sijine watake tembang Pangkur yakuwe Srengen.Srengen tegese ….
Srengen tegese nesu
25. Puisi Jawa yakuwe diarani ….
Puisi jawa kuwe diarani geguritan
26. Crita Kamandaka kuwe klebu ….
Cerita legenda
27. Pendheta sing tapa neng Gunung Tangkuban Prau jenenge ….
Ki Ajar Winarong
28. Banyak Catra nyamar lan ganti jeneng dadi ….
Kamandaka
29. Jenenge putri sing deidham-idhamna Raden Kamandaka, yakuwe ….
Dewi Ciptarasa
30. Raden Kamandaka ketemu karo Patih Kadipaten Pasir Luhur.  Tembung ketemu basa kramane ….
Kepanggih
III. WANGSULANA PITAKON-PITAKON ING NGISOR IKI KANTHI PATITIS !
31. Tulisna telu watake lan tegese tembang Pangkur!
watake lan tegese tembang Pangkur : Sereng tegese galak,Greget tegese deranging ati arep tumindhak,lan Srengen tegese nesu
32. Gatekna gambar neng ngisor kiye!
Pangkur
Tulisna guru lagu lan guru wilangan saben salarik sekang tembang Sekar Pangkur neng dhuwur!
8a, 11i, 8u, 7a,12u, 8a, 8i
33. Apa alesane Banyak Catra ora gelem diangkat dadi raja?
Alesan Raden Banyak Cotro urung gelem diangkat dadi raja: Urung siap mrentah kerajaan merga deweke ngrasa elmune urung cukuplan Raja kuwe kudu duwe permaisuri dhisit nggo dadi pendamping
34. Tulisna jenengane tokoh-tokoh sing ana nang wacan legendha Kamandaka !
Prabu Dewa Niskala, Banyak Catra, Banyak Ngampar, Dewi Kumudaningsih, Banyak Blabur, Ki Ajar Winarong, Patih Reksonoto, lan Dwi Ciptoroso.
35. Raden Kamandaka mlaku tekan wilayah Kadipaten Pasir Luhur. Tulisna ukara ning dhuwur dadi basa krama !
Raden Kamandaka tindak dumugi tlatah Kadipaten Pasir Luhur
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 7:19 PM

Soal Latihan Sumatif Tengah Semester 2 Bahasa Jawa Kelas IV

Pada akhir tengah semester 2 peserta didik kelas IV sekolah dasar pada Kurikulum Merdeka akan melaksanakan asesmen sumatif tengah semester 2. Pada mata pelajaran Bahasa jawa Banyumasan materi yang diujikan adalah Bab 1 Cerita Rakyat Babad Pasir Luhur dan Bab 2 Tembang Gambuh

Pada asesmen sumatif tengah semester 2 untuk mata pelajaran Bahasa Jawa Banyumasan terdiri dari 20 soal pilihan ganda, 10 soal isian singkat dan 5 soal Uraian. Berikut ini Soal asesmen sumatif tengah semester 2 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV Kurikulum merdeka.

I. WENEHANA TANDHA PING (X) AKSARA A, B, C UTAWA D SANGAREPE WANGSULAN SING PALING BENER !
1.Dongeng kang peragane awujud kewan kang bisa celathu kaya manungsa diarani …
A.
babad
B.legenda
C.sage
D.fabel**
Pembahasan :
Dongeng kang peragane awujud kewan kang bisa celathu kaya manungsa diarani fabel
2.Gatekna gambar neng ngisor kiye!
Roro
Dongeng gegandengan karo dumadine sawijining papan utawa barang diarani …
A.babad
B.legenda**
C.mite
D.fabel
Pembahasan :
Dongeng gegandengan karo dumadine sawijining papan utawa barang diarani legenda
3.Cerita kang nggambarake urip pawongan mulai lair tekan pati diarani …
A.legenda 
B.babad
C.roman
D.hikayat**
Pembahasan :
Cerita kang nggambarake urip pawongan mulai lair tekan pati diarani hikayat
4.Prabu Silihwangi kue raja nang tlatah … 
A.Singasari
B.Majapahit
C.Pajajaran**
D.Galuh Pakuan
Pembahasan :
Prabu Silihwangi kue raja nang tlatah Pajajaran
5.Dewi Ciptarasa kuwe putri adipati nang tlatah … 
A.Pasir Kidul
B.Pasir Luhur
C.Pasir Lor
D.Kali Pasir
Pembahasan :
Dewi Ciptarasa kuwe putri adipati Kandhadhaha nang tlatah Pasir Luhur
6.Jenengan kali nang daerah Karanglewas sing cokan go golet iwak nang prabu Kamandaka,yakuwe …
A.Kali Mengaji
B.Kali Serayu
C.Kali Logawa**
D.Kali Kranji
Pembahasan :
Jenengan kali nang Karanglewas sing go golet iwak nang prabu Kamandaka arane Kali Logawa
7.Raden Kamandaka bisa malik dadi kewan sing wujude …
A.siamang
B.gorila
C.kethek
D.lutung
Pembahasan :
Raden Kamandaka bisa malik dadi kewan sing wujude lutung.
8.Pungkasane perang, prajurit pasir luhur unggul yudane.Tembung sing kacithak kandel tegese …
A.kalah
B.menang**
C.imbang
D.mundur
Pembahasan :
Unggul yudhane tegese menang
9.Sing ngganti kelungguhan adipati neng Kadipaten Pasir Luhur, yakuwe ...
A.Arya Banyak Catra**
B.Prabu Silih Warni
C.Arya Bayak Blabur
D.Arya Banyak Ngampar
Pembahasan :
Sing ngganti kelungguhan adipati neng Kadipaten Pasir Luhur yakuwe Raden Arya Banyak Catra utawa Raden Kamandaka
10.Penjaluke Dewi Ciptarasa maring prabu Pule Bahas nggo mas kawin, yakuwe …
A.40 bocah wadon lan 100 gulungan mori
B.40 bocah wadon kembar lan 1000 gulungan mori**
C.40 bocah wadon lan 1000 gulungan mori
D.40 bocah wadon kembar lan 100 gulungan mori
Pembahasan :
Penjaluke Dewi Ciptarasa maring prabu Pule Bahas nggo mas kawin, yakuwe 40 bocah wadon kembar lan 1000 gulungan mori
11.Wacan kanggo nomer 11-15
Gambuh
Sekar gambuh ping catur
Kang cinatur polah kang kalantur
Tanpa tutur, ketula –tula katali
Kadaluarsa katutuh
Kapatuh pan dadi awon

Tembang gambuh iku nyritakake tumindak sing …
A.
sabar
B.wicaksana
C.kebablasen**
D.jujur
Pembahasan :
Tembang gambuh iku nyritakake tumindak sing kebablasen utawa kalantur
12.Tembung kadaluarsa tegese yakuwe ...
A.dikandakake
B.dadi pukilinan
C.pijer cilaka
D.keliwat wektune**
Pembahasan :
Tembung kadaluarsa tegese yakuwe keliwat wektune
13.Guru lagu kaping 4 yakuwe ...
A.h
B.u**
C.i
D.o
Pembahasan :
Guru lagu kaping 4 yakuwe u
14.Guru wilangan larik ke papat tembang ing nduwur yakuwe ...
A.5
B.6
C.7
D.8**
Pembahasan :
Guru wilangan larik ke papat tembang ing nduwur yakuwe Kadaluarsa katutuh ana 8.
15.Guru gatra tembang ing nduwur yakuwe ...
A.loror
B.telu
C.papat
D.lima**
Pembahasan :
Guru gatra tembang Gambuh ing nduwur yakuwe ana lima
16.Tanduran empon – empon contone ..
A.waluh
B.tela
C.klapa
D.kunir**
Pembahasan :
Tanduran empon – empon contone kunir, jahe, laos lan sapiturute
17.Tembung catur tegese yakuwe ...
A.siji
B.loro
C.telu
D.papat**
Pembahasan :
Catur tegese yakuwe papat
18.Watak adigang iku watake wong sing ngendelake ...
A.
kekuwatane**
B.gedhene
C.kepinterane
D.kesugihane
Pembahasan :
Watak adigang iku watake wong sing ngendelake kekuawtane
19.Ibu Saweg turu. Tembung turu krama inggile ...
A.turu
B.sare**
C.tilem
D.nglilir
Pembahasan :
Tembung turu krama inggile sare
20.Tembang gambuh klebu tembang...
A.dolanan
B.gedhe
C.tengahan
D.macapat**
Pembahasan :
Tembang gambuh klebu tembang macapat

II. ISENANA CECEG-CECEG ING NGISOR IKI NGANGGO UKARA KANG BENER !
21. Raden Arya Banyak Catra kuwe putra raja neng tlatah….
Pajajaran
22. Raden Arya Banyak Catra gelem bojo, nanging bojone kudu sing....
Pasuryane lan sipate mirip ibune
23. Sing pungkasane dadi raja neng kerajaan pajajaran, yakuwe....
Arya Banyak Blabur
24. Jeneng samarane raden Arya Banyak Catra, yakuwe ....
Raden Kamandaka
25. Nang endi Arya Banyak Catra ketemu karo Dewi Ciptarsa...
Pinggir Kali Logawa
26. Cacahe wanda saben sagatra yakuwe tegese guru....
Guru Wilangan
27. Wiwitane tembang gambuh kuwe guru wilangane ana....
7
28. Supaya dadi bocah sing becik kudu....sing jujur.
Ngomong
29. Ibu arep   .  .  .   Jakarta dina Minggu.
Tindak
30. Arum arep mangkat sekolah. Bapaku bali sekang Semarang. Tembung sing kacithak kandel apike deganti . . . 
Kondur saking
III.   WANGSULANA PITAKON-PITAKON ING NGISOR IKI KANTHI PATITIS! 
31. Apa sebabe raden Arya Banyak Catra dedawuhi mbojo!
Prabu Arya Banyak Catra arep diwisuda dadi ratu
32. Apa sing dadi pepeinginane raden Arya Banyak Catra nalika deprentah nggolet bojo!
Raden Arya Banyak Catra gelem mbojo ning saing praupane memper pasuryane ibune
33. Apa sing dirasa nang Dewi Ciptrasa sewise krunggu brita Kamandaka mati !
Dewi ciptarsa ambruk lan dadi mriyange
34. Piwulang sing kepriwe sing kena ditiru !
Piwulang sing becik
35. Apa Bae isi piwulang sing ana neng tembang Gambuh !
Nyritakake crita lan pesen urip sing sejatine dadi pedoman kanggo mbangun rasa paseduluran, kekeluargaan, lan toleransi
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 8:38 AM

Memahami Teks Pidhato Utawa Sesorah

Pidhato utawa ana sing nyebut sesorah tegese micara ing sangarepe wong akeh utawa umum, ana uga kang ngandharake yen pidato utawa sesorah yaiku medharake gagasan utawa panemu kanathi migunakake basa lisan ing ngarepe wong utawa pamireng akeh.

Basa sing digunakake kudu laras/cocog karo sing diadhepi. Basa ngoko digunakake menawa sing diadhepi iku bocah utawa luwih enom tinimbang sing sesorah. Basa kramadigunakake menawa ngadhepi wong sing luwih tuwa utawa wong sing kudu dikurmati.

A. Nyimak Pidhato
Pidhato utawa sesorah kuwe ngomongna utawa ngandhahna pikiran neng ngarepe wong akeh. Wong sesorah utawa pidhato kudu duwe karep supaya apa sing dekandhahna dengerteni wong liya. Basa sing deenggo mestine kudu sing komunikatif, presaja tur suarane ya kudu cetha, ora mung kandhah. Kejaba kuwe uga kudu teyeng milih tembung-tembung sing pas dekandhahna. Mulane wong sesorah utawa pidhato kudu duwe ilmu carane pidhato, uga sering latihan seurunge sesorah neng ngarepe wong akeh.

Seliyane duwe ilmu lan sering latihan wong sesorah utawa pidhato kudu nggatekna degging sepengadeg utawa penampilan. Solah bawane kudu teyeng nggawe wong sing ngrungokna kesengsem maring sing agi pidhato. Tutur basa lan tata kramane uga kudu degatek pantes lan cocogna. Sandhang penganggo ya mestine kudu karo swasanane,

Isine sesorah utawa pidhato werna-werna. Bisa uga pinemu, tanggepan, aseng, utawa ngandhahna sewijining bab, lan liya-liyane.

B. Maca Conto Teks Pidhato Perpisahan Kelas
Assalamualaikum wr. wb.
Bapak Kepala Desa Kencurmakmur sing kula urmati, Komite SD Negeri 02 Kencurmakmur, Ibu Kepala SD Negeri 02 Kencurmakmur, sing kulo urmati, Bapak Ibu huru lan para wali murid ugi adhi-adhi kelas I - V sing kula tresnani.
Pidhato
Langkung krihin, mangga sesarengan kita muji syukur dhateng ngarsane Gusti Alllah kang Maha Kuwasa, jalaran mergi anugrahe, dinten niki kita sedaya saged kempal lan kepanggih wonten ngriki, teng aula SD Negeri 02 Kencurmakmur niki kanthi wilujeng, sehat lan mboten wonten alangan satunggal napa, saprelu ngontenaken  acara perpisahan kelas VI.

Bapak, Ibu lan para rawuh sing kula urmati, kula minangka sulih saking kanca-kanca kelas VI, nyuwun pamit gandheng mboten dangu malih kula sekanca sampun lulus sehengga kedah nilaraken sekolah sing kita tresnani niki. Kula sekanca ngaturaken matur kesuwun sing tanpa upami dhumateng Bapak/Ibu Guru, sing empun nggulawenthah lan maringi pinten-pinten ilmu sehingga kula sekanca dados lare sing gadhah budi pekerti lan gadhah keprigelan maca , nulis, lan ngetung. Langkung-langkung kula sekanca saged tumut ujian lan pikanthuk biji sing maremaken.

Kaping kalih kula sekanca nyuwun agunging pangapunten, bilih selamane sinau teng sekolah ngriki kathah lepate, sing nguja utawa mboten. Mugi-mugi Bapak Ibu guru lan warga sekolah kersa paring ngapunten teng kula sekanca.

Kaping tiga kula sekanca nyuwun donga restune Bapak Ibu Guru, mugi-mugi saged nerasaken lampah anggene pados ilmu teng sekolah selanjenge. Lan mugi-mudi kula sekanca tembe mbejang dados tiyang sing migunani tumrap agama, nusa, lan bangsa.

Mekaten atur kula, bilih kathah klentha-klenthune nyuwun agenging pangapunten, Cekap semanten.

Wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh.

C. Mayuh Negesi Tembung
Tembung-tembung neng sesorah  mau ana sing urung kongerteni tegese, mayuh padha degoleti, banjur detegesi bareng-bareng nganggo basa ngoko Banyumasan, krama, lan krama inggil
No.Tembung Neng WacanNgoko BanyumasaaKramaKrama Inggil
1.RumiyinDhisitRiyinRumiyin
2.DhumatengMaringDhatengDhumateng
3.NgarsaneNgarepeNgajengipunNgarsanipun
4.KepanggihKetemuKepanggihKepanggih
5.NilarakenNinggalnaNilarakenNilaraken
6.KeprigelanKepinteranKaprigelanKaprigelan

D. Mangsuli Pertakonan
1. Sapa bae sing nekani acara perpisahan kelas VI?
Sing nekani acara perpisahan kelas VI yakuwe Bapak Kepala Desa, Komite Sekolah Ibu Kepala SD, Bapak Ibu Guru , Para wali murid lan adhi-adhi kelas I - V.
2. Sapa sing pidhato perpisahan?
Sing pidhato perpisahan yakuwe sulih/wakil  siwa kelas VI
3. SD Ngendi sing nganakna Perpisahan?
Sing nganakna perpisahan yakuwe SD Negeri 02 Kencurmakmur
4. Bocah kelas VI arep padha nerusna sekolah maring ngendi?

Bocah kelas VI arep padha nerusna sekolah maring sekolah selanjute

5. Bocah kelas VI padha njaluk dongan maring sapa?
Bocah kelas VI padha njaluk dongan maring Bapak Ibu Guru.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 11:55 AM

Membaca Kalimat Berhuruf Jawa

Untuk mengetahui cara memahami aksara jawa, tentu dalam Aksara Jawa atau Hanacaraka ada beberapa prosedur penulisan. Ada juga banyak elemen dan aturan. Dengan menjelaskan setiap huruf dan tata bahasa, diharapkan di kemudian hari dapat memfasilitasi pembelajaran atau proses memahami prosedur penulisan Jawa sebelum berlatih menulis.

Pasangan aksara Jawa merupakan bentuk khusus atau simbol yang berfungsi untuk mematikan atau menghilangkan huruf vokal dari aksara dasar atau carakan. Dalam penulisan aksara Jawa atau dikenal juga dengan sebutan hancaraka, ada beberapa tata cara menulis dan aturan.Aksara Jawa sendiri masih terbagi dalam beberapa bagian, salah satunya adalah aksara carakan. Aksara carakan merupakan aksara paling dasar di aksara hanacaraka. Setiap huruf dari aksara carakan ini mempunyai sebuah pasangan.

A. Aksara Jawa Lan Pasangane
Ko wis sinau pasangan aksara Jawa neng kelas V. Mayuh deeling-eling maning ! Pasangan aksara Jawa gunane nggo mateni aksara nalika aksarane mati neng tegah ukara utawa tambung. Pasangan ka, ta, lan la angger disuku wujude balik kaya asale nglegena banjur disuku. Ningen tetep ditulis neng ngisor . Gatekna aksara jawa lan pasangane ngisor kiye.
No.Aksara JawaPasanganContoh TembungLatin
1.
Ha
ps-ha
iwak
Golét iwak
2.
na
ps-na
Regane
Mundhak regané
3.
ta
ps-ta
Mantuk
Mentas
Mentas
4
nya
ps-nya
Nyamuk
Kebek nyamuk
5.
ba
ps-ba
Amba
Omah amba

Seliyane pasangan aksara Jawa uga duwe sandhangan. Mayuh dieling-eling maning supayane lancar nggonmu maca lan nulis aksara Jawa.

1. Sandhangan Swara
Sandhangan swara digunakan untuk mengubah bunyi vokal suatu aksara nglegena/carakan (Ha, Na, Ca, Ra…..) jika dipasangkan dengan sandhangan swara.Sandhangan swara ada 5 buah, yaitu:
Sandhangan Swara
2. Sandangan Panyigeg Wanda.
Sandangan ini berfungsi sebagai penanda vokal penutup kata. Ada tiga sandangan panyigeg wanda, yaitu layar untuk akhiran “r”, wignyan untuk akhiran “h”, dan cecak untuk akhiran “ng”. Sandangan panyigeg wanda ditulis di akhir suku kata yang berakhiran huruf-huruf tersebut. Berikut sandangan panyigeg wanda:
Panyigeg Wanda
B. Maca Aksara Jawa Nganggo Pasangan
Sewise sinau babagan kepriwe pasangane aksara jawa, banjur siki mayuh dewaca aksara jawa neng ngisor kiye.
Membaca
  1. Andhong
  2. Banjir
  3. Candhil
  4. Sumbu
  5. Dandang
  6. Lampu
  7. Gambar
  8. Gembili
  9. Gendhing
  10. Jonjang
  11. Rampung
  12. Rambutan
  13. Ngombe 
  14. Jambu
  15. Jembar
  16. Canthir
  17. Jumbuh
  18. Junjung
  19. Lemper
  20. Kancing
  21. Kanthil
  22. Kinanthi
  23. Kembang
  24. Kenthang
  25. Kombor
  26. Tandur
  27. Kumbah
  28. Kumbang
  29. Mancing
  30. Kondur

C, Maca Ukara Nganggo Aksara Jawa
Mayuh pada maca ukara sing detulis nganggo aksara Jawa
Maca Aksara Jawa
  1. Jaman maju kudu sugih ilmu
  2. Urip mulya ilmu sing digawa
  3. Purwa kerja kota satria
  4. Bibi Tijah tuku mendhoan
  5. Katimin bakul wedhus
  6. Kripik Sokaraja gurih pisan
  7. Dhawet ayu Banjarnegara
  8. Alun alun purwokerto
  9. Bawor maskot Banyumas
  10. Siki alun alun banyumas asri
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 6:20 PM

Mengidentifikasi Ciri Tembang Kinanthi

Tembang kinanthi merupakan tembang ke empat dari sebelas judul tembang macapat. Tembang atau sekar ini menggambarkan kisah anak yang sudah mulai beranjak dewasa. Dalam masa pubertas tersebut anak sudah mengenal sesuatu yang baik dan buruk. Sejak kecil seorang anak dianjurkan untuk dididik dengan benar dan penuh kasih sayang. Anak yang akan beranjak dewasa sangat membutuhkan arahan dan bimbingan agar tidak terjerumus pada hal yang negatif.

Tembang kinanthi merupakan tembang yang menggambarkan pembentukan jati diri dan mencari bekal ilmu baik secara formal maupun nonformal. Tembang ini memiliki makna dalam bahasa jawa yang sama dengan kata gandheng, kanthil, dan kanthi. Arti tembang kinanthi berasal dari kata dikanthi-kanthi yang bermakna dituntun, diarahkan, dan didampingi. Berikut aturan persajakan dalam tembang kinanthi ini:
  1. Guru gatra : jumlah kalimat tiap bait 6 kalimat.
  2. Guru wilangan: jumlah suku kata pada tiap larik yaitu 8,8,8,8,8,8 kalimat.
  3. Guru lagu: jatuhnya vokal terakhir pada tiap larik yaitu u,i,a,i,a,i.

A. Tembang Kinanthi
Kinanthi kuwe salah sijineng tembang macapat. Gatekna tembang kinanthi neng ngisor kiye.
Kinanthi
Mayuh nembangna tembang Kinanthi neng dhuwur kanthi wirama sing trep! Gatekna gurumu nebang banjur tirokna.

B. Negesi Tembung
Mayuh tembang sing koanggep anyar lan angel neng tembang Kinanthi mau dechatet banjur degoleti tegese!
No.Tembung Neng TembanglTembung LumrahBasa Indonesia
1.SarwaSarwaSerba
2.GlobalisasiGlobalisasiGlobalisasi
3.JamanJamanZaman/Era
4.WediWediTakut
5.NgiraMbedhekMenebak
6.AsriEndahAsri
7.WaspadhaSiyagaWaspada
8.DegoletiDegoletiDicari
9.Lenga latungLenga latungMinyak tanah
10.LampuLampuLampu
11.MrendiMrendiRapuh
12.GanuGemiyenDahulu

C. Gawe Ukara
Mayuh gawe ukara nganggo tembung-tembung neng tembang kinanti nganggo basa dhialek Banyumasan.
  1. Neng Pasar Wage kiye sayuran sarwa ana tur murah regane.
  2. Kabeh wong padha ngarani sekiye jaman globalisasi. 
  3. Siki jamane wis maju, apa bae wis ngganggo piranti sing sarwa modheren.
  4. Rina bocahe gampang wedi getih marang kucing
  5. Ora nyana ora ngira siki lenga latung klebu barang langka.
  6. SD Nusantara sekiye katon asri.
  7. Padha eling lan waspada maring bahaya COVID-19.
  8. Kucingku wis ora bali telung dina, ngesuk arep degoleti.
  9. Lenga latung kuwe salah sijining jinis bahan bakar minyak.
  10. Lampu sing ana neng bale mau mbengi ora bisa murub.
  11. Tali kae mrendi yen dienggo njiret kayu.
  12. Jaman ganu urung ana lampu listrik, angger wengi peteng dhehdhet
D. Mangsuli Pertakonan Isi Tembang Kinanthi
Tembang Konanthi mau nyritakna surasane jaman ganu, agi urung maju. Listrik urung ana. Swasanane sepi lan peteng neng wayah bengi. Wong duwe rasa wedi metu, mbok ana kewan galak. Wong-wong padha golet lenga latung nggo ngisi lampu teplok ben murub lan dadi padhang.

Siki wis jaman globalisasi, apa-apa ana. Jamane wis maju debandhingna karo jaman ganu. Arep ngapa bae wis keturutan. Ningen neng jaman siki wong-wong malah tambah wedi. Jalaran angger ora kuwat imane gampang kena godha. Maling tambah mbeling, durjana ana neng ndi bae. Mula neng jaman siki kudu waspada.

1. Tembang kinanti mau nritakna apa?
embang Konanthi mau nyritakna surasane jaman ganu, agi urung maju.
2. Tambah asri ning medeni. Apa tegese tembung asri?
Tembung asri tegese endah.
3. Apa tegese tembung waspada?
Tegese tembung “waspada” yakuwe siyaga.
4. Neng jaman urung ana listrik, kenangapa wong padha wedi metu neng wayah mbengi?
Wong duwe rasa wedi metu neng jaman ganu, mbok ana kewan galak
5.  Kenangapa neng jaman siki wong-wong tambah wedi?
Neng jaman siki wong-wong malah tambah wedi jalaran angger ora kuwat imane gampang kena godha. 

F. Crita
Mayuh padha ngrungokna critane batire babagan isine tembang Kinanthi karo mbiji penampilan utawa solah bawane !
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 8:31 AM

Karna Madeg Senapati

Wayang kuwe sajinising kabudayan sing adiluhung. Neng crita wayang kuwe, watek wantune menungsa prasasat kabeh kegambar. Crita wayang bisa nggo conto lan kaca benggala tumrap manungsa. Crita Karna Madeg Senapati kalebu salah sijine crita pewayangan sing misuwur. Adipati Karna sing dadi lakon crita klebu salah sijine peraga wayang sing penting neng crita Mahabaratha.

Karna Madeg Senapati
Perang gedhe antarane Pendhawa mungsuh  Kurawa kondhang kanti aran Perang Baratayudha. Perang sing kedadeyan neng Tegal Kurusetra kiye dadi jalaran ana rajapati lan kurban sing akeh. Para satriya akeh sing padha nemahi pralaya. Senapati Kurawa sing asmane Pendhita Drona, gugur neng madyane Tegal Kurusetra kaprejaya dening Drestajumena. Seurunge gugur Pendhita Drona wis merjaya Raden Abimanyu senapatine Pendhawa.

Karna adipati neng Awangga madeg senapati Kurawa maju neng palagan. Sejatine Adipati Karna wis mangerteni, mbelani Kurawa kuwe tindak sing ora bener. Ningen Adipati Karna wis kepotangan budi karo Duryudana, Raja Astina sing ambeg angkara murka. Mula dheweke gelem sebaya mukti sebaya pati mbelani Negara Astina.
Karna Vs Arjuna
Adipati Karna kuwe putrane Bathara Surya lan Dewi Kunthi. Mula, Adipati Karna kelebu drajate wasu, yakuwe manungsa setengah dhewa. Mula, Adipati Karna ora mokal angger kesinungan kedigdayaan sing linuwih.

Raden Arjuna maju neng madyane Tegal Kurusetra ngadhepi Adipati Karna. Arjuna lan Karna padha adu kedigdayaan. Perang prasasat ora ana sing bakal menang merga loro-lorone padha sekti mandraguna. Satriya loro padha titis anggone jemparing lan padha duwe pusaka piandel. Adipati Karna duwe pusaka Kuntawijayandanu, lan Arjuna pusakane Pasopati.

Wusanane Raden Arjuna menthang lengkap panah Pasopati. Panah mlesat ngenani janggane Adipati Karna sing senalika gugur ana neng madyane Tegal Kurusetra.

Negesi Tembung Crita Wayang Kresna Madeg Senapati
No.Tembung AngelTegese
1.GugurTiwas neng peperangan
2.MrejayaMateni
3.PalaganPanggonan peperangan
4.KapotanganDuwe utang
5.Ambeg
Tumindak
6.KadigdayanKasekten
7.MokalMustahil
8.JangganeGulune
9.MadyaneTengah-tengahe
10.KesinunganDiwenehi

Mangsuli Pertakonan
1. Apa aran perang gedhe antarane Pandhawa mungsuh Kurawa?
Perang gedhe antarane Pendhawa mungsuh Kurawa dearani perang Baratayudha.
2. Ana ngendi papane kedadeyan perang gedhe antarane Pendhawa mungsuh Kurawa?
Papane kedadeyan perang gedhe antarane Pendhawa mungsuh Kurawa yakuwe Tegal Kurusetra.
3. Sapa sing mrejaya Senapati Kurawa sing asmane Pandhita Drona?
Sing mrejaya Senapati Kurawa sing asmane Pandhita Drona yakuwe Drestajumena.
4. Apa sebabe Adipati karna gelam mbelani Kurawa lan madeg dari senapati?
Adipati karna gelam mbelani Kurawa sebab Adipati Karna wis kepotangan budi karo Duryudana.
5.  Kepriwe carane Raden Arjuna mrejaya Adipati Karna?
Carane Raden Arjuna mrejaya Adipati Karna yakuwe Raden Arjuna menthang lengkap panah banjur mlesat ngenani janggane Adipati Karna.

Ngringkes Crita Karna Madeg Senapati
Perang gedhe antarane Pendhawa mungsuh diarani Perang Baratayudha sing kedadeyan neng Tegal Kurusetra. Senapati Kurawa sing asmane Pendhita Drona, gugur kaprejaya dening Drestajumena. 

Karna adipati neng Awangga madeg senapati Kurawa. Adipati Karna wis mangerteni, mbelani Kurawa kuwe tindak sing ora bener, ningen wis kepotangan budi karo Duryudana. Adipati Karna kuwe putrane Bathara Surya lan Dewi Kunthi. Adipati Karna kelebu manungsa setengah dhewa. Mula, Adipati Karna ora mokal angger kesinungan kedigdayaan sing linuwih.

Raden Arjuna maju neng madyane Tegal Kurusetra. Adipati Karna duwe pusaka Kuntawijayandanu, lan Arjuna pusakane Pasopati. Raden Arjuna menthang panah Pasopati sing ngenani janggane Adipati Karna sing senalika gugur.
xxx
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 12:40 PM

Cerita Legendha Kamandaka

Gemiyen neng tanah Jawa bagian kulon, ana Krajan Hindu sing amba tur kuwat, uga duwe pengaruh nganti tekan tlatah Jawa Tengah. Jeneng Krajan kiye yakuwe Krajan Pajajaran. Raja Pajajaran sing aran Prabu Niskala duwe putra loro sekang prameswari sing nomer siji. Putra sing mbarep jenenge Banyak Catra, adhine jenenge Banyak Ngampar. Ningen, putra mahkota kiye wis detinggal ibune dhong esih cilik-cilik.

Bar detinggal prameswarine, Raja Pajajaran pengantenan maning karo Dewi Kumudaningsih, banjur duwe putra jenenge Banyak Blabur lan putri sing jenenge Dyah Ayu Ratu Pamekas. Nalika dilamar dadi prameswari, Dewi Kudaningsih njaluk kudangan sing monine, "Angger mengko duwe putra lanang, sing ngganti dadi Raja Pajajaran yakuwe putra lanange ingsun".
Kamandaka
Prabu Dewa Niskala pengin angger sing nggantene dhewekke dadi raja mengko kudu deangkat sedurunge dheweke seda, supaya tahta krajan kuwe ora dadi rebutan putra-putra keturunane. Krasa umure wis tuwa, Raja Pajajaran duwe pengangkah ngangkat putra mahkota nggo calon raja anyar mengko. Prabu Dewa Niskala banjur ngundang putrane sing mbarep, Banyak Catra sekan prameswari nomer siji, sarta Banyak Blabur sekang prameswari nomer loro. Klorone bebarengan ngadhep sang Prabu. Sewise padha ngadhep, Prabu Dewa Niskala ngendhika marang klorone arep ngangkat salah siji putra mbarepe dadi Raja Pajajaran.

Ndilalah, kloro putra-putrane langka sing gelem deangkat dadi raja. Putrane padha ngrasa urung siap lan aweh werna-werna alesan. Raden Banyak Catra ngajokna alesan urung siap mrentah krajan merga dheweke ngrasa elmune urung cukup. Alesan liyane, jare dadi raja kudu duwe prameswari dhisit nggo dadi sisihan. Mulane dheweke arep nggoleti calon prameswari dhisit sing ayune memper ibune. Mengko angger wis pengantenan karo putri sing ayune memper ibune, tembe dheweke gelem deangkat dadi raja Pajajaran. Bar kuwe, Banyak Catra njlauk idin lunga maring ramane prelu nggolet putri idhaman.

Banyak Catra mangkat sekang kraton krajan maring prenah wetan, ngliwati Gunung Tangkuban Perahu. Neng gunung kuwe dheweke ngadhep pendhita Hindu sing agi mertapa neng kana. Pendita kuwe jenenge Ki Ajar Winarong. Ki Ajar Winarong kuwe pendita sing sekti mandraguna, duwe ilmu kenuragan sing dhuwur lan mudeng nek mengko Banyak Catra mesthi kasil ngundhuh putri sing deidham-idhamna. Ningen, Banyak Catra kudu bisa nggenepi syarat-syarat sing antarane, Banyak Catra kudu bisa ucul lan ninggalna kabeh penganggo sekang krajan lan urip dadi rakyat biasa. Syarat liyane, Banyak Catra kudu ganti jeneng lan nyamar nganggo jeneng samaran, yakuwe Raden Kamandaka.

Raden Kamandaka terus mlaku maring prenah wetan, pog-poge tekan tlatah Kadipaten Pasir Luhur. Neng kana Raden Kamandaka ketemu karo Patih Kadipaten Pasir Luhur sing jenenge Patih Reksanata. Patih kiye mandan seneng karo solah bawane Raden Kamandaka. Kebeneran maning dhewekke ora duwe putra. Banjur Raden Kamandaka deangkat dadi anak dening Patih Reksanata. Patih Reksanata seneng pisan tur bangga, siki dhewekke wis duwe anak angkat sing gagah prakosa, bagus, lan duwe laku apik.

Wektu kuwe sing mrentah Kadipaten Pasir Luhur yakuwe Adipati Kundha Dhaha. Dhewekke duwe putri-putri sing ayu-ayu lan wis kawin kejaba sing bontot, sing jenenge Dewi Ciptarasa. Ndilalah putri bontot Adipati kiye duwe rupa sing ayune memper banget karo ibune Raden Kamandaka. Merga dadi putra Patih Reksanata, Raden Kamandaka bisa mlebu istana Kadipaten Pasir Luhur lan wis bola-bali ndeleng Dewi Ciptarasa. Raden Kamandaka yakin nek Dewi Ciptarasa kuwe putri sing diedham-edhamna.

Ringkese cerita Raden Kamandaka lan Dewi Ciptarasa padha tresnane, ning ora disetujoni karo bapakke, Adipati Kandha Dhaha, amerga ora patut putri adipati mbojo karo rakyat biasa. Adipati Kandha Dhaha mrentahna patih lan para prajurit nangkep Raden Kamandaka. Ningen, ora ana sing bisa nangkep merga kalah sekti karo Raden Kamandaka.

A. Mayuh Negesi tembung
No.Tembung AngelTegese
1.PrameswariBojone raja
2.KudanganPanjalukan
3.PengangkahKekarepan
4.SisihanBojo
5.PrenahArah
6.PenditaPimpinan agama
7.MandragunaLuar biasa/banget
8.TlatahPanggonan/wilayah
9.BontotTerakhir
10.Deidham-idhamnaDipengini

B. Mangsuli Pertakonan
1. Sapa Raden Kamandaka kuwe?
Raden Kamndaka putra mbarep Raja Pajajaran Prabu Dewa Niskala sing aran Raden banyak Catra
2. Sekang endi asale Raden Kamadaka?
Raden kamandaka asale sekang Krajan Pajajaran neg tlatah Jawa Barat
3. Apa alesane Raden Kamandaka ora gelem deangkat dadi raja?
Raden Kamandaka ngrasa elmune urung cukup lan kepengin duwe prameswari sing ayune kaya ibune.
4. Apa bae sarate Ki Ajar Winarong marang Banyak Catra supaya kasil oleh putri sing diedham-edhamna?
Raden Kamandaka kudu kudu bisa ucul lan ninggalna kabeh penganggo sekang krajan, urip dadi rakyat biasa, lan ganti jeneng Raden Kamandaka.
5. Sapa kuwe Dewi Ciptarasa?
Dewi Ciptarasa yakuwe putra bontote Adipati Pasir Luhur sing jenenge Kandha Dhaha.
C. Nulis Tokoh lan Watek
No.TokohWatek
1.Raden KamandakaKasatriya lan Duwe laku apik.
2.Dewi CiptarasaSumanak lan setya
3.Patih ReksanataWicaksana lan apikan
4.Prabu Kandha DhahaWicaksana lan apikan
5.Prabu Dewa NiskalaWicaksana lan apikan

D. Ngringes Crita
Krajan Pajajaran manggon neng tanah Jawa bagian kulon. Raja Pajajaran sing aran Prabu Niskala duwe putra papat. Prabu Dewa Niskala pengin angger sing nggantene dhewekke kudu deangkat sedurunge dheweke seda.

Prabu Dewa Niskala ngendhika marang Banyak Catra lan Banyak Blabur arep ngangkat salah siji putra mbarepe dadi Raja Pajajaran. Kloro putra-putrane langka sing gelem deangkat dadi raja. Raden Banyak Catra ngajokna alesan urung siap mrentah lan dheweke arep nggoleti calon prameswari sing ayune memper ibune. 

Banyak Catra ngadhep pendhita Ki Ajar Winarong. Jare Ki Ajar Winarong Banyak Catra mesthi kasil ngundhuh putri sing deidham-idhamna. Ningen, Banyak Catra kudu bisa ucul lan ninggalna kabeh penganggo sekang krajan, urip dadi rakyat biasa, lan kudu ganti jeneng Raden Kamandaka. Raden 

Kamandaka mlaku tekan tlatah Kadipaten Pasir Luhur. Raden Kamandaka deangkat dadi anak dening Patih Reksanata. Raden Kamandaka bisa mlebu istana Kadipaten Pasir Luhur lan wis bola-bali ndeleng Dewi Ciptarasa.

Raden Kamandaka lan Dewi Ciptarasa padha tresnane, ning ora disetujoni karo bapakke, amerga ora patut putri adipati mbojo karo rakyat biasa. Adipat mrentahna patih lan para prajurit nangkep Raden Kamandaka. Ningen, ora ana sing bisa nangkep merga kalah sekti karo Raden Kamandaka.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 6:27 AM