Soni Farid Maulana adalah sastrawan berkebangsaan Indonesia . Namanya mulai dikenal melalui karyakaryanya yang dipublikasikan di berbagai media massa, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Sunda. Namanya tercatat dalam entri Enslikopedi Budaya Sunda (PT. Pustaka Jaya, 2000) dan Apa Siapa Orang Sunda (Kiblat Buku Utama, 2003). Soni merupakan penerima Anugerah Jurnalistik Zulharmans PWI Pusat, periode 1999 - 2000.
Puisi “Nyanyian Gerimis” mengandung banyak sekali unsur-unsur, didalam unsur-unsur tersebut saling berkaitan dan unsur-unsur tersebut mempunyai makna yang indah jika kita bisa memahmi dan mengapresiasikannya. Bukan hanya sekedar membaca dan mengambil rima, kata konkret sebuah puisi itu saja, akan tetapi wujud dari puisi tersebut yang menggunakan kata-kata yang indah dan tidak semua orang dapat mengerti, itulah kelebihan sebuah puisi.
Tema dalam puisi berkaitan erat dengan amanatnya. Tema puisi di atas yaitu kerinduan kepada kekasih. Yang memiliki arti kerinduan yang begitu dalam dan semakin meluap didalam hati sanubari manusia membuat khayalan melambung tinggi. Maka dari itu, puisi ini memiliki amanat sesorang seorang harus sabar menanti dan tetap menjalani hidup jang terpesona saja oleh lamunan. Begitu juga dengan irama dalam puisi nyanyian gerimis saling berkaitan erat dengan nada dan suasana yang ditampilkan dalam puisi diatas.
Untuk membantu dalam menganalisis puisi di atas, kalian dapat mengisi tabel berikut!
1. Diksi
Tulislah pilihan kata-kata yang memiliki maksud atau makna tertentu dalam puisi di atas!
No. | Kata dalam Puisi | Makna |
---|---|---|
1. | Kuntum kesepian | Rasa sepi diibaratkan penyair seperti bunga. Kata kuntum umumnya digunakan untuk bunga. Hal ini bermakna sekalipun merasa sepi, tetapi mengandung keindahan tertentu. |
2. | Seluas kalbu | Kata kalbu bersejajar dengan hati, perasaan, dan batin. Hal ini bermakna sesuatu yang dirasakan penyair dengan segenap hati, seluruh batin, dan sepenuh jiwa. |
3. | Lengkung pelangi | Pelangi mengandung makna keindahan. Hal ini menggambarkan sesuatu yang indah, penuh warna, membuat tenteram, dan menimbulkan kenyamanan pada penyair. |
4. | Kawah gunung berapi | Kata kawah gunung berapi merupakan perumpamaan sesuatu yang akan meledak-ledak, tersimpan dipendam, tetapi bisa meletus dahsyat. Hal ini digunakan penyair untuk perlambang rindu yang dirasakannya. |
2. Majas (Gaya Bahasa)
Tuliskan majas (gaya bahasa) yang terdapat dalam puisi di atas! Apa efek atau kesan yang ditimbulkannya?
No. | Jenis Majas | Larik | Efek/Kesan yang Ditimbulkan |
---|---|---|---|
1. | Personifikasi | nyanyian gerimis | Yang dapat bernyanyi adalah manusia. Jika "gerimis bisa bernyanyi", maka seolah-olah gerimis bertindak seperti manusia, sehingga ini termasuk majas personifikasi. |
2. | Metafora | Demi kuntum kesepian yang mekar seluas kalbu Dipetik hangat percakapan juga gerak sukma | Dipetik adalah pekerjaan yang dilakukan untuk buah dan bunga. Pada baris puisi di atas, kata "dipetik" diperuntukkan pada kondisi "kesepian". |
3. | Sinetesia | hangat percakapan..... | Majas sinestesia secara sederhana dapat diartikan sebagai pertukaran kata yang digunakan berdasarkan indra tertentu. Baris di atas menggunanakan kata "hangat" untuk percakapan. "Hangat" seharusnya digunakan untuk sesuatu yang dapat diketahui menggunakan indra peraba, secangkir teh hangat. Percakapan yang merdu, misalnya sama-sama menggunakan indra pendengar. Maka penggunaan hangat dalam frasa hangat percakapan merupakan majas sinestesia. |
3. Tipografi (pewajahan puisi)
Jelaskan bagaimana bentuk tata wajah puisi di atas!
No. | Aspek Tampilan | Penjelasan/Deskripsi |
---|---|---|
1. | Pengaturan bait dan baris | Puisi terdiri atas tiga bait. Bait pertama memiliki enam baris. Bait kedua terdiri atas lima baris. Adapun bait ketiga mengandung sepuluh baris. Masing-masing baris terdiri atas 3 sampai dengan 7 kata |
2. | Bentuk tampilan puisi | Bait pertama ditampilkan teratur rapi rata kiri untuk semua baris. Pada bait kedua, penyair mengubah tampilannya. Bentuk tampilannya seperti membentuk pola zig-zag atau seperti huruf z. Hal ini dapat bermakna ketidakteraturan dan sesuatu yang berliku-liku. Sama halnya pada bait ketiga, dengan jumlah baris lebih banyak, penyair membentuk pola zig-zag pada tampilannya. |
3. | Penulisan tanda baca | Pada bait pertama, setiap baris diawali huruf kapital tanpa tanda baca titik di akhirnya. Hanya terdapat satu tanda titik pada baris kedua menjelang akhir baris. Pada bait kedua, setiap baris juga diawali huruf kapital, tetapi tidak ada tanda baca satu pun pada bait kedua. Adapun pada bait ketiga, huruf kapital juga ditempatkan pada setiap awal baris. Tanda baca yang terdapat pada bait ketiga adalah tanda tanya (?) pada baris ke-13 serta tanda titik (.) pada pertengahan baris ke-15 dan baris ke-16. |
4. Pengaturan Rima
Jelaskan bagaimana pengaturan rima puisi di atas!
No. | Bentuk Rima | Penjelasan/Deskripsi |
---|---|---|
1. | Bait 1 | Rima akhir bait pertama tidak berpola karena di akhir baris terdiri atas kata-kata: hujan, kuntum, kalbu, sukma, terpendam, dan muara. Akan tetapi, dalam kata-kata tersebut terdapat asonansi bunyi vokal a-u-u-a-a-a. |
2. | Bait 2 | Rima akhir bait pertama tidak berpola karena di akhir baris terdiri atas kata-kata: keheningan, di bumi, matamu, pelangi, dan telaga. Akan tetapi, dalam kata-kata tersebut terdapat asonansi bunyi vokal a-i-u-i-a. |
3. | Bait 3 | Rima akhir bait ketiga tidak berpola karena di akhir baris terdiri atas kata-kata: nyanyian, itu, berapi, napasmu, lautan, hujan, hujan, rambutmu, bahasa, dan berdua. Akan tetapi, dalam kata-kata tersebut terdapat asonansi bunyi vokal a-u-i-u-a-a-a-u-a-a. |
5. Kesimpulan
Berdasarkan analisis terhadap puisi di atas, apakah diksi, majas (gaya bahasa), pengaturan rima, dan tipografi dalam puisi tersebut sudah sesuai dan mendukung makna yang ingin disampaikan penulisnya?
Sudah sesuai. Alasan: Hal itu karena penggambaran hati si penyair baik melalui diksi, rima, majas, dan tipografi sudah sesuai dengan makna yang ingin disampaikan penyair, yaitu adanya kesepian dan kerinduan yang ingin segera diungkapkan.
Demikian pembahasan mengenai Menelaah Puisi NYANYIAN GERIMIS Karya Soni Farid Maulana. Semoga tulisan ini bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment
Mohon tidak memasukan link aktif.