Home » , , » Desain Kelompok Dalam Tari Tradisi

Desain Kelompok Dalam Tari Tradisi

Pada unit ini, peserta didik menyelesaikan sebuah proyek yaitu berkreasi membuat desain kelompok pada setiap gerak tari tradisi tanpa mengembangkan gerak tersebut menjadi bentuk gerak yang baru. Hasil kerja tersebut kemudian disusun dalam bentuk konsep penyajian yang dilakukan secara berkelompok. Dalam hal ini peserta didik akan membuat sebuah konsep susunan gerak hasil dari penerapan desain kelompok yang dilakukan. Peserta didik mempresentasikan di depan kelas hasil desain kelompok yang dibuat. Melalui kegiatan ini diharapkan sikap saling menghargai dapat berkembang dengan baik.

A. Desain Kelompok
Desain kelompok merupakan salah satu bagian dalam unsur pendukung dalam komposisi tari. Soedarsono (1978:30) menyatakan bahwa ada lima bentuk desain kelompok, di antaranya serempak (unison), berimbang (balance), selang-seling (alternate), pecah (broken), dan bergantian (Canon). Bentuk desain kelompok tersebut memiliki kekuatan dalam menyentuh perasaan penonton pada saat mengapresiasi penyajian tari. Perpaduan antara desain kelompok tersebut akan membuat penyajian tari menjadi lebih menarik dari segi koreografinya. Berikut adalah penjelasan dan contoh dari setip desain kelompok.

1. Serempak (unison)
Desan serempak/unison ini memiliki kesan teratur. Serempak yang dimaksud adalah gerakan penari secara bersama dengan hitungan dan waktu yang bersamaan pula. Gerak serempak atau unisondapat diatur atau ditempatkan pada pola lantai lurus maupun lengkung yang disesuaikan dengan arah hadap yang dapat dilihat oleh penonton. Berikut contoh beberapa gambar desain serempak/unison.
Desai Unison
2. Berimbang (Balance)
Desain berimbang atau balance pada penyajian tari kelompok merupakan desain yang menggambarkan posisi penari menjadi dua kelompok yang sama dan seimbang. Dalam penyajian komposisi tari kelompok harus ada keseimbangan, dimana adanya kesimbangan posisi penari pasa saat melakukan gerak dan keseimbangan gerak yang dilakukan penari. Berikut contoh beberapa gambar desain berimbang/balance.
Balanced
3. Selang-seling (alternate)
Desain selang-seling atau alternate menggambarkan posisi penari berada diantara penari lainnya. Gerak tari yang divariasikan menggunakan desain alternate akan membuat penyajian tari menjadi lebih indah dan variatif. Berikut contoh beberapa gambar desain selang-seling/alternate.
Alternate
4. Terpecah (Broken)
Desain terpecah atau broken menentukan kecermatan dari koreografer dalam menempatkan posisi penari. Desain ini akan lebih jelas apabila masing-masing penari memiliki pola lantai, desain atas sendiri. Dalam arti bahwa masing-masing penari berada di posisi acak di atas panggung dengan gerak yang berbeda pula antar sesama penari tetapi masih berada satu kesatuan dan saling terhubung satu dengan lainnya dalam bentuk sajian tari. Sebagai contoh, penari diawali dengan posisi pola lantai melingkar kemudian pada waktu yang ditentukan penari bergerak sendiri-sendiri menuju posisi berikutnya secara acak. Berikut contoh beberapa gambar desain terpecah/broken.
Brokrn
5. Berurutan (Canon)
Desain canon atau bergantian merupakan desain yang dimana penari melakukan gerak tari secara bergantian dan saling menyusul. Desain ini dapat dilakukan menggunakan pola lantai di tempat atau berpindah tempat dengan pola garis leurus maupun lengkung. Berikut contoh beberapa gambar desain berurutan/bergantian atau canon.
Canon
B. Pola lantai
Pola lantai merupakan garis-garis atau lintasan yang dilakukan oleh penari ketika melakukan gerak tari dengan berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Pola lantai disebut juga dengan garis imajiner yang sengaja dibuat oleh formasi penari kelompok.
Pola Lantai
Beberapa pola lantai yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran tari adalah lingkaran, diagonal, horizontal, vertical, membentuk huru V dan V terbalik, serta zigzag. Tidak menutup kemungkinan jika dalam penyusunan konsep penyajian tari ini peserta didik berkreasi dan menemukan pola lantai baru yang sesuai dengan desain kelompok dan geraknya maka hal tersebut diperbolehkan.

C. Desain Atas
Desain atas atau air desain (Soedarsono, 1978:23) adalah desain yang berada di atas lantai dan dapat dilihat oleh penonton serta tampak terlukis pada ruang di atas lantai. Terdapat 19 desain atas yang masing-masing memiliki sentuhan emosionil terhadap penonton, diantaranya.
1) desain datar
2) desain dalam 
3) desain vertical
4) desail horizontal 
5) desain kontras
6) desain murni
7) desain statis
8) desain lurus 
9) desain lengkung
10) desain bersudut
11) desain spiral
12) desain tinggi
13) desain medium
14) desain rendah
15) desain terlukis
16) desain lanjutan
17) desain tertunda
18) desain simetris
19) desain asimetris

Amatilah beberapa gambar berikut ini !
Soal
1) Kelompokkanlah gambar-gambar di atas berdasarkan desain kelompoknya!
Desain Kelompok unison: Tari Kebalai dan Tari Kejei
Desain Kelompok balanced: Tari Pakarena dan Tari Tor Tor
Desain Kelompok alternate: Tari Indang dan Tari Saman
2) Uraikanlah pendapatmu mengenai kesan yang ditimbulkan dari penggunaan variasi desain kelompok dan pola lantai yang digunakan pada tari tersebut! 
  • Tari Kebalai dan tari Kejei dikelompokkan pada desain unisonkarena tari tersebut melakukan Gerakan yang sama pada pola lantai V terbalik dan lingkaran. Hal ini memberikan kesan teratur dan spirituil.
  • Tari Pakarena dan Tari Tor Tor dikelompokkan pada desain balanced karena tari tersebut melakukan gerak yang sama dengan posisi pola lantai berimbang di kanan dan kiri panggung. Hal ini memberikan kesan teratur dan isolasi masing-masing kelompok.
  • Tari indang dan tari Saman dikelompokkan pada desain alternatekarena tari tersebut melakukan gerak selang-seling. Tiap penari ganjil dan penari genap melakukan Gerakan berbeda sehingga menimbulkan kesan kesatuan tetapi terpecah. 
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 10:29 PM

0 komentar:

Post a Comment

Mohon tidak memasukan link aktif.