Teks kritik berisi tentang penilaian kelebihan dan kelemahan sebuah karya secara objektif, disertai dengan data-data pendukung baik sinopsis karya, alasan logis, dan teori-teori yang mendukung. Teks esai berisi kajian tentang suatu objek atau fenomena tertentu dari sudut pandang pribadi penulisnya, bersifat subjektif, dan disajikan dengan gaya bahasa khas penulisnya.
Sistematika teks kritik dan esai dapat dilihat dari struktur teksnya, sama dengan struktur teks eksposisi yaitu pernyataan pendapat (tesis), argumen, dan penegasan ulang. Kaidah kebahasaan teks kritik dan esai adalah :
- Banyak menggunakan pernyataan-pernyataan persuasif;
- Banyak menggunakan pernyataan atau ungkapan yang bersifat menilai atau mengomentari;
- Banyak menggunakan istilah teknis berkaitan dengan topik yang dibahasnya;
- Banyak menggunakan kata kerja mental. Khusus untuk esai, penyajiannya menggunakan gaya bahasa yang subjektif.
Berbeda dengan kritik yang menyajikan kelebihan dan kelemahan karya, esai membahas objek atau fenomena dari sudut pandang yang dianggap menarik oleh penulisnya. Hal yang dibahas kadang-kadang bukan merupakan hal yang penting bagi orang lain, tetapi kejelian penulis dalam memilih aspek yang acap kali diabaikan orang lain, serta kemampuannya menyajikan dalam bahasa yang mengalir lancar membuat esai menjadi menarik.
Tugas
Bacalah kembali kutipan novel Laskar Pelangi di atas. Kemudian, datalah bagian-bagian yang menarik untuk disoroti, misalnya penggunaan bahasa, kriteria pemilihan tokoh, bersekolah, dan sebagainya. Pilihlah satu bagian saja. Kemudian, buatlah kalimat esainya.
Unsur Intrinsik Novel Laskar Pelangi
- Tema : bertema pendidikan
- Alur (Plot) : mundur
- Latar cerita : Kampung Gantung, Belitong Timur, Sumatera Selatan.
- Tokoh : Ikal, Lintang, Sahara, Mahar, A kiong, Syah dan, Kucai, Borek, Harun
- Sudut pandang : sudut pandang orang pertama,karena penulis memakai kata 'Aku'
- Amanat : Jangan mudah berputus asa dan selalu optimis dalam menjalani kehidupan.
- Dalam novel ini menceritakan bahwa semua tokoh yang terlibat pernah mengalami hidup serba kekuarangan dan minim fasilitas, tetapi itu semua tidak membuat tokoh - tokohnya berkecil hati dalam menggapai cita - citanya.
Penggunaan Bahasa
Saya memilih pemakaaian bahasa. Pada paragraf satu, Andrea Hirata menulis: "Sebatang pohon tua yang riang meneduhiku." Nampak jelas, penulis novel menggunakan majas personifikasi. Penulis memakai atau menggunakan majas yang mana memasukkan unsur sifat-sifat manusia ke dalam pohon tua. Bagi saya pribadi, penulisan majas personifikasi tersebut akan membuat karya sastra menjadi lebih menarik.
Contoh esai:
Siang ini, pada pertengahan bulan Februari, sinar matahari menyengat bumi di mana aku berpijak. Jarak sekolah ke rumah kurang lebih dua kilometer. Mungkin karena lelah menerima pelajaran di sekolah, tiba-tiba badanku terasa lemas. Beruntung, ada tempat teduh di pinggir jalan. Sambil minum air dari botol, aku duduk sejenak, sebatang pohon tua yang riang meneduhiku.
0 komentar:
Post a Comment
Mohon tidak memasukan link aktif.