Home » , , , » Menyusun Kritik Sastra Laskar Pelangi Bab I

Menyusun Kritik Sastra Laskar Pelangi Bab I

Menurut Rachmat Djoko Pradopo dalam buku Teori Kritik dan Penerapannya dalam Sastra Indonesia Modern (2021), kritik sastra adalah salah satu cabang studi sastra yang berkaitan dengan ilmu sastra beserta penciptaannya. Dalam bidang keilmuan, kritik sastra tidak dapat dipisahkan dari cabang studi lainnya, yakni teori sastra dan sejarah sastra. 

Dilansir dari buku Pembelajaran Cerpen (2020) karya Saifur Rohman, pengertian kritik sastra bisa dikaitkan dengan aktivitas menghargai, menilai, dan menafsirkan sebuah karya sastra. Sebagai bentuk menghargai, kritik sastra menghasilkan tindakan memuliakan, meninggikan, serta mengenal sebuah karya sastra.

Kritikus sastra yang bisa melakukan kritik sastra ini diharap sudah memiliki wawasan yang luas mengenai ilmu yang berkaitan atau relevan dengan karya sastra. Misalnya kritik sastra mengenai karya sastra yang bercerita tentang sejarah, maka kritikus sastra tersebut sudah harus memahami berbagai hal mengenai sejarah.

Kritikus sastra yang lain juga dapat melakukan kritik sastra di berbagai aspek karya sastra dengan berbagai ilmu, di antaranya biografi, penciptaan karya sastra, latar belakang karya sastra, dan ilmu lain yang berkaitan satu sama lain. Oleh sebab itu, selain memiliki ilmu dan wawasan yang luas, kritikus sastra juga harus mampu memiliki pemikiran dan paham-paham filsafat.

Penting bagi seorang kritikus sastra untuk memiliki pemikiran dan paham-paham filsafat tentang pandangan hidup yang terdapat di dalam suatu karya sastra. Hal ini karena suatu karya sastra juga harus sesuai dengan fakta yang menjelaskan mengenai alasan-alasan dan bukti-bukti yang berpegang pada kebenaran, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam menyusun kritik, ada beberapa hal yang harus dipegang oleh kritikus (penulis kritik). Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut. 
  1. Penulis kritik (kritikus) harus benar-benar membaca atau mengamati karya yang akan dikritik.
  2. Kritikus harus membekali diri dengan pengetahuan tentang karya yang akan dikritisi.
  3. Kritikus harus mengumpulkan data-data penunjang dan alasan logis untuk mendukung penilaian yang diberikan. 
  4. Kritik yang disampaikan tidak hanya mengungkap kelemahan, tetapi harus seimbang dengan kelebihannya. 
  5. Jika diperlukan, kritikus menggunakan kajian teori yang relevan untuk mendukung penilaiannya. 
Laskar Pelangi
Tugas
Bacalah kutipan novel Laskar Pelangi berikut ini, kemudian buatlah kalimat kritiknya!

Novel Laskar Pelangi adalah novel yang ditulis oleh Andrea Hirata. Sepuluh Murid Baru merupakan bagian pertama dari novel Laskar Pelangi yang menceritakan tentang suasana hari pertama masuk sekolah di Belitong.

Kelebihan novel Laskar Pelangi Bab I: Sepuluh Murid Baru
Cerita ini menggunakan alur maju, sehingga setiap kisah yang diceritakan menimbulkan rasa penasaran dengan kelanjutan ceritanya.

Begitu pula dengan cara penulis yang menggambarkan tokoh dan suasana dengan baik, sehingga pembaca merasa terlibat secara langsung di dalam cerita tersebut.

Kekurangan novel Laskar Pelangi Bab I: Sepuluh Murid Baru
Dalam novel ini, penggunaan istilah daerah sulit dipahami oleh pembaca. Meskipun pada cetakan terbaru telah diberikan catatan kaki yang memuat penjelasan istilah-istilah tersebut, tetapi masih ada beberapa yang tertinggal, seperti tauke dan kain belacu.

Penulisan kain belacu juga bukan termasuk dalam ragam bahasa baku, sehingga hal ini dapat menimbulkan tanda tanya mengenai maknanya.

Demikian pembahasan mengenai Menyusun Kritik Sastra Laskar Pelangi Bab I. Semoga tulisan ini bermanfaat. 

Sumber : Buku Bahasa Indonesia keas XII Kurikulum 2013, Kemendikbud
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 7:00 AM

0 komentar:

Post a Comment

Mohon tidak memasukan link aktif.