Home » » Kegiatan Berbasis Proyek dan Literasi Sehari di Sungai Ciliwung

Kegiatan Berbasis Proyek dan Literasi Sehari di Sungai Ciliwung

Istilah literasi dalam bahasa Latin disebut sebagai literatus, yang berarti orang yang belajar. Secara garis besar, literasi sendiri ialah istilah umum yang merujuk pada kemampuan dan keterampilan seseorang dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, juga memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan seseorang dalam berbahasa.

Sedangkan dalam EDC atau Education Development Center, literasi dijabarkan sebagai kemampuan individu untuk menggunakan potensi yang ia miliki (kemampuan tidak sebatas baca tulis saja). UNSECO pun turut memberikan pengertian literasi, yakni seperangkat keterampilan yang nyata, khususnya keterampilan kognitif seseorang dalam membaca dan menulis yang dipengaruhi oleh kompetensi di bidang akademik, konteks nasional, institusi, nilai-nilai budaya, dan pengalaman.

A. Tujuan Literasi
Berikut beberapa tujuan literasi:
  1. Menciptakan dan mengembangkan budi pekerti yang baik.
  2. Menciptakan budaya membaca di sekolah dan masyarakat.
  3. Meningkatkan pengetahuan dengan membaca berbagai macam informasi bermanfaat.
  4. Meningkatkan kepahaman seseorang terhadap suatu bacaan.
  5. Membuat seseorang bisa berpikir kritis.
  6. Memperkuat nilai kepribadian.

B. Manfaat Literasi
Beberapa manfaat literasi antara lain
  1. Meningkatkan pengetahuan akan kosa kata.
  2. Membuat otak bisa bekerja optimal.
  3. Menambah wawasan.
  4. Mempertajam diri dalam menangkap suatu informasi dari sebuah bacaan.
  5. Mengembangkan kemampuan verbal.
  6. Melatih kemampuan berpikir dan menganalisa.
  7. Melatih fokus dan konsentrasi.
  8. Melatih diri untuk bisa menulis dan merangkai kata dengan baik.

Guru meminta siswa membaca senyap bacaan tentang Sungai Ciliwung. Guru juga menjelaskan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan siswa setelah membaca senyap bacaan yang tersedia.

Sehari di Sungai Ciliwung
Penulis: Dyah Laksmi Nur Jannah

“Hei, jangan buang sampah sembarangan!” larang Dimas ketika ia melihat Aldi melempar bungkus permen ke selokan depan rumahnya. Dimas dan Aldi bersaudara sepupu. Keduanya sedang bersantai di depan rumah mereka yang berada di daerah pinggiran Jakarta.

“Ah, cuma sedikit, kok, Kak,” balas Aldi santai. Matanya menatap bungkus permen yang hanyut terbawa air selokan. Aldi masih duduk di bangku kelas 5 SD. Sementara itu, Dimas sudah SMA kelas X.

“Aldi tahu, enggak? Apa akibatnya jika semua orang punya pendapat seperti Aldi?”

Aldi hanya mengangkat bahu.

“Kalau Aldi ingin tahu, Minggu besok, Aldi ikut Kakak, yuk! Kita akan jalan-jalan ke Sungai Ciliwung,” ajak Dimas.

“Wah, asyik! Naik perahu, ya, Kak?” seru Aldi bersemangat. Dimas tersenyum mengiyakann.

Minggu pagi, Aldi dan Dimas berangkat menuju Sungai Ciliwung yang alirannya membelah Ibu Kota Jakarta. Di sana, mereka bergabung dengan teman-teman Dimas, para siswa SMA anggota Komunitas Peduli Lingkungan. Mereka berencana membersihkan sungai dari tumpukan sampah.

Aldi tertegun memandangi air sungai yang kotor dan berwarna cokelat keruh. Puluhan kaleng, botol plastik, serta kantong plastik memenuhi permukaan air. Bahkan, ada sebuah kasur tersangkut di tepi sungai.

“Hei, jangan melamun,” tegur Dimas, “Ayo, bantu Kakak memungut sampah-sampah ini.”

“Ya, Kak,” dengan berpijak pada batu-batuan di sungai itu, Aldi mulai mengambil sampah yang ada di dekatnya.

Dimas bercerita bahwa dahulu, air Sungai Ciliwung sangat jernih. Ratusan jenis ikan, udang, dan kepiting menghuni sungai. Karena banyak orang membuang sampah ke sungai, air sungai menjadi kotor. Ikan-ikan tak mampu bertahan hidup. Saat ini, hanya beberapa jenis ikan, misalnya soro, beunteur, berot, senggal, gobi, hampala, dan sidat yang masih bisa dijumpai meski dalam jumlah sedikit.

“Sekarang Aldi tahu, Kak. Jika kita membuang sampah sembarangan, akan mencemari lingkungan. Akibatnya, banyak hewan dan tumbuhan akan mati,” ujar Aldi setelah mendengar cerita Dimas.

“Ya, kita harus berbuat sesuatu untuk mencegahnya,” tanggap Dimas. Lalu, ia berkata lagi, “Nah, karena Aldi telah membantu Kakak, setelah ini, kita akan menyusuri sungai dengan perahu karet.” “Hore!” Aldi melonjak gembira.

Di perahu karet, Aldi memandangi aneka jenis tumbuhan yang berjajar di tepi sungai. Aldi berjanji tidak akan membuang sampah sembarangan lagi. Ia ingin turut melestarikan lingkungan agar makhluk hidup di sekitarnya tidak punah.
Sehari di Sungai Ciliwung
Jawablah pertanyaan berikut ini berdasarkan bacaan tersebut.
1. Siapakah tokoh utama pada cerita tersebut?
Tokoh Utama Pada Cerita tersebut adalah aldi dan dimas.
2. Permasalahan apakah yang timbul pada cerita tersebut?
Permasalahan yang timbul pada cerita diatas adalah Sungai ciliwung yang tercemar akibat aktifitas dari kesadaran masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan.
3. Bagaimanakah pemecahan masalah berdasarkan cerita tersebut?
Supaya tidak bertambah parah, maka perlu berbuat sesuatu untuk mencegahnya, dengan cara tidak membuang sampah ke sungai.
4. Pesan apakah yang dapat kamu petik dari cerita tersebut?
Kita semua wajib melestarikan lingkungan agar mahluk hidup disekitar kita tidak punah.

Kegiatan Berbasis Proyek
Sebaiknya, kegiatan ini dilakukan setelah siswa membuat kelompok untuk mempersiapkan alat dan bahan.

Alat dan bahan:
  1. Gambar sungai, jika tidak ada, siswa dapat menggambar sendiri sebuah sungai.
  2. Informasi tentang hewan atau tumbuhan yang mungkin hidup di sungai untuk membuat jaring-jaring makanan.
  3. Artikel dari majalah atau koran tentang usaha yang telah dilakukan manusia untuk menjaga ekosistem sungai.
  4. Kertas ukuran A4 untuk menggambar.
  5. Alat tulis

Siswa bekerja di dalam kelompok yang terdiri atas tiga orang yang telah dibuat sebelumnya. Siswa telah membawa semua informasi yang diperlukan untuk kegiatan hari itu. Dengan menggunakan kertas berukuran A4, siswa mengatur tata letak informasi yang telah dtentukan. Siswa dapat menunjukkan hasil pekerjaan kelompoknya di depan kelas. Siswa secara individu melakukan refleksi atas pembelajaran hari itu, dengan menuliskan di buku catatan tentang hal-hal berikut.
  1. Hal baru yang dipelajari.
  2. Kesulitan dan tantangan yang dihadapi dan cara pemecahannya.
  3. Penerapan sila Pancasila yang terjadi pada proses kegiatan ini.
  4. Pentingnya nilai persatuan dan kesatuan pada saat bekerja sama di dalam kelompok.

Ekosistem sungai ini merupakan salah satu jenis ekosistem air tawar. Indonesia sendiri di hampir semua wilayahnya mempunyai ekosistem sungai ini. Hal ini karena setiap pulau yang ada di Indonesia mempunyai sungai. Beberapa sungai yang terkenal dan sekaligus menjadi ekosistem sungai yang besar anatar lain adalah Sungai Mahakam, Sungai Kapuas, Sungai Musi, Sungai Bengawan Solo, dan lain sebagainya. 

Ekosistem sungai ini mempunyai suatu ciri khas. Ciri khas yang dimiliki oleh ekosistem sungai ini adalah adanya aliran air yang searah sehingga memungkinkan adanya perubahan fisik dan kimia di dalamnya yang berlangsung secara terus menerus.

Faktor yang dapat mempengaruhi keseimbangan rantai makanan pada ekosistem sungai. 
  1. Aliran sungai.
  2. Cahaya.
  3. Suhu.
  4. Substrat.
  5. Kimia air.
  6. Bakteri. 

Agar semakin paham mengenai rantai makanan yang ada pada ekosistem sungai, simak prosesnya dibawah.
Tumbuhan air → Ikan → Kepiting  →Burung bangau → Buaya → Pengurai
Rantai Makanan DI sungai
Tumbuhan air berperan sebagai produsen karena dapat membuat makanan sendiri untuk memenuhi kebutuhan energi. Kemudian ikan akan menjadikan tumbuhan air sebagai makanan sehingga ikan merupakan konsumen pertama. Ikan yang ada pada ekosistem sungai akan dimakan oleh kepiting, maka kepiting menjadi konsumen kedua. Kepiting dimakan oleh burung bangau, maka burung bangau berperan sebagai konsumen ketiga. Buaya akan memanfaatkan burung bangau sebagai makanannya dan buaya menjadi konsumen keempat. Buaya yang mati akan diuraikan oleh organisme pengurai seperti bakteri, jamur, dan lainnya.

Kita sebagai umat manusia wajib melestarikan sungai. Dan berikut adalah beberapa cara mengatasi / upaya pelestarian daerah aliran sungai :

1. Melestarikan hutan di hulu sungai
Agar tidak menimbulkan erosi tanah di sekitar hulu sungai, sebaiknya pepohonan tidak digunduli, ditebang, atau dirubah menjadi area pemukiman penduduk. Karena dengan adanya erosi, otomatis akan membawa tanah, pasir dan sebagainya ke aliran sungai dari hulu ke hilir sehingga dapat menyebabkan pendangkalan sungai.

2. Tidak membuang sampah di sungai
Sampah yang dibuang sembarangan di sungai akan menyebabkan aliran air di sungai menjadi terhambat. Selain itu, sampah juga akan menyebabkan sungai menjadi cepat dangkal dan akhirnya memicu terjadinya banjir. Sampah juga membuat sungai tampak kotor dan terkontaminasi.

3. Tidak membuang limbah rumah tangga dan industri
Jangan membuang limbah asal-asalan ke sungai, karena dapat menimbulkan pencemaran air, mulai dari bau tak sedap, gangguan penyakit kulit, serta masih banyak lagi.

4. Tidak memakai obat kimia saat mencari ikan di sungai
Obat kimia menyebabkan rusaknya keseimbangan sungai dan akan membuat makhluk hidup yang ada di sungai mati atau sulit berkembang biak.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 9:09 PM

0 komentar:

Post a Comment

Mohon tidak memasukan link aktif.