Asal Usul Nama Kota Purwokerto

Kota Purwokerto merupakan wilayah yang masuk dalam Provinsi Jawa Tengah. Purwokerto juga pada awalnya adalah sebuah kadipaten yang didirikan oleh Adipati Mertadireja II pada 6 Oktober 1832. Saat itu, pusat pemerintahan Purwokerto ada di Desa Peguwon sekitar Sungai Pelus. Dahulu, Purwokerto berstatus Kota Administratif yang memiliki otonomi tersendiri. Namun, saat ini Purwokerto dianggap sebagai kota yang tidak otonom karena secara administratif berada di bawah pemerintahan Kabupaten Banyumas. 

Sejarah Kota Purwokerto
Kota Purwokerto merupakan ibu kota Kabupaten Banyumas.  Luas wilayahnya mencapai 39,58 km2 yang terbagi menjadi 4 kecamatan dan 27 kelurahan. Kota ini berada di sebelah selatan gunung Slamet. Bacaan yang tepat untuk nama kota Purwokerto adalah Purwakerta. Purwokerto adalah pengucapan berdasarkan bahasa Jawa baku yang disebut dengan bahasa Jawa Jogja-Solo. Masyarakat pedesaan di Kabupaten Banyumas lebih akrab membaca Purwakerta menjadi Puraketa.
Purwokerto
Kata purwa berasal dari bahasa Jawa kuna yang juga diambil dari bahasa Sansekerta yang memiliki arti permulaan, depan, bagian depan, timur, yang terlebih dahulu, terkemuka, pertama, lebih dahulu, dahulu, pada masa yang lalu, atau pada zaman dahulu. Sedangkan kerta memiliki arti dilaksanakan, dibuat, diselenggarakan, sedang berkembang, ulung, dan sempurna. 

Nama Purwakerta diambil dari peninggalan sejarah di Kelurahan Arcawinangun, Kecamatan Purwokerto Timur. Di Kelurahan Arcawinangun terdapat gugusan batu yang dikenal dengan makam Astana Dhuwur Mbah Kerta. "Astana" berarti makam, sedangkan "dhuwur" berarti tinggi. Jadi, "Astana Dhuwur Mbah Kerta" secara harfiah berarti makam tinggi atau makam di tempat yang tinggi Mbah Kerta.

Gugusan batu tersebut merupakan reruntuhan bangunan candi yang batu-batunya dimanfaatkan untuk pembangunan bendungan di Kali Pelus. Penduduk setempat menyebut bangunan tersebut dengan warisan Kerajaan Pasir Luhur.

Batu-batu gong tersebut diduga merupakan bagian atas candi, seperti struktur pada candi Prambanan. Batu-batu gong tersebut dihubungkan dengan larangan/pepali pertunjukkan wayang kulit di Arcawinangun dengan menggantung gong. Batu-batu tersebut kemungkinan adalah stupa (Candi Budha) sehingga di kompleks makam tersebut juga ditemukan Stanna Budha (bentuk makam yang panjang).

Dengan demikian Kota Purwokerto berasal dari Purwakerta yang memiliki arti disusun pada waktu permulaan. Sebutan Kota Purwakerta kemudian diubah menjadi Purwokerto. Hal tersebut bertujuan agar orang tidak keliru dengan Kota Purwakarta, sebuah kota yang terdapat di Provinsi Jawa Barat.

Sumber sejarah lisan menyebutkan bahwa nama Purwakerta masih disebut dengan Puraketa. Pada tahun 1970-an nama Purwakerta sudah jarang sekali disebut. Masyarakat secara umum telah menggunakan Purwokerto sebagai kota dan alamat pada surat-surat resmi dan surat-surat pribadi. Hal ini menjadikan Purwokerto sebagai ibu kota kabupaten Banyumas.

Soal Latihan
A. Berilah tanda silang (X) di depan huruf A, B, C, arau D di depan jawaban yang tepat !
1.Purwokerto merupakan ibu kota Kabupaten ....
A.Purbalingga
B.Banyumas
C.Cilacap
D.Banjarnegara
Pembahasan :
Jawaban : B. Purwokerto merupakan ibu kota Kabupaten Banyumas.
2.Kota Purwokerto terletak di sebelah selatan ...
A.Gunung Merapi
B.Gunung Slamet
C.Gunung Sindoro
D.Gunung SUmbing
Pembahasan :
Jawaban : B. Kota Purwokerto terletak di sebelah selatan Gunung Slamet.
3.Nama Purwakerta diambil dari nama peninggalan sejarah di ...
A.Arcawinangun
B.Karanglewas
C.Pancurawis
D.Purwanegara
Pembahasan :
Jawaban : A. Nama Purwakerta diambil dari nama peninggalan sejarah di Kelurahan Arcawinangun.
4.Kata "Purwa" berasal dari bahasa Jawa kuna yang juga diambil dari bahasa Sansekerta yang memiliki arti ...
A.aman
B.tenteram
C.permulaan
D.damai
Pembahasan :damai
Jawaban : C. Kata "Purwa" memiliki arti permulaan.
5.Kata "Kerta" memiliki arti...
A.dibuat
B.dijadikan
C.diadakan
D.diambil
Pembahasan :
Jawaban : A. Kata "Kerta" memiliki arti dibuat.


B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat!
  1. Purwokerto berasal dari Purwakerta yang memiliki arti ..(disusun pada waktu permulaan).
  2. Nama Purwakerta diambil dari nama peninggalan sejarah di Arcawinangun Kecamatan Purwokerto Timur. Pada tempat itu terdapat gugusan batu yang dikenal dengan nama ...(Astana Dhuwur Mbah Kerta).
  3. Purwokerto merupakan ibu kota Kabupaten ...(Banyumas).
  4. Batu-batu gong itu dihubungkan dengan larangan/pepali pertunjukkan ....(wayang kulit) di Arcawinangun dengan menggantung gong.
  5. Kota Purwokerto terletak di ...(Kabupaten Banyumas).

C. Kerjakan soal-soal berikut dengan benar!
  1. Jelaskan sejarah kota Purwokerto yang kamu ketahui! (Kota Purwokerto merupakan ibu kota Kabupaten Banyumas.  Nama Purwakerta diambil dari peninggalan sejarah di Kelurahan Arcawinangun.   Kota Purwokerto berasal dari Purwakerta yang memiliki arti disusun pada waktu permulaan. Sebutan Kota Purwakerta kemudian diubah menjadi Purwokerto.)
  2. Apa larangan pertunjukkan wayang kulit di Arcawinangun? (Pertunjukkan wayang kulit Arcawinangun tidak boleh menggantung gong).
  3. Jelaskan dari mana asal penamaan Kota Purwokerto! (Sebutan Kota Purwakerta kemudian diubah menjadi Purwokerto agar tidak keliru dengan Kota Purwakarta, sebuah kota yang terdapat di Provinsi Jawa Barat).
  4. Apa amanat yang dapat diambil dari cerita sejarah Kota Purwokerto? (Sejarah Kota Purwokerto mengajarkan kita untuk gigih dalam membangun dan memajukan daerah).
  5. Tulislah pendapat kalian tentang Kota Purwokerto saat ini! (Purwokerto saat ini sedang mengalami perkembangan pesat menuju kota masa depan yang modern, sambil tetap mempertahankan suasana yang relatif nyaman dan tenang).

Demikian pembahasan mengenai Asal Usul Nama Kota Purwokerto. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 12:59 PM

Perkakas Dapur Tradisional Khas Banyumas

Di jaman modern seperti ssat ini yang namanya peralatan dapur atau alat masak memasak sudah cukup canggih dan memudahkan siapa saja untuk bisa memasak secara praktis. Peralatan dapur tersebut sangat memudahkan bagi siapa saja dalam menanak. Berbeda dengan peralatan memasak jaman dulu yang serba sederhana dan terbuat dari bahan alami yang mudah rusak. Alat-alat tersebut ada yang sudah punah dan ada juga yang masih dipergunakan di masyarakat pedesaan sampai saat ini.

Peralatan dapur adalah perkakas yang digunakan untuk membantu proses menyiapkan, memasak, menyajikan, dan menyimpan makanan. Peralatan ini sangat penting untuk memastikan persiapan makanan yang aman dan efisien.

Alat-alat dapur ini tidak hanya berfungsi untuk memasak tetapi juga memiliki nilai budaya. Dengan memahami perkakas dapur trdisional khas banyumas diharapkan peserta didik lebih menghargai masakan khas daerah serta tradisi yang menyertainya.

Banyak sekali peralatan masak tradisional yang berasal dari berbagai daerah Banyumas. Penasaran dengan peralatan masak tradisional dan juga fungsinya? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Perkakas Dapur
1. Tampah
Tampah adalah perkakas dapur yang terbuat dari anyaman bambu dan berbentuk bulat. Biasanya perkakas ini digunakan untuk menampi beras, memisahkan beras yang sudah dibersihkan dari sisa gabah atau kotoran lainnya. Tampah juga digunakan menaruh jajanan atau biasa disebut kue tampah. Tampah juga sering digunakan sebagai wadah untuk menjemur berbagai hasil pertanian atau benda lainnya.

2. Kukusan
Kukusan adalah peralatan masak untuk mengukus makanan menggunakan uap air, berupa wadah tradisional dari anyaman bambu berbentuk kerucut. Fungsinya adalah untuk mematangkan makanan seperti nasi, kue, atau sayuran tanpa bersentuhan langsung dengan air panas, sehingga nutrisi dan rasa alami makanan lebih terjaga.

3. Siwur
SIwur adalah gayung yang terbuat dari tempurung kelapa dan diberi pegangan dari kayu. Alat ini memiliki fungsi ganda: sebagai alat dapur untuk mengambil air, dan juga sebagai bagian penting dalam ritual kebudayaan terutama dalam ritual yang berkaitan dengan air dan penyucian. Dalam upacara pernikahan adat Jawa, siwur digunakan sebagai alat utama untuk prosesi siraman, yaitu memandikan calon pengantin dengan air kembang tujuh rupa.

4. Centhong
Centhong adalah peralatan dapur yang digunakan untuk mengambil/mengaduk nasi yang terbuat dari kayu atau tempurung kelapa. Alat ini biasanya digunakan untuk mengambil nasi saat disiangi. Kegunaan lainnya antara lain bisa digunakan untuk mengambil kuah sup.

5. Cething
Cething adalah perkakas dapur tradisional daerah Banyumas yang terbuat dari anyaman banbu, biasanya digunakan sebagai tempat nasi. Peralatan ini digunakanuntuk menyimpan nasi agar tetap hangat dan tidak mudah basi karena sirkulasi udara yang baik. Pekakas dapur ini biasanya berbentuk bulat cekung, kadang dilengkapi dengan kaki berbentuk segiempat. Ada perkakas sejenis cething yang lebih besar dinamakan tumbu.

6. Irus
Irus adalah perkakas dapur khas Banyumas yang terbuat dari batok kelapa dan bahan kayu sebagai pegangan. Peralatan ini digunakan untuk mengaduk sayuran saat dimasak dan dapat digunakan sebagi sendok sayur. Ukuran perkakas ini bervariasi, tergantung penggunaannya. Ada yang panjang untuk mengambil sup, ada juga yang lebih kecil untuk bumbu.

7. Talenan
Talenan adalah perkakas dapur tradisonal yang terbuat dari bahan kayu. Bentuk perkakas ini bisa bulat atau persegi. Perkakas ini berfungsi untuk memotong, mencincang, dan menyiapkan makanan. Talenan dapur umumnya digunakan untuk menyiapkan makanan dengan pisau.

8. Ciri dan Muthu
Ciri dan muthu adalah perkakas dapur untuk menumbuk, menggiling, melumat, mengulek, dan mencapur bahan-bahan tertentu (seperti sambal, bumbu, rempah-rempah, dan jamu). Ciri merupakan wadah untuk menggerus, sedangkan muthu adalah alat untuk menggerus.Pada umumnya perkakas ini terbuat dari batu atau kayu.

9. Irig
irig merupakan perkakas dapur tradisional yang terbuat dari anyaman bambu. Pada bagian tepi irig diberi belahan bambu tipis yang dipasang melingkar. Irig digunakan untuk mengayak/menyaring bahan tepung, kopi atau beras. Selain fungsi utamanya, irig juga dapat digunakan sebagai wadah penyimpanan.

10. Ilir
Ilir merupakan perkakas dapur tradisional yang terbuat dari anyaman bambu. Alat ini sama fungsinya dengan kipas angin. Angin yang dihasilkan ilir sangat kencang sehingga cocok digunakan untuk mendinginkan nasi yang sedang disiangi. Kipas ini digunakan untuk meniupkan angin secara manual untuk membantu menyalakan api, seperti pada sate atau jagung bakar.

Soal Latihan
A. Berilah tanda silang (X) di depan huruf A, B, C, arau D di depan jawaban yang tepat !
1.Alat dapur yang digunakan untuk menampi beras adalah ...
A.tampah
B.siwur
C.birus
D.centhong
Pembahasan :
Jawaban : A. Peralatan dapur yang digunakan untuk menampi beras adalah tampah.
2.Kukusan bambu biasanya berbentuk ...
A.oval
B.bulat
C.kerucut
D.balok
Pembahasan :
Jawaban : C. Kukusan bambu biasanya berbentuk kerucut.
3.Perkakas dapur yang digunakan untuk mengambil nasi dari tempat nasi adalah ...
A.centhong
B.cething
C.tumbu
D.irus
Pembahasan :
Jawaban : A. Perkakas dapur yang biasanya digunakan untuk mengambil nasi dari tempat nasi adalah centhong.
4.Tumbu berfungsi sebagai tempat untuk ...
A.menyimpan nasi matang
B.menyaring tepung
C.tempat sayuran
D.mengambil air
Pembahasan :
Jawaban : A. Tumbu berfungsi sebagai tempat nasi yang sudah matang.
5.Alat dapur yang berbentuk bulat dan sering digunakan untuk menaruh kue disebut ...
A.tampah
B.tumbu
C.irig
D.talenan
Pembahasan :
Jawaban : A. Perkakas dapur yang sering digunakan untuk menaruh kue disebut dengan tampah.


B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat!
  1. Siwur biasanya terbuat dari tempurung kelapa yang digunakan untuk ...(mengambil air).
  2. Cething adalah perkakas tradisional dari Banyumas yang digunakan untuk ...(tempat nasi).
  3. Ciri dan muthu biasanya terbuat dari ...(batu) atau ...(kayu) untuk membuat bumbu.
  4. Tampah biasanya digunakan untuk menampi...(beras) atau menaruh kue tradisional.
  5. Kukusan bambu berbentuk ...(kerucut) dan digunakan untuk menanak nasi.

C. Kerjakan soal-soal berikut dengan benar!
  1. Jelaskan fungsi dan cara kerja tampah dalam kehidupan sehari-hari ! (Tampah adalah perabot rumah tangga tradisional khas Banyumas yang terbuat dari anyaman bambu berbentuk bulat pipih. Alat ini memiliki beberapa fungsi utama dalam kehidupan sehari-hari dan cara kerja yang khas untuk memisahkan bahan makanan dari kotoran.)
  2. Apa fungsi centhong dan cething sebagai perkakas dapur tradisional! (centhong berfungsi untuk mengambil nasi, sedangkan cething berfungsi sebagai wadah nasi yang sudah matang).
  3. Bagaimana ciri dan muthu digunakan dalam proses memasak, serta apa saja bahan-bahan yang biasanya diolah menggunakan alat ini? ( ciri dan muthu digunakan untuk menumbuk, menggiling, melumat, mengulek, dan mencapur bahan-bahan tertentu. Ciri merupakan wadah untuk menggerus, sedangkan muthu adalah alat untuk menggerus.
  4. Apa perbedaan irus dan siwur dalam hal bentuk dan fungsi? (Irus umumnya memiliki bagian cekung yang relatif kecil dan tangkai  yang panjang. Fungsi utama irus adalah sebagai alat dapur untuk memasak dan menyajikan makanan. Siwur adalah gayung tradisional yang terbuat dari tempurung kelapa yang dibelah menjadi setengah lingkaran. Fungsi utama siwur adalah sebagai gayung untuk mengambil air, baik dari ember, bak mandi, maupun sumur.)
  5. Bagaimana peran ilir dalam proses memasak makanan tradisional seperti sate dan jagung bakar? (Ilir digunakan untuk meniupkan angin secara manual untuk membantu menyalakan api pada saat membakar sate atau jagung bakar).

Demikian pembahasan mengenai Perkakas Dapur Tradisional Khas Banyumas. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 1:19 PM

Permainan Tradisional Banyumas Benthik

Benthik adalah salah satu permainan tradisional yang dimainkan di luar ruangan seperti tanah lapang dan halaman rumah yang luas. Benthik muncul sebagai bagian dari budaya agraris. Permainan ini lazimnya terdiri dari dua regu. Masing-masing regu minimal dua orang anak dan bertempat di bidang tanah yang cukup luas.

Benthik adalah permainan tradisional khas di daerah Jawa termasuk di Kabupaten Banyumas. Permainan tradisional ini mempergunakan dua ranting kecil. Saat kedua ranting ini beradu maka muncul suara “thik, thik” sehingga permainan ini disebut Benthik.

Selain menyenangkan benthik juga mengajarkan kepada anak-anak tentang kerja sama dalam tim dalam mengatur dan menjalankan strategi dalam permainan. Permainan tradisional ini juga penting untuk terus dimainkan dalam rangka menjaga budaya dan tradisi agar tetap lestari.
Benthik
A. Peralatan Permainan
Peralatan yang dibutuhkan yaitu dua ranting kayu yang berstruktur ulet dan kuat, seperti kayu pohon jambu biji, mangga, kelengkeng, kemuning, atau sejenisnya. Ranting panjang berukuran sekitar 20 sampai 30 cm biasanya disebut dengan benthong. Ranting lainnya yang lebih pendek berukuran sekitar 5 sampai 10 cm, biasanya disebut dengan janak. Diameter masing-masing ranting sekitar 1 cm. Ranting panjang dipergunakan untuk memukul ranting yang lebih pendek. Lubang luncur dalam permainan benthik memiliki ukuran standar panjang sekitar 7-10 cm dan lebar sekitar 2-3 cm. Lubang ini berfungsi sebagai tempat meletakkan stik pendek (janak) sebelum dipukul oleh stik panjang (benthong). 

B. Cara Bermain Benthik
Permainan benthik biasanya dimulai dengan menentukan siapa tim penjaga dan tim penyerang. Sebelum memulai permainan perwakilan kedua tim melakukan pingsut (suit) untuk menentukan giliran bermain. Pemenang suit akan bermain terlebih dahulu, sedangkan tim yang kalah sebagai penjaga.

Pertama, pemain yang mendapat giliran bermain pertama akan memasang stik pendek (janak) melintang di atas lubang stik. Kemudian stik panjang (benthong) dipegang dan dimasukkan ke lubang stik melekat pada stik pendek. Tujuannya agar stik pendek ini dapat terlempar jauh ketika diungkit dengan stik panjang. Tahapan permainan ini biasanya disebut dengan nyutat. 

Jika stik yang terlempar dapat ditangkap oleh penjaga dan dilemparkan balik oleh penjaga atau mengenai stik panjang yang melintang di lubang stik, berarti permainan harus dilanjutkan oleh teman satu regunya karena ia dianggap mati (giliran permainan telah habis).

Kedua, jika lemparan yang dilakukan pemain berhasil (stik tidak ditangkap oleh regu penjaga), maka dilanjutkan dengan pemukulan stik pendek dengan stik panjang (namplek). Sedapat mungkin stik pendek yang dipukul tidak dapat ditangkap oleh penjaga karena bila terjadi demikian berarti mati. Selanjutnya penjaga melemparkan kembali stik pendek ke arah lubang stik dan pemain berusaha memukul jauh stik pendek tersebut. Jarak jatuhnya stik pendek dari lubang stik dihitung dengan stik panjang (benthong).

Ketiga, langkah selanjutnya adalah nuthuk yaitu meletakan stik pendek ke dalam lubang stik dengan posisi sejajar dengan lubang stik dan sebagian menonjol ke permukaan lubang. Setelah itu pemain memukul ujung stik dan menonjol ke permukaan lubang. Langkah ini sebagai kesempatan kedua untuk mengumpulkan poin sebelum pindah giliran bermain dalam satu regu.

Pemain memukul ujung stik pendek (janak) yang menonjol dengan stik panjang (benthong). Ketika stik pendek terlempar ke udara, pemain segera memukul kembali ke arah lapangan. Jika stik pendek yang dipukul tadi tidak tertangkap oleh penjaga, maka tempat jatuhnya stik diukur dengan stik panjang dari lubang stik.

Jumlah nilai pada tahap ini digabungkan pada nilai yang diperoleh sebelumnya. Kemudian permainan dimulai dari langkah pertama lagi. Pada tiap-tiap langkah, jika tidak berhasil dilakukan oleh pemain, maka ia dianggap mati. Permainan dilanjutkan oleh teman satu regunya. Apabila permainan hanya satu lawan satu, maka permainan digantikan oleh penjaga.

Latihan Soal
Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D di depan jawaban yang tepat!
1.Permainan tradisional yang dimainkan menggunaka dua buah ranting adalah ...
A.engklek
B.unclang
C.benthik
D.dakon
Pembahasan :
Jawaban : B. Permainan tradisional yang dimainkan menggunaka dua buah ranting adalah benthik.
2.Untuk menentukan giliran bermain dalam permainan benthik ditentukan dengan cara ...
A.pingsut
B.hompimpa
C.lempar koin
D.undian
Pembahasan :
Jawaban : A. Untuk menentukan giliran bermain biasanya ditentukan dengan pingsut.
3.Ukuran ranting yang digunakan sebai benthong dalam permainan benthik adalah ...
A.10-20 cm
B.20-30 cm
C.20-40 cm
D.30-40 cm
Pembahasan :
Jawaban : B. Ukuran ranting yang digunakan sebai benthong dalam permainan benthik adalah 20-30 cm.
4.Tahapan pertama dalam permainan tradisional benthik adalah ...
A.namplek
B.nyutat
C.nuthuk
D.nungkeb
Pembahasan :
Jawaban : B. Tahapan pertama dalam permainan tradisional benthik adalah nyutat.
5.Tahapan pada saat stik pendek di lempar ke udara kemudian dipukul dengan benthong disebut dengan ...
A.nyutat
B.namplek
C.nuthuk
D.nungkeb
Pembahasan :
Jawaban : B. Tahapan pada saat stik pendek di lempar ke udara kemudian dipukul dengan benthong disebut dengan namplek.

B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat !
  1. Tongkat pendek dalam permainan benthik dinamakan ...(janak).
  2. Penyebutan benthik karena saat kedua ranting beradu menghasilkan suara ... (thik).
  3. Lubang luncur dalam permainan benthik memiliki ukuran panjang ...(7-10 cm) dan lebar ...(2-3 cm).
  4. Pemain melempar dan memukul ranting pendek dengan poin dihitung dari jarak jatuhnya ke lubang disebut dengan ....(namplek).
  5. Permainan benthik terdiri dari ...(tiga) tahap.

C. Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar!
  1. Sebutkan 2 bahan yang dapat digunakan untuk membuat tongkat pada permainan benthik ! (kayu pohon jambu biji, mangga, kelengkeng, dan kemuning)
  2. Tulislah dua alat yang digunakan dalam permainan benthik! (Benthong dan janak).
  3. Tulislah dua tahap permainan benthik!(nuthuk, namplek, dan nyutat)
  4. Jelaskan secara singkat cara bermain benthik!(Benthik dimainkan oleh dua kelompok dengan melempar dan memukul kayu pendek (janak) menggunakan kayu panjang (benthong). Satu kelompok melempar dan memukul janak sejauh mungkin, sementara kelompok lain berusaha menangkapnya untuk mendapatkan poin atau mematikan lawan.)
  5. Jelaskan manfaat yang diperoleh dari permainan benthik! (Benthik mengajarkan kepada anak-anak tentang kerja sama dalam tim)

Demikian pembahasan mengenai . Semoga tulisan ini bermanfaat.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 1:24 PM

Kesenaian Khas Banyumas Lengger

Indonesia kaya akan seni tari yang memiliki nilai budaya khas dan mencirikan daerah pemiliknya.Tari adalah cara yang indah untuk mengekspreisikan perasaan dan menceritakan kisah. Ada banyak jenis tarian yang tersebar di pelosok wilayah Indonesia. Salah satu tarian yang dikenal diantaranya tarian lengger yang berasal dari Jawa Tengah tepatnya Kabupaten Banyumas. Kabupaten Banyumas adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di bagian barat daya dan beribu kota di Purwokerto.

Kesenian Lengger Banyumas lahir, tumbuh dan berkembang di wilayah Banyumas. Kesenian tradisional ini menjadi ungkapan rasa syukur setelah kegiatan panen kepada Sang Pencipta. Pertunjukan kesenian Lengger biasanya ditampilkan pada berbagai acara adat dan juga acara nasional.

Lengger Banyumas

Lengger merupakan istilah yang terdiri dari gabungan kata yang mempunyai arti atau disebut juga jarwo dhosok. Lengger adalah istilah yang memiliki arti "diarane leng jebule jengger" ("dikira wanita ternyata laki-laki"). Meskipun gerakan tarian Lengger sederhana, namun pertunjukannya sangat menghibur dan menggugah minat masyarakat Banyumas untuk datang menyaksikannya.

Kesenian Lengger Banyumas merupakan simbol kesuburan yang mengisnpirasi lahirnya tarian ini. Lengger sebagai bagian dari mitos kesuburan masyarakat agraris. Selain itu Lengger juga dianggap sebagai bentuk permohonan doa kepada Sang Pencipta untuk mewujudkan ungkapan syukur atas hasil panen.

Pada masa lalu, para penari Lengger disebut sebagai “lengger lanang” karena terdiri dari laki-laki yang meniru gerakan perempuan. Namun kini, penari Lengger didominasi oleh perempuan, meski beberapa kelompok masih mempertahankan format tradisionalnya dengan penari laki-laki.

Pertunjukkan Lengger melibatkan penari perempuan dan laki-laki. Penari perempuan mengenakan pakaian tradisional seperti kemben dan stagen di pinggang, serta selembar selendang di bahu. Rambut penari perempuan dihias menggunakan konde dengan gaya yang khas. 

Selain penari perempuan ada juga penari laki-laki yang disebut dengan badut. Badut mengenakan baju panjang atau rompi, kain jarit sepanjang paha, ikat kepala, celana setinggi lutut, topeng dan memegang kudhi (senjata tradisional khas Banyumas) yang mewakili peran yang dimainkan.

Tari ini memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri yang berbeda dengan tarian daerah lain di Pulau Jawa. Dengan kostum yang penuh warna, riasan wajah yang khas, dan diiringi musik gamelan yang menghentak, Lengger menjadi salah satu kekayaan seni yang memperlihatkan keindahan serta kearifan lokal Banyumas.

Dalam pertunjukannya kesenian Lénggér terbagi menjadi empat babak-babak Gambyongan, babak Lénggéran, babak Badhutan atau Bodhoran, dan yang terakhir adalah babak Baladewaan :

  1. Gambyongan: Babak pembuka yang biasanya menampilkan tarian bersama dengan iringan gamelan, di mana para penari naik ke panggung untuk memberi salam kepada penonton.
  2. Lenggeran: Babak tarian inti di mana penari mulai menari mengikuti irama musik calung Banyumasan. Dalam babak ini, sering kali terjadi adegan banceran yang mengundang penonton pria untuk ikut menari dengan memberikan uang saweran.
  3. Badhutan/Bodhoran: Babak yang menampilkan aksi komedi yang menghibur. Pelaku badut di babak ini bertugas menciptakan suasana lucu melalui candaan, tarian, dan nyanyian.
  4. Baladewaan: Babak terakhir yang biasanya lebih dramatis, sering kali menampilkan aksi-aksi yang lebih berat. Dalam beberapa versi, babak ini dikenal juga dengan sebutan Ebeg-ebegan (Jathilan) di mana penari dapat mengalami ndadi (trance) dan melakukan atraksi di luar kemampuan normal, seperti makan bunga atau kaca. 

Pertunjukkan lengger diringi oleh musik tradisional Banyumasan yang dimainkan grup musik pengiring. Alat musik yang digunakan adalah Calung Banyumasan yang terbuat dari bambu wulung. Alat musik calung ini terdiri dari gambang barung, gambang penerus, dendhem, gong, dan kendhang. Setiap tabuhan gamelan memiliki makna, menjadi media komunikasi yang mempererat hubungan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.

Pada awalnya, masyarakat menyelenggarakan pentas Lengger sebagai bagian dari kegiatan tanam padi. Seiring waktu Lengger Banyumasan juga dipentaskan dalam berbagai acara seperti sunatan (khitan), pernikahan, dan upacara adat lainnya. Tarian ini diyakini mampu membawa berkah dan menjaga keharmonisan lingkungan.

Meski saat ini fungsinya lebih banyak sebagai hiburan, tarian Lengger tetap memiliki makna spiritual dan kultural yang mendalam, serta menjadi media pelestarian budaya. Meskipun gerakan tariannya sederhana, lengger menjadi ikon di Kabupaten Banyumas dan tetap dilestrikan di berbagai komunitas dan sanggar kesenian di daerah tersebut.

Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 12:55 PM