Pada pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas IX Kurikulum Merdeka terdapat pembahasan tentang Berburu Kearifan Lokal. Tujuan pembelajaran kali ini adalah secara mandiri, peserta didik dapat menemukan kearifan lokal dan melaporkannya dengan format yang tepat.
Istilah kearifan lokal berasal dari dua kata, yaitu "kearifan" yang mengandung makna bijaksana, dan "lokal" yang merujuk pada sesuatu yang terkait dengan suatu tempat tertentu. Kearifan lokal dapat diartikan sebagai konsep atau pandangan yang tumbuh dari suatu wilayah tertentu, di mana terdapat kebijaksanaan yang mendalam dan luhur. Konsep ini memiliki nilai baik, melekat dalam budaya, dan diikuti oleh warga masyarakatnya.
Kearifan lokal sendiri adalah sebuah konsep yang merujuk pada citra sebuah masyarakat yang tumbuh dari nilai-nilai yang sangat dihargai dan telah menjadi budaya. Kearifan lokal merupakan hasil dari adaptasi berkelanjutan selama bertahun-tahun terhadap lingkungan alam di mana mereka tinggal, dan kemudian menjadi dasar untuk pandangan hidup yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Kegiatan ini melibatkan peserta didik dan orang tua atau kerabat, khususnya yang sudah berusia lanjut. Peserta didik diminta mewawancarai keluarga dan kerabat atau kenalan di sekitar rumah dan menggali informasi tentang cerita lisan yang berkembang di daerah tersebut. Ada kemungkinan cerita tersebut sudah tidak populer lagi. Inilah kesempatan bagi peserta didik untuk mengenal cerita dari generasi terdahulu.
Laporan Berburu Kearifan Lokal | |
---|---|
Nama kearifan lokal | Begalan |
Asal | Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah |
Isi kearifan lokal | Begalan dilaksanakan sebagai salah satu prosesi dalam sebuah rangkaian pernikahan masyarakat Banyumas. Pelaksanaannya dilakukan setelah akad nikah, dan bisa menyesuaikan dengan susunan acara. Begalan dimulai dengan kemunculan sosok Gunareka dan Rekaguna yang memasuki tempat pernikahan. Adegan begalan diawali dengan menceritakan kisah Adipati Wirasaba yang dihadang oleh para begal. Gunareka yang dihadang oleh Rekaguna kemudian menerima tantangan dan keduanya lalu melakukan tarian peperangan singkat. Setelah itu keduanya kemudian menjelaskan maksud pertunjukan dan menyampaikan pesan pernikahan dengan gaya jenaka. Biasanya pertunjukan begalan diakhiri dengan mempersilahkan para tamu atau penonton untuk berebut barang-barang di dalam pikulan. |
Pesan perbaikan | Begalan memiliki fungsi sebagai sarana tolak bala, didalamnya terdapat nilai-nilai dakwah, nilai pendidikan, dan nilai sosial yang diperuntukan bagi pengantin maupun masyarakat lain yang hadir dalam upacara tersebut. |
Hal menarik yang ditemukan | Barang yang dibawa oleh tokoh Gunareka dalam pertunjukan begalan merupakan simbol yang akan digunakan dalam menjelaskan sebuah nasehat pernikahan, yaitu:
|
Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas IX Kurikulum Merdeka, Kemendikbud
0 komentar:
Post a Comment
Mohon tidak memasukan link aktif.