Home » , , , » Mengungkap Fakta, Fiksi, Opini, dan Asumsi di dalam Narasi

Mengungkap Fakta, Fiksi, Opini, dan Asumsi di dalam Narasi

Teks naratif adalah teks yang mengandung kisah. Teks naratif secara umum terdapat pada karya fiksi seperti cerita pendek dan novel. Namun, teks naratif juga dapat berupa karya nonfiksi, seperti memoar, biografi, autobiografi, atau karangan khas (feature).

a. Fakta dan Fiksi dalam Teks Naratif
Di dalam sebuah teks cerita dapat terkandung unsur fakta, fiksi  (khayalan), opini, dan asumsi. Fakta adalah sesuatu yang benar-benar terjadi. Fiksi adalah sesuatu yang tidak benar-benar terjadi atau sekadar khayalan. Namun, bukan berarti dalan teks naratif, khususnya prosa, tidak mengandung unsur fakta. Beberapa cerita justru diangkat dari fakta peristiwa, baik yang dialami sendiri oleh pengarang maupun dialami oleh orang lain.

b. Opini dan Asumsi dalam Teks Sastra
Opini adalah pendapat atau pemikiran seseorang terhadap suatu permasalahan. Asumsi adalah dugaan yang diterima sebagai dasar untuk bertindak. Dalam teks narasi sangat memungkinkan muncul kedua unsur tersebut. Umumnya, opini dan asumsi itu muncul sebagai respons atau tanggapan terhadap teks narasi yang dibaca.

Ayo Berlatih
1. Berdasarkan kisah perundungan (bullying) yang dialami oleh Quaden Bayles di dalam teks karangan khas di atas, jawablah pertanyaan berikut ini.
Quaden Bayles
Apa fakta yang disampaikan Yarakka Bayles tentang anaknya di dalam unggahan video?
Beberapa fakta yang diungkapkan di antaranya: 
Anaknya sering mengungkapkan keinginanya untuk bunuh diri; anaknya sering  mendapatkan perundungan (bullying) dari teman-temannya di sekolah; Yarraka Bayles juga menyampaikan fakta bahwa video yang menampilkan anaknya di bully oleh netizen secara verbal.

Beberapa orang berasumsi melalui komentar atas unggahan video Yarakka Bayles. Asumsi yang keliru itu dibantah oleh Yarakka Bayles. Apakah asumsi itu?
Asumsi keliru dari orang-orang yang memberikan komentar atas unggahan video Yarakka Bayles di antaranya dengan mengatakan “Jelek sekali anak itu.” Tak lama disusul pula komentar cemooh lain seperti, “Lihat si cebol itu.”, “Itu anak korban obat-obatan.” Bahkan ada seseorang yang tega mengatakan, “Itulah yang terjadi jika Anda mengonsumsi obat-obatan (psikotropika) saat hamil”. Komentar tersebut tidak layak disampaikan karena bagian dari perisakan /perundungan siber (cyberbullying) secara verbal. Sebagai orang tua, Yarakka Bayles tidak menerima anaknya yang mengalami dwarfisme diperlakukan seperti itu. Yarakka justru membuat dan membagikan video tersebut sebagai wujud rasa bangganya atas pencapaian sang anak setelah diterapi di rumah sakit di Brisbane, Australia.

Yarakka Bayles memberikan pendapat/opininya tentang perundungan. Apakah opini yang disampaikan Yarakka Bayles itu?
Yarakka Bayles memberikan sebuah opini bahwa apa yang menimpa anaknya sungguh berlebihan. Yarakka menggunggah video di laman pribadinya dan tidak berharap akan diperlakukan sedemikian rupa. Lebih lanjut Yarakka mengatakan, “Tidak ada seorang pun yang ingin mendengar hal buruk tentang anak mereka atau ketika mereka mengalami perundungan.” Untuk itu, Yarakka mengimbau kepada para orang tua agar bisa mendidik anak-anaknya agar tidak melakukan  perisakan perundungan.

2. Carilah sebuah informasi tentang perundungan siber. Ungkapkanlah beberapa fakta tentang perundungan siber tersebut dengan bahasa kalian sendiri dalam 1–2 paragraf.
Salah satu fakta kasus cyberbullying atau perundungan siber di Indonesia dialami oleh anak artis dan presenter Ussy Sulistyowati. Beberapa waktu lalu, ibu dari empat anak ini sempat mengunggah foto bersama keluarganya, di akun instagram miliknya. Usai diunggah, foto tersebut justru mendapatkan komentar-komentar tidak sopan dari warganet yang ditujukan pada anak perempuan Ussy.

Warganet mengomentari perihal cara berbusana [anak Ussy] yang dinilai tidak sesuai usia. Tidak sekali ini saja, anak tertua Ussy yang berinisial A ini juga sering terkena body shamming, hingga menyebabkan ia sempat tidak mau makan demi mendapatkan tubuh langsing.

Efek yang paling nyata dan paling awal dirasakan oleh anak yang dirundung adalah masalah psikis dan kesehatan. Riset yang dilakukan oleh Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development menunjukkan bahwa, anak yang dirundung melalui media elektronik, seperti komputer atau telepon seluler, memiliki risiko yang lebih tinggi untuk depresi daripada anak yang dirundung secara langsung.Penindasan dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan emosional, baik  dalam jangka pendek maupun jangka panjang

Hal ini dapat menyebabkan cedera fisik, masalah sosial, masalah emosional, dan bahkan kematian. Mereka yang diintimidasi juga lebih rentan dengan masalah kesehatan mental, sakit kepala, dan adaptasi dengan sekolah. Perundungan juga dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang dalam hal menghargai diri sendiri
3. Sering kali perundungan dilakukan terhadap orang-orang yang mengalami keterbatasan fisik atau keterbatasan mental. Contohnya Quaden Bayles yang menderita dwarfisme. Carilah informasi dan fakta tentang dwarfisme. Sampaikanlah dengan bahasa kalian sendiri dalam 1–2 paragraf.
Pengertian Dwarfisme
Dwarfisme merupakan kondisi perawakan pendek yang terjadi akibat faktor genetik atau medis. Dwarfisme secara umum didefinisikan sebagai tinggi orang dewasa yang sama dengan atau kurang dari 147 sentimeter (4 kaki 10 inci). Rata-rata tinggi orang dewasa pada mereka yang mengalami dwarfisme adalah 122 sentimeter (4 kaki).Kondisi yang menyebabkan dwarfisme dibagi menjadi dua kategori besar:
  1. Dwarfisme disproporsional, yaitu bila ukuran tubuh tidak proporsional. Ada beberapa bagian tubuh tampak kecil dan beberapa bagian lainnya tampak sedang atau lebih dari ukuran rata-rata. Kondisi yang menyebabkan dwarfisme disproporsional menghambat perkembangan tulang.
  2. Dwarfisme proporsional. Tubuh dikatakan kecil secara proporsional apabila seluruh bagian tubuh berukuran kecil dengan derajat yang sama dan tampak seperti tubuh proporsional dengan ukuran kecil. Kondisi medis yang timbul saat lahir atau berawal pada masa kanak-kanak dapat membatasi pertumbuhan dan perkembangan sebelum mencapai titik pertumbuhan sepenuhnya.

Penyebab Dwarfisme
Penyebab untuk masing-masing kondisi yang menyebabkan dwarfisme sebagai berikut.
  1. Akondroplasia. Sekitar 80 persen individu dengan akondroplasia lahir dari orang tua dengan tinggi badan rata-rata. Mereka yang mengalami akondroplasia dengan dua orang tua yang memiliki tinggi badan normal, mendapatkan satu gen yang mengalami mutasi dari salah satu orang tua dan satu gen normal. Orang dengan kondisi ini dapat menurunkan antara gen yang mengalami mutasi atau gen normal kepada anaknya.
  2. Sindrom Turner. Kondisi ini hanya memengaruhi wanita. Bisa terjadi apabila salah satu kromosom seks (kromosom X) hilang atau hilang sebagian. Wanita mendapatkan kromosom X dari masing-masing orang tua. Wanita dengan sindrom Turner hanya memiliki satu kromosom X yang berfungsi secara menyeluruh.
  3. Defisiensi hormon pertumbuhan. Penyebab dari defisiensi hormon pertumbuhan terkadang dapat dikaitkan dengan mutasi genetik atau cedera. Namun, untuk sebagian besar individu yang mengalami kondisi ini, penyebab pasti tidak dapat diidentifikasi.

Gejala Dwarfisme
Selain perawakan pendek, tanda dan gejala lain dwarfisme dapat bervariasi sesuai dengan spektrum penyakit yang timbul. Penyebab paling sering dari dwarfisme disproporsional adalah akondroplasia. Kondisi ini menyebabkan perawatan pendek secara disproporsional. Umumnya menampakkan tanda dan gejala sebagai berikut.
  1. Badan berukuran rata-rata
  2. Lengan dan tungkai yang pendek, terutama lebih pendek pada lengan atas dan tungkai atas.
  3. Jari-jari yang pendek, terkadang dengan perpisahan yang sangat lebar antara jari tengah dan jari manis.
  4. Pergerakan yang terbatas pada sendi siku
  5. Kepala yang besar secara disproporsional, dengan dahi yang prominen dan jembatan hidung yang rata.
  6. Perkembangan bentuk kaki yang abnormal
  7. Perkembangan punggung bawah yang miring
  8. Tinggi dewasa sekitar 122 sentimeter (4 kaki)

Penangangan Dwarfisme
Sebagian besar penanganan dwarfisme tidak akan meningkatkan tinggi perawakan. Akan tetapi, terapi dapat mengoreksi atau meredakan masalah yang disebabkan oleh komplikasi yang timbul.Prosedur pembedahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah pada individu dengan dwarfisme disproporsional adalah:
  1. Mengoreksi arah tumbuh tulang
  2. Menstabilisasi dan mengoreksi bentuk tulang belakang
  3. Meningkatkan ukuran celah pada tulang belakang untuk mengurangi  tekanan pada saraf tulang belakang
  4. Melakukan pemasangan shunt untuk mengeluarkan kelebihan cairan di sekitar kepala

Penanganan lain yang dapat dilakukan mencakup pemanjangan ekstremitas atau terapi hormonal, bergantung dari penyakit yang mendasari kondisi dwarfisme.

4. Carilah sebuah cerita pendek yang berbasis cerita keseharian atau kehidupan nyata. Lalu, temukan cerita fakta dan fiksi di dalam cerita tersebut. Isilah tabel berikut ini
Judul CerpenKetika Laut Marah
Penulis/PengarangWidya Suwarna
Tokoh UtamaPak Yus
Fakta di dalam CeritaSudah empat hari nelayan-nelayan tak bisa turun ke laut. Pada malam hari, hujan lebat turun. Gemuruh gelombang, tiupan angin kencang di kegelapan malam seolah-olah memberi tanda bahwa alam sedang murka, laut sedang marah. Terlebih lagi, bintang-bintang pun seolah tak berani menampakkan diri.
Fiksi di dalam CeritaNamun, selama hari-hari sulit, ada pesta di rumah Pak Yus. Tak ada yang menikah, tak ada yang ulang tahun, dan Pak Yus juga bukan orang kaya. Pak Yus hanyalah nelayan biasa, seperti para tetangganya.
Sumber : https://www.brainacademy.id/blog/contoh-cerita-pendek

Demikian pembahasan mengenai Mengungkap Fakta, Fiksi, Opini, dan Asumsi di dalam Narasi. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas XII Kurikulum Merdeka, Kemendikbud
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 4:45 PM

0 komentar:

Post a Comment

Mohon tidak memasukan link aktif.