Home » , , , » Menampilkan Lawakan Tunggal secara Santun

Menampilkan Lawakan Tunggal secara Santun

Pada pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum merdeka terdapat pembahasan tentang Menampilkan Lawakan Tunggal secara Santun. Tujuan pembelajaran kali ini adalah menampilkan lawakan tunggal (stand up comedy) sebagai sarana menyampaikan kritik terhadap fenomena yang terjadi dengan memperhatikan kesantunan dalam berbicara maupun bersikap.

Cara menyusun naskah lawakan tunggal
Kali ini kalian akan membuat naskah lawakan tunggal. Sebelum membuatnya, pahamilah beberapa istilah yang terdapat dalam naskah lawakan tunggal berikut.
Lawakan Tunggal
1. Set up
Set up merupakan bagian tidak lucu yang berperan sebagai pengantar lelucon yang disampaikan. Bagian ini biasanya berisi informasi. Pada teks anekdot, set up berfungsi sama dengan krisis. 

Contoh: 
Anak saya itu memang jarang liburan. 

2. Punch
Punch atau punchline merupakan bagian yang mengandung unsur humor dan seharusnya mengundang tawa penonton. Pada bagian ini, komika menyajikan kejutan atau reaksi terhadap set up yang diberikan. Punch disebut juga sebagai pembelok pikiran penonton karena berisi sesuatu yang di luar kewajaran atas set up yang diberikan. Pada teks anekdot, punch berfungsi sama dengan reaksi. 

Contoh:
Saya bawa ke tempat kerja saja, menurut dia itu tamasya. Dari pagi sampai sore dia anteng nyusun lego, pakai batu bata. Kalau orang lain nyusun lego, anak-anak, ya jadi robot, anak saya jadi pos ronda.

3. Bit
Sepasang kesatuan set up dan punch yang membahas satu subtema disebut dengan bit. Sebuah naskah terdiri dari beberapa bit yang saling berkaitan. Bit merupakan bagian kecil dari naskah lawakan tunggal.

Contoh: 
Anak saya itu memang jarang liburan. Saya bawa ke tempat kerja saja, menurut dia itu tamasya. Dari pagi sampai sore dia anteng nyusun lego, pakai batu bata. Kalau orang lain nyusun lego, anak-anak, ya jadi robot, anak saya jadi pos ronda.

4. Rule of three
Rule of three merupakan sebuah cara untuk mengundang tawa penonton. Rule of three digunakan melalui penyampaian tiga hal atau contoh sesuatu, tetapi contoh yang ketiga berupa hal yang lucu atau punch. Contoh ketiga berisi hal yang tidak terduga, tetapi tetap masih berkaitan dengan contoh sebelumnya. 

Contoh: 
Dia bilang gini, “Bapak curang. Tidur di hotel, makan nasi kotak, tiap hari naik lift.”

Adapun hal yang perlu diperhatikan saat kalian menampilkan lawakan tunggal adalah kesantunan dalam berbahasa. Meskipun anekdot atau lawakan tunggal mengandung unsur kritik, kritik yang disampaikan harus santun tanpa menggunakan kata-kata kasar. Penggunaan kata “maaf” atau “permisi” tidak dilarang dalam menyampaikan lawakan tunggal, terlebih saat akan mengkritik orang yang ada di depan kita. Selain itu, kritik yang disampaikan harus berdasarkan fakta yang valid agar kritik dapat lebih diterima oleh pihak yang dikritik atau audiensi.

Kesantunan dalam berpakaian dan bersikap pun harus diperhatikan saat kalian ingin menampilkan lawakan tunggal. Gunakanlah pakaian yang sopan, tetapi tetap nyaman. Gunakanlah gestur atau gerak tubuh yang tidak membuat orang lain memikirkan sesuatu yang kurang baik.

Tema : Dunia Sekolahan
Judul : Dari LKS sampai Ujian Sekolah

Selamat siang semuanya. Perkenalkan nama saya Agus dari Kelas X.
Bit 1 Set upSekolah itu tidak afdol kalau belum diberi PR. Tapi, kadang saya itu malas sekali mengerjakan PR. Akhirnya PR saya kerjakan di sekolah, saya berusaha berangkat pagi-pagi.
Punch Rajin sekali pagi-pagi sudah berangkat, padahal biar sempat mengerjakan PR di sekolah.
Bit 2Set upYang saya tidak suka tuh kalo ada teman yang menyontek tapi tidak diberi, saya dikatakan pelit. Saya bukannya pelit, tapi dilema tahu tidak sih. Tidak dikasih contekan dibilang pelit, mau memberi contekan juga tidak baik.
PunchYang lebih menyebalkan tuh begini, saya memberi contekan ke teman, eh nilai dia lebih tinggi dari saya.
Bit 3Set upJika setelah ulangan biasanya ada remidi untuk para siswa yang nilainya tidak tuntas. Dengan mengikuti remidi, siswa berkesempatan memperbaiki nilai. Tapi, kadang soal remidi malah lebih sulit dari soal ulangannya. Bagaiama ceritanya? Ini ibarat driver Gojek disuruh balapan dengan Valentino Rossi. Membicarakan Rossi saya jadi ingat MotoGP. Ada yang mengatakan kalau Marquez itu hebat karena motornya yang emang cepat. 
PunchYa iyalah, coba kalau Marquez balapannya menggunakan Mio, yang lain menggunakan motor 1.000 cc, balapannya di Jakarta, Jakartanya sedang banjir. Yang menang Marquez lah, soalnya balapannya jadi lomba mendorong motor.
Bit 4Set upKalau hari Senin sekolah biasanya mengadakn upacara. Dulu lapangan sekolah saya masih tanah, jadi kalau lapangannya becek tidak upacara. Makanya dulu saya senang banget kalau hari Minggu hujan, berharap lapangan sekolah becek. 
PunchTapi, kalo tidak hujan, hujan tapi lapangan tidak becek, masih ada harapan. Barangkali saja pagi-pagi hari senin gerimis.
Bit 5Set upWaktu sya sekolah pernah guru memberikan tugas untuk mengerjakan LKS. Terus teman-teman semuanya belum selesai, aku sudah selesai. Saya merasa bangga dong.
PunchTerus guru itu mendekati saya, saya kira akan dipuji eh malah dimarahi gara-gara di LKS saya tulis “harga eceran Rp12.500”.
Bit 6Set upDi sekolah tuh ada yang namanya ujian nasional, atau disingkat UN. UN di Indonesia tuh tidak jauh-jauh dari yang namanya bocoran. Teman-teman patungan untuk membeli kunci jawaban UN. Sebelum UN anak-anak pada sibuk mencatat bocoran. Kalau saya sih tidak ikut patungan. Parahnya nih, ada yang menulis bocoran di mushola, agar tidak ketahuan. 
PunchMungkin malaikatnya mengatakan begini, “Alhamdulillah anak-anak sebelum mengikuti UN mau doa berjamaah dulu, mau solat dhuha”. Begitu pada masuk sekolah, eh malah pada menulis bocoran. Malaikat di-PHP-in.
Bit 7Set upPas UN dimulai, awalnya anteng, lama-lama nyontek. Kalian tahu dong kode-kode menyontek bagaimana, misalnya kalau jawabannya A memegang alis.
PunchYang tidak sempat menyontek, memakai metode menghitung kancing baju. Ada yang malah mengawasi pengawas.

Sebelum ditampilkan, mintalah pendapat orang lain terhadap naskah yang sudah kalian tulis. Gunakan pertanyaan berikut untuk memeriksa apakah naskah tersebut sudah tepat atau tidak.
  1. Apakah tema yang diangkat faktual dan tidak menyinggung SARA?
  2. Apakah isi naskah sudah sesuai dengan tema?
  3. Apakah terdapat kritik yang disampaikan dalam naskah?
  4. Apakah kritik disampaikan secara santun dan tidak menyinggung suku, agama, ras, dan antargolongan atau menampilkan kekerasan, sadis, pornoaksi, bias gender, dan ujaran kebencian?
  5. Apakah terdapat unsur humor dalam naskah?
  6. Apakah humor disampaikan secara menarik dan santun. Apakah humor yang disampaikan tidak menyinggung suku, agama, ras, dan antar golongan atau menampilkan kekerasan, sadis, pornoaksi, bias gender, dan ujaran kebencian?

Kuasailah naskah yang telah ditulis sehingga kalian dapat me nyampaikannya tanpa harus melihatnya. Bacalah berulang-ulang sambil becermin agar kalian dapat menguasai naskah serta melihat ketepatan ekspresi atau gerak tubuh.

Adapun hal yang perlu diperhatikan saat kalian menampilkan lawakan tunggal adalah kesantunan dalam berbahasa. Meskipun anekdot atau lawa kan tunggal mengandung unsur kritik, kritik yang disampaikan harus santun tanpa menggunakan kata-kata kasar. Penggunaan kata “maaf” atau “permisi” tidak dilarang dalam menyampaikan lawakan tunggal, terlebih saat akan mengkritik orang yang ada di depan kita. Selain itu, kritik yang disampaikan harus berdasarkan fakta yang valid agar dapat lebih diterima oleh pihak yang dikritik atau audiensi.

Kesantunan dalam berpakaian dan bersikap pun harus diperhatikan saat kalian ingin menampilkan lawakan tunggal. Gunakanlah pakaian yang sopan, tetapi tetap nyaman. Gunakanlah gestur atau gerak tubuh yang tidak membuat orang lain memikirkan sesuatu yang kurang baik.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 1:53 PM

0 komentar:

Post a Comment

Mohon tidak memasukan link aktif.