Home » » Komposisi Penduduk Indonesia Menurut Pendidikan

Komposisi Penduduk Indonesia Menurut Pendidikan

Komposisi penduduk adalah penyusunan atau pengelompokan penduduk berdasarkan kriteria tertentu. Informasi tentang jumlah penduduk akan lebih bermakna untuk kepentingan tertentu dengan mengelompokkannya berdasarkan. kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan sangat beragam seperti pendidikan, agama, wilayah geografis, pekerjaan, dan lain-lain. Komposisi penduduk ini sangat penting bagi pemerintah sebuah negara untuk menentukan kebijakan mereka untuk beberapa tahun ke depan.

Jumlah penduduk Indonesia sangat besar. Jumlahnya terus bertambah dari tahun ke tahun sehingga diperlukan ketersediaan pangan dan lapangan kerja. Masalahnya laju pertambahan penduduk tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan jumlah lapangan kerja sehingga sebagian penduduk menganggur. Penduduk Indonesia juga tidak merata karena lebih banyak tinggal di Jawa sehingga banyak permasalahan sosial di Jawa dan terhambatnya pembangunan di luar Jawa karena kekurangan penduduk atau sumber daya manusia. Gambaran tentang komposisi penduduk di Indonesia adalah sebagai berikut.

Komposisi Menurut Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk yang dicapai oleh suatu negara akan memberikan gambaran tentang kualitas sumberdaya manusia yang tinggal di negara tersebut. Negara-negara maju tingkat pendidikan penduduknya termasuk tinggi, sebaliknya dengan negara-negara berkembang, apalagi negara miskin, terdapat beberapa ukuran untuk melihat keadaan pendidikan suatu daerah yaitu 
  • Rata-rata Lama Sekolah, Angka Melek Huruf (AMH), Rata-rata lama sekolah adalah jumlah tahun pelajaran penduduk usia 15 tahun ke atas yang telah diselesaikan dalam pendidikan formal. 
  • Angka Partisipasi Sekolah (APS), Angka Melek Huruf adalah persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis serta mengerti sebuah kalimat sederhana dalam hidunya sehari-hari. 
  • Angka Partisipasi Sekolah merupakan ukuran daya serap sistem pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. tingkat pendidikannya rendah. 
Gambaran tentang komposisi penduduk berdasarkan pendidikan di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut ini. Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Indonesia Tahun 2010.
No.Nama ProvinsiPopulasi (Jiwa)Luas Wilayah (km²)
1.Tidak atau belum pernah sekolah19,861,2169.24
2.Tidak atau belum tamat SD41,451,55219.28
3.SD/MI/sederajat65,661,31430.55
4.SLTP/MTs/Sederajat36,304,12816.89
5.SLTA/MA/Sederajat36,375,38016.92
6.SMK4,075,0071.90
7.D1/D2/D3/D4/S110,718,8884.99
8.S2/S3512,0220.24
9.Tidak terjawab3,1170.00
Jumlah214,962,624100
Tabel komposisi pendidikan penduduk Indonesia menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia berpendidikan SD/MI/ Sederajat. Penduduk yang berpendidikan sarjana masih sangat kecil. Karena itu, secara umum tingkat pendidikan penduduk Indonesia masih tergolong rendah.

1). Sumatra
Berdasarkan data hasil sensus 2010, komposisi penduduk Pulau Sumatera adalah sebagai berikut.
  • Penduduk Sumatra sebagian besar (56 %) berpendidikan SD/MI/sederajat ke bawah.
  • Penduduknya yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi (5 %). 
  • Rata-rata lama sekolahnya, penduduk Pulau Sumatra mencapai 8,36 tahun.
  • Kepulauan Riau merupakan provinsi dengan rata-rata lama sekolah terbesar (9,7 tahun), sedangkan yang terkecil adalah Bangka Belitung (7,5 tahun).   
  • Kemampuan membaca (melek huruf), sebagian besar (96,2 %) penduduk Sumatra telah melek huruf atau bisa membaca. 
  • Angka partisipasi dalam pendidikannya juga cukup tinggi yaitu untuk sekolah dasar mencapai 98,05 %. 
  • Angka partisipasi tersebut menurun pada SMP dan SMA karena sebagian tidak melanjutkan sekolah.
Komposisi penduduk Pulau Sumatera menunjukkan tingkat pendidikan penduduk Sumatra masih tergolong rendah, (56 %) berpendidikan SD/MI/sederajat ke bawah. Namun angka melek huruf melebihi angka rata-rata nasional yang mencapai 92,81 %. Rata-rata lama sekolah telah di atas rata-rata nasional yang mencapai 7,9 tahun. Angka partisipasi dalam pendidikan melebihi ratarata nasional yang mencapai 97,58 %.
komposisi penduduk
2). Jawa dan Bali
Seperti halnya Sumatra, komposisi pendidikan penduduk di Pulau Jawa juga tidak jauh berbeda keadaannya. Sensus Penduduk tahun 2010 yang menunjukkan bahwa.
  • Sebagian besar (59 %) penduduk Jawa dan Bali berpendidikan SD/MI/ sederajat ke bawah. 
  • Hanya sebagian kecil (5 %) penduduk yang melanjutkan ke perguruan tinggi.
  • Rata-rata lama sekolah di Jawa dan Bali mencapai 8,4 tahun. Angka Melek Hurufnya mencapai 92,9 %. 
  • Angka Melek Huruf terendah terdapat di Provinsi Jawa Timur dan tertinggi di DKI Jakarta. Pembangunan di Jawa dan Bali yang lebih pesat dibandingkan dengan daerah lainnya membuat keadaan pendidikannya lebih baik
Komposisi penduduk Jawa dan Bali menurut pendidikan masih tergolong rendah karena 59% penduduknya berpendidikan SD/MI sederajat ke bawah. Angka rata-rata lama sekolah melebihi rata-rata nasional yang mencapai 7,9 tahun.

3). Nusa Tenggara
Komposisi penduduk Nusa Tenggara pada sensus 2010 menunjukkan bahwa.
  • Sebagian besar (70 %) berpendidikan SD/MI/sederajat ke bawah. 
  • Hanya 4 % dari penduduknya yang berpendidikan perguruan tinggi. 
  • Rata-rata lama sekolah di Nusa Tenggara mencapai 6,85.
  • Angka Melek Huruf mencapai 85,4 % 
Keadaan penduduk pulau Nusa Tenggara menunjukkan bahwa pendidikan di Nusa Tenggara juga masih relatif rendah. Rata-rata lama sekolah 6,85 yang berarti berada di bawah rata-rata nasional. Namun angka partisipasi sekolahnya berada sama atau di atas rata-rata nasional. Angka melek huruf masih berada di bawah rata-rata nasional yang mencapai 92,81 %.

4). Kalimantan
Penduduk Kalimantan berdasarkan sensus pendauduk 2010 adalah sebagai berikut
  • Sebagian besar (68 %) berpendidikan SD/MI/sederajat ke bawah. Hanya sebagian kecil (3 %) penduduk yang mampu menamatkan perguruan tinggi.
  • Rata-rata lama sekolah penduduk Kalimantan mencapai 7,9 tahun.
  • Angka Melek Huruf mencapai 94,9 % 
  • Angka partisipasi sekolahnya hampir umumnya hampir sama dengan rata-rata nasional. Walaupun demikian, terjadi penurunan angka partisipasi sekolah untuk SMP dan SMA.
Keadaan penduduk pulau kalimantan menunjukkan kondisi pendidikan yang relatif rendah. Rata-rata lama sekolah sama dengan rata-rata nasiona. Angka melek huruf 94,9 % berada di atas rata-rata nasional.

5). Sulawesi
Penduduk Sulawesi juga menunjukkan komposisi pendidikan yang sama dengan beberapa pulau sebelumnya.
  • Sebagian besar (62 %) penduduknya berpendidikan SD/ MI/sederajat ke bawah. 
  • Hanya 4 % penduduknya yang mampu menempuh perguruan tinggi. 
  • Rata-rata lama sekolah penduduk Sulawesi mencapai 7,85.
  • Angka Melek huruf penduduk Sulawesi mencapai 92,5 % .
  • Angka Partisipasi Sekolah juga umumnya berada di atas rata-rata nasional, walaupun terjadi penurunan dengan semakin tingginya jenjang pendidikan.
Keadann penduduk pulau Sulawesi menunjukan keadaan pendidikannya juga relatif rendah. Rata-rata lama sekolah 7,85 tahun masih berada di bawah rata-rata nasional yaitu 7,9 tahun.

6). Maluku
Komposisi pendidikan penduduk Maluku menurut sensus tahun 2010 menunjukkan bahwa
  • Sebagian besar (57 %) dari mereka berpendidikan SD/MI/sederajat ke bawah. 
  • Persentase penduduk yang menempuh perguruan tinggi juga relatif rendah atau hanya 6 % dari penduduknya. Ini berarti keadaan pendidikannya relatif rendah.
  • Rata-rata lama sekolah di Provinsi Maluku mencapai 8,45 tahun atau masih berada di bawah rata-rata nasional. 
  • Angka Melek Huruf mencapai 96,32% atau berada di atas rata-rata nasional. Angka Partisipasi Sekolah penduduk Maluku umumnya juga berada di atas rata-rata nasional.
7). Papua
Komposisi pendidikan penduduk Papua menurut sensus tahun 2010 menunjukkan bahwa
  • Sebagian besar (67%) penduduk Papua berpendidikan SD/MI/sederajat. 
  • Hanya sebesar 4 persen dari penduduk Papua yang menempuh perguruan tinggi. Angka ini juga menunjukkan masih rendahnya pendidikan penduduk Papua.
  • Kondisi pendidikan di Papua umumnya masih tertinggal dibandingkan dengan wilayah lainnya di Indonesia. 
  • Rata-rata lama sekolah yang dicapai oleh Penduduk Papua mencapai 7,3 tahun yang berarti masih di bawah rata-rata nasional. 
  • Angka Melek Huruf mencapai 78,24 % atau berada di bawah rata-rata nasional. Angka Melek Huruf terendah terdapat di Provinsi Papua, sedangkan Provinsi Papua Barat hampir menyamai rata-rata nasional. Angka Parisipasi Sekolah juga umumnya masih berada di bawah rata-rata nasional
Mengapa tingkat pendidikan sebagian penduduk Indonesia masih rendah?
NoAspekPenyebab Rendahnya Tingkat Pendidikan
1.Sosial
  1. Cara pandang sebagian rakyat indonesia yang masih menganggap pendidikan tidak penting sehingga tidak ada keinginan untuk melanjutkan pendidikan.
  2. Pendidikan merupakan sesuatu yang mahal sehingga banyak anak yang tidak melanjutkan sekolah karena alasan kekurangan biaya.
2.Budaya
  1. Ada sebagian budaya masyarakat yang masih tertutup, Misalnya : Suku pedalaman,  sehingga sulit memberikan akses pendidikan kepada mereka, karena kehidupan mereka cenderung tertutup kepada pihak luar.
  2. Pandangan sebagian masyarakat yang menganggap pendidikan kurang penting, toh setelah menamatkan pendidikan juga akan menganggur, mereka berpikir untuk apa sekolah sampai perguruan tinggi kalau untuk menjadi pengangguran.
3.Ekonomi
    1. Sebagian rakyat Indonesia masih hidup pada garis kemiskinan sehingga mereka mementingkan urusan makan daripada pendidikan.
    2. Masih kurang optimalnya penggunaan anggaran pendidikan dari pemerintah walaupun anggaran pendidikan adalah 20% dari APBN.
    4.Geografis
    1. Kondisi alam Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau yang berjumlah ribuan menyebabkan ada kesulitan bagi pemerintah untuk pemerataan pendidikan.
    2. Sarana dan prasarana sekolah yang berada di daerah dan sekolah yang berada di kota sangat jauh sekali perbandingannya.

    Tunjukkan ide atau gagasan kamu bagaimana caranya agar negara kita dapat meningkatkan partisipasi pendidikannya.
    1. Membangun sarana dan prasarana sekolah merata di semua daerah sehingga tidak ada siswa yang tidak bersekolah karena lokasinya yang jauh.
    2. Penggunaan anggaran pendidikan yang optimal dan efisien.
    3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas guru pengajar
    4. Memberikan beasiswa bagi siswa yang kurang mampu dan siswa yang berprestasi
    5. Perlu ditumbuhkan adanya kemauan dan kemampuan keluarga/warga masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengembangan pendidikan.
    6. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui Komite Sekolah.
    Posted by Nanang_Ajim
    Mikirbae.com Updated at: 1:59 PM

    0 komentar:

    Post a Comment

    Mohon tidak memasukan link aktif.