Lagu daerah merupakan lagu yang berasal dari suatu daerah tertentu di Nusantara dan menjadi populer di kalangan masyarakat setempat sehingga menjadi ikon bagi daerah tersebut. Sebagian besar lagu daerah tidak diketahui penciptanya sehingga kerap kali ditulis dengan inisial NN (noname).
Lagu daerah dilatarbelakangi oleh kehidupan sosial masyarakat setempat dan menceritakan kehidupan di daerah tersebut. Pada umumnya, lagu daerah berisi nasihat, ajakan untuk melakukan sesuatu, penyambutan dalam upacara adat, dan sebagainya. Lagu daerah kental dengan bahasa yang dipakai pada setiap daerah sehingga memiliki bahasa yang berbeda-beda.
Lagu daerah seringkali dinyanyikan dalam kegiatan atau acara kemasyarakatan tertentu seperti upacara adat, hari besar, hiburan rakyat, permainan anak-anak, pesta rakyat, dan lain-lain. Lagu daerah dimiliki oleh setiap provinsi yang ada di Indonesia.
Kini, lagu daerah semakin berkembang karena tidak hanya dinyanyikan pada acara daerah tertentu saja tetapi kerap dibawakan dalam berbagai acara kenegaraan. Bahkan, lagu daerah juga dibawakan dalam ajang festival dan perlombaan tingkat nasional serta internasional sehingga lagu daerah yang ada di Indonesia dikenal di berbagai negara di dunia.
Lagu daerah memiliki karakteristik antara lain (1) berisi tentang keadaan lingkungan maupun budaya masyarakat setempat yang umumnya dipengaruhi oleh adat istiadat, (2) berlirik dan bermelodi sederhana sehingga mudah untuk dipelajari dan dihafalkan, (3) dinyanyikan dalam bahasa daerah setempat, (4) memuat nilai-nilai dalam kehidupan pribadi dan kehidupan bermasyarakat, serta (5) biasanya dimainkan menggunakan alat musik tradisi setempat.
Lagu daerah akan terasa lebih sulit untuk dinyanyikan oleh peserta didik yang berasal atau berdomisili pada daerah yang berbeda, misalnya para peserta didik dari sekolah yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur menyanyikan lagu daerah dari Provinsi Jambi. Hal tersebut terjadi karena adanya perbedaan bahasa daerah.
Judul Lagu | Asal daerah | Unsur Musik | ||
---|---|---|---|---|
Nada Dasar | Tempo | Birama | ||
Gundul-Gundul Pacul | Jawa Tengah | Do=C | Moderato | 4/4 |
Lirik Lagu | Pemaknaan | |||
Gundul-gundul pacul cul gelelengan Nyunggi-nyunggi wakul kul gembelengan Wakul ngglimpang segane dadi sak ratan Wakul ngglimpang segane dadi sak ratan |
| |||
Deskripsi Lagu secara Keseluruhan | ||||
Lagu berjudul “Gundul-Gundul Pacul” merupakan lagu daerah Jawa Tengah. Lagu tersebut diciptakan oleh R.C. Hardjosubroto. Lagu tersebut dimulai dengan nada dasar C dan memiliki birama 4/4 dan bertempo sedang atau moderato. Berdasarkan literatur, lagu “Gundul-Gundul Pacul” ini merupakan tembang Jawa yang sudah ada sejak tahun 1400 dan dipopulerkan oleh Sunan Kalijaga. Lagu tersebut memiliki filosofi yang dalam dan sangat mulia yang mengarah pada karakteristik sosok pemimpin yang ideal (Saputra, 2016). Lagu “Gundul-Gundul Pacul” merupakan lagu yang sederhana tetapi memiliki makna yang sangat dalam. Makna lagu tersebut mengandung nasihat bagi seorang pemimpin dan calon pemimpin di masa depan. Seorang pemimpin harus menjalankan tugas dan tanggung jawab yang diembannya. Seorang pemimpin tidak boleh sombong, tetapi harus serius dan amanah untuk menjalankan tugasnya. Selain itu, seorang pemimpin harus mengutamakan kepentingan rakyat dibanding kepentingan pribadi. Apabila seorang pemimpin melakukan tindakan yang tidak sepatutnya, kepercayaan masyarakat terhadap dirinya akan menurun, bahkan hilang |
2. Lagu Kambanglah Bungo
Judul Lagu | Sal Daerah | Unsur Musik | ||
---|---|---|---|---|
Nada Dasar | Tempo | Birama | ||
Kambanglah Bungo | Sumbar | Do=C | Sedang | 4/4 |
Lirik Lagu | Pemaknaan | |||
Kambanglah bungo parawitan Simambang riang ditarikan Di desa dusun Ranah Minang Bungo kambang sumarak anjuang Pusako Minang Ranah Pagaruyuang Dipasuntiang siang malam Tabayang-bayang rumah nan gadang Kambanglah bungo parawitan Simambang riang ditarikan Di desa dusun Ranah Minang |
| |||
Deskripsi Lagu secara Keseluruhan | ||||
Lagu berjudul “Kambanglah Bungo” merupakan lagu daerah Sumatera Barat. Lagu tersebut diciptakan oleh Sofyan Naan. Lagu tersebut dimulai dengan nada dasar C = Do dan memiliki birama 4/4 dan bertempo sedang atau moderato. Kambanglah Bungo adalah sebuah lagu daerah yang berasal dari Sumatera Barat. Lagu Kambanglah Bungo diciptakan oleh Sofyan Naan yang dinyanyikan dalam bahasa Minangkabau. Makna lagu tersebut adalah lagu Kambanglah Bungo adalah sebuah pesan untuk menyampaikan keindahan alam dari Tanah Minang. Lirik lagu ini menggambarkan pesona alam Tanah Minang yang bagaikan bunga yang tengah bermekaran. Keindahan tersebut membuat orang terkenang dan memuji-muji sepanjang siang dan malam. |
3. Lagu Piso Surit
Judul Lagu | Asal Daerah | Unsur Musik | ||
---|---|---|---|---|
Nada Dasar | Tempo | Birama | ||
Piso Surit | Sumut | Do=C | Moderato | 4/4 |
Lirik Lagu | Pemaknaan | |||
Piso Surit, Piso Surit Terdilo-dilo, terpingko-pingko Lalap la jumpa ras atena ngena Ija kel kena, tengahna gundari? Siangna me enda turang atena wari Entabeh naringe mata kena tertunduh Kami nimaisa turang tangis teriluh Engo engo me dagena Mulih me gelah kena Bage me nindu rupa ari o turangTengah kesain, keri lengetna Rembang mekapal turang seh kel bergehna Tekuak manuk ibabo geligar Enggo me selpat turang kite-kite kulepar |
| |||
Deskripsi Lagu secara Keseluruhan | ||||
Lagu berjudul “Piso Surit” merupakan lagu daerah Sumatera Utara. Lagu tersebut diciptakan oleh Djaga Sembiring Depari. Lagu tersebut dimulai dengan nada dasar C= Do dan memiliki birama 4/4 dan bertempo sedang atau moderato. Lagu Piso Surit menceritakan tentang percintaan. Konon lagu ini terjadi di saat jaman perang ( jaman penjajahan ). Lagu ini menceritakan tentang si wanita yang selalu merindukan si pria. Namun si pria tidak datang-datang. Mungkin si pria lebih konsentrasi pada perang. Diduga kedua orang itu tidak lagi berhubungan. Itu terlihat dari liriknya “Terputuslah sudah titian penghubung” Kemungkinan besar si pria meninggal dalam perang atau si pria memutuskan hubungan dengan si wanita itu. |
4. Lagu Gunung Salahutu
Judul Lagu | Daerah Asal | Unsur Musik | ||
---|---|---|---|---|
Nada Dasar | Tempo | Birama | ||
Gunung Salahutu | Maluku | C=Do | Andante | 3/4 |
Lirik Lagu | Pemaknaan | |||
Kota Ambon ibu negri tanah maluku Di pinggir laut tempat beta bersatu Di lihat dari jauh gunung Salahutu Beta ingat beta dahulu di situ Bulan terang benderang di pinggirnya pantai Bunyi gitar suara tifa ramai – ramai Kota Ambon dengan teluk yang indah permai Apa tempo beta lihat osela-e |
| |||
Deskripsi Lagu secara Keseluruhan | ||||
Lagu berjudul “Gunung Salahutu” merupakan lagu daerah Maluku. Lagu tersebut diciptakan oleh Mus Mulyadi. Lagu tersebut dimulai dengan nada dasar C dan memiliki birama 3/4 dan bertempo sedang atau andante. Lagu “Gunung Salahutu” dinyanyikan dalam bahasa melayu agar lebih mudah dipahami oleh masyarakat. Meski berjudul Gunung Salahutu, lagu ini berisi lebih dari sekadar kicauan sang musisi di kampung halamannya di pinggiran kota Ambon.Dengan harapan tersebut, lagu ini menceritakan tentang keindahan kota Ambon yang berbeda, dimana gunung Salahutu adalah salah satu pemandangan kota yang indah. Lirik “Suara gitar, suara tifa yang keras” juga menggambarkan salah satu keunikan Ambon, dijuluki kota musik karena penduduknya suka menciptakan suara, musik dan tarian. |
Sumber : Buku Seni Musik Kelas IX Kurikulum Merdeka, Kemendikbud
0 komentar:
Post a Comment
Mohon tidak memasukan link aktif.