Soal Latihan Tes Sumatif Tengah Semester I Bahasa Jawa

Geguritan adalah salah satu jenis karangan sastra Jawa yang disusun dengan rasa keindahan. Geguritan berasal dari kata gurit, yang berarti kidung atau tulisan. Geguritan itu termasuk puisi Jawa modern, karena tidak terikat oleh aturan seperti halnya tembang.

Geguritan bisa diciptakan karena ada ilham atau inspirasi (angan-angan). Geguritan termasuk karya yang bersifat pribadi, inilah yang menyebabkan penulis geguritan satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Angan-angan yang ada di dalam pikiran pengaran lantas diolah supaya menjadi geguritan yang diharapkan penciptanya. 

Puntadewa adalah putra sulung Prabu Pandudewanata, raja negara Astina. Ia mempunyai dua orang adik kandung masing-masing bernama ; Bima/Werkudara dan Arjuna, dan dua orang adik kembar lain ibu, bernama Nakula/Pinten dan Sahadewa/Tansen, putra Prabu Pandu dengan Dewi Madrim, putri Prabu Mandrapati dari negara Mandaraka. Puntadewa memiliki nama lain seperti Yudhistira,  Darmakususma, Darmaputra, Darmawangsa, Darmaraja, Sadha Dwija Kangka, Sang Ajhasasatru, lan Gunatalikrama

Puntadewa adalah titisan Bathara Darma. Ia mempunyai watak; sabar, ikhlas, percaya atas kekuasaan Tuhan, tekun dalam agamanya, tahu membalas guna dan selalu bertindak adil dan jujur. Setelah Pandawa berhasil membangun negara Amarta di hutan Mertani, Puntadewa dinobatkan sebagai raja negara Amarta bergelar Prabu Darmakusuma. Ia juga bergelar Prabu Yudhistira karena dalam tubuhnya menunggal arwah Prabu Yudhistira, raja jin negara Mertani.

Prabu Puntadewa menikah dengan Dewi Drupadi, putri Prabu Drupada dengan Dewi Gandawati dari negara Pancala, dan mempunyai seorang putra bernama Pancawala. Prabu Puntadewa mempunyai pusaka kerajaan berwujud payung bernama Kyai Tunggulnaga dan sebuah tombak bernama Kyai Karawelang. Putadewa juga memeiliki Serat Jamus Kalimasada berwujud kitab, dan merupakan benda yang sangat dikeramatkan dalam Kerajaan Amarta.

Dalam perang Bharatayuda, Prabu Puntadewa tampil sebagai senapati perang Pandawa, dan berhasil menewaskan Prabu Salya, raja negara Mandaraka. Sesudah berakhirnya perang Bharatayuda, Prabu Puntadewa menjadi raja negara Astina bergelar Prabu Karimataya / Kalimataya. Setelah menobatkan Parikesit, putra Abimanyu dengan Dewi Utari sebagai raja negara Astina, Prabu Puntadewa memimpin perjalanan moksa para Pandawa yang diikuti Dewi Drupadi. Berikut ini contoh 

Wacanen kanthi premati kanggo mangsuli pitakon nomor 31- 32 !