Home » , , » Mengenal Teknik Bernyanyi yang Benar

Mengenal Teknik Bernyanyi yang Benar

Teknik bernyanyi merupakan metode atau cara yang dilakukan dengan langkah- langkah teratur sehingga mencapai tujuan yang baik.  Teknik vokal dalam bernyanyi digunakan dengan tujuan untuk menghasilkan produksi suara yang baik dan sehat. Pada saat mempelajari teknik vokal, peserta didik harus mempersiapkan fisik, mental, maupun pikiran, serta tujuan yang ingin dicapai dalam mempelajari teknik vokal tersebut.

Salah satu teknik vokal yang berkembang adalah teknik vokal barat. Beberapa unsur dari teknik vokal barat, antara lain posisi tubuh dalam bernyanyi (body position), pernapasan (breathing), produksi nada (tone production), register dan kelenturan suara, intonasi, artikulasi, interpretasi, serta ekspresi. Unsur-unsur tersebut harus dapat terkoordinasi dengan baik pada saat bernyanyi. Dalam Kegiatan Belajar ini, akan dibahas beberapa bagian teknik vokal saja.

A. Posisi Tubuh dalam Bernyanyi
Sikap tubuh yang baik saat bernyanyi sebaiknya dalam posisi tegak, seimbang, dan santai. Kondisi ini dapat membantu peserta didik untuk tampil lebih percaya diri dan dapat memaksimalkan fungsi seluruh organ tubuh yang digunakan pada saat bernyanyi. Posisi tubuh yang baik saat bernyanyi diwujudkan dengan koordinasi yang baik dari beberapa organ tubuh sebagai berikut
  1. Telapak kaki. Sebaiknya berat tubuh seimbang ditopang oleh kedua telapak kaki. Posisi salah satu telapak kaki berada lebih maju daripada yang lain. Jarak kedua telapak kaki sebaiknya berdekatan.
  2. Kaki. Pada saat bernyanyi, sebaiknya peserta didik merasakan bahwa kedua kakinya lentur dan dapat bergerak kapan saja. Kelenturan pada kedua kaki dapat mengurangi rasa tegang, menimbulkan rasa nyaman yang bisa menambah rasa percaya diri peserta didik.
  3. Lutut . Kedua lutut harus dalam keadaan rileks dan siap untuk digerakkan kapan saja. Hindari menarik lutut terlalu ke belakang dan menguncinya dalam posisi itu.
  4. Pinggul dan pantat. Bagian pinggul dan pantat sebaiknya nyaman dan berada dalam satu garis lurus yang ditarik dari tumit ke kepala.
  5. Perut. Perut bagian bawah merupakan bagian penting untuk mendukung sikap tubuh yang baik. Oleh karena itu, bagian ini harus berada dalam posisi yang rileks dan tidak dibuat mengembang secara kasar. Perut bagian atas juga berperan penting pada saat bernyanyi, khususnya dalam teknik pernapasan yang baik.
  6. 6. Punggung
  7. Punggung dikembangkan selebar mungkin sesuai dengan kemampuan peserta didik. Meluruskan lekukan pada bagian punggung membantu peserta didik untuk dapat menarik wilayah tulang belakang dan memperoleh posisi dada yang tepat.
  8. Dada. Rongga dada harus terkembang dengan nyaman di setiap waktu. Sikap tubuh akan berada pada posisi ini sebelum peserta didik menarik napas atau bernyanyi.
  9. Bahu. Kedua bahu tidak boleh dinaikkan atau digerakkan ke arah depan saat peserta didik bernyanyi atau bernapas. Apabila kedua bahu berada dalam posisi yang tertarik ke belakang dan rileks maka peserta didik jauh lebih mudah untuk mempertahankan kenyamanan posisi dada saat bernyanyi.
  10. Lengan dan pergelangan tangan. Kedua lengan peserta didik menggantung secara bebas dan alami pada kedua sisi tubuh. Pergelangan tangan merupakan perluasan dari lengan serta bergantung bebas dan alami pada kedua sisi tubuh. Hindari kekakuan pada kedua tangan.
  11. Kepala. Kepala harus berada dalam satu garis lurus dengan tubuh dan berada di tengah kedua bahu. Untuk menyanyikan nada-nada tinggi, dianjurkan untuk menarik dagu sedikit ke bawah.
  12. Rongga mulut. Besarnya ruang dalam rongga mulut adalah salah satu faktor yang dapat memengaruhi bunyi suara. Semakin besar ruang dalam rongga mulut maka suara yang dihasilkan akan semakin baik.
  13. Lidah. Posisi lidah yang tertarik ke belakang engakibatkan ruang bagi suara yang akan keluar, telah tertutup. Sebagai akibatnya, volume suara yang terdengar oleh orang lain akan kecil walaupun peserta didik yang sedang bernyanyi itu merasa bahwa volumenya besar.

Telapak kaki, kaki, lutut, pinggul dan pantat, perut, punggung, dada, bahu, lengan dan pergelangan tangan, kepala, sebaiknya diatur senyaman mungkin dan berada dalam satu garis lurus yang dapat ditarik dari mulai tumit sampai ke kepala. Seperti terlihat pada gambar berikut:
Posisi
B. Pernapasan
Saat bernyanyi, sebaiknya menarik napas melalui hidung dan mulut secara bersamaan. Hal ini dilakukan karena beberapa alasan berikut ini:
  1. Kita tidak dapat menarik napas secara cepat dan dalam, hanya melalui hidung saja, tetapi juga melalui mulut. Hal ini disebabkan oleh saluran nasal hidung terlalu sempit.
  2. Menarik napas melalui hidung dengan cepat dapat menyebabkan ekspresi muka kurang atraktif, menimbulkan suara yang tidak diinginkan dan mengganggu penampilan.
  3. Menarik napas melalui mulut dan hidung secara bersamaan, dapat membuka saluran resonansi dalam mempersiapkan kondisi membran vokal untuk lebih bebas bergetar (Budidharma, 2001).

Menurut McKinney, ada empat tahap yang harus dipelajari dalam teknik pernapasan, yaitu sebagai
berikut:
  1. Menghirup napas (inhalation). Seorang penyanyi yang sedang menyanyikan lagu harus dapat menghirup udara dengan lebih cepat, lebih banyak, dan memasukan ke bagian yang lebih dalam dari paru-paru.
  2. Menahan napas (suspension). Berbeda dengan pernapasan secara alami, seorang penyanyi sebaiknya menahan napas sejenak ketika udara yang dihirup telah maksimal. Tahap ini bertujuan untuk mempersiapkan mekanisme pendukung napas untuk mengeluarkan napas pada saat bernyanyi.
  3. Mengatur udara yang keluar (controlled exhalation). Napas sebaiknya dikeluarkan secara perlahan dan sehemat mungkin bersamaan dengan gerakan diafragma yang semakin rileks dan kembali ke posisi semula.
  4. Recovery. Pada setiap akhir napas, peserta didik memerlukan waktu singkat untuk relaksasi otot pernapasan. Dalam bernyanyi, tahap ini membutuhkan waktu yang singkat karena peserta didik harus menghirup udara kembali untuk melanjutkan frasa-frasa selanjutnya dari lagu yang sedang dinyanyikan

Jenis pernapasan yang digunakan saat bernyanyi terbagi dalam tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
  1. Napas Dada. Bernapas dengan dada menyebabkan terangkatnya kedua bahu dan dada pada saat menghirup udara. Sebaliknya, bahu dan dada kembali ke posisi semula saat mengeluarkan udara. Sewaktu menghirup dan mengeluarkan udara dengan cepat saat bernyanyi, peserta didik sebaiknya tidak menggunakan teknik ini. Jenis pernapasan ini dapat menghasilkan produksi suara dengan napas yang boros, ketegangan, nada yang lemah, dan suara yang pales (out of tune).
  2. Napas Perut. Peserta didik bisa menarik napas sedalam-dalamnya dan menahannya hingga beberapa detik supaya perutnya bisa menggembung. Kemudian, embuskan secara perlahan-lahan melalui mulut selama beberapa detik. Dengan pernapasan perut dapat menghasilkan suara yang sangat nyaring saat bernyanyi. Namun, kelemahan menggunakan pernapasan perut adalah udara yang sudah tersimpan di dalam perut akan cepat habis.
  3. Napas Diafragma. Diafragma adalah otot yang memisahkan antara rongga perut dan dada. Pernapasan diafragma atau pernapasan rongga perut ini sangat cocok digunakan untuk bernyanyi. Selain diafragma, sistem pernapasan juga melibatkan beberapa kontraksi dari otot dada, tulang rusuk, dan otot perut (Brinkman dan Hage, 2015).

Metode pernapasan yang paling baik untuk penyanyi adalah bernapas dengan kombinasi antara tulang rusuk dengan otot-otot perut yang rileks pada saat menghirup udara. keadaan rileks pada otot perut, memungkinkan peserta didik lebih maksimal dalam menghirup udara dan dapat mengurangi ketegangan pada tenggorokan dan leher saat mengeluarkan udara. Pada waktu menarik napas, diafragma akan bergerak ke arah bawah (down support) dan ke arah luar (outward support). Sebaliknya, pada saat mengeluarkan napas diafragma secara perlahan-lahan kembali ke posisi semula.
Pernapasan
C. Intonasi
Intonasi adalah perihal tepat atau tidak tepatnya bidikan nada yang berkenaan dengan pitch atau ketinggiannya (Syafiq, 2003: 152). Penyebab tidak tepatnya intonasi peserta didik saat bernyanyi, antara lain ketegangan, kondisi fisik yang sedang lelah, kurang tidur, posisi tubuh yang salah, dan juga kurang terlatihnya kemampuan dalam mengimitasi nada.

Salah satu bentuk latihan yang dapat digunakan guru untuk melatih ketepatan nada peserta didik saat bernyanyi, yaitu melalui latihan solfeggio. Guru membunyikan satu nada dengan menggunakan alat musik keyboardatau gitar, kemudian peserta didik mengikuti suara nada tersebut dengan menggunakan kata “ma” atau “la”. Lakukan latihan ini berulang kali sehingga peserta didik semakin terlatih dalam menyelaraskan nada dan memiliki intonasi yang baik saat bernyanyi.

D. Artikulasi
Artikulasi adalah kejelasan pengucapan kata. Artikulasi yang baik tidak saja sanggup memberikan kejelasan kata kepada pendengarnya, tetapi juga membantu terciptanya kemerduan dan kejernihan suara. Artikulasi dibagi dalam dua bagian besar, yaitu: huruf vokal; dan huruf konsonan.

Selain itu, terdapat juga diftong, yaitu dua huruf vokal yang berdekatan dalam satu suku kata, misalnya au (danau), ai (pantai), ia (bahagia).Lidah, rahang bawah, gigi, bibir, danlangit-langit merupakan organ tubuh yang sangat berperan dalam pembentukan artikulasi yang baik pada saat bernyanyi.

Demikian pembahasan mengenai Mengenal Teknik Bernyanyi yang Benar. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Sumber : Buku Seni Musik Kelas V Kurikulum Merdeka, Kemendikbud
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 6:44 PM

0 komentar:

Post a Comment

Mohon tidak memasukan link aktif.