Ayo Membaca
Rumah Betang Uluk Palin
Rumah betang (rumah panjang) uluk palin terletak di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Rumah betang ini berukuran panjang 268 meter, tinggi 5-6 meter, dan memiliki 53 bilik rumah. Menurut data pada tahun 2007, rumah betang uluk palin dihuni lebih dari 500 jiwa yang terdiri atas sekitar 130 kepala keluarga. Tidak diketahui persis pada tahun berapa rumah betang ini pertama kali dibangun. Namun, diperkirakan rumah ini pertama kali didirikan oleh komunitas Tamambaloh Apalin pada tahun 1800-an. Kemudian, rumah betang ini pernah diperbaiki pada 1940-an karena kebakaran. Rumah betang ini juga telah tiga kali berpindah lokasi karena menyesuaikan dengan perubahan alur Sungai Uluk dan Sungai Nyabau akibat erosi.
Dalam tradisi Dayak, rumah betang dan hutan adalah pusat sekaligus bagian terpenting semesta kehidupan. Seperti jika kita mengucapkan kata “kampung”, “pulang”, “rumah”; rumah betanglah yang diingat oleh masyarakat Dayak. Bagi mereka, rumah betang juga merupakan pemersatu. Di sanalah mereka berkerabat dan bertradisi. Di rumah betanglah tradisi Dayak terpelihara. Rumah betang adalah kekayaan budaya Indonesia.
Namun, pada Sabtu 13 September 2014 malam rumah betang uluk palin terbakar. Tidak ada yang tersisa dari rumah betang yang terpanjang dan tertua di seantero Kalimantan itu. Masyarakat bersedih karena kehilangan tempat tinggal. Lebih dari itu, masyarakat Kalimantan bersedih karena rumah betang uluk palin merupakan cagar budaya yang sangat penting.
(Sumber: nationalgeographic.co.id)
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan berdiskusi bersama teman-teman kelompokmu.
- Di mana letak rumah betang uluk palin? Rumah betang uluk palin terletak di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
- Rumah adat suku bangsa manakah itu? Rumah betang merupakan rumah adat suku bangsa Dayak.
- Berapa ukuran rumah betang uluk palin? Berdasarkan teks, rumah betang uluk palin berukuran panjang 268 meter dan tinggi 5-6 meter.
- Berapa penghuni rumah betang uluk palin? Menurut data pada tahun 2007, rumah betang uluk palin dihuni lebih dari 500 jiwa yang terdiri atas sekitar 130 kepala keluarga.
- Apa arti penting rumah betang uluk palin bagi masyarakat Dayak? Bagi masyarakat Dayak, rumah betang Uluk Palin merupakan bagian terpenting dari kehidupan dan tempat mereka pulang.
- Apa yang kemudian terjadi pada rumah betang uluk palin? Rumah betang uluk palin tertimpa musibah kebakaran pada tanggal 13 September 2014 dan tak ada yang tersisa akibat kebakaran itu.
1. Ceritakanlah secara singkat peristiwa pada teks “Rumah Betang Uluk Palin”.
- Rumah betang uluk palin terletak di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
- Rumah betang merupakan rumah adat suku bangsa Dayak.
- Rumah betang uluk palin berukuran panjang 268 meter dan tinggi 5-6 meter.
- Rumah betang uluk palin dihuni lebih dari 500 jiwa yang terdiri atas sekitar 130 kepala keluarga.
- Bagi masyarakat Dayak, rumah betang Uluk Palin merupakan bagian terpenting dari kehidupan dan tempat mereka pulang.
- Rumah betang uluk palin tertimpa musibah kebakaran pada tanggal 13 September 2014 dan tak ada yang tersisa akibat kebakaran itu.
2. Apa keunikan rumah betang?
Keunikan rumah betang uluk palin:- Rumah betang dihuni lebih dari 500 jiwa yang terdiri atas sekitar 130 kepala keluarga.
- Rumah Betang bentuknya memanjang serta terdapat sebuah tangga dan pintu masuk ke dalam Betang.
- Betang yang dibangun tinggi dari permukaan tanah untuk menghindari musuh, binatang buas, ataupun banjir.
- Rumah betang Uluk Palin tiga kali berpindah lokasi karena menyesuaikan dengan perubahan alur Sungai Uluk dan Sungai Nyabau akibat erosi.
- Hampir semua Rumah Betang dapat ditemui di pinggiran sungai-sungai besar yang ada di Kalimantan.
- Dalam tradisi Dayak, rumah betang dan hutan adalah pusat sekaligus bagian terpenting semesta kehidupan.
- Bagi suku dayak rumah betang juga merupakan pemersatu.
3. Apa keunikan rumah adat di daerahmu?
Daerahku: Jawa tengahNama rumah adat di daerahku: Joglo
Keunikan rumah adat di daerahku:
- Rumah joglo memiliki dua bagian utama yaitu Pendopo sebagai tempat menerima tamu dan rumah bagian dalam.
- Bentuk atap rumah joglo terdiri dari dua bidang, segitiga serta trapesium.
- Atap rumah Joglo dibedakan menjadi dua yaitu, atap rumah Joglo Lambang Sari dan Lambang Gantung.
- Masyarakat biasa umumnya membangun rumah Joglo dengan gaya Joglo Limasan, Joglo Sinom, Joglo Jompongan, Joglo Pangrawit.
- Bangsawan tinggal di bangunan Joglo dengan gaya Joglo Semar Tinandhu, Joglo Mangkurat, dan Joglo Hageng.
- Tiang pada rumah Joglo umumnya berjumlah 16. Tiang menyangga atap utama, disebut soko guru . Tiang penyangga bagian luar disebut soko rowo. Tiang-tiang menyangga atap bagian paling luar setelah soko rowo disebut soko emper.
Ayo Membaca
Keragaman Budaya Bangsa di Wilayah Indonesia
Kekayaan budaya Indonesia karena berbagai suku bangsa yang ada. Kekayaan itu beragam bentuknya. Beberapa di antaranya berbentuk bahasa daerah, rumah tradisional, pakaian adat, dan kesenian daerah berupa taritarian, alat musik, lagu-lagu, dan upacara adat. Semua budaya tersebut menjadi ciri khas tiap-tiap daerah. Berikut contoh budaya daerah di Indonesia.
1. Bahasa Daerah
Setiap suku bangsa dalam berkomunikasi menggunakan bahasa daerah setempat. Dengan demikian, keragaman suku menghasilkan bahasa yang beragam. Perhatikan contoh keragaman kata akibat keragaman bahasa daerah berikut.
Bahasa Indonesia | Bahasa Jawa | Bahasa Sunda | Bahasa Batak | Bahasa Papua |
---|---|---|---|---|
Saya | Aku, Kula | Abdi | Ahu | Sa |
Rumah | Omah | Imah | Bagas | Ruma |
Keragaman bahasa daerah tidak menimbulkan masalah antarsuku bangsa. Hal ini karena dalam komunikasi antarsuku bangsa digunakan bahasa Indonesia yang telah mampu mempersatukan perbedaan bahasa daerah.
No. | Daerah | Bahasa Daerah |
---|---|---|
1. | Sumatra | Aceh, Bangka, Batak Alas, Batak Angkola, Batak Dairi/Pakpak (Singkil), Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Simalungun, Batak Toba, Enggano, Gayo, Kerinci, Komering, Kubu, Lampung Api, Lampung Nyo, Lubu, Melayu, Melayu Jambi, Mentawai, Minangkabau (Aneuk Jamee), Musi, Nias, Rejang, Simeulue, Lekon, dan Haloban. |
2. | Jawa | Badui, Betawi, Indonesia Peranakan, Jawa, Kangean, Kawi, Madura, Osing, Sunda, dan Tengger. |
3. | Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara | Bali, Sasak, Abui, Adang, Adonara, Alor, Amarasi, Anakalangu, Bengkala, Bilba, Bima, Blagar, Bunak, Dela-Oenale, Dengka, Dhao, Ende, Hamap, Helong, Ile Ape, Kabola, Kafoa, Kamang, Kambera, Kedang, Kelon, Kemak, Ke’o, Kepo’, Kodi, Komodo, Kui, Kula, Lamaholot, Lamalera, Lamatuka, Lamboya, Lamma, Laura, dan Lembata Barat. |
4. | Kalimantan | Ampanang, Aoheng, Bahau, Bakati’, Bekati’ Rara, Bekati’ Sara, Bakumpai, Banjar, Basap, Benyadu’, Bidayuh Biatah, Bidayuh Bukar-Sadong, Bolongan, Bukat, Bukitan, Burusu, Dusun Deyah, Dusun Malang, Dusun Witu, Embaloh, Hovongan, Iban, Jangkang, Kayan Mahakam, Kayan Busang, Kayan Sungai Kayan, Kayan Mendalam, Kayan Wahau, Kelabit, dan Kembayan. |
5. | Sulawesi | Andio, Aralle-Tabulahan, Bada, Bahonsuai, Bajau Indonesia, Balaesang, Balantak, Bambam, Banggai, Bantik, Baras, Batui, Behoa, Bentong, Bintauna, Boano, Bobongko, Bolango, Bonerate, Budong-Budong, Bugis, Bungku, Buol, Busoa, Campalagian, Cia-Cia, Dakka, Dampelas, Dondo, Duri, Enrekang, Gorontalo, Kaidipang, dan Kaili. |
6. | Maluku | Alune, Amahai, Ambelau, Aputai, Asilulu, Babar Tenggara, Babar Utara, Banda, Barakai, Bati, Batuley, Benggoi, Boano, Bobot, Buli, Buru, Dai, Damar Barat, Damar Timur, Dawera-Daweloor, Dobel, Elpaputih, Emplawas, Fordata, Galela, Gamkonora, Gane, Gebe, Geser-Gorom, Gorap, Haruku, Hitu, Horuru, Hoti, Huaulu, Hukumina, Hulung, Ibu, dan Ili'uun. |
7. | Papua | Abrab, Aghu, Airoran, Airo, Aki, Akwakai, Ambai, Amung, Ansusu, Asmat, Awyi, Awyu, Ayamaru, Babe, Baburiwa, Citah, Dabu, Dani, Dem, Foya, Kawamsu, Kayagar, Kimaan, Kendat, dan Inanwatan. |
2. Rumah Adat
Hampir setiap suku bangsa mempunyai bentuk rumah sebagai tempat tinggalnya yang berbeda-beda. Bangunan rumah setiap suku bangsa disesuaikan dengan kondisi alam. Nama rumah adat setiap daerah pun berbeda. Berikut nama beberapa rumah adat dari berbagai daerah di Indonesia.
No. | Provinsi | Rumah Adat |
---|---|---|
1. | Aceh | Rumoh Aceh, rumah Krong Bade |
2. | Sumatra Utara | Rumah Balai Batak Toba, rumah Bolon |
3. | Sumatra Barat | Rumah Gadang |
4. | Jambi | Rumah Panggung |
5. | Riau | Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar, rumah Melayu Atap Belah Bubung, rumah Melayu Atap Lipat Kajang, dan rumah Melayu Atap Lontik |
6. | Kepulauan Riau | Rumah Melayu Atap Limas Potong |
7. | Sumatra Selatan | Rumah Limas |
8. | Kepulauan Babel | Rumah Rakit dan rumah Limas |
9. | Bengkulu | Rumah Bubungan Lima |
10. | Lampung | Rumah Nuwou Sesat |
11. | Banten | Rumah Adat Baduy |
12. | DKI Jakarta | Rumah Kebaya dan rumah Gudang |
13. | Jawa Barat | Rumah Kasepuhan |
14. | DI Yogyakarta | Rumah Joglo |
15. | Jawa Tengah | Rumah Joglo |
16. | Jawa Timur | Rumah Joglo |
17. | Bali | Gapura Candi Bentar |
18. | NTB | Dalam Loka Samawa |
19. | NTT | Sao Ata Mosa Lakitana |
20. | Kalimantan Utara | Rumah Panjang |
21. | Kalimantan Barat | Rumah Baloy |
22. | Kalimantan Tengah | Rumah Betang |
23. | Kalimantan Timur | Rumah Lamin |
24. | Kalimantan Selatan | Rumah Banjar |
25. | Sulawesi Utara | Rumah Adat Laikas |
26. | Sulawesi Tengah | Souraja atau rumah Raja atau rumah Besar, rumah Tambi |
27. | Gorontalo | Rumah Adat Doloupa |
28. | Sulawesi Tenggara | Rumah Adat Buton atau rumah Adat Banua Tada |
29. | Sulawesi Selatan | Rumah Adat Tongkonan |
30. | Sulawesi Barat | Rumah Adat Mandar |
31. | Maluku | Rumah Baileo |
32. | Maluku Utara | Rumah Baileo |
33. | Papua | Honai |
34. | Papua Barat | Honai |
3. Pakaian Adat
Pakaian adat tradisional Indonesia merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki negara Indonesia. Banyaknya suku-suku dan provinsi yang ada di wilayah negara Indonesia maka banyak pula baju adat yang dimiliki oleh setiap suku di seluruh provinsi Indonesia. Pakaian adat di Indonesia memiliki ciri-ciri khusus dalam pembuatan atau dalam mengenakan pakaian adat tersebut. Berikut beberapa nama pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia.
No. | Provinsi | Pakaian Adat |
---|---|---|
1. | Aceh | Ulee Balang |
2. | Sumatra Utara | Ulos |
3. | Sumatra Barat | Bundo Kanduang, Limpapeh Rumah Nan Gadang |
4. | Jambi | Melayu |
5. | Riau | Pakaian Tradisional Melayu |
6. | Kepulauan Riau | Teluk Belanga |
7. | Sumatra Selatan | Aesan Gede |
8. | Kepulauan Babel | Paksian |
9. | Bengkulu | Melayu |
10. | Lampung | Tulang Bawang |
11. | Banten | Baju Pangsi |
12. | DKI Jakarta | Kenaya Encim |
13. | Jawa Barat | Kebaya |
14. | DI Yogyakarta | Kebaya Ksatrian |
15. | Jawa Tengah | Jawi Jangkep dan Kebaya |
16. | Jawa Timur | Pesa’an |
17. | Bali | Baju Safari (pria) dan Kebaya Bali (wanita) |
18. | NTB | Baju Adat Suku Sasak |
19. | NTT | Baju Adat Suku Rote |
20. | Kalimantan Utara | Taan dan Sapei Sapaq |
21. | Kalimantan Barat | King Baba (pria) dan King Bibinge (wanita) |
22. | Kalimantan Tengah | Upak Nyamu |
23. | Kalimantan Timur | Pakaian Adat Kustin |
24. | Kalimantan Selatan | Bagajah Gamuling Baular Lulut |
25. | Sulawesi Utara | Kulavi (Donggala) |
26. | Sulawesi Tengah | Baju Nggembe |
27. | Gorontalo | Mukuta (pria) dan Biliu (wanita) |
28. | Sulawesi Tenggara | Tolaki |
29. | Sulawesi Selatan | Baju Bodo |
30. | Sulawesi Barat | Mandar |
31. | Maluku | Baju Cele |
32. | Maluku Utara | Pakaian Manteren Lamo |
33. | Papua | Koteka |
34. | Papua Barat | Ewer |
4. Kesenian Daerah
Kesenian daerah di wilayah Indonesia sangat beragam. Setiap suku bangsa memiliki kesenian khas terdiri atas tari-tarian dan lagu daerah. Berikut beberapa nama tari dari berbagai daerah di Indonesia.
No. | Provinsi | Tarian |
---|---|---|
1. | Aceh | Tari Seudati, Tari Saman Meusekat |
2. | Sumatra Utara | Tari Serampang Dua Belas, Tari Tor-tor |
3. | Sumatra Barat | Tari Piring, Tari payung |
4. | Jambi | Tari Sekapur Sirih, Tari Selampir Delapan |
5. | Riau | Tari Tandak, Tari Makan Sirih |
6. | Kepulauan Riau | Tari Joget Lambak |
7. | Sumatra Selatan | Tari Tanggai, Tari Putri Bekhusek |
8. | Kepulauan Babel | Tari Campak |
9. | Bengkulu | Tari Andun, Tari Bidadari Teminang Anak |
10. | Lampung | Tari Jangget, Tari Melinting, Tari Badana |
11. | Banten | Tari Merak, Tari Cokek |
12. | DKI Jakarta | Tari Topeng, Tari Yapong |
13. | Jawa Barat | Tari Jaipong, Tari Topeng Kuncaran, Tari Merak |
14. | DI Yogyakarta | Tari Golek Menak, Tari Bedhaya |
15. | Jawa Tengah | Tari Serimpi, Tari Blambang Cakil, Tari Gambyong |
16. | Jawa Timur | Tari Remong, Tari Reog Ponorogo, Tari Padang Wulan |
17. | Bali | Tari Legong, Tari Kecak, Tari Pendet |
18. | NTB | Tari Mpa Lenggogo, Tari Gandrung |
19. | NTT | Tari Perang, Tari Caci, Tari Gawi |
20. | Kalimantan Utara | Tari Kancet Ledo |
21. | Kalimantan Barat | Tari Monong, Tari Zapin Tembung |
22. | Kalimantan Tengah | Tari Tambun dan Bungai, Tari Balean Dadas |
23. | Kalimantan Timur | Tari Gong, Tari Perang |
24. | Kalimantan Selatan | Tari Baksa Kembang, Tari Radab Rahayu |
25. | Sulawesi Utara | Tari Maengket, Tari Polo |
26. | Sulawesi Tengah | Tari Lumense, Tari Moduai, Tari Peule Cinde |
27. | Gorontalo | Tari Saronde |
28. | Sulawesi Tenggara | Tari Balumpa, Tari Dinggu |
29. | Sulawesi Selatan | Tari Kipas, Tari Bosara |
30. | Sulawesi Barat | Tari Toerang Batu |
31. | Maluku | Tari Lenso, Tari Cakelele |
32. | Maluku Utara | Tari Perang, Tari Nahar Ilaa |
33. | Papua | Tari Suanggi, Tari Perang Papua |
34. | Papua Barat | Tari Selamat Datang, Tari Musyoh |
Itulah contoh keragaman budaya yang ada dalam masyarakat Indonesia. Semua itu merupakan kekayaan negara Indonesia yang sangat dikagumi negara lain. Indonesia memang memiliki masyarakat majemuk. Namun demikian, masyarakat Indonesia tetap hidup rukun, saling menghormati, dan bertoleransi antarwarga masyarakat. Masih banyak keragaman masyarakat Indonesia lainnya.
Ayo Bermain Peran
Kamu telah mengetahui keragaman budaya di Indonesia. Keberagaman itu tentu diperlukan sikap toleransi di antara masyarakat Indonesia. Sikap apa yang dapat kalian terapkan dalam keragaman budaya masyarakat Indonesia? Buatlah naskah drama pendek tentang sikap toleransi, lalu mainkan naskah drama tersebut.
Naskah drama pendek tentang sikap toleransi.
Dayu, Udin, dan Lani berencana akan melaksanakan belajar kelompok untuk mengerjakan tugas matematika dari Bapak Guru. Setelah menunggu sekitar 30 menit Lani baru datang dengan napas terengah-enggah. | ||
Dayu | : | “Eh... Lani kenapa kamu baru datang? Apakah tidak ada yang mengantar kamu kesini? |
Udin | : | “Iya... padahal kami disini sudah lama lho menunggumu untuk belajar kelompok. Sampai-sampai makanan ringan sajian Dayu habis aku makan” |
Lani pun hanya tertunduk diam dan tersenyum kecil, lalu ia pun menjawab pertanyaan teman-temannya. | ||
Lani | : | “Maafkan aku ya, Dayu, Udin, aku datang terlambat. Orang tuaku sibuk bekerja di sawah, jadi aku tidak ada yang mengantar. Tadi aku terpaksa jalan kaki untuk sampai di rumah Dayu” |
Dayu dan Udin pun terdiam, mereka berpikir kasihan sekali Lani harus berjalan dari rumahnya menuju rumah Dayu. Jaraknya tidaklah dekat. Mereka pun merasa bersalah, jika mengajak belajar kelompok di rumah Dayu, padahal Lani tinggal jauh dari tempat tinggal mereka. Lagi pula Dayu dan Udin memiliki saudara yang bisa mengantar mereka dengan sepeda motor jika mereka belajar di rumah Lani. Akhirnya mereka pun sepakat mengubah lokasi belajar kelompok. | ||
Dayu | : | “Oke begini saja Lani, untuk belajar kelompok nanti. bagaimana kalau kita di rumah kamu saja, lagi pula disana suasananya bagus. Dekat sawah dan perbukitan, pasti suasananya akan seru. Lagipula kami kesana bisa diantar oleh saudara kami. Bagaimana menurutmua Din?” |
Udin | : | “Oke... aku setuju sekali dengan usulanmu Yu, besok kita belajar di rumah Lani saja, kasihan Lani tidak ada yang mengantar’ |
Lani | : | “Baiklah...Terima kasih atas pengertian kalian?” |
Akhirnya Udin, Dayu dan Lani melanjutkan kegiatan belajar mereka di rumah Lani. Mereka telah menunjukan sikap toleransi terhadap masalah yang dialami oleh teman mereka. |
Tugas
Kerjakan tugas ini bersama kelompokmu. Setiap kelompok terdiri atas 4-5 siswa.
1. Tuliskan daftar kosakata dari bahasa Indonesia dan bahasa daerahmu yang sesuai artinya. Tuliskan paling sedikit 25 kata.
No. | Bahasa Indonesia | Bahasa Jawa | No. | Bahasa Indonesia | Bahasa Jawa |
---|---|---|---|---|---|
1. | Belum | Dereng | 14. | Mengerti | Ngertos |
2. | Karena | Amargi | 15. | Makan | Dahar |
3. | Betul | Leres | 16. | Dengar | Mireng |
4. | Besar | Ageng | 17. | Suka | Remen |
5. | Banyak | Kathah | 18. | Duduk | Lenggah |
6. | Punya | Kagungan | 19. | Membeli | Tumbas |
7. | Mau | Kersa | 20. | Berhenti | Kendhel |
8. | Jangan | Ampun | 21. | Jauh | Tebih |
9. | Pergi | Tindhak | 22. | Dekat | Cerak |
10. | Datang | Rawuh | 23. | Minum | Ngunjuk |
11. | Berbicara | Ngendika | 24. | Ada | Wonten |
12. | Sama | Sami | 25. | Sedikit | Sakedhik |
13. | Lihat | Mirsani | 26. | Bisa | Saged |
2. Identifikasi nama dan keunikan pakaian adat dari daerahmu.
Beberapa keunikan pakaian adat Jawi Jangkep dan Kebaya dari Jawa Tengah :
- Pakaian adat wanita bernama kebaya (terbuat dari bahan katun, beludru, sutera brokat, dan nilon yang berwarna cerah).
- Jawi Jangkep yang dipakai pria terdiri dari Baju Beskap dengan motif bunga, pakaian bawah berupa jarik yang dililitkan di pinggang dan di ikat dengan stagen dan sabuk, blangkon, selop, serta aksesori tambahan seperti keris.
- Pakaian adat wanita dilengkapi dengan sanggul dan konde.
- Bagi wanita, memiliki tambahan tata rias yang unik pada wajahnya terutama bagian dahi.
- Warna-warna khas pakaian adat Jawa Tengah seperti Hitam, Hijau, Hitam berpadu dengan emas, dan berbagai warna cerah lainnya.
3. Tuliskan judul lagu-lagu daerah di Indonesia.
No. | Provinsi | Lagu Daerah |
---|---|---|
1. | Aceh | Bungong Jeumpa, Lembah Alas, Piso Surit, Tawar Sadenge, Aceh Lon Sayang |
2. | Sumatra Utara | Dago Inang Sarge, Sigulempong, Sinanggar Tulo, Madekdek Magambiri, dan Butet |
3. | Sumatra Barat | Ayam Den Lapeh, Kambanglah Bungo, Kampuang Nan Jauh Di Mato, Dindin Badindin, Malam Bainai |
4. | Jambi | Dodoi Si Dodoi, Injit-Injit Semut, TimangTimang Anakku Sayang, Batanghari, Pinang Muda. |
5. | Riau | Lancang Kuning, Soleram, Laksmana Raja di Laut, Ocu Maantau, dan Rang Talu |
6. | Kepulauan Riau | Pak Ngah Belek, Segantang Lada, Bujang Lagak, Hang Tuah, Kepri Manise |
7. | Sumatra Selatan | Cuk Mak Ilang, Dek Sangke, Kabile-Bile, Tari Tanggai, Selayang Pandang |
8. | Kepulauan Babel | Yok Miak, Berage, Miakku Sayang, Laug Men Sahang Lah Mirah, Gunung Tajam. |
9. | Bengkulu | Lalan Belek, Sungai Suci, Umang-umang, Anak Kunang, Yo Botoi-Botoi |
10. | Lampung | Adi-adi Laun Lambar, Sang Bumi Ghuwai Jughai, Penyandangan, Cangget Agung, Lipang Lipang Dang, Sang Bumi Ruwai Jurai. |
11. | Banten | Dayung Sampan, Jereh Bu Guru, Tong Sarakah, Dayung Sampan, Yu Ragem Belajar |
12. | DKI Jakarta | Jali-Jali, Keroncong Kemayoran, Ondel-ondel, Kelap-Kelip, Kicir-Kicir, Lenggang Kangkung, Cik Abang, Sirih Kuning. |
13. | Jawa Barat | Manuk Dadali, Pileuleuyan, Tokecang, Cing Cangkeling, Bubuy Bulan, Sapu Nyere Pegat Simpay |
14. | DI Yogyakarta | Pitik Tukung, Suwe Ora Jamu, Te Kate Dipanah, Walang Kekek, Gethuk, Kupu Kuwi |
15. | Jawa Tengah | Bapak Pucung, Gambang Suling, Gundhul Pacul, Gambang Suling, Padhang Wulan, Gek Kepriye |
16. | Jawa Timur | Cublak-cublak Suweng, Rek Ayo Rek, Tanduk Majeng, Gai Bintang, Kembang Malathe, Keraban Sape. |
17. | Bali | Janger, Macepet Cepetan, Meyong-Meyong, Ratu Anom, Ngusak Asik, Dadong Dauh |
18. | Nusa Tenggara Barat | Moree, Pai Mura Rame, Tutu Koda, Kadal Nongak, Gugur Mayang, Tebe O nana |
19. | Nusa Tenggara Timur | Anak Kambing Saya, Bolelebo, Potong Bebek Angsa, Batu Matia, O Nawenni Tana, Lagu Oras Loron Malirin, Oli Gailaru Marada |
20. | Kalimantan Utara | Bebalon, Pinang Sendawar, dan Tuyang, Gunung Incung, Leten Jenai, Dau dau jejo’ de Pujasera |
21. | Kalimantan Barat | Cik Cik Periuk, Aek Kapuas, Kapal Belon, Ca Uncang, Dara Muning |
22. | Kalimantan Tengah | Kalayar, Oh Indang Oh Apang, Tumpi Way, Naluya, Mamangun Mahagu Lewu, Manari Manasai, Malauk Manjala |
23. | Kalimantan Timur | Indung-Indung, Oh Adingkoh, Bulan Haji, Buah Bolok, Burung Enggang Merista, Lamin Talungsur, Yamu Ame Tonge |
24. | Kalimantan Selatan | Ampar-Ampar Pisang, Paris Barantai, Saputangan Bapuncu Ampat, Anak Pipit, Japin Rantauan |
25. | Sulawesi Utara | O Ina Ni Keke, Si Patokaan, Sitara Tillo, Gadis Taruna, Esa Mokan, Rambadia. |
26. | Sulawesi Tengah | Tananggu Kaili, Tondok Kadadingku, Rano Poso, Banggai Tano Monondok, Wita Mor, Tape Gugu |
27. | Gorontalo | Tahuli Li Mama, Moholunga, Binde Biluhuta, Dabu-Dabu, Tilola Malo Wolo Wololo, Ati Olo Ati Mama. |
28. | Sulawesi Tenggara | Peia Tawa-Tawa, Tana Wolio, Peia Tawa-Tawa, Wulele Sanggula, Mekongga, Sope-Sope.. |
29. | Sulawesi Selatan | Anging Mamiri, Marencong-rencong, Pakarena, Anak Kukang, Ati Raja, Alosi Ripolo Dua, Pande Tongantu Nene'ta, To Manglaa, Sulawesi Pa'rasanganta. |
30. | Sulawesi Barat | Tenggang Tenggang Lopi, Pulo Karampuang, Panawar Saliliu. Tanna ratang sukku'na, Sayang-Sayang |
31. | Maluku | Buka Pintu, Burung Kakatua, Waktu Hujan Sore-sore, Nona Manis Siapa yang Punya, Rasa Sayang Sayange, Naik ke Puncak Gunung |
32. | Maluku Utara | Una Kapita, Ngofa Se Dano, Moloku Kie Raha, Borero. |
33. | Papua | E Mambo Simbo, Sajojo sajojo, Sup Mowi Ya, Paik Akori, Rofandu, Akai Bipa Mare |
34. | Papua Barat | Apuse, Yamko Rambe Yamko, Diru-diru Nina, Rasine Ma Rasine, Wesupe |
Selain keragaman budaya, ada berbagai jenis usaha dan kegiatan ekonomi dalam masyarakat. Apa sajakah itu?
Ayo Membaca
Jenis Usaha dengan Mengolah Sumber Daya Alam
Untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat melakukan berbagai usaha. Berbagai kegiatan dan jenis usaha yang dilakukan menghasilkan barang dan jasa. Salah satu jenis usaha di masyarakat yaitu mengolah sumber daya alam dari lingkungan.
Kita mengenal berbagai bentuk kegiatan manusia dalam mengolah sumber daya alam untuk mencukupi kebutuhan hidup. Jenis usaha bidang produksi yang bergerak dalam pengolahan sumber daya alam (hewan dan tumbuhan) disebut usaha agraris. Jenis usaha yang termasuk bidang agraris (pertanian dalam arti luas) antara lain persawahan, perkebunan, perhutanan, peternakan, dan perikanan.
Umumnya, usaha persawahan dan perkebunan dilakukan di daerah perdesaan karena tanahnya masih luas. Namun, sekarang kita dapat melakukan usaha penanaman pada lahan sempit, misalnya dengan cara hidroponik (penanaman dengan media air) atau vertikultur (cara bercocok tanam dengan menempatkan media tanam dalam wadah yang disusun secara vertikal). Tanah pertanian ditanami sayur-mayur, buah-buahan, dan palawija. Lahan pertanian juga dimanfaatkan untuk perkebunan. Tanaman perkebunan di antaranya cengkih, teh, karet, cokelat, tembakau, kopi, dan kelapa sawit.
Usaha di bidang peternakan membutuhkan lahan yang luas. Hewan-hewan yang diternakkan antara lain sapi, kambing, domba, itik, dan ayam. Selain itu, ada juga peternakan ulat sutra. Kepompong ulat sutra dapat menghasilkan serat bahan baku kain sutra..
Kegiatan pertanian lainnya adalah perikanan. Usaha di bidang perikanan dapat dilakukan di daerah pantai atau bendungan/waduk. Akan tetapi, ada juga usaha perikanan yang memanfaatkan kolam-kolam di lahan persawahan.
Ada pula jenis usaha lain yang memanfaatkan secara langsung sumber daya alam. Jenis usaha ini disebut bidang usaha ekstraktif. Dalam bidang usaha ekstraktif, kita hanya mengambil sumber daya alam tanpa harus mengolahnya terlebih dahulu. Bidang usaha ekstraktif yaitu berburu, pertambangan, dan penebangan hutan.
Ayo Mengamati
Amatilah aktivitas penduduk sekitarmu yang memanfaatkan sumber daya alam. Lakukan bersama kelompokmu. Buatlah laporan dengan contoh berikut.
No. | Jenis Usaha | Sumber Daya Alam yang Digunakan | Hasil Usaha | Manfaat |
---|---|---|---|---|
1. | Kebun sayur | Tanah pekarangan | bayam,tomat, kacang panjang | Kebutuhan pangan keluarga terpenuhi |
2. | Bertenak ayam | Tanah pekarangan dan hewan | Daging dan telur | Kebutuhan protein terpenuhi |
3. | Tambak udang | Tepi laut dan hewan | Udang | Kebutuhan pangan keluarga terpenuhi |
4. | Pertanian sawah | Tanah persawahan dan tumbuhan | Padi | Kebutuhan pangan keluarga terpenuhi |
5. | Perajin tempe | Tumbuhan | Tempe | Kebutuhan pangan terpenuhi |
Ayo Bercerita
Ceritakan pengamatan kalian di depan kelompok-kelompok lain dan Bapak/Ibu Guru. Bandingkan dengan hasil pengamatan kelompok lain.
Ayo Renungkan
Apa yang telah aku pelajari hari ini?
0 komentar:
Post a Comment
Mohon tidak memasukan link aktif.