Home » , , , » Menyimak Puisi Kisah Sedih tentang Telepon Genggam

Menyimak Puisi Kisah Sedih tentang Telepon Genggam

Pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas VI Kurikulum Merdeka terdapat pembahasan tentang Menyimak Puisi Kisah Sedih tentang Telepon Genggam. Tujuan pembelajaran kali ini adalah Menjelaskan kembali ide pokok dan beberapa ide pendukung pada teks yang dibacakan berdasarkan pemahaman dan pemaknaannya terhadap tulisan dan gambar pendukung.

Menulis atau membaca puisi bermanfaat membuat perasaan menjadi lebih baik juga dapat menjadi media katarsis atau pelepasan emosi seperti sedih atau marah. Puisi bisa menjadi cara atau media untuk berani bersuara atau berekspresi, termasuk pendapat dan kritik. Simaklah baik-baik ketika salah seorang teman kalian membacakan puisi ini.

Puisi merupakan satu bentuk karya sastra yang berisi ungkapan hati, pikiran, dan perasaan penyair yang dituangkan dengan memanfaatkan segala daya bahasa, kreativitas dan imajinasi pengarang dengan rangkaian bahasa yang indah serta mengandung irama juga makna.
Puisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Jadi, dapat disimpulkan puisi adalah ungkapan pikiran dan perasaan penyair yang dituangkan dengan menggunakan bahasa yang indah serta mengandung makna yang mendalam. Puisi memiliki ciri yang membedakannya dengan karya sastra lain, yaitu:
  1. Berisikan ungkapan pikiran, perasaan, dan pengalaman penyair yang bersifat imajinatif.
  2. Menggunakan bahasa konotatif.
  3. Terdapat pemadatan segala unsur daya bahasa.
  4. Menggunakan diksi yang tepat dengan memperhatikan irama atau bunyi.
  5. Dapat dibentuk oleh tipografi.

Simak puisi berikut ini
Kisah Sedih tentang Telepon Genggam
Abinaya Ghina Jamela – usia 10 tahun

Telepon genggam dinyalakan, pasar malam pun dibuka.
Bunyi nyaring panggilan, warna-warni potret wajah,
Variasi permainan, mereka asyik sendiri.
Ibuku tak mau ketinggalan, ikut ambil bagian.
Aku ditinggal sendirian, tak punya teman mengobrol.
Aku bosan, kesepian, seperti tersesat di tengah keramaian.
Nak, di sana orang-orang membuat keributan, katanya.
Tapi ia tak tahu temanku menarik rambutku hingga aku terjatuh tadi pagi.
Di sekolah anak-anak harusnya bermain bersama.
Tapi mereka asik tik-tok sendiri.
...
Di telepon genggam, mereka paling prihatin,
bicara banjir, gempa, dan banyak bencana.
Di dunia nyata, mereka tak melakukan apa-apa.
Telepon genggam mencuri segalanya,
Ingatan orang-orang, ibuku,
Teman-temanku, kegembiraanku.
Ketika pasar malam usai, mereka sudah kelelahan,
dan aku tetap sendirian.
2019

Memahami Puisi
Untuk menguji pemahaman kalian, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
1. Apa tema puisi “Kisah Sedih tentang Telepon Genggam”?
Tema puisi di atas adalah tentang anak yang kesepian.
2. Perasaan apa yang paling dominan dalam puisi ini? Sebutkan kata atau kalimat yang mendukung jawaban kalian!
Perasaan yang paling dominan dalam puisi ini: sedih dan bosan. Kalimat di alinea keempat, “Telepon genggam mencuri segalanya, ingatan orang-orang, ibuku, teman-temanku, kegembiraanku” dapat diartikan bahwa tokoh tidak bisa merasa gembira lagi karena kegembiraannya dicuri.
3. Mengapa tokoh dalam puisi ini merasa kesepian?
Keberadaan telepon genggam semakin mengurangi interaksi atau kegiatan bersama di dunia nyata. Ibu dan teman-teman sang tokoh lebih asyik dengan dunia maya di telepon genggamnya daripada bermain, mengobrol, dan berinteraksi dengannya.
4. Apa kritik penulis terhadap keberadaan telepon genggam? 
Penulis mengkritik orang-orang yang lebih asyik bergaul di dunia maya dengan telepon genggamnya daripada berhubungan atau berteman di dunia nyata. 
5. Apa pendapat kalian tentang keberadaan telepon genggam?
Telepon genggam bisa memberikan banyak manfaat dan hiburan, tetapi kita perlu menggunakannya secara bijak agar telepon genggam tidak mengambil alih hidup kita

Demikian pembahasan mengenai Menyimak Puisi Kisah Sedih tentang Telepon Genggam . Semoga tulisan ini bermanfaat. 

Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas VI Kurikulum Merdeka, Kemendikbud. 
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 5:11 PM

0 komentar:

Post a Comment

Mohon tidak memasukan link aktif.