Home » , , » Soal Post Test Modul 3 Pembinaan dan Komunikasi

Soal Post Test Modul 3 Pembinaan dan Komunikasi

Coaching adalah sebuah kegiatan komunikasi pemberdayaan (empowerment) yang bertujuan membantu para coachee dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya dalam mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi agar hidupnya menjadi lebih efektif. Kemampuan berkomunikasi menjadi kunci dari proses coaching sebab pendekatan dan teknik yang dilakukan dalam coaching merupakan proses mendorong dari belakang sehingga coachee dapat menemukan jawaban dari apa yang dia temukan sendiri (Pramudianto, 2015), bukan dengan diarahkan atau digurui. Inilah yang menjadi keunikan coaching.

Membangun Trust: Karakter, Kompetensi, dan Konsistensi
Coach harus bisa menunjukkan bahwa ia terpercaya dan menciptakan suasana percaya (trust). Rasa percaya (trust) akan mendukung relasi yang baik untuk peserta didik mengoptimalkan potensinya. Dua hal penting untuk membangun kepercayaan yaitu Kepercayaan terhadap Diri (Self Trust) dan Kepercayaan dalam Hubungan (Relationship Trust). Kepercayaan terhadap Diri (Self-Trust) terdiri dari 2 prinsip yaitu karakter dan kompetensi. Kepercayaan dalam Hubungan (Relationship Trust) terdiri dari karakter dan kompetensi yang diwujudkan dalam perilaku.
Membangun Trust:
Kepercayaan dalam Hubungan merupakan karakter dan kompetensi yang diwujudkan dalam bentuk perilaku yang berlangsung terus menerus atau konsisten. Perilaku tersebut juga berkaitan dengan istilah “walk the talk” atau “saya melakukan apa yang saya katakan”.

Istilah “walk the talk” memiliki arti bertindak atau bertingkah laku sesuai dengan perkataan. Secara keseluruhan, istilah tersebut memiliki beberapa arti diantaranya:
  1. Membuktikan suatu perkataan dengan tindakan.
  2. Menggantikan kata-kata menjadi tindakan.
  3. Melakukan apa yang diri sendiri ajarkan kepada orang lain.
  4. Bertindak dengan jujur dan tulus serta memberikan teladan. Pengertian ini serupa dengan semboyan perguruan Taman Siswa yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara yaitu “Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani” yang berarti “di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan”.

Hadir dan mendengarkan
Komunikasi akan lebih efektif jika coach menunjukan kehadiran saat pembinaan berlangsung. Coach perlu menerapkan filosofi coaching yaitu Truthfulness, Responsibility, Self-Control, Timelineness (TRUST). Kehadiran artinya menghargai segala keunikan dan perbedaan coaching. Mendengarkan aktif adalah keterampilan untuk coach secara sadar hadir untuk coachee (peserta didik). Mendengarkan aktif tampil dari cara coach memberikan respon terhadap cerita coachee secara verbal maupun non verbal.
  1. Truthfulness. Jujur adalah hal yang penting dalam filosofi coaching. Jujur adalah mengkomunikasikan hal-hal yang benar dan akurat melalui kehidupan dan perkataan. Keberanian untuk mengatakan yang sesungguhnya. Mengungkapkan segala sesuatunya dengan ketulusan hati. Menghargai kehidupan setiap orang dalam jalannya. Kesetiaan atau konsisten dalam kehidupan. Menghargai untuk tidak memiliki prasangka.
  2. Responsiblity. Tanggung jawab adalah mengetahui dan melakunan apa yang Tuhan dan orang lain harapkan dari dirinya. Berpikir sebelum bertindak. Menpati janji, tidak mencari-cari alasan atau tidak menyalahkan orang lain, melakukan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya, menerima akibat dari pilihan yang dibuatnya, berani memperbaiki kesalahan.
  3. Uniqueness. Setiap orang berbeda dan punya keunikan, masing-masing diperlengkapi pula dengan karunia yang berbeda-beda. Menghargai perbedaan, bahwa setiap orang itu unik dan memiliki perbedaan. Menghargai cara hidup, gaya hidup, dan proses pembelajarannya. Memahami setiap individu tanpa prasangka.
  4. Self Control. Pengendalian diri sejati bersedia untuk melepas yang kecil untuk mendapat yang besar, masa sekarang demi masa depan, yang materi demi yang rohani, dan itulah yang membuat iman menjadi mungkin. Mampu menjadi pendengar yang baik, merespons dengan kata-kata proaktif, memberi pengakuan atau penghargaan, memiliki kesabaran dalam berkata dan bertindak.
  5. Timeliness. Penjadwalan sesuai rencana, memperhatikan momentum, memperhatikan batas waktu, dan menghargai waktu.

Pertanyaan yang Memberdayakan
Memberikan pertanyaan perlu dengan coaching mindset yaitu Client Centered (Berpusat pada Klien), Curiosity (Rasa Ingin Tahu), Flexible (Fleksibel), Mindfulness (Waspada) dan New Possibilities (Kemungkinan-kemungkinan Baru).
  1. Client Centered atau Berpusat pada Klien artinya coach tidak mendominasi coachee (peserta didik).
  2. Curiosity atau Rasa Ingin Tahu artinya menumbuhkan rasa ingin belajar dan mengembangkan diri.
  3. Flexibility atau Fleksibilitas artinya terbuka untuk menerima dan belajar untuk beradaptasi.
  4. New possibilities atau Kemungkinan-kemungkinan Baru artinya membantu coachee untuk memiliki keyakinan baru dan menemukan makna untuk pertumbuhan dirinya.

8 Kompetensi Coaching
Prinsip coaching adalah bertanya dan menginspirasi coachee. Umpan balik coaching berorientasi pada masa depan atau konstruktif (feedforwarding). Coach perlu merefleksikan apakah proses coaching sesuai dengan 8 kompetensi coaching menurut International Coaching Federation (ICF). Dalam melakukan umpan balik perlu menggunakan 4 prinsip umpan balik konstruktif (feedforwarding) yaitu langsung, spesifik, faktor emosi, dan apresiasi.

Berikut adalah 8 kompetensi coaching yang masing-masing memiliki target kemampuan dan kapasitas yang diharapkan dapat dipenuhi oleh para peserta yang dibimbing (coachee). Kompetensi ini diambil dari standar kompetensi International Coaching Federation ICF:
  1. Mendemonstrasikan Praktek Etis. Dari kompetensi ini hal yang dijadikan sasaran adalah memahami dan menerapkan etika dan standar pembinaan. Menunjukkan integritas dan kejujuran sesuai nilai etika. Namun juga peka terhadap identitas, nilai, keyakinan dan pengalaman setiap orang yang dibimbing.
  2. Mewujudkan Pola Pikir. Target kompetensi yang diharapkan adalah pengembangan pola pikir yang terbuka, sifat ingin tahu dan fleksibel.
  3. Menetapkan dan Memelihara Perjanjian. Tujuan sasaran yang ingin dicapai dalam kompetensi ini adalah bekerja sama dengan orang yang dibimbing untuk menciptakan komitmen untuk mencapai target yang diinginkan dan menjalankan seluruh rencana agar tercapai tujuannya.
  4. Menumbuhkan Kepercayaan dan Keamanan. Target pada kompetensi ini adalah bersama-sama menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung pengembangan diri. Termasuk saling menghormati dan kepercayaan, terhadap identitas, gaya, persepsi dan nilai yang dianut.
  5. Mempertahankan Kehadiran. Sasaran target yang ingin dicapai dalam kompetensi ini adalah mengelola emosi seseorang dengan tetap fokus, berempati dan responsif. sehingga tercipta komunikasi yang terbuka dan fleksibel.
  6. Mendengarkan Secara Efektif. Untuk sasaran target kompetensi ini adalah memahami dan menjalin komunikasi yang baik. Merangkum apa yang dikomunikasikan agar mendapatkan kejelasan dan klarifikasi pemahaman. Jadi bisa mendukung orang yang dibimbing untuk dapat mengekspresikan dirinya.
  7. Evokes Awareness. Kompetensi ini memberikan fasilitasi wawasan dan pembelajaran dengan menggunakan alat dan Teknik seperti pertanyaan yang berbobot, metafora atau analogi.
  8. Memfasilitasi Pertumbuhan. Target akhir yang ingin dicapai oleh kompetensi ini adalah pengembangan diri orang yang dibimbing. Membuatnya mampu mengintegrasikan kesadaran dan wawasan kearah yang lebih luas. Bisa mandiri untuk memiliki tujuan yang baik dan bertanggung jawab.

1. Latihan Pemahaman
A. Membangun Trust: Karakter, Kompetensi, dan Konsistensi
Terdapat dua hal penting dalam membangun kepercayaan dalam percakapan yaitu…
Jawaban : Kepercayaan terhadap Diri (Self Trust) dan Kepercayaan dalam Hubungan (Relationship Trust).
B. Hadir dan mendengarkan
Salah satu kemampuan penting yang berkaitan dengan filosofi coaching adalah kemampuan mendengar aktif atau active listening. Active listening merupakan…
Jawaban : Kemampuan mendengarkan untuk memahami dan fokus pada klien dengan masuk ke dalam dunianya, fokus dibalik kata-kata, dan menghindari pikiran mengelana.
C. Pertanyaan yang memberdayakan
Berikut ini merupakan bagian dari The Coaching Mindset, kecuali ...
Jawaban : Grow (berkembang)
D. 8 kompetensi coaching
Berikut ini adalah prinsip praktik umpan balik konstruktif (feedforward), kecuali…
Jawaban : Mendengarkan
2. Post Test
1.Saat sesi coaching, seorang coach menyadari bahwa coachee terlihat murung, sering menunduk, dan volume suaranya kecil. Ia menyimpulkan bahwa coachee sedang gelisah dan khawatir akan suatu hal. Untuk memastikan hal tersebut, Ia merangkum jawaban coachee dan memastikan kebenarannya. Hal yang dilakukan oleh Coach tersebut merupakan bagian dari 8 kompetensi International Coaching Federation, yaitu...
A.Mewujudkan pola pikir coaching
B.Membangkitkan kesadaran dengan memfasilitasi wawasan dan pembelajaran klien
C.Mempertahankan kehadiran dengan cara sepenuhnya sadar dan hadir bersama klien
D.Mendengarkan secara efektif
Pembahasan :
Jawaban : D
2.Istilah “Walk The Talk” memiliki arti berikut, kecuali...
A.Membukikan suatu perkataan dengan tindakan
B.Mengucapkan sesuatu tanpa ada tindakan
C.Menggantikan akta dengan tindakan
D.Melakukan apa yang kita ajarkan
Pembahasan :
Jawaban : B
3.Seorang Coachee (peserta didik) bercerita pada Coach mengenai kesalahan yang Ia perbuat. Saat mendengarkan, Coach langsung terbawa emosi dan memberikan judgment serta menasihati coachee tanpa mendengarkan lebih lanjut penjelasan dari coachee. Perilaku Coach dalam kasus tersebut tidak sesuai dengan salah satu Coaching Mindset, yaitu....
A.Mindfulness (Waspada)
B.Curiosity (Rasa ingin tahu
C.Flexible (Flesibel)
D.Client-Centered (Berpusat pada klient)
Pembahasan :
Jawaban : B
4.Seorang guru didatangi oleh peserta didik yang sedang sedih dan ingin bercerita. Guru tersebut memberikan waktunya untuk mendengarkan cerita peserta didik tersebut. Pada saat mendengarkan, guru tersebut beberapa kali membuka handphonenya. Lalu, guru tersebut juga langsung menasihati peserta didik dan menanggapinya dengan panjang lebar. Menurut Anda, apakah yang dilakukan guru tersebut sudah benar jika dikaitkan dengan materi Mendengarkan Aktif (Active Listening)?
A.Belum benar. karena seharusnya guru tidak bermain handphone melainkan fokus pada perilaku dan cerita peserta didik sampai selesai bercerita tanpa perlu menasehati dan menanggapi panjang lebar jika tidak diminta
B.Belum benar karena seharusnya tidak bermain handphone, namun tetap harus menasehati dan menanggapi dengan panjang lebar
C.Sudah benar tetapi seharusnya menghibur peserta didik dengan mengajak bermain handphone bersama
D.Sudah benar secara keseluruhan
Pembahasan :
Jawaban : A

Demikian pembahasan mengenai Modul 3 Pembinaan dan Komunikasi platform Merdeka Mengajar. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 9:01 AM

0 komentar:

Post a Comment

Mohon tidak memasukan link aktif.