Home » , , » Mengapresiasi Pertunjukan Musik Tradisional

Mengapresiasi Pertunjukan Musik Tradisional

Apresiasi seni musik dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memahami musik itu sendiri dengan jalan menghargainya. Tujuan pembelajaran kegiatan ini adalah peserta didik mampu mengapresiasi, mendeskripsikan, dan mendokumentasikan pertunjukan musik tradisional.

Pada kegiatan ini peserta didik akan melihat pertunjukan musik tradisional atau pertunjukan seni lainnya yang mengandung unsur musik di dalamnya, seperti seni tari dan seni teater dengan musik pengiring yang langsung dimainkan oleh pemusik (live music), bukan dari musik yang diputar dengan media elektronik. Melihat pertunjukan musik tradisional maupun modern, kemudian mendeskripsikan dan mendokumentasikannya.

Langkah 1: Mengamati Petunjukan 
Mengamati pertunjukan adalah melihat dan memperhatikan beberapa hal yang terkait dalam pertunjukan tersebut. Hal-hal yang menjadi fokus perhatian dan harus dideskripsikan peserta didik dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:

1. Nama pertunjukan
Nama pertunjukan adalah istilah yang dipakai dalam satu pertunjukan dan biasanya dilengkapi dengan nama kelompok musik yang tampil dan nama acara-nya, misalnya pertunjukan yang ada di luar sekolah: 
  1. Wayang golek dari Jawa barat
  2. Gamelan dari Jawa Tengah dan Bali
  3. Reog dari Ponorogo Jawa Timur
  4. Kacapi Suling dari Jawa Barat
  5. Ronggeng Melayu dari Sumatera
  6. Gondang Sabangunan dari Tapanuli Utara Sumatera utara

Adapun pertunjukan yang biasa diadakan di sekolah: 
  1. Gamelan
  2. Rampak Sekar (paduan suara)
  3. Tarian daerah dengan musik pengiring

2. Jumlah pemain dan peralatan musik yang dimainkannya. Berapa orang pemain yang terlibat dan apa peran tiap-tiap pemain yang terlibat dalam pertunjukan tersebut.

3. Bahasa yang digunakan dalam pengantar pertunjukan atau ketika menyanyikan lagu

4. Judul lagu/repertoar yang dibawakan oleh para pemain yang tampil dalam pertunjukan yang ditonton.

Langkah 2:
Mendeskripsikan dan mendokumentasikan pertunjukan secara berkelompok. Guru membagi kelas dengan beberapa kelompok yang terdiri dari 6 hingga 8 peserta didik. Setiap kelompok diberi tugas sebagai berikut: 
  1. Memaparkan ulang tentang pertunjukan yang dilihat. Pemaparan ulang dalam bentuk tulisan, bisa dimulai dari persiapan hingga pertunjukan dimulai; apakah berjalan lancar atau menunggu lama, penampilan para pemusik, antusias dan sambutan penonton terhadap penampilan yang disajikan. 
  2. Dokumentasi audio, merekam suara dari pertunjukan yang ditonton.
  3. Dokumentasi visual, mengambil gambar/foto dari pertunjukan dan merekam kegiatan dari pertunjukan yang ditonton, mulai dari persiapan, penampilan, dan penutupan dengan kamera video.
Apabila guru tidak menemukan pagelaran musik tradisional untuk ditonton peserta didik, dapat pula menonton pagelaran dari media elektronik, seperti televisi, DVD, atau dari YouTube.

Contoh 
Mengapresiasi Pertunjukan Musik Tradisional Reog Ponorogo

1. Nama Pertunjukan
Reog adalah sebuah kesenian budaya berbentuk teater yang dilakukan oleh sekelompok pemain drama tari dengan berbagai karakter dan perwatakan pelaku, kesenian Reog ini berasal dari daerah Jawa Tawa timur bagian barat – laut dan kabupaten Ponorogo dianggap sebagai kota asal kesenian Reog yang sebenarnya.

2. Jumlah Pemain dan Peralatan Musik yang Dimainkannya
Reog Ponorogo mempunyai 5 pemeran utama yang selalu bermain disaat pertunjukan yaitu :
Reog Ponorogo
  1. Singgo Barong yang berbentuk kepala harimau dengan tatanan bulu merak yang mengembang lebar sebagai mahkota yang di sebut dengan dadak merak, beratnya bisa mencapai 50 – 60 kg yang digigit dengan gigi,jadi penari harus kuat dan mengerti tekniknya.
  2. Pujangga Anom atau Bujanganong, memakai yang bentuknya lucu dan seram, gerak tariannya lincah dan akrobatik.
  3. Raja Klono Sewandono adalah seorang raja, juga memakai topeng yang berciri khas satria dan pemberani
  4. Sekelompok Jathilan jumlahnya bisa mencapai empat, enam, delapan dan seterusnya dan harus genap, penari berpenampilan kesatria tapi feminim dengan menunggang kuda replika dari kepang atau anyaman bambu.
  5. Warok peran sebagai pembinaataun sesepuh diperankan oleh laki – laki yang bertubuh kekar, mempunyai jambang dan kunis yang tebal serta memakai tutup kepala yang disebut belangkon

Musik Pengirig Reog Ponorogo Musik pengiring ini di bagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok penyanyi yang terdiri dari dua penyanyi yang menyanyi lagu daerah. Kelompok instrument gamelan memiliki anggota sekitar 9 orang yang terdiri dari:
  1. 2 orang penabuh gendang
  2. 1 orang penabuh ketipung atu gendang terusan.
  3. 2 orang peniup slompret
  4. 2 orang penabuh kenong
  5. 1 orang penabuh gong
  6. 2 orang pemain angklung

3. Bahasa yang Digunakan
Bahasa yang digunakan dalam pengantar pertunjukan atau ketika menyanyikan lagu dalam kesenian Reog Ponorogo adalah bahasa jawa. Pertunjukan Reog diiringgi beberapa penabuh gamelan dan penyanyi yang membawakan lagu dengan berbahasa daerah.

4. Judul Lagu/Repertoar
Judul lagu/repertoar yang dibawakan oleh para pemain yang tampil dalam pertunjukan yang ditonton adalah Jathilan Jonorogo apabila diadakan di kabupaten Ponorogo dan apabila di Surabaya para aguyuban reog di Surabaya sering menggantinya dengan Semanggi Surabaya atau Jembatan Merah.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 7:46 AM

0 komentar:

Post a Comment

Mohon tidak memasukan link aktif.