Home » » Semangat dan Komitmen Kebangsaan Pendiri Negara

Semangat dan Komitmen Kebangsaan Pendiri Negara

Dalam buku Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara (2012) dijelaskan bahwa Indonesia berasal dari bahasa latin indus dan nesos yang berarti India dan pulau-pulau. Indonesia merupakan sebutan yang diberikan untuk pulau-pulau yang ada di Samudra India. Sarjana bahasa Indonesia pertama yang menggunakan nama Indonesia adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) ketika ia mendirikan kantor berita di Belanda dengan nama Indonesisch Pers-Bureau di tahun 1913.

Para pendiri negara merupakan contoh yang baik dari orang-orang yang memiliki semangat yang kuat dalam membuat perubahan, yaitu perubahan dari negara terjajah menjadi negara yang merdeka dan sejajar dengan negara-negara lain di dunia. Salah satu pendiri negara memiliki semangat untuk memperbaiki kehidupan yang lebih baik bagi diri, bangsa, dan negara. 

Berikut ini bagaimana keras dan sulitnya perjuangan pendiri negara, yaitu Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Soekarno Hatta
A. Ir. Soekarno
Bung Karno, lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Semasa SD hingga tamat, beliau tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said Tokroaminoto.

Beliau melanjutkan sekolah di HBS (Hoogere Burger School). Selepas lulus HBS tahun 1920, Soekarno pindah ke Bandung dan melanjut ke THS (Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi ITB). Ia berhasil meraih gelar ”Ir” pada 25 Mei 1926.

Bersama teman-temannya, Ir. Soekarno pada tanggal 4 Juli 1927 mendirikan mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia). Komitmen dan perjuangan Soekarno untuk kemerdekaan menyebabkan Soekarno ditangkap dan pada tanggal 30 Desember 1929 Soekarno dijebloskan ke penjara Banceuy, Bandung. Namun penjara Banceuy tidak meruntuhkan semangat dan komitmen Ir. Soekarno untuk terus berjuang bagi kemerdekaan Indonesia.

Pada tahun 1930, Ir. Soekarno dipindahkan ke Penjara Sukamiskin, Bandung. Soekarno dalam pembelaannya yang berjudul Indonesia Menggugat, mengungkapkan bahwa bangsa Belanda sebagai bangsa yang serakah yang telah menindas dan merampas kemerdekaan Bangsa Indonesia. Belanda makin marah sehingga PNI bentukan Soekarno dibubarkan pada bulan Juli 1930.

Beliau kemudian bergabung dengan Partindo dan didaulat sebagai pemimpin Partindo. Beliau kembali ditangkap oleh Belanda dan kemudian diasingkan ke Flores dan empat tahun kemudian ia dibuang ke Bengkulu dan dibebaskan tahun 1942 menjelang kedatangan penjajahan Jepang.

Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, bukan berarti perjuangan Soekarno berakhir. Pada tahun 1948, Soekarno setelah Agresi Militer Belanda II, Soekarno kembali diasingkan ke Parapat, Sumatera Utara. Dari Parapat, Soekarno kemudian dipindahkan ke Bukit Manumbing, Bangka.

B. Mohammad Hatta
Dr. H. Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi, 12 Agustus 1902. Kiprahnya di bidang politik dimulai saat ia terpilih menjadi bendahara Jong Sumatranen Bond wilayah Padang pada tahun 1916. Sampai pada tahun 1921, Hatta menetap di Rotterdam, Belanda dan bergabung dengan sebuah perkumpulan pelajar tanah air yang ada di Belanda, Indische Vereeniging.

Saat tiga tokoh Indische Partij (Suwardi Suryaningrat, Douwes Dekker, dan Tjipto Mangunkusumo) bergabung dengan Indische Vereeniging yang kemudian berubah nama menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Saat terpilih menjadi Ketua PI pada tahun 1925, Hatta mengumandangkan pidato inagurasi yang berjudul ”Struktur Ekonomi Dunia dan Pertentangan Kekuasaan”.

Pada tahun 1927, Hatta bergabung dengan Liga Menentang Imperialisme dan Kolonialisme di Belanda dan berkenalan dengan aktivis nasionalis India, Jawaharhal Nehru. Beliau ditangkap tentara Belanda bersama dengan Nazir St. Pamontjak, Ali Sastroamidjojo, dan Abdul Madjid Djojodiningrat sebelum akhirnya dibebaskan setelah ia berpidato dengan pidato pembelaan berjudul: Indonesia Free.

Pada bulan September tahun 1932 Bung Hatta berjumpa Bung Karno untuk pertama kalinya. Sejak itu, keduanya berjuang bersama membela Tanah Air. Pada tahun 1933, Soekarno diasingkan ke Ende, Flores. Aksi ini menuai reaksi keras Hatta.

Belanda menangkap pimpinan Partai Pendidikan Nasional Indonesia yang selanjutnya diasingkan ke Digul, Papua.Pada tahun 1935, saat pemerintahan kolonial Belanda berganti, Hatta dan Sjahrir dipindahlokasikan ke Bandaneira.Setelah delapan tahun diasingkan, Hatta dan Sjahrir dibawa kembali ke Sukabumi pada tahun 1942.

Setelah Agresi Militer II tanggal 19 Desember 1948, Soekarno dan Hatta ditangkap dan diasingkan ke Giri Sasana Menumbing, di Muntok, Kabupaten Bangka Barat. Selain Bung Karno dan Hatta, sejumlah tokoh nasional juga diasingkan.

Aktivitas 6.1
Silakan kalian gali informasi secara berkelompok siapa saja pendiri negara yang memiliki semangat dan komitmen kebangsaan yang kuat. Tuliskan bagaimana bentuk perjuangan yang dilakukan. Kemudian, presentasikan di depan kelas.
No.Nama Pendiri NegaraBentuk Semangat dan KomitmenSejarah Perjuangan
1.H. Wahid HasyimAktif berorganisasi, bersikap patriotisme dan nasionalisme, jujur, cerdas, amanah, serta dapat dipercaya.K.H. Wahid Hasjim membentuk Kementerian Agama, lalu membujuk Jepang untuk memberikan latihan militer khusus kepada para santri, serta mendirikan barisan pertahanan rakyat secara mandiri. K.H. Wahid Hasyim sendiri juga merupakan tokoh nasional termuda yang ikut serta dalam penandatanganan Piagam Jakarta dimana Piagam ini menjadi cikal bakal terbentuknya landasan dasar Indonesia.
2.Prof. Mr. Mohammad Yamin, S.H.Patriotisme, totalitas dan menjadi pribadi yang cinta dan siap membela tanah airMohammad Yamin berperan dalam proses berdirinya NKRI. Beliau menyusun naskah Sumpah Pemuda yang dibacakan pada kongres pemuda II pada 27-28 Oktober 1928 dan Menyampaikan gagasan pendapat landasan negara sewaktu konferensi BPUPKI. Ia memberikan gagasan-gagasan penting dalam proses perumusan dasar negara
3.Sutan SyahrirIdealisme, semangat persatuan, totalitas dan menjadi pribadi yang cinta dan siap membela tanah airOrang yang pertama kali mendengar atau mengetahui berita kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II ialah Sutan Sjahrir. Sutan Sjahrir melakukan perundingan dengan Belanda terkait dengan pertempuran pasca proklamasi di beberapa kota Indonesia.
4.Mr Moh RoemCinta tanah air, persatuan, kesatuan, totalitas dan menjadi pribadi yang cinta dan siap membela tanah airMohamad Roem juga ikut berperan dalam perundingan-perundingan dengan Belanda, diantaranya menjadi anggota delegasi Indonesia perundingan Linggarjati, anggota delegasi perundingan Renville, dan selanjutnya menjadi ketua delegasi Indonesia dalam perundingan Roem-Royen
5.Ali SastroamidjojoCinta tanah air, persatuan, totalitas dan menjadi pribadi yang cinta dan siap membela tanah airPada Juli 1947, Ali Sastroamijoyo diangkat sebagai Menteri Pengajaran dalam Kabinet Amir Sjarifuddin dan Kabinet Hatta pada Januari 1948. Pada 1 Agustus 1953, Ali Sastroamidjojo dipercaya menduduki jabatan sebagai Perdana Menteri Indonesia.

Demikian pembahasan mengenai Semangat dan Komitmen Kebangsaan Pendiri Negara. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Sumber : Buku PPKn Kelas VII, Kemendikbud
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 4:38 PM

1 komentar:

Mohon tidak memasukan link aktif.