Home » » Keunikan Seni Peran Teater Tradisional

Keunikan Seni Peran Teater Tradisional

Teater tradisional tidak mengenal teknik-teknik pemeranan yang sama seperti yang kita temui pada latihan pemeranan teater modern. Aktor dan pemeran dalam teater tradisional secara alamiah tampil seperti apa adanya atau dalam istilah teori dramaturgi disebut stock karakter atau tipe casting. Pemeran cenderung bermain tetap seperti sosok keseharian. Misalnya, karena tubuhnya tinggi besar, ia akan berperan sebagai tokoh-tokoh ksatria atau tokoh Buto. Tokoh putri atau permaisuri dimainkan oleh pemeran yang berparas cantik. Begitupun tokoh lucu, bodor, atau punakawan selalu dimainkan oleh pemeran yang kesehariannya suka melucu.

Gaya permainan dalam teater tradisional semua laku dan dialog untuk menjalin cerita dilakukan dengan improvisasi. Para pemain menyesuaikan diri dengan alur cerita pada umumnya, di samping mahir bermain improvisasi juga harus pandai menyanyi sebagai kelengkapan keahlian dalam bermain teater tradisional. 

Pemeranan, kekuatan Improvisasi dan spontanias pemain dalam memainkan cerita merupakan ciri khas dari teater tradisional Indonesia pada umumnya. Latihan pemeranan tradisional dapat memanfaatkan seni budaya yang ada misalnya gerak-gerak tradisional untuk berlatih olah tubuh, lagu-lagu dolanan tradisional untuk berlatih olah suara, dan banyak menciptakan peristiwa-peristiwa kemudian dimainkan secara improvisasi baik perorangan maupun kelompok.

Keunikan Teater Tradisional
Keunikan keunikan yang terdapat pada teater tradisional nusantara memiliki suatu keistimewaan dan ciri khas yang berbeda beda. Perbedaan perbedaan itulah yang menjadikan keanekaragaman jenis teater tradisional nusantara. Keunikan teater tradisional dapat diidentifikasi adri bentuk, fungsi, dan sifatnya.
  • Keragaman Bentuk. Hampir setiap daerah memiliki teater tradisional yang berbeda antara satu dan yang lainnya. Kemajemukan budaya suku bangsa mengakibatkan kemajemukan teater tradisional tersebut.
  • Keragaman Fungsi. Ada beberapa teater tradisional Indonesia yang masih erat dengan upacara ritual. Namun, ada juga teater yang sudah meninggalkan fungsi ritualnya dan beralih fungsi menjadi teater hiburan. Selain itujuga ada teater tradisional yang memadukan berbagai peristiwa ertunjukkan. Misalnya, pertunjukan wayang kulit atau wayang golek dalam upacara pernikahan atau khitanan.
  • Sifatnya Sederhana. Teater tradisional sifatnya sedehana, baik gagasan yang tertuang dalam karya teater merupakan pencerminan realita hidup keseharian masyarakat pemiliknya. Gagasan-gagasan tersebut diungkapkan menggunakan bahasa visual dan bahasa verbal yang sangat sederhana sehingga dapat dicerna oleh penontonnya.
  • Bersifat Spontan. Perilaku pemain teater tradisional di atas panggung bukan merupakan hasil proses latihan khusus secara terjadwal. Latihan mereka lakukan secara spontan dari panggung ke panggung. Semakin banyak manggung maka akan semakin banyak latihan sehingga penguasaan permainan dapat diraih dalam waktu yang cepat. Dialog diciptakansecara spontan oleh pemain dengan mengacu pada tema-tema adegan cerita yang dibawakan. Alur cerita yang disajikan juga tidak ada dalam naskah. 

Ludruk adalah suatu kesenian drama tradisional dari Jawa Timur. Cerita yang dibawakan biasanya tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan, dan sebagainya yang diselingi dengan lawakan dan diiringi dengan gamelan sebagai musik.

Keunikan Pertunjukan Ludruk
  • Dialog/monolog dalam ludruk bersifat menghibur dan membuat penontonnya tertawa, menggunakan bahasa khas Surabaya. Bahasa lugas yang digunakan pada ludruk, membuat mudah diserap oleh kalangan nonintelek.
  • Sebuah pementasan ludruk biasa dimulai dengan Tari Remo dan diselingi dengan pementasan seorang tokoh yang memerankan "Pak Sakera", seorang jagoan Madura. Biasanya, tokoh Sakera ini akan memberikan wejangan pada saat terjadi konflik sebagai bagian cerita. Sehingga pesan-pesan ini diharapkan mampu memberikan nilai tambah bagi pengetahuan penonton dan bukan hanya mendapatkan cerita banyolan semata dari pementasan ludruk tersebut
  • Ludruk berbeda dengan ketoprak dari Jawa Tengah. Cerita ketoprak sering diambil dari kisah zaman dulu (sejarah maupun dongeng), dan bersifat menyampaikan pesan tertentu. Sementara ludruk menceritakan cerita hidup sehari-hari (biasanya) kalangan wong cilik.

Mamanda adalah seni teater atau pementasan tradisional yang berasal dari Kalimantan Selatan. Mamanda lebih mirip dengan Lenong dari segi hubungan yang terjalin antara pemain dengan penonton. 

Keunikan Mamanda
  • Interaksi antara pemain dan penonton membuat penonton menjadi aktif menyampaikan komentar-komentar lucu yang sehingga dapat membuat suasana jadi lebih hidup.
  • Cerita Mamanda yang monoton pada alur cerita kerajaan. Tokoh-tokoh baku seperti Raja, Perdana Menteri, Mangkubumi, Wazir, Panglima Perang, Harapan Pertama, Harapan kedua, Khadam (Badut/ajudan), Permaisuri dan Sandut (Putri).

Untuk menjadi pemain teater tradisional kita dapat berlatih, seperti melatih tubuh dengan bernyanyi, berikut ini latihan yang harus dilakukan para pemain teater tradisional yang bisa lakukan.

1. Olah Tubuh
Untuk mengolah tubuh para seniman teater tradisional biasanya mengolah tubuh dengan berlatih gerak-gerak dasar tarian tradisional. Karena pemain dituntut untuk bisa menari dalam pertunjukan teater tradisional. Seperti tarian wayang pada pemeran teater-teater wayang orang, tari kuda lumping, tari ksatria ataupun gerak-gerak komikal yang lucu-lucu dapat kita tiru dari gerak-gerak keseharian. Bisa kita contoh untuk memberi variasi pada latihan yang biasa dilakukan.

2. Olah Suara
Pengolahan suara, sangat penting bagi seorang pemeran, tujuannya antara lain untuk kekuatan suara, kejelasan suara, dan memberi penekanan pada dialog-dialog penting, irama serta dinamika dialog. Pengolahan suara dalam teater tradisional sangat penting terutama kekuatan suara pemeran dituntut sekali karena biasanya teater tradisional berpentas di panggung arena terbuka, jadi cenderung para pemeran tradisional bersuara keras. Beberapa latihan yang dilakukan adalah dengan cara berlatih menyanyikan lagu-lagu tradisional, atau lagu-lagu dolanan (permainan) anak-anak secara bebas di alam terbuka.
olah suara
3. Olah Rasa
Karakteristik pementasan teater tradisional adalah akrab, komunikatif, dan materi cerita selalu diusahakan sesuai dengan keadaan yang sedang terjadi di masyarakat. Hal ini menuntut para pemeran harus selalu mencari tahu kejadiankejadian yang terjadi di masyarakat. Baik itu masalah budaya, sosial, politik maupun masalah-masalah yang menjadi perbincangan di masyarakat.

Latihan yang biasa dilakukan adalah latihan improvisasi dan spontanitas. Improvisasi adalah latihan merespon suatu peristiwa, dari peristiwa yang kecil, sederhana menjadi peristiwa yang besar dan kompleks. Kalau spontanitas adalah latihan dalam merespon peristiwa secara cepat dan tepat. Baik berupa dialog maupun tingkah laku.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 4:29 PM

0 komentar:

Post a Comment

Mohon tidak memasukan link aktif.