Puisi merupakan sebuah bentuk karya sastra yang puitis, terdiri atas larik dan bait. Puisi juga memiliki rima dan irama. Rima adalah pengulangan bunyi yang berselang, baik dalam puisi maupun pada bagian akhir, sedangkan irama adalah bunyi-bunyi yang berulang, teratur, dan variasi bunyi menimbulkan gerak yang hidup, seperti air mengalir.
Puisi adalah jenis karya sastra yang mengutamakan keindahan diksi atau kata-kata agar menarik dan dapat menggugah emosi pembaca maupun pendengarnya. Puisi dibangun atas dua perpaduan unsur pokok, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang terkandung dalam puisi dan memengaruhinya. Yang termasuk unsur intrinsik puisi yakni larik, bait, imaji, diksi, majas, rima, dan amanat.
- Larik disebut sebagai baris dalam puisi. Larik dapat berupa satu kata, frase atau dapat berupa satu kalimat. Dalam penulisan puisi lama, penulisan larik memiliki ketentuan khusus, seperti dalam 1 umpan harus terdiri dari 2, 4 atau 6 larik. Sedangkan pada puisi baru, ketentuan umpan tidak terikat pada larik.
- Bait ini fungsinya sama seperti paragraf ketika kamu menulis sebuah karangan. Bait berfungsi untuk memisahkan topi-topik atau ide-ide yang diekspresikan dalam suatu puisi.
- Rima puisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pengulangan bunyi yang berselang, baik dalam larik sajak atau pada akhir larik sajak yang berdekatan atau secara singkat. Rima itu sendiri dapat dikatakan sebagai pengulangan bunyi yang ada dalam kata maupun suku kata yang ada dalam puisi.
- Penggambaran atau imaji merupakan unsur yang melibatkan pancaindra manusia yang dapat menggiring pembaca untuk membayangkan sebuah kejadian dalam puisi.
- Diksi merupakan pilihan kata-kata yang digunakan dalam puisi yang merupakan hasil pemilihan secara cermat. Kata-katanya merupakan hasil pertimbangan baik itu makna, susunan bunyinya, maupun hubungan kata itu dengan kata-kata lain dalam baris dan baitnya.
- Gaya bahasa atau majas adalah unsur pembangun puisi dari dalam dengan penggunaan bahasa yang bersifat seolah-olah menghidupkan dan menimbulkan makna konotasi dengan menggunakan bahasa figuratif.
Berlatih
Kalian sudah mempelajari unsur-unsur puisi. Sekarang cermatilah puisi “Pada Sebuah Kedai Kopi”. Temukanlah unsur-unsur puisi tersebut. Gunakan tabel berikut untuk membantu kalian menemukan unsur-unsur puisi.
Unsur-Unsur Puisi | Contoh dalam Puisi “Kedai Kopi Pukul Sebelas" |
---|---|
Larik | Pukul sebelas siang kamu datang |
Bait | Pukul sebelas siang kamu datang Senyum segan tersampir di wajahmu Kantong belanjaan tertenteng di tanganmu “Maaf aku terlambat,” ujarmu Aku menatap kopiku yang sudah dingin sejak dua jam lalu “Tak apa,” jawabku Aku dan kopiku adalah karib, kami bersabar layaknya waktu |
Rima | Kau bertanya kenapa aku ingin bertemu Benakku melayang ke masa lalu Kau dan aku sama-sama bahagia bermain sepanjang waktu Kau tak pernah bertanya kenapa aku memanggilmu Aku pun tak pernah bertanya kenapa kau ingin bertemu |
Imaji | Aku duduk di kedai kopi ini sejak pukul sembilan Sejak semalam berpikir tentang kau dan aku Aku teman sejak masa kecilmu Kau teman sepermainanku Dulu kita sering bermain bersama |
Diksi | Semalam, spermainanku, tersembul, karib, berkesiur, tertenteng |
Majas atau Gaya Bahasa | Seperti, seberapa mahal harga pakaianmu Seberapa mahal merek jam tanganmu Seberapa murah harga sandal jepitku Majas repetisi : Majas repetisi merupakan gaya bahasa yang mengungkapkan pengulangan kata, frasa, atau klausa yang sama untuk mempertegas makna dari kalimat atau wacana. |
Demikian pembahasan mengenai Unsur-Unsur Puisi “Pada Sebuah Kedai Kopi”. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas VIII Kurikulum Merdeka, Kemendikbud
0 komentar:
Post a Comment
Mohon tidak memasukan link aktif.