Home » , , , » Nilai-Nilai dalam Novel sejarah Pangeran Diponegoro

Nilai-Nilai dalam Novel sejarah Pangeran Diponegoro

Sebuah karya sastra pasti memuat nilai-nilai kehidupan yang disampaikan oleh penulis kepada pembaca melalui tulisannya. Sebelumnya, telah dijelaskan bahwa jenis dari teks cerita sejarah salah satunya adalah novel sejarah yang bersifat fiktif. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa novel sejarah juga termasuk karya sastra.

Karya sastra yang baik, termasuk novel sejarah, selalu mengandung nilai (value). Nilai tersebut dikemas secara implisit dalam alur, latar, tokoh, dan tema. Nilai yang terkandung dalam novel antara lain nilai-nilai budaya, nilai moral, nilai agama, nilai sosial, dan nilai estetis
  1. Nilai budaya adalah nilai yang dapat memberikan atau mengandung hubungan yang mendalam dengan suatu masyarakat, peradaban, atau kebudayaan
  2. Nilai moral/etik adalah nilai yang dapat memberikan atau memancarkan petuah atau ajaran yang berkaitan dengan etika atau moral.
  3. Nilai agama yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan atau bersumber pada nilai-nilai agama
  4. Nilai sosial yaitu nilai yang berkaitan dengan tata pergaulan antara individu dalam masyarakat
  5. Nilai estetis, yakni nilai yang berkaitan dengan keindahan, baik keindahan struktur pembangun cerita, fakta cerita, maupun teknik penyajian cerita
Novel sejarah Pangeran Diponegoro
Latihan
Untuk meningkatkan pemahamanmu tentang nilai-nilai dalam novel sejarah, bacalah dengan saksama kutipan novel sejarah berikut ini, kemudian tentukan nilai yang terkandung di dalamnya.
No.NilaiKutipan
1.Nilai moral Hm.” Jan Willem van Rijnst menerka-nerka ambisi Danurejo di balik pernyataan yang kerang-keroh itu. sambil menatap lurus-lurus ke muka Danurejo, setelah membagi arah pandangannya kepada Raden Mas Sunarko yang sangat tolek, Jan Willem van Rijnst berkata dalam hati, “Al wie kloekzinnig is, handelt met wetenschap, maar een zot breidt dwaasheid uit. Deza kakkerlak verwach zeker een goede positie, zodat hij mogelijk corruptie kan doen” (yang cerdik bertindak dengan pengetahuan, tapi yang bebal membeberkan ketololannya. Kecowak ini pasti berharap kedudukan yang memungkinkan baginya bisa melakukan korupsi).

Nilai moral yang terkandung yaitu orang yang cerdik bertindak dengan pengetahuan, tapi yang bebal membeberkan kebodohannya.
2.Nilai Budaya”Maaf, Tuan Van Rijnst, perlu Tuan ketahui, wayang dan tembang berasal dari leluri Hindu-Buddha Jawa. Sekarang, setelah Islam menjadi agama Jawa, leluri wayang dan tembang itu tetap berlanjut sebagai kebudayaan bangsa. Apakah Tuan tidak melihat itu sebagai kekuatan?”

Nilai budaya yang terkandung yaitu wayang dan tembang merupakan kekuatan bangsa.
3.Nilai SosialKetika Danurejo II datang kepadanya, dia menyambut dengan bahasa Melayu yang fasih, sementara pejabat keraton Yogyakarta yang merupakan musuh dalam selimut dari Sultan Hamengku Buwono II ini lebih suka bercakap bahasa Jawa. ”Sugeng”, kata Danurejo II, menundukkan kepala dengan badan yang nyaris bengkok seperti udang rebus.

Nilai sosial yang terkandung yaitu sikap sopan dan ramah.
4.Nilai Agamaerlebih dulu mestilah dibilang, bahwa Jan Willem van Rijnst adalah seorang oportunis bedegong. Asalnya dari Belanda tenggara. Lahir di Heerlen, daerah Limburg yang seluruh penduduknya Katolik. Tapi, masya Allah, demi mencari muka pada pemegang kekuasaan di Hindia Belanda, sesuai dengan agama yang dianut oleh keluarga kerajaan Belanda di Amsterdam sana yang Protestan bergaris kaku Kalvinisme, maka dia pun lantas gandrung bermain-main menjadi bunglon, membiarkan hatinya terus bergerak-gerak sebagaimana air di daun talas.

Nilai agama yang terkandung di dalamnya yaitu Jan Willem van Rijnst seorang yang beragama katholik akantetapi demi mencari muka ia mengikuti agama protestan..

Demikian pembahasan mengenai Nilai-Nilai dalam Novel sejarah Pangeran Diponegoro. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas XII Kurikulum Merdeka, Kemendikbud
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 11:27 AM

2 komentar:

Mohon tidak memasukan link aktif.