Teks Editorial adalah artikel utama yang ditulis oleh redaktur koran yang merupakan pandangan redaksi terhadap suatu peristiwa(berita) aktual (sedang menjadi sorotan), fenomenal, dan kontroversial (menimbulkan perbedaan pendapat). Isi teks editorial adalah (a) Fakta-fakta atau peristiwa aktual, fenomenal, dan kontroversial; (b) Pendapat atau opini redaksi terhadap peristiwa tersebut.
Secara umum, langkah-langkah memahami isu-isu terkini melalui editorial sudah dilakukan. Sekarang, saatnya kamu membuat sendiri teks editorial. Rangkaian pembelajaran yang telah kamu lakukan sebelumnya pada dasarnya merupakan tahapan-tahapan di dalam menulis teks editorial.
Sekarang, gabungkanlah hasil kerjamu mulai dari menemukan isu aktual, fenomenal, dan kontroversial dengan argumen (dalam berbagai bentuk), dan simpulan berisi saran/rekomendasi dalam sebuah teks editorial. Hasil penggabungan itulah meupakan teks editorial yang kamu buat. Agar lebih fokus dalam menulis teks editorial, berikut ini tahap-tahap yang harus kamu lalui.
- Bacalah dua sampai tiga teks editorial dari sumber media massa yang berbeda.
- Datalah isu-isu utamanya dan rumuskan menjadi pernyataan umum.
- Telusuri data-data pendukung atas pernyataan umum yang sudah kamu buat, misalnya dari buku, majalah, Badan Pusat Statistik, atau artikel jurnal.
- Buatlah perincian data tersebut dan analisis menjadi sebuah argumen.
- Argumen-argumen yang kamu buat secara terperinci ditafsirkan menjadi sebuah pendapat, baik berupa kritik, penilaian, maupun harapan.
- Buatlah saran atau rekomendasi untuk memberikan solusi atas isu-isu yang berkembang.
- Kemaslah hasilnya dalam satu tulisan teks editorial dengan panjang tulisan 8-10 paragraf dengan masing-masing paragraf antara 2-3 kalimat.
Rencana Konversi Kompor Gas ke Listrik
Penyataan Umum
Setelah “berhasil” memangkas anggaran subsidi untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) yang membengkak, kini pemerintah kembali mengkaji anggaran untuk subsidi LPG tabung 3kg. Anggaran untuk subsidi gas tabung hijau ini diklaim mencapai lebih dari Rp149 triliun atau setara 192,61 persen dari postur APBN 2022.
Pemerintah menyebut konversi kompor elpiji ke kompor listrik atau kompor induksi bisa menghemat APBN karena harga keekonomian listrik lebih murah ketimbang harga keekonomian elpiji. Namun, belum bisa dipastikan berapa anggaran yang bisa dihemat kalau konversi ini diberlakukan. Kabarnya, pemerintah berniat menyetop impor LPG pada 2030.
Argumentasi
Berdasarkan catatan Kementerian Keuangan, membengkaknya anggaran subsidi LPG 3kg ini disebabkan kesenjangan harga jual eceran dengan harga keekonomian yang terlampau tinggi. Presiden Joko Widodo bahkan memerintahkan segera dilakukan pengalihan kompor gas berbasis energi impor (LPG) ke kompor berbasis energi domestik (kompor listrik).
Meski demikian, rencana pemerintah mengonversi energi dari gas LPG subsidi 3kg ke kompor listrik dinilai mustahil diterapkan secara nasional, selama keandalan pasokan listrik di Indonesia belum kuat. Hal itu mengingat infrastruktur kelistrikan yang mumpuni hanya ada di Pulau Jawa dan Bali.
Anggota Komisi VII DPR RI Sartono ikut berpendapat, bahwa program konversi ini harus diperhitungkan dengan matang agar tidak membebani masyarakat. Ia mengingatkan pemerintah agar membuat kajian mendalam sebelum benar-benar menjadikan uji coba ini sebagai kebijakan nasional. Jangan sampai terulang kasus konversi energi dari minyak tanah ke LPG pada 2007 yang persoalannya tidak diselesaikan hingga sekarang.
Menjawab hal itu, Kementerian ESDM memastikan masyarakat tidak akan dikenakan beban jika berpindah dari gas LPG ke kompor listrik. Masyarakat justru bisa lebih menghemat biaya masak hingga 10–15 persen. Kementerian ESDM juga bakal mengurangi konsumsi gas LPG 3kg dan menggantinya dengan kompor listrik secara bertahap.
Penegasan
Program konversi dari kompor LPG ke kompor induksi ini sesungguhnya diharapkan tidak hanya dapat memangkas defisit neraca perdagangan. Namun, bisa menjadi jalan alternatif untuk dapat menyelesaikan permasalahan subsidi energi yang selama ini dinilai kurang tepat sasaran.
Untuk itu, pemerintah harus dapat meyakinkan keamanan penggunaan kompor listrik, selain mungkin menyediakan barangnya yang gratis kepada konsumen pengguna elpiji 3kg. Bahkan jika perlu, PLN bisa memberlakukan tarif listrik khusus terhadap golongan ini. Apabila hal ini mampu dipenuhi, konversi kompor gas ke listrik akan dapat diterima masyarakat, serta terhindar dari berbagai kontroversi.
Setelah selesai, tukarkan pekerjaanmu dengan teman sebangkumu. Evaluasilah pekerjaan temanmu dengan menggunakan rubrik berikut ini.
Tabel Hasil Evaluasi Teks Editorial
No. | Aspek Penilaian | Penilaian | |
---|---|---|---|
Ya | Tidak | ||
1. | Judul menggambarkan isi. | √ | - |
2. | Struktur teks editorial lengkap: ada tesis, argumen, dan penegasan. | √ | - |
3. | Isu aktual tepat sesuai dengan isi berita. | √ | - |
4. | Argumen-argumennya mencukupi. | √ | - |
5. | Argumen disertai dengan fakta pendukung dan/atau alasan logis. | √ | - |
6. | Saran/rekomendasi yang diberikan benar-benar bisa menjadi solusi dan praktis. | √ | - |
Berdasarkan penilaian yang diberikan teman, revisilah tulisanmu menjadi sebuah teks editorial yang sempurna dan layak dipublikasi.
Demikian pembahasan mengenai Menyusun Saran terhadap Isu Aktual. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas XII Kurikulum 2013, Kemendikbud
0 komentar:
Post a Comment
Mohon tidak memasukan link aktif.