Pada pembelajaran Seni Musik Kelas VIII Kurikulum Merdeka terdapat pembahasan tentang Memainkan Alat Musik Tradisional Secara Perorangan. Tujuan pembelajaran kali ini adalah Peserta didik mampu menjelaskan teknik memainkan alat musik tradisional; Peserta didik mampu bermain alat musik tradisional secara perorangan; dan Peserta mampu menunjukkan ekspresi dengan alat musik tradisional.
Setelah mengenal beragam alat musik tradisional dan memainkannya dengan pola sederhana. Namun karena alat musik tradisional Indonesia sangat beragam jenis dan teknik memainkannnya, maka cara memainkan alat tradisional dikelompokkan dengan jenis alat musik pukul yang bernada maupun tidak bernada.
1. Memainkan Alat Musik Pukul Tidak Bernada
Alat musik pukul tidak bernada biasanya memiliki peran sebagai penjaga tempo dan ritme musik. Pemahaman terhadap tempo dan ritme menjadi hal terpenting dalam memainkan alat ini. Tempo pada musik memiliki makna sebagai ukuran kecepatan dari musik itu sendiri dengan satuan bpm (beats per minute). Sedangkang ritme pada alat musik pukul bermakna pola pukulan dalam suatu musik.
a. Tergolong dua jenis yaitu membranophone dan idiophone
Membranophone adalah alat musik pukul dengan sumber bunyi yang dihasilkan dari kulit atau membran pada alat tersebut contohnya kendhang/gendang, rebana, dol, bedug, tifa dan lain sebagainya. Idiophone merupakan alat musik yang sumber bunyinya dari badan alat itu sendiri contohnya ceng-ceng, gong, dan lain sebagainya.
b. Dapat dipukul dengan atau alat pukul
Untuk alat musik yang dipukul menggunakan stik akan memiliki karakter suara yang lebih solid atau pasti. Suara yang dihasilkan juga dapat berubah-ubah menyesuaikan bahan dari alat pemukul yang dipakai. Sedangkan alat yang dipukul menggunakan tangan dapat menghasilkan suara yang berbeda-beda menyesuaikan posisi tangan saat memukul.
c. Area pukul pada alat musik
Pada alat musik membranophone jika alat dipukul pada bagian tengah membran akan menghasilkan suara yang berat dan besar atau lebih low (bas). Sebaliknya jika semakin dipukul pada bagian pinggir membran akan menghasilkan suara yang lebih ringan dan tipis atau lebih high (alto).
Berikut contoh pola ritme sederhana yang dapat dilatih bersama yaitu pola permainan bedug atau tifa mengiringi lagu "Yamko Rambe Yamko" (Papua) yang di aransemen secara orkestra oleh Addie Ms.
2. Memainkan Alat Musik Pukul Bernada
Alat musik pukul bernada yang dimiliki Indonesia kebanyakan tergolong alat musik idiophone berbahan logam, kayu, dan bambu. Sehingga dibutuhkan stik atau alat pemukul sebagai media untuk menghasilkan bunyi dari bilah-bilah yang bernada. Cara memainkan alat musik pukul bernada pun tidak jauh berbeda dengan alat musik pukul tidak bernada.
a. Cara memegang stik
Alat musik ini membutuhkan alat bantu pemukul untuk menghasilkan bunyi maka sepatutnya hal yang terpenting diperhatikan adalah bagaimana cara memegang stik itu sendiri. Hal itu dikarenakan cara memegang stik sangat berpengaruh terhadap kualitas bunyi yang dihasilkan dan berpengaruh terhadap kelenturan tangan ketika hendak mainkan pola pukulan yang agak lebih cepat atau rumit. Pertama, perhatikan titik tumpu posisi memegang stik tidak terlalu ditengah ataupun ujung stik. Genggaman tidak dianjurkan terlalu erat agar stik tetap dapat terpantul secara natural.
b. Area pukul pada instrumen
Semua alat musik pukul bernada memiliki area pukul dengan kualitas bunyi terbaik dibagian titik tengah dari badan alat tersebut, sehingga tidak dianjurkan memukul bagian pinggir instrumen.
c. Teknik meredam atau memotong resonansi bunyi
Resonansi bunyi yang dihasilkan oleh logam cenderung lebih panjang dibandingkan alat berbahan kayu atau bambu. Resonansi yang tidak terkontrol dapat merusak harmonisasi musik secara keseluruhan.
Teknik meredam atau memotong bunyi ini dapat dilakukan dengan memegang bilah instrumen setelah dipukul, ataupun dengan cara menempelkan stik bilah instrumen tersebut.
Demikian pembahasan mengenai Memainkan Alat Musik Tradisional Secara Perorangan. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Sumber : Buku Seni Musik Kelas VIII Kurikulum Merdeka, Kemendikbud
0 komentar:
Post a Comment
Mohon tidak memasukan link aktif.