Teks rekon adalah salah satu jenis teks yang memuat suatu peristiwa, kegiatan, kejadian atau pengalaman masa lalu yang telah diamati secara kronologis dan ditujukan untuk memberikan informasi ataupun menghibur pembacanya.
Penulisan teks rekon memiliki tujuan salah satunya adalah agar pembaca tidak mengalami kejadian serupa dan dapat memetik pembelajaran dari teks yang disampaikan. Rekon pribadi merupakan cerita ulang tentang peristiwa masa lalu dan penulisnya terlibat secara langsung dalam kejadian tersebut. Kalian juga dapat menggunakan rekon pribadi untuk menyampaikan cerita atau pendapat tentang suatu topik dalam diskusi.
Diskusi merupakan pertemuan untuk bertukar pikiran atau membahas suatu masalah bersama-sama. Kiat berikut ini dapat kalian terapkan agar diskusi kelompok berlangsung tertib dan tetap menyenangkan.
- Awali diskusi dengan memilih moderator untuk memimpin diskusi dan memastikan semua peserta mendapatkan giliran berbicara.
- Sepakati waktu masing-masing peserta untuk berpendapat, misalnya 5 menit.
- Pastikan kalian membuat catatan singkat berisi pendapat yang disampaikan teman. Catatan ini berguna ketika kalian menyampaikan tanggapan
- Sampaikan pendapat dengan menyebutkan nama laman yang dirujuk. Contoh: Dalam laman ... disebutkan bahwa .... Saya sepakat/tidak sepakat karena ....
- Setelah semua peserta berpendapat, moderator mempersilakan peserta lain memberikan tanggapan terhadap pendapat teman. Contoh: Saya sepakat/tidak sepakat dengan pendapat ... karena .... Menurut saya ....
- Setelah diskusi selesai, moderator menyimpulkan hasil diskusi dan mengucapkan terima kasih atas partisipasi peserta diskusi.
Pro dan Kontra Media Sosial untuk Remaja
Setelah membedakan fakta, opini, dan asumsi, kita akan berdiskusi tentang hal-hal yang berkaitan dengan komunikasi daring. Sebagai bahan diskusi, carilah informasi melalui internet dengan kata kunci “media sosial untuk remaja”.
- Mesin pencari akan menyajikan berbagai teks dengan tema tersebut.
- Bacalah secara cepat 3 -5 teks, kemudian pilihlah salah satu yang memuat fakta paling akurat juga asumsi dan opini paling menarik. Saat kelas tujuh, kalian sudah belajar membedakan informasi hoaks (berita palsu) dan informasi yang benar. Gunakan pengetahuan tersebut untuk memilih berita yang benar.
- Gunakan pengetahuan kalian untuk memilah berita yang benar dan yang palsu. Perhatikan juga kredibilitas laman (website) yang memuatnya. Kalian dapat mengutamakan portal/laman berita yang direkomendasikan oleh mesin pencari dengan kata kunci “portal berita terbaik”.
Pakar Ungkap Ngerinya Penggunaan Media Sosial pada Remaja
Sumber : https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6755572/pakar-ungkap-ngerinya-penggunaan-media-sosial-pada-remaja
Remaja dan media sosial menjadi dua hal yang tidak bisa dipisahkan akhir-akhir ini. Kehidupan remaja sehari-hari, dihabiskan dalam berbagai platform dunia maya tersebut.
Terkait hal ini, American Psychological Association (APA) baru-baru ini merilis studi mereka tentang penggunaan media sosial remaja.
APA menjelaskan tentang apa yang harus dilakukan dan tidak dilakukan oleh para remaja dalam bermedia sosial.
Dilansir dari laman Pop Science, salah satu organisasi kesehatan mental terkemuka di AS itu mencari tahu kebiasaan anak-anak dan remaja pada beberapa platform media sosial seperti, TikTok, Instagram, dan Twitter. Bagaimana hasilnya?
Ketergantungan pada Media Sosial Bisa Memengaruhi Otak
APA mengungkapkan bahwa media sosial ternyata dapat membawa pengaruh kepada anak-anak atau remaja secara langsung, terutama dalam hal tumbuh kembang mereka.
Hal ini karena anak-anak atau remaja kemungkinan akan tergantung pada apa yang mereka saksikan secara online dan itu bisa memengaruhi mereka dalam tumbuh dewasa.
Pada aspek perkembangan psikologis, APA menyampaikan bahwa media sosial memengaruhi evolusi otak seseorang. Maka dari itu, APA menyarankan beberapa upaya untuk menggunakan media sosial dengan bijak.
APA menyarankan orang tua untuk tetap mengawasi dan berkontribusi pada penggunaan media sosial anak-anak secara teratur, terutama pada masa remaja sekitar usia 10 dan 14 tahun.
Peran orang seperti mendidik tentang literasi dan penggunaan media yang sehat sangat penting untuk menciptakan penggunaan media sosial yang aman untuk remaja pada platform seperti TikTok, Twitter, Instagram, dan Facebook.
Kritik untuk Perusahaan Teknologi
Tidak hanya orang tua, APA menjelaskan bahwa kebijakan bermedia sosial juga perlu dilakukan oleh perusahaan teknologi itu sendiri.
Perusahaan teknologi atau aplikasi menentukan bagaimana, kapan, dan mengapa penggunaan melihat konten tertentu seperti kebijakan rasis dan diskriminasi.
Tak hanya itu, media sosial juga kerap dimanfaatkan untuk memperburuk sosio-politik dan rasisme. Hal ini berdampak sangat luas, termasuk kekerasan fisik serta ancaman terhadap kesejahteraan.
Fenomena Membandingkan Diri dengan Kehidupan di Media Sosial
Salah satu hal yang mengerikan dalam kehidupan remaja di media sosial adalah efek yang dihasilkan, yakni remaja kerap membandingkan diri dengan apa yang ada di media sosial.
APA menggarisbawahi bahwa hal ini banyak terjadi di kalangan remaja perempuan terkait konten seputar kecantikan dan penampilan memicu kurangnya percaya diri, gangguan makan, hingga gejala depresi.
Jeremy Birnholtz, seorang profesor studi komunikasi di Universitas Northwestern juga mengungkapkan dampak negatif media sosial merupakan gejala awal masalah di dunia nyata. Contohnya adalah rasisme dalam media sosial yang terbawa ke masyarakat.
Mengingat banyak masalah media sosial yang dibawa ke dunia nyata, APA menyarankan untuk pentingnya mempertimbangkan saran-saran dari APA di atas, seperti kontrol diri terhadap media sosial, pengawasan orang tua, hingga kebijakan bermedia sosial dari perusahaan teknologi.
Contoh Diskusi
Agus :
Dalam laman Detikedu disebutkan bahwa peran orang seperti mendidik tentang literasi dan penggunaan media yang sehat sangat penting untuk menciptakan penggunaan media sosial yang aman untuk remaja pada platform seperti TikTok, Twitter, Instagram, dan Facebook.
Saya sepakat karena keluarga adalah tempat pertama mendapatkan pengetahuan bagi seorang anak. Pada zaman modern ini, anak akan mudah mengenal dunia luar yang lebih luas dengan hadirnya
teknologi canggih dan Internet. Penggunaan media sosial dilingkungan keluarga menimbulkan beragam dampak negatif seperti : pornografi, menganggu aktivitas belajar, terdapat informasi negatif, ketergantungan, menjadi malas, lupa waktu, anti sosial, kecanduan game, mempengaruhi perkembangan mental anak, mempengaruhi berfikir kreatif, dan salah pergaulan.
Tanggapan :
Sulastri :
Saya sepakat dengan pendapat Agus karena peran orang tua/keluarga sangat penting. Menurut saya keluarga menjadi sumber pengetahuan pertama bagi anak. Cara yang baik untuk mengedukasi seorang anak dalam era globalisasi ialah dengan memperkenalkan Internet dengan bijak sesuai dengan usia mereka dan menemani serta mengawasi anak dalam menggunakan teknologi canggih.
Wawan Hermawan :
Saya sepakat dengan pendapat Agus karena peran keluarga sangat penting. Menurut saya selain keluarga pihak yang juga berperan adalah kebijakan bermedia sosial dari perusahaan teknologi. Meskipun keluarga sudah memberikan literasi dan penggunaan media sosial yang aman, jika perusahaan teknologi tersebut masih memperbolehkan konten-konten yang tidak sesuai untuk anak maka semua usaha akan sia-sia.
Demikian pembahasan mengenai Menggunakan Rekon Pribadi dalam Diskusi. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas IX Kurikulum Merdeka, Kemendikbud
0 komentar:
Post a Comment
Mohon tidak memasukan link aktif.