Seringkali numerasi diartikan secara sempit dengan keterampilan menghitung cepat menggunakan angka, pensil, dan hafalan cepat. Numerasi dapat diartikan sebagai menerapkan konsep dan keterampilan matematika untuk memecahkan masalah sehari-hari. Selain itu numerasi juga termasuk kemampuan menganalisis misalnya dalam bentuk grafik, tabel, bagan dan lain sebagainya. Lalu menggunakan interpretasi hasil analisis tersebut untuk memprediksi dan mengambil keputusan.
Kita mengetahui bahwa itu bukan tugas pelajaran matematika saja, namun juga mata pelajaran yang lain dari sains hingga sosial, dari bhasa Indonesia hingga olah raga. Semua bisa turut serta untuk memperkuat numerasi.
Asesmen Nasional hanya mengukur dua macam literasi yakni, Literasi Membaca dan Literasi Matematika (Numerasi) karena kedua literasi tersebut merupakan kompetenasi mendasar yang diperlukan oleh semua murid. Kemampuan membaca yang diukur melalui AKM Literasi sebaiknya dikembangkan tidak hanya melalui pelajaran Bahasa Indonesia, tapi juga pelajaran Agama, IPA, IPS, dan pelajaran lainnya.
Selain itu kemampuan berpikir logis-sistematis yang diukur melalui AKM Numerasi juga sebaiknya dikembangkan melalui berbagai pelajaran. Dengan mengukur literasi dan numerasi, Asesmen Nasional mendorong guru semua mata pelajaran untuk berfokus pada pengembangan kompetensi membaca dan berpikir logis-sistematis para peserta didik.
Pelaporan hasil AKM dirancang untuk memberikan informasi mengenai tingkat kompetensi siswa. Hasil AKM dilaporkan dalam empat kelompok yang menggambarkan tingkat kompetensi yang berbeda. Urutan tingkat kompetensi dari yang paling kurang adalah:
- Perlu Intervensi Khusus. Murid hanya memiliki pengetahuan matematika yang terbatas. Murid menunjukkan penguasaan konsep yang parsial dan keterampilan komputasi yang terbatas.
- Dasar. Murid memiliki keterampilan dasar matematika: komputasi dasar dalam bentuk persamaan langsung, konsep dasar terkait geometri dan statistika, serta menyelesaikan masalah matematika sederhana yang rutin.
- Cakap. Murid mampu mengaplikasikan pengetahuan matematika yang dimiliki dalam konteks yang lebih beragam.
- Mahir. Murid mampu bernalar untuk menyelesaikan masalah kompleks serta nonrutin berdasarkan konsep matematika yang dimilikinya.
1, Latihan Pemahaman
Tindakan yang tepat untuk melakukan intervensi dalam kemampuan numerasi peserta didik adalah…
Jawaban : Bekerja sama dengan seluruh guru mata pelajaran untuk menyintesis materi numerasi sesuai dengan karakteristik masing-masing mata pelajaran
2. Post test
1. | Peserta didik mampu mengaplikasikan pengetahuan matematika yang dimiliki dalam konteks yang beragam. Penjelasan kemampuan ini adalah atribut murid dalam jenjang kemampuan? | |
A. | Mahir | |
B. | Cakap | |
C. | Dasar | |
D. | Perlu Intervensi Khusus | |
Pembahasan : Jawaban : B | ||
2. | Peserta didik tahap mahir dalam penguasaan kompetensi numerasi yaitu mampu bernalar untuk menyelesaikan masalah kompleks non rutin berdasarkan konsep matematika yang dimilikinya. Pernyataan di atas adalah.. | |
A. | Benar | |
B. | Salah | |
Pembahasan : Jawaban : A | ||
3. | Peserta didik hanya memiliki pengetahuan metematika yang terbatas (penguasaan konsep parsial dan keterampilan komputasi yang terbatas) merupakan indikator kemampuan numerasi peserta didik terhadap? | |
A. | Mahir | |
B. | Cakap | |
C. | Dasar | |
D. | Perlu Intervensi Khusus | |
Pembahasan : Jawaban : D |
Demikian pembahasan mengenai Modul 1 Memahami Numerasi platform Merdeka Mengajar. Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment
Mohon tidak memasukan link aktif.