Masyarakat awam menganggap bahwa literasi dimulai dengan pengenalan huruf, kemampuan mengeja suku kata, kefasihan melafalkan bacaan, dan keterampilan menulis secara drilling (mengandalkan latihan terus menerus) dan mengabaikan konteks.
Sejatinya, kecakapan literasi dimulai dari kemampuan anak untuk dapat berkomunikasi, artinya bertukar informasi melalui interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Kemampuan ini dapat ditumbuhkan melalui kegiatan bercakap-cakap, menyimak lagu dan cerita, bermain dan bersosialisasi. Kegiatan pembelajaran tersebut pun dapat dilakukan seiring dengan dilakukannya pengenalan aksara, kata, menulis dan membaca.
Miskonsepsi Literasi Anak Usia Dini
- Pada Pernyataan 1, ‘mengajar membaca dimulai dari menghafal huruf A-Z’ merupakan pernyataan tidak tepat. Membaca adalah proses yang bertahap mulai dari kemampuan membedakan bunyi, membunyikan lambang yang berupa gambar dan aksara. Oleh karena itu pengucapan yang tepat akan membantu anak melafalkan lambang (gambar/huruf) yang ditemuinya sehingga dapat dikatakan bahwa proses anak belajar membaca dimulai sebelum anak mengenal huruf A-Z.
- Pada pernyataan 2, ‘Kegiatan menceritakan apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya merupakan salah satu kegiatan pembelajaran yang sebaiknya dilakukan saat persiapan membaca’ merupakan pernyataan yang tepat. Bercerita dengan benda-benda yang ada di sekitar anak (mainan, alat-alat makan, alat-alat tulis, makanan kesukaan) merupakan salah satu cara untuk melatih kemampuan awal membaca termasuk pemahaman makna kata.
- Pada pernyataan 3, ‘Anak yang lancar baca tidak selalu memahami isi bacaan’ merupakan pernyataan yang tepat. Pemahaman isi bacaan terkait dengan makna kata, dan maksud ujaran (kalimat). Pemahaman isi bacaan terkait dengan makna kata, dan maksud ujaran (kalimat) sedangkan kelancaran membaca berkaitan dengan pemahaman akan bentuk, arah dan bunyi huruf. Oleh sebab itu, peserta didik perlu membangun pemahamannya akan makna kata dan ujaran seiring terus melatih kelancarannya dalam membaca.
Miskonsepsi Numerasi Anak Usia Dini
Numerasi pada anak usia dini dipandang sebagai kemampuan pemecahan masalah dasar dan penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan bukan sekedar keterampilan berhitung bilangan, melainkan juga mencakup pemahaman akan pola (aljabar), geometri (bentuk, lokasi dan posisi), pengukuran, serta analisa data.
Numerasi terdiri dari pengetahuan, keterampilan, perilaku, dan kecenderungan (disposisi) yang dibutuhkan seseorang untuk dapat menggunakan matematika untuk memecahkan masalah dalam berbagai situasi. Beberapa miskonsepsi numerasi anak usia dini antara lain sebagai berikut :
- Pernyataan 1: Anak usia dini belum siap untuk belajar matematika.
- Pernyataan 2: Numerasi atau matematika hanya dapat dikuasai oleh anak cerdas dengan gen matematika (turun-temurun).
- Pernyataan 3: Mengajarkan bilangan yang sederhana dan bentuk sudah cukup bagi anak usia dini.
- Pernyataan 4: Literasi lebih penting daripada numerasi untuk anak usia dini.
- Pernyataan 5: Guru dapat menyediakan sarana yg lengkap seperti alat belajar untuk anak belajar numerasi, kemudian membiarkan anak membangun pemahamannya sendiri dengan alat belajar tersebut.
- Pernyataan 6: Matematika hendaknya tidak diajarkan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri.
- Pernyataan 7: Asesmen dalam matematika tidak relevan untuk anak usia dini.
- Pernyataan 8: Anak belajar matematika hanya melalui interaksi dengan benda-benda konkret.
- Pernyataan 9: Pemahaman konsep bilangan diukur dari kemampuan menghitung cepat.
Soal Latihan Pemahaman
1. | Pada pernyataan di bawah ini manakah yang termasuk miskonsepsi literasi anak usia dini? | |
A. | Dalam pengenalan aksara kata dikerjakan pada konteks bermain, belajar | |
B. | Lancar dalam membaca tidak berarti paham pada isi bacaan | |
C. | Belajar membaca diawali dengan menghafal huruf A-Z | |
D. | Kesiapan membaca awal bisa dilihat pada anak yang bercerita. | |
Pembahasan : Jawaban : C | ||
2. | Dari pernyataan berikut ini, manakah yang tidak termasuk miskonsepsi numerasi anak usia dini? | |
A. | Murid belajar matematika hanya melalui interaksi benda yang konkret | |
B. | Untuk anak usia dini tentang bahasa serta literasi adalah lebih penting dari pada matematika | |
C. | Untuk anak usia dini belum siap pelajaran matematika | |
D. | Matematika tidak selalu perlu diintegrasikan dengan kegiatan lain | |
Pembahasan : Jawaban : D | ||
3. | Pada saat anak didik mendengarkan sebuah kata dengan memperhatikan gestur serta mimik lawan bicara, hal tersebut menandakan bahwa anak didik memakai kemampuan bahasa? | |
A. | Bahasa ekspresif | |
B. | Bahasa reseptif | |
C. | Bahasa penginderaan | |
D. | Bahasa produktif | |
Pembahasan : Jawaban : B | ||
4. | Kemampuan anak didik dalam memahami dunia dan sekitarnya adalah termasuk komponen literasi | |
A. | Kesadaran fonemik | |
B. | Kemampuan bertutur kata | |
C. | Kosa kata | |
D. | Pengetahuan latar | |
Pembahasan : Jawaban : D | ||
5. | Buat cakupan literasi yang paling banyak dikerjakan anak didik SD dan PAUD yaitu keaksaraan. Selanjutnya apakah pengertian keaksaraan? | |
A. | Kemampuan anak menghubungkan huruf dan bunyi | |
B. | Kemampuan anak didik dalam bertutur | |
C. | Kemampuan anak memahami simbol | |
D. | Kemampuan anak memahami bahasa lisan | |
Pembahasan : Jawaban : A | ||
6. | Dari pernyataan berikut ini, manakah yang tidak termasuk miskonsepsi numerasi anak usia dini? | |
A. | Murid belajar matematika hanya melalui interaksi benda yang konkret | |
B. | Untuk anak usia dini tentang bahasa serta literasi adalah lebih penting dari pada matematika | |
C. | Untuk anak usia dini belum siap pelajaran matematika | |
D. | Matematika tidak selalu perlu diintegrasikan dengan kegiatan lain | |
Pembahasan : Jawaban : D | ||
7. | Langkah awal yang perlu dilakukan pendidik untuk merancang pembelajaran penguatan literasi anak usia dini yaitu ... | |
A. | Merencanakan materi | |
B. | Melakukan asesmen awal | |
C. | Merancang strategi pembelajaran | |
D. | Dengan menyusun ATP | |
Pembahasan : Jawaban : B | ||
8. | Berkaitan dengan tema pembelajaran "Hobiku" pada term ke 2 maka bapak Yuda meminta pada para murid kelas 1B untuk membawa benda-benda yang berkaitan dengan hobi mereka serta menceritakannya pada kawan-kawan di kelas. Kemudian 2 cakupan literasi manakah yang dibangun pak Yuda melalui kegiatan itu? | |
A. | Pengetahuan latar serta fonetik | |
B. | Keaksaraan serta kesadaran cetak | |
C. | Fonemik dan keaksaraan | |
D. | Kosa kata dan kemampuan bercerita | |
Pembahasan : Jawaban : D | ||
9. | Bu Lita sedang menyediakan mainan kegemaran anak didik di dalam kelas. Bu Lita mengajak anak didik untuk menyebutkan nama benda serta mengajak mengeja kemudian membimbing untuk menulis pada kertas yang tersedia. Selanjutnya 2 cakupan literasi yang ingin dikembangkan bu Lita dengan cara bertahap yaitu ... | |
A. | Kesadaran fonemik dan keaksaraan | |
B. | Kesadaran fonemik dan mampu bercerita | |
C. | Pengetahuan latar serta kesadaran cetak | |
D. | Mampu bercerita serta kosa kata | |
Pembahasan : Jawaban : A | ||
10. | Tentang numerasi itu bukan hanya sebatas operasi bilangan juga rumus. Dari pernyataan berikut ini, manakah yang bukan termasuk kegunaan dari pengembangan kemampuan numerasi pada kehidupan kita? | |
A. | Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dengan sistematis | |
B. | Mengajarkan kemampuan menghafal rumus | |
C. | Dengan mengajarkan keterampilan pada perencanaan serta estimasi | |
D. | Mengembangkan dan menjelaskan ide secara logis serta kritis | |
Pembahasan : Jawaban : B | ||
11. | Mengapa penting bagi para murid dalam memiliki kesadaran bilangan? | |
A. | Bisa mengembangkan dan mampu mengenal karakteristik | |
B. | Bisa mengembangkan kesadaran pada murid | |
C. | Bisa membangun kemampuan para murid dalam membuat keputusan | |
D. | Dapat memberikan penguatan terhadap kemampuan numerasi lainnya. | |
Pembahasan : Jawaban : D | ||
12. | Bu Risa sedang mengajak pada siswa-siswi di dalam kelasnya untuk mengumpulkan bunga-bunga yang berjatuhan di halaman sekolah. Kemudian bu Risa mengajak pada anak didik untuk mendeskripsikan bunga-bunga itu berdasar warnanya. Lalu bu Risa menanyakan berapa jumlah bunga pada setiap kelompok. Kemudian siswa-siswi bisa menempelkan bunga tersebut membentuk benda. Berdasarkan kegiatan tersebut di atas maka kemampuan numerasi apakah yang dibangun? | |
A. | Geometri, pola, fungsi serta pengukuran | |
B. | Pengukuran, geometri pola juga fungsi | |
C. | Analisa data, kesadaran bilangan, geometri | |
D. | Kesadaran bilangan, pengukuran, pola serta fungsi | |
Pembahasan : Jawaban : C | ||
13. | Dengan menyortir, menggolongkan benda berdasarkan ciri, menghitung sesuai dengan masing-masing kategori. Selanjutnya mengumpulkan, mengelompokkan data buat menjawab pertanyaan contohnya,"Apa makanan kesukaan Anda?" Hal tersebut adalah contoh cara membangun kemampuan | |
A. | Geometri | |
B. | Operasi bilangan | |
C. | Pola | |
D. | Analisa data | |
Pembahasan : Jawaban : D | ||
14. | Pada kemampuan spasial adalah dimulai dari kemampuan menentukan pada jalur yang dilalui dan buat mencapai sebuah benda pada gambar. Dilanjutkan dengan menyebutkan posisi dari benda yang dilihat yaitu dari atas, bawah, belakang, depan, samping serta membedakan kanan, kiri maka termasuk ke dalam komponen mengenalkan? | |
A. | Analisa data | |
B. | Operasi bilangan | |
C. | Geometri | |
D. | Pola | |
Pembahasan : Jawaban : C |
1. | Guru Ani memahami bahwa kemampuan literasi numerasi perlu dikembangkan sejak anak usia dini. Guru Ani cukup mengajarkan bilangan yang sederhana dan bentuk untuk mengembangkan kemampuan numerasi. Apakah yang dilakukan guru Ani sudah cukup mengoptimalkan kemampuan numerasi muridnya ? | |
A. | Belum, sebab pembelajaran numerasi pada anak usia dini bisa melibatkan operasi bilangan, pengukuran bentuk melalui pemecahan masalah, analisis dan komunikasi. | |
B. | Sudah, karena mengembangkan pada kemampuan literasi lebih penting dari pada numerasi buat anak usia dini | |
C. | Belum, karena apa yang dikerjakan kurang menantang, bu Ana harus dapat menyediakan lingkungan fisik yang lebih kaya | |
D. | Semua jawaban benar | |
Pembahasan : Jawaban : A | ||
2. | Apa saja yang penting dikerjakan guru PAUD SD Awal buat membantu perkembangan literasi anak didik sehingga tidak terjebak pada miskonsepsi? | |
A. | Dengan melatih keterampilan menulis huruf | |
B. | Mengenalkan huruf serta fokus pada kemampuan mengeja kata | |
C. | Menguatkan kemampuan berkomunikasi melalui kegiatan bercakap-cakap, bermain dan bersosialisasi | |
D. | Dengan drilling melafalkan bacaan | |
Pembahasan : Jawaban : C | ||
3. | Dalam observasi, profil seorang murid tampak sebagai berikut ini:
Berkaitan dengan profil murid tersebut di atas maka komponen literasi apakah yang sudah dimiliki seorang murid tersebut? | |
A. | Keaksaraan serta kesadaran fonemik | |
B. | Kemampuan bertutur dan kosa kata | |
C. | Keaksaraan serta pengetahuan latar | |
D. | Bahasa produktif | |
Pembahasan : Jawaban : B | ||
4. | Berdasarkan asesmen awal pembelajaran yang dikerjakan di kelasnya melalui kegiatan membaca lantang. Pak Ali tetap fokus terhadap kemampuan menyimak serta mengolah informasi dengan lisan. Pak Ali sedang mengidentifikasi pada 2 kelompok anak didik berdasarkan level membaca adalah Kelompok A = Merespon serta mengungkapkan ide tentang peristiwa sehari-hari. Mereka belum bisa mengenali huruf serta bunyinya. Kelompok B = Mereka mulai menunjukkan untuk tertarik pada buku dengan menanyakan arti kata baru yang dikenalnya dan mengenali beberapa huruf. Mereka bisa menangkap isi cerita serta informasi dari hasil menyimak cerita yang dibacakan. Maka komponen literasi apa sajakah yang penting diprioritaskan pak Alli buat mengembangkan kemampuan literasi anak didik pada kelompok A secara bertahap? | |
A. | Kesadaran cetak | |
B. | Kosa kata | |
C. | Kesadaran fonemik | |
D. | Keaksaraan | |
Pembahasan : Jawaban : D | ||
5. | Berdasarkan dari hasil observasi Bu Lisa pada para murid di kelasnya, sebagian besar dari mereka senang mengerjakan kegiatan di luar kelas. Dengan adanya hal tersebut maka bu Lisa memakai kegiatan di lapangan buat mengembangkan kemampuan numerasi pada para muridnya. Bu Lisa mengerjakan 2 kegiatan inti: Kegiatan 1 Para murid diminta membuat kelompok, setiap kelompok ada 6 murid. Kemudian para murid berbaris serta bergantian menyebutkan bilangan dengan urut dari angka 1. Pada setiap kelompok sudah selesai berhitung. Kemudian bu Lisa menanyakan ada berapa murid dalam setiap kelompok? Kegiatan 2 Para murid diberi tugas membuat kelompok berdasarkan bulan kelahiran mereka. Pada murid yang lahir di bulan Januari membentuk satu kelompok, yang lahir di bulan Februari membentuk satu kelompok dan seterusnya. Tidak perlu menghitung. Kemudian bu Lila menanyakan pada kelompok bulan apa yang banyak muridnya? Berdasarkan pernyataan kegiatan 1 maka kemampuan numerasi apa yang dikembangkan? | |
A. | Bilangan - memahami makna berdasarkan operasi bilangan | |
B. | Pola - pada pemahaman pola relasi serta fungsi | |
C. | Pola - struktur matematis yang memakai simbol | |
D. | Bilangan - mengetahui cara menampilkan bilangan dan hubungan antar bilangan | |
Pembahasan : Jawaban : D | ||
6. | Pada pernyataan berikut ini adalah kalimat yang bisa membantu murid menghubungkan informasi, kecuali | |
A. | "Jadi kamu merasa bilangan hari ini mirip dengan kejadian ini sebab.....?" | |
B. | "Wah pembelajaran hitung lengkap yaitu kita hari ini seperti ketika membantu ibumu membungkus keripik. Sebagaimana pernah kamu ceritakan ada 5 keripik pada tiap bungkusnya." | |
C. | "Iya, sekarang kita sudah tahu seperti apa bilangan 3 itu. Jadi apabila bu guru memberi tugas membawa 3 buku tulis buat besok maka kamu sudah bisa menyiapkan sendiri." | |
D. | "Wah, kamu pandai ya." | |
Pembahasan : Jawaban : D | ||
7. | Melalui observasi, terlihat profil seorang peserta didik sebagai berikut :
| |
A. | Pengetahuan latar dan keaksaraan | |
B. | Kemampuan bertutur dan kosakata | |
C. | Kesadaran cetak dan kosakata | |
D. | Keaksaraan dan kesadaran fonemik | |
Pembahasan : Jawaban : D |
0 komentar:
Post a Comment
Mohon tidak memasukan link aktif.