Home » » Bernegosiasi dengan Pengusaha

Bernegosiasi dengan Pengusaha

Negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencari penyelesaian bersama di antara pihak-pihak yang mempunyai perbedaan kepentingan. Proses Negosiasi dilakukan antara lain dengan pihak yang memiliki program (pihak pertama) menyampaikan maksud dengan kalimat santun, jelas, dan terinci. Kemudian, pihak mitra bicara menyanggah mitra bicara dengan santun dan tetap menghargai maksud pihak pertama. Selanjutnya, pemilik program mengemukakan argumentasi dengan kalimat santun dan meyakinkan mitra bicara disertai dengan alasan yang logis. Akhirnya terjadi pembahasan dan kesepakatan terlaksananya program/ maksud negosiasi.

Negosiasi dapat dikelompokkan berdasarkan situasi menjadi negosiasi formal dan nonformal. Negosiasi formal merupakan negosiasi yang terjadi dalam situasi formal. Ciri-ciri negosiasi formal adalah adanya perjanjian atau hitam di atas putih yang sah secara hukum. Oleh karena itu, pelanggaran terhadap perjanjian yang telah disepakati dapat diperkarakan ke ranah hukum. Contoh negosiasi formal adalah negosiasi antar dua perusahaan.

Negosiasi nonformal dapat terjadi kapan saja, dimana saja, dan dengan siapa saja. Misalnya negosiasi antara ayah dan anak. Negosiasi ini tidak membutuhkan perjanjian khusus yang melibatkan hukum. Negosiasi juga dapat terjadi sebagai tanggapan terhadap usulan program dari pihak pertama kepada pihak kedua. Sebagai contoh, sebuah organisasi sosial sebagai pihak pertama mengajukan usulan program tentang pemberdayaan usaha rumah tangga di wilayah kecamatan tertentu kepada pemerintah kabupaten sebagai pihak kedua. Agar usulan itu menguntungkan kedua belah pihak, wakil dari setiap pihak perlu bertemu untuk melakukan negosiasi.

Berikut contoh teks negosiasi yang menggambarkan pemecahan konflik kepentingan antara dua belah pihak. Struktur teks pembukaan, isi, dan penutup seperti berikut ini

Negosiasi Penjual dan Satpol PP
Satpol PP:Selamat pagi, Bu!Pembukaan
Penjual:Selamat pagi. Ada apa Pak?
Satpol PP:Kami dari Satpol PP ingin berbicara dengan Anda.
Penjual:Silahkan, Pak!
Satpol PP:Ma'af, Bu. sebaiknya ibu jangan berdagang di tempat ini, kasihan para pengendara ingin lewat, disamping itu jalan ini pun memang sudah terlalu sempit.Isi
Penjual:Wah, pak kenapa bisabegitu? saya sudah berapa minggu jualan disini.
Satpol PP:Bukan begitu, Bu. Kami disini berusaha agar sarana umum dapat digunakan untuk kepentingan umum.
Penjual:Maksudnya?
Satpol PP:Trotoar jalan digunakan untuk pejalan kaki, bukan untuk tempat berjualan. Tempat berjualan ya di pasar.
Penjual:Wah, pak. Kalau saya berjualan di pasar saya harus menyewa kios yang harganya sangat mahal. Bagaimana saya bisa memperoleh untung jika uang saya habis untuk membayar sewa kios. Tolong pikirkan nasib saya, pak.
Satpol PP:Itulah kita sebagai warga negara, ada kewajiban dan hak yang harus diperhatikan. Para pengguna jalan melaksanakan kewajibannya membayar pajak, dan mendapatkan haknya untuk dapat menikmati layanan fasilitas umum seperti jalan ini.
Penjual:Maaf, pak. Saya berjualan di sini setiap harinya membayar kewajiban saya dengan membayar retribusi. Apa salah saya, pak?
Satpol PP:Kepada siapa anda membayar retribusi, bu?
Penjual:Saya membayar kepada bapak-bapak berseragam yang setiap hari menarik iuran kepada saya.
Satpol PP:Dalam peraturan daerah tidak ada retribusi dari penjual yang berdagang di trotoar, yang adalah retribusi untuk para pedagang yang berjualan di tempat-tempat yang diperbolehkan contohnya adalah pasar.
Penjual:Saya mohon kebijaksanaan bapak, ijinkanlah saya berjualan di sini.
Satpol PP:Maaf, bu. Peraturan dibuat untuk dilaksanakan. Saya tidak bisa memenuhi permintaan ibu. Silahkan bawa barang-barang dagangan ibu dari sini dan mulai saat ini ibu tidak boleh berjualan di trotoar lagi.
Penjual:Baiklah, pak. Saya akan bawa barang-barang jualan saya dan pergi dari sini.
Satpol PP:Terima kasih bu atas pengertian ibu.Penutup
Penjual:Saya juga mengucapkan terima kasih pak atas penjelasannya.
Satpol PP:Ya, terima kasih. Selamat pagi.
Penjual:Selamat pagi. (membereskan barang dagangannya)


Berikut ini  contoh teks negosiasi dalam jual beli sebuah mobil.  Struktur teks terditi dari orientasi^Permintaan^pemenuhan^penawaran^persetujuan^pembelian^penutup seperti di bawah ini.

Teks Negosiasi Penjual dan Pembeli
1.Penjual:Selamat pagi, Pak!Orientasi
2.Pak Mulyadi:Selamat pagi.
3.Penjual:Silahkan duduk. Dengan Pak Mulyadi bukan ?
4.Pak Mulyadi:Benar pak, saya yang menghubungi bapak tadi pagi. Dari foto yang ditampilkan di Koran tersebut, saya tertarik ingin melihat mobil tersebut secara dekat, karena berdasarkan foto yang saya lihat, kelihatannya mobil bapak masih dalam keadaan bersih dan baru.Permintaaan
5.Penjual:Betul sekali, mobil itu baru saya beli sekitar 2 tahun yang lalu, dan kondisinya sangat bagus sekali, saya menjualnya karena ingin mengganti mobil yang baru.
6.Pak Mulyadi:Bisa saya lihat mobil itu sekarang, Pak?
7.Penjual:Tentu, tentu Pak. Silahkan lewat Pak. (berjalan menuju garasi mobil).Pemenuhan
8.Pak Mulyadi:Iya, Pak. Persis seperti foto yang terpajang dan warnanya juga masih mengkilat seperti baru.
9.Penjual:Tentu saja Pak. Mobil ini selalu saya rawat, tak ada satu butir debu pun tidak akan saya biarkan menyentuh mobil ini (tersenyum simpul)
10.Pak Mulyadi:Berbicara mengenai barangkan sudah jelas ini, Pak. Kalau boleh, harga berapa mobil tersebut akan bapak lepas ?Penawaran
11.Penjual:Harga mobil dengan kondisi seperti itu, saya mematok harga Rp 225 juta, bisa nego Pak.
12.Pak Mulyadi:Wah, cukup tinggi ya pak harganya. Bagaimana kalau 200 juta saja Pak? Sebenarnya saya hanya punya anggaran sekitar 200 juta, Pak. Itupun tidak cash hari ini.
13.Penjual:Belum boleh Pak. Bagaimana kalau 220 juta Pak? Dengan kondisi mobil yang seperti bapak lihat saya kira itu tidak terlalu tinggi.
14.Pak Mulyadi:Wah, masih belum sreg harganya, Pak. Bagaimana kalau 210 juta? Saya kira itu harga yang pas untuk mobil Anda.
15.Penjual:Belum boleh, Pak. Naik sedikit lagi.
16.Pak Mulyadi:Ok, saya berani bayar mobil Anda 215 juta.Persetujuan
17.Penjual:Ya, okelah Pak. Sepertinya harga yang menarik, baiklah pak, tetapi pembayarannya sesuai dengan permintaan bapak tadi, Pembelian
18.Pak Mulyadi:Pembayarannya yang 200 juta tunai hari ini, dan sisanya akan saya berikan jika mobil telah saya terima ditempat saya, bagaimana, Pak?
19.Penjual:Ya, terima kasih Pak Mulyadi. Senang bekerja sama dengan anda dan semoga transaksi ini dilakukan dengan ikhlas dan semoga mobil ini menambah berkah bagi bapak.Penutup
20.Pak Mulyadi:Sama-sama Pak. Saya pulang sekarang dan saya tunggu kedatangan mobil ini di rumah, ini alamat rumah saya (memberikan kartu nama).
21.Penjual:Selamat jalan Pak. Silahkan tunggu saja dalam waktu dua hari dari sekarang mobil akan sampai di rumah bapak.

3. Teks Negosiasi Antara Pengusaha dan Bank
Berikut ini contoh teks negosiasi antara pengusaha dan pihak bank. Struktur teks terdiri dari orientasi^pengajuan^penawaran^persetujuan^penutup. seperti di bawah ini.
1.Pengusaha:"Selamat siang ”.Orientasi
2.Pihak Bank:”Selamat siang. Ada yang bisa saya bantu? ”
3.Pengusaha:”Ya, saya ingin bertemu dengan kepala bagian kredit.”
4.Pihak Bank:"Kebetulan, saya adalah kepala bagian kredit bank ini. Silahkan duduk!"Pengajuan
5.Pengusaha:”Terima kasih. Begini pak. Saya akan mengembangkan usaha saya dalam bidang ekspor mebeler, jadi saya akan mengajukan kredit
6.Pihak Bank:”Berapa jumlah uang yang Anda butuhkan untuk mengembangkan usaha Anda tersebut ?
7.Pengusaha:Saya membutuhkan dana sebesar 300 juta rupiah. bisakah saya mendapatkan pinjaman  dari bank ini?”Penawaran
8.Pihak Bank:”Maaf, Pak. Jumlah pinjaman yang bapak ajukan terlalu besar sehingga kami belum bisa memberikan pinjaman. Bagaimana jika sebesar 200 juta saja Pak?”
9.Pengusaha:”Apa tidak bisa lebih dari itu Pak ? Saya kan sudah lama menjadi nasabah di bank ini dan saya juga membutuhkan suntikan dana yang besar untuk usaha saya, pak. Jika dana yang saya dapatkan hanya sebesar itu belum dapat memenuhi sebagian kebutuhan dana kami.
10.Pihak Bank:”Kami sangat menghargai kesetiaan Anda pada bank ini. Tetapi belum bisa memberikan pinjaman sebesar itu untuk jenis usaha yang bapak lakukan. Baiklah untuk bapak saya berikan 250 juta. Bagaimana Pak? ”
11.Pengusaha:”Tolong usahakan lebih dari itu Pak. Usaha saya membutuhkan dana sebesar akan saya gunakan untuk mengembangkan usaha ekspor mebeler ke beberapa negara.”
12.Pihak Bank:”Baiklah Pak. Kami hanya mampu memberikan pinjaman sebesar 250 juta saja. Itu merupakan batas maksimal kami memberikan penjaman untuk jenis usaha yang bapak lakukan. Bagaimana, Pak?”
13.Pengusaha:"Baiklah. Akan saya ambil pinjaman tersebut dan saya minta kalau bisa, uang dicairkan secepatnya pak.”Persetujuan
14.Pihak Bank:”Jika proses administrasinya sudah selesai. Uang tersebut bisa dicairkan besok. Silahkan besok bapak datang saja ke sini menemui saya.”
15.Pengusaha:"Ok, besok saya akan datang lagi ke sini? ”
16.Pihak Bank:”Kami akan berusaha memberikan pelayanan yang terbaik untuk bapak.”
17.Pengusaha:”Baiklah kalau begitu terima kasih atas kerjasamanya, saya permisi dahulu Pak. Selamat siang!"Penutup
18.Pihak Bank:”Sama-sama Pak. Selamat siang.”(bersalaman)
19.Pengusaha:”Permisi.” (keluar dari bank)
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 4:47 PM

0 komentar:

Post a Comment

Mohon tidak memasukan link aktif.