Pada implementasi pengorganisasian pembelajaran di tahap awal Kurikulum Merdeka, pendidik dapat memulai dengan melakukan asesmen di awal pembelajaran untuk mengidentifikasi fase capaian belajar mayoritas murid di kelasnya. Asesmen ini bertujuan untuk memahami kebutuhan belajar yang berbeda-beda di antara murid, sehingga pendidik dapat menyesuaikan metode pengajaran yang diterapkan.
Pada tahap awal ini, pendidik diharapkan untuk mengajar seluruh murid di kelasnya sesuai dengan fase capaian belajar mayoritas murid tersebut. Untuk konteks Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), ini berarti mengajar sesuai dengan tahapan perkembangan mayoritas anak di kelasnya. Hal ini memungkinkan pendidik untuk memberikan pengalaman belajar yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan mayoritas murid, sambil tetap memperhatikan individu yang mungkin membutuhkan pendekatan yang berbeda.
Pendidik yang merasa belum percaya diri dalam menerapkan Kurikulum Merdeka dapat mulai dengan langkah-langkah sederhana ini. Dengan menjadi lebih peka terhadap kebutuhan belajar yang beragam di antara murid-muridnya, pendidik dapat secara bertahap meningkatkan kemampuan mereka dalam mengimplementasikan kurikulum ini. Langkah awal ini juga membantu pendidik dalam mempersiapkan diri untuk beralih ke tahap-tahap selanjutnya yang memerlukan pengorganisasian pembelajaran yang lebih kompleks dan diferensiasi yang lebih luas.
Penting untuk diingat bahwa implementasi Kurikulum Merdeka pada tahap awal ini tetap harus berpegang pada prinsip-prinsip perancangan kurikulum yang berlandaskan pada filosofi Merdeka Belajar. Ini termasuk fokus pada penguatan kompetensi murid dan pengembangan karakter melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Dengan demikian, pendidik dapat mulai mengimplementasikan kurikulum dengan cara yang lebih sederhana, namun tetap berorientasi pada tujuan akhir yang ingin dicapai.
Untuk di tahap awal, satuan pendidikan dapat menggunakan inspirasi dari contoh dokumen yang sudah disediakan kemendikbudristek untuk menyusun pengorganisasian pembelajaran. Satuan pendidikan juga dapat menggunakan pendekatan mata pelajaran atau tematik dalam kegiatan pembelajaran intrakulikuler.
- Perancangan kurikulum operasional satuan pendidikan. Membuat penyesuaian kecil terhadap contoh dokumen kurikulum operasional satuan pendidikan yang disediakan oleh Kemendikbudristek.
- Perancangan alur tujuan pembelajaran. Menggunakan contoh “alur tujuan pembelajaran” yang disediakan oleh Kemendikbudristek
- Perencanaan pembelajaran dan asesmen. Menggunakan contoh perencanaan pembelajaran dan asesmen yang disediakan oleh Kemendikbudristek
- Penggunaan dan pengembangan perangkat ajar. Menggunakan buku teks dan modul ajar sebagai sumber utama pengajaran
- Perencanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Menggunakan modul projek yang disediakan oleh Kemendikbudristek tanpa penyesuaian atau dengan penyesuaian yang sangat sedikit
- Implementasi projek penguatan profil pelajar Pancasila. Menerapkan projek penguatan profil pelajar Pancasila dengan jumlah yang lebih sedikit atau lebih banyak dari yang dianjurkan Kemendikbudristek. Projek berorientasi pada menghasilkan artifak (produk seperti makanan, minuman), belum menitikberatkan pada pemahaman tentang konsep dan/atau penyelesaian masalah (problem solving)
- Penerapan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Guru menggunakan metode pengajaran yang bervariasi namun masih didominasi oleh peran seperti instruktur yang mengarahkan kegiatan peserta didik sepanjang proses pembelajaran
- Keterpaduan penilaian dalam pembelajaran. Guru melakukan asesmen pada awal pembelajaran namun tidak digunakan untuk merancang pembelajaran ataupun untuk mengidentifikasi peserta didik yang membutuhkan perhatian lebih. Guru mulai melakukan asesmen beberapa kali (tidak hanya saat mendekati masa pelaporan/rapor) namun asesmen dilakukan hanya untuk memberikan nilai kepada siswa dan belum digunakan untuk merancang pembelajaran) Guru hanya menggunakan asesmen yang disediakan dalam buku teks dan/atau modul ajar
- Pembelajaran sesuai tahap belajar peserta didik (pendidikan dasar dan menengah) Berdasarkan asesmen formatif di awal pembelajaran, guru mengajar seluruh siswa di kelasnya sesuai dengan fase Capaian Pembelajaran mayoritas siswa di kelasnya.
- Kolaborasi antar guru untuk keperluan kurikulum dan pembelajaran. Guru belum berkolaborasi untuk keperluan pembelajaran intrakurikuler, namun sudah berkolaborasi untuk keperluan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
- Kolaborasi dengan orang tua/keluarga dalam pembelajaran. Guru melalui satuan pendidikan memberikan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik kepada orangtua/wali pada saat penerimaan rapor dan saat peserta didik mengalami masalah belajar. Komunikasi cenderung satu arah, dari pihak satuan pendidikan/ guru kepada orang tua/wali, misalnya guru memberikan saran kepada orangtua/wali tentang apa yang mendukung proses belajar peserta didik sebaiknya dilakukan untuk
- Kolaborasi dengan masyarakat/komunitas/ industri. Satuan pendidikan sudah merancang pelibatan masyarakat/ komunitas/industri dalam proses pembelajaran intrakurikuler maupun projek penguatan profil pelajar Pancasila, namun belum terlaksana.
- Refleksi, evaluasi dan peningkatan kualitas implementasi kurikulum. Refleksi dan evaluasi implementasi kurikulum dan pembelajaran cenderung satu arah dari pimpinan satuan pendidikan, dan belum berbasis data.
Berikut adalah cara pengorganisasian pembelajaran di tahap awal yaitu…
Jawaban : Mencontoh dari dokumen kurikulum operasional satuan pendidikan yang susah ada.
Cerita Reflektif
Setelah mempelajari materi ini, 1 hal yang akan saya akan coba untuk melakukan pengorganisasian pembelajaran, yaitu...
Saya akan menggunakan modul projek yang disediakan oleh Kemendikbudristek tanpa penyesuaian atau dengan penyesuaian yang sangat sedikit.
Soal Post Test
1. | Dalam melaksanakan pengorganisasian pembelajaran di tahap awal Pak Bayu memilih satu dokumen dari ferensi yang disediakan. Ia hanya mengganti ñama sekolahnya saja tanpa menyesuaikan pengorganisasian pembelajaran dengan konteks sekolahnya. Bagaimana praktik tersebut menurut Ibu dan Bapak? | |
A. | Tidak tepat, karena pengorganisasian pembelajaran menjadi tidak sesuai dengan kesiapan satuan pendidikan dan tidak bisa memenuhi kebutuhan peserta didik | |
B. | Tepat, karena praktik tersebut sudah termasuk implementasi pengorganisasian pembelajaran di tahap awal | |
C. | Tepat, karena dengan begitu, Pak Bayu dapat memiliki waktu lebih banyak untuk mengurus kepentingan lain | |
D. | Tidak tepat, karena Pak Bayu bisa mendapatkan sanksi dari Dinas | |
Pembahasan : Jawaban : A. Tidak tepat, karena pengorganisasian pembelajaran menjadi tidak sesuai dengan kesiapan satuan pendidikan dan tidak bisa memenuhi kebutuhan peserta didik |
Demikian pembahasan mengenai Soal Post Test Modul 4 Implementasi Pengorganisasian Pembelajaran di Tahap Awal Platform Merdeka Mengajar. Semoga tulisan ini bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment
Mohon tidak memasukan link aktif.