Perencanaan pembelajaran meliputi kegiatan perumusan tujuan yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran, metode yang digunakan untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, bahan materi yang akan disajikan, cara menyampaikannya, persiapan alat atau media yang digunakan Agar proses pembelajaran dan asesmen dapat berjalan dengan baik, terdapat prinsip-prinsip yang dapat dipelajari oleh pendidik sebelum merancang pembelajaran. Prinsip-prinsip ini akan membantu pendidik dalam memodifikasi pembelajaran agar lebih bermakna bagi pesertadidik.
PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN
Pembelajaran dirancang mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam sehingga pembelajaran jadi bermakna dan menyenangkan. Contoh:
- Mengetahui kesiapanbelajar dan pencapaian peserta didik sebelumnya: Membaca laporan basil belajar di kelas sebelumnya. Bertanya dan mendiskusikan capaian peserta didik bersama pendidik di kelas sebelumnya Memetakan kemampuan peserta didik: apakah di kelas terdapat peserta didik dengan kebutuhan khusus atau memiliki gaya belajar yang dominan. Mencari tahu melalui obrolan atau diskusi dengan peserta didik. Pendidik dapat memulainya melalui pertanyaan terbuka, seperti "Apa yang anak-anak ketahui mengenai matematika?" atau "Apa yang kalian sukai dan tidak sukai dari matematika?" Menggali informasi dari orang tua untuk menyesuaikan informasi yang telah diberikan oleh pendidik di kelas sebelumnya
- Mencari tahu kegemaran/hobi peserta didik saat ini dapat menjadi ide dalam menyajikan pembelajaran di kelas agar lebih menyenangkan. Misalnya: Menggunakan artikel seputar idola/tokoh/karakter favorit peserta didik sebagai konten belajar/studi kasus. Menggunakan lagu yang sedang populer dan mengubah liriknya sesuai materi yang sedang dipelajari
2. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat. Contoh:
- Pendidik memberikan pertanyaan terbuka yang mampu menstimulasi pikiran dan mampu menimbulkanpertanyaan-pertanyaan baru yang mendalam bagi peserta didik. Bagaimana hubungan antarmakhluk hidup dan lingkungannya pada suatu ekosistem? Bagaimana pengaruh keragaman alam terhadap keragaman sosial budaya? Bagaimana literasi berperan dalam perubahan sosial? Apa peran seni dalam kehidupan kita? Bagaimana cara mengidentifikasi sebuah pola dan menggunakannya untuk memprediksi sesuatu?
- Pemberian umpan balik sebagai kebiasaan belajar dan mendorong peserta didik untuk terus belajar. Selain dari pendidik, umpan balik bisa dilakukan antarteman.
- Melakukan pembelajaran yang membangun kapasitas peserta didik, dengan cara: belajaran berbasis inkuiri dan projek. Memberikan peserta didik kesempatan untuk memilih topik yang ingin dipelajari. Misalnya, pendidik meluangkan satu hari dalam satu minggu untuk peserta didik memilih pelajaran yang ingin dipelajari. Hal ini dapat dikoordinasikan terlebih dahulu kepada peserta didik saat di awal semester, agar peserta didik dapat mempersiapkan diri dalam mencari topik yang ingin ia pelajari.
- Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi dalam pembelajaran agar peserta didik terbiasa berpikir ref lektif.
3. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara holistik. Contoh: Pemberian umpan balik yang tak hanya berisi apresiasi, melainkan berisi apa yang telah dicapai dan apa yang perlu dikembangkan kembali oleh peserta didik. Pemberian umpan balik, baik apresiasi maupun koreksi merujuk kepada profil pelajar Pancasila. Pendidik menyesuaikan nenvAmnaian çp^iiaí riptman knntpks npmhPlaiArannvA
4. Pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orangtua, dan komunitas sebagai mitra. Contoh:
- Pendidik memberdayakan masyarakat sekitar, orangtua, komunitas, organisasi, dan ahli
- dari berbagai prof esi sebagai narasumber.
- Memberdayakan orang tua murid sebagai narasumber untuk memperkaya dan mendorong pembelajaran yang relevan.
- Menggunakan profesi yang ada di masyarakat sekitar sebagai sumber belajar. Misalnya mengundang tukang jamu di lingkungan sekitar satuan pendidikan, sebagai pendukung pembelajaran terkait pengolahan bahan alam, manfaat dari rempah-rempah, obat-obatan tradisional, dsb.
- Bekerja sama dengan komunitas tertentu untuk mengembangkan pembelajaran berbasis proyek. Misalnya komunitas bank sampah, komunitas peduli hewan terlantar, komunitas olahraga,dsb.
- Bekerja sama dengan orang tua, mitra, masyarakat sekitar, atau komunitas untuk melakukan kunjungan ke lapangan sesuai dengan jenjang. Misal berkunjung ke lokasi bank sampah, berkunjung ke pabrik teh, dsb.
5. Pembelajaranberorientasi pada masa depan yang berkelanjutan. Contoh:
- Pendidik melibatkan peserta didik dalam mencari solusi pada permasalahan di kesehariannya. Peserta didik diajak untuk mengamati fenomena alam yang terjadi di lingkungan tempat tinggalnya dan mencari solusinya. Misalnya, salah satu peserta didik mendapati sampah yang berserakan di lingkungan rumahnya dan menyadari dampak négatif dari hal tersebut. la pun membuat kampanye tentang menjaga lingkungan dan meminta dukungan ketua RT setempat dan bekerja samadengan bank sampah untuk mempelajari cara pengolahan sampah dan memilah sampah yang tepat mengadakan kerja bakti bersama seluruh penduduk.
- Pendidik menghubungkan ilmu yang dipelajari di kelas dengan kehidupan nyata. Dalam prosesnya, pembelajaran dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya peserta didik. Misalnya, pendidik sedang menyampaikan materi ekonomi terkait kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Untuk itu peserta didik dapat diajak untuk memahami dan mengenali jenis kebutuhan primer, sekunder, dan tersier dari amatan dan pengalaman hidup mereka pribadi. Seiring dengan prosesnya, peserta didik dapat termotivasi untuk menyadari bahwa mereka perlu mengambil peran dan tanggung jawab untuk masa depan mereka dalam hal kebutuhan tersebut.
PRINSIP-PRINSIP ASESEMEN
Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitas pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan orangtua agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya. Contoh:
- Pendidik tidak hanya melakukan asesmen di pertengahan semester maupun di akhir asesmen, melainkan asesmen dilakukan di awal pembelajaran sebagai upaya untuk mengetahui dan mengenali capaian serta kebutuhan peserta didik dalam menyusun perencanaan pembelajaran.
- Ketika membagikan hasil asesmen, pendidik memberikan waktu untuk peserta didik berefleksi tentang hasil yang mereka dapatkan, mulai dari keberhasilan, letak kesalahan, dan hal yang perlu diperbaiki.
- Pendidik menyampaikan hasil asesmen dan umpan balik kepada peserta didik dan orang tua.
- Pada PAUD, orang tua sangat penting untuk dilibatkan dalam memantau aspek perkembangan peserta didiknya. Pendidik juga dapat memberikan tahapan perkembangan yang ideal pada setiap usia peserta didik kepada orang tua, agar dapat selaras dalam pemberian stimulus kepada peserta didik.
- Dari hasil asesmen, pendidik mengevaluasi kembali mengenai proses pembelajaran serta kesesuaian asesmen dengan tujuan pembelajarannya. Hasil evaluasi ini menjadi umpan balik untuk pembelajaran selanjutnya.
2. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran. Contoh:
- Tidak hanya menggunakan satu teknik dalam asesmen, melainkan beragam. Misalnya tidak hanya menggunakan teknik tertulis/soal menulis, tetapi juga teknik performa, dan observasi.
- Mengkomunikasikan kembali terkait waktu pelaksanaannya dan teknik yang digunakan kepada peserta didik.
- Pendidik melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi, misalnyamenyampaikan materi melalui proses yang beragam dan mengajak peserta didik untuk menghasilkan suatu produk pembelajaran darimateri yang telah disampaikan. Materi bisa berupa video, dongeng, atau apapun sesuai dengan kemampuan dan kapasitaspada peserta didik. Jadi pendidik tak melulu melakukan tes tulis untuk mengetahui kemampuan peserta didik.
- Menyampaikan rencana tindak lanjut dari asesmen yang akan dilakukan oleh peserta didik.
3. Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai selanjutnya. Contoh:
- Pendidik menggunakan hasil asesmen untuk menentukan tindak lanjut pembelajaran.
- Bekerja sama dengan pendidik lainnya untuk merancang dan menetapkan kriteria yang serupa pada asesmen, agartingkat kesulitannya merata.
- Membuat kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran setelah menentukan jenis asesmen yang akandilakukan.
- Menginformasikan kriteria sukses kepada peserta didik sebelum dilakukan asesmen agar peserta didik mengetahui posisi awal mereka dan kondisi yang diharapkan. Misalnya dengan memberikan rubrik kepada peserta didik di awal asesmen.
4. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut. Contoh:
- Pendidik menyampaikan hasil belajar dalam bentuk penilaian dan deskripsi yang mencakup ketercapaian dan kebutuhan lanjutan yang perlu dikembangkan oleh peserta didik di satuan pendidikan dan orang tua di rumah dalam bahasa yang mudah dimengerti.
- Hasil laporan kemajuan belajar dapat disampaikan dalam bentuk pertemuan tatap muka satu persatu antara pendidik dan orangtua. Pertemuan tidak hanya dilakukan di akhir semester, melainkan di pertengahan proses pembelajaran sehingga dapat dilakukan lebih dari satu kali dalam satu semester.
- Mengatur pertemuan tatap muka satu per satu dengan peserta didik. Misal dalam 1 semester pendidik mengatur pertemuan dengan durasi max 15 menit untuk masing-masing peserta didik. Dalam pertemuan ini, pendidik bisa memberikan suasana yang santai dan rileks bagi peserta didik untuk bercerita mengenai kesulitan belajarnya dan bersama-sama menyusun rencana untuk perbaikan/kemajuan peserta didik ke depannya.
5. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Contoh:
- Pendidik melakukan pertemuan khusus terhadap orangtua untuk mendiskusikan bersama terkait capaian peserta didik dan kebutuhan yang perlu ditindaklanjuti bersama untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Misal ada murid yang terlihat belum bisa mencapai kriteria keberhasilan di pertengahan semester. Pendidik dapat membuka ruang diskusi dengan orang tua untuk tindak lanjut tanpa harus menunggu ketika sudah pembagian rapor.
- Setelah pendidik membagikan hasil asesmen, pendidik mengajak peserta didik untuk mempelajari hasil dan berefleksi mengenai hal-halapa saja yang sudah berjalan baik dan hal- hal apa saja yang masih perlu diperbaiki. Misal, pendidik membagikan hasil kuis Matematika. Lalu pendidik memberikan waktu 5-10 menit untuk peserta didik mempelajari hasil kuisnya dan melihat jenis soal yang sudah ia kuasai, belum dikuasai, bagian yang ia tidak teliti, dsb.
A. Apa itu Perencanaan Pembelajaran?
Latihan Pemahaman
Bentuk dari perencanaan pembelajaran dapat berupa....
Jawaban : Semua benar (RPP, Modul, dan Lesson plan)
Langkah awal dalam melakukan perencanaan pembelajaran adalah…
Jawaban : Memahami capaian pembelajaran
Cerita Reflektif
Apa hal baru yang Anda pelajari tentang perencaaan pembelajaran di materi ini?
Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.
B. Merencanakan Pembelajaran
Latihan Pemahaman
Jika sudah membuat modul ajar, guru tidak lagi harus membuat RPP.
Jawaban : benar
Berikut ini yang bukan merupakan prinsip pembelajaran bermakna adalah….
Jawaban : Melibatkan banyak materi
Cerita Reflektif
Ceritakan satu pengalaman bermakna yang pernah Ibu dan Bapak alami saat dulu menjadi murid.
Ketika berada di sekolah dahulu, pengalaman saat belajar membaca adalah belajar cara membunyikan masing-masing abjad yang ada pada suatu kata ...
Soal Post Test
1. | Motivasi yang tumbuh pada diri murid untuk belajar secara bermakna harus dimulai dari penguatan oleh guru mengenai pentingnya materi tersebut bagi kehidupan guru. Pernyatan di atas adalah. | |
A. | Benar | |
B. | Salah | |
Pembahasan : Jawaban : B. Salah | ||
2. | Perhatikan pernyataan berikut ¡ni :
| |
A. | 1, 2, dan 3 | |
B. | 2, 3, dan 6 | |
C. | 1, 4, dan 5 | |
D. | 4, 5, dan 6 | |
Pembahasan : Jawaban : C. 1, 4, dan 5 | ||
3. | Cara yang salah dalam memahami Capaian Pembelajaran adalah... | |
A. | Dimulai dengan memahami rasional, tujuan, dan karakteristik mata peiajaran | |
B. | Langsung membaca capaian per fase dan merumuskan tujuan pembelajaran | |
C. | Berdiskusi dengan guru mata peiajaran serumpun dalam memahami karakteristik mata peiajaran | |
D. | Mencari tahu peran mata peiajaran kita terhadap perwujudan profil Pelajar Pancasila | |
Pembahasan : Jawaban : B. Langsung membaca capaian per fase dan merumuskan tujuan pembelajaran | ||
4. | Pernyataan berikut yang salah mengenai rancangan pembelajaran adalah ... | |
A. | Sebelum menentukan aktivitas pembelajaran, kita perlu menentukan dulu asesmennya | |
B. | Asesmen ditentukan berdasarkan kompetensi yang diminta pada tujuan pembelajaran | |
C. | Asesmen ditentukan setelah kita merancang aktivitas pembelajaran | |
D. | Aktivitas pembelajaran dirancang untuk mempersiapkan murid menunjukkan penguasaan kompetensinya | |
Pembahasan : Jawaban : A. Sebelum menentukan aktivitas pembelajaran, kita perlu menentukan dulu asesmennya |
Demikian pembahasan mengenai Soal Post Test Modul 5 Perencanaan Pembelajaran Tahap Awal Part 2 Platform Merdeka Mengajar. Semoga tulisan ini bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment
Mohon tidak memasukan link aktif.