Home » , , , » Mengenali Langkah-Langkah Penulisan Resensi

Mengenali Langkah-Langkah Penulisan Resensi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) resensi berarti sebuah pertimbangan atau pembicaraan tentang suatu buku atau sebuah ulasan tentang sebuah buku. Resensi bisa dijadikan sebuah bahan pertimbangan saat seseorang ingin membeli, membaca, menonton, atau menikmati sebuah karya. Artikel resensi umumnya berisi penilaian terhadap sebuah karya.

Resensi merupakan sebuah bentuk penilaian pada karya berupa buku, karya film, atau pementasan drama. Resensi juga bisa dianggap sebagai sebuah penilaian terhadap sebuah karya yang bisa memberikan gambaran tentang suatu karya. Selain memberikan gambaran untuk pembaca atau penonton, resensi juga bisa digunakan untuk memberi masukan pada penulis dan melihat kualitas dari sebuah buku atau film yang dirilis.

Resensi buku bertujuan untuk mengenalkan sebuah buku baru kepada publik. Hal ini agar orang-orang tertarik untuk membaca buku tersebut. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan saat akan menulis atau membuat resensi, yaitu:
Laskar Pelangi
1. Penilaian Unsur Cerita
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat penilaian terhadap unsur-unsur cerita. Penilaian ini kemudian dituliskan di lembar penilaian sebagai poin-poin yang penting. Unsur-unsur yang harus dinilai antara lain: Judul, Penulis, Penerbit, Tokoh cerita dan sifatnya, Latar cerita, Tema, Jalan cerita, Penilaian, dan Pendapat tentang cerita

2. Menuliskan Informasi
Setelah menuliskan unsur cerita, langkah selanjutnya adalah memasukkan informasi di lembar penilaian ke dalam artikel. Pada langkah pertama, informasi masih dituliskan dalam bentuk poin-poin. Namun di sini, informasi tadi dituliskan dalam bentuk paragraf agar menjadi artikel resensi yang baik.

Menulis
Bacalah sebuah buku fiksi. Cermati unsur-unsurnya. Berikanlah penilaian  kalian terhadap cerita tersebut di lembar penilaian berikut ini.

Judul : Laskar Pelangi
Penulis : Andrea Hirata
Diterbitkan oleh : Bentang Pustaka, Yogyakarta

Tokoh cerita dan sifatnya:
  1. Borek yang sebutannya Samson, pria besar maniak berotot adalah seorang anak laki-laki bertubuh tinggi dan besar. Samson memiliki obsesi untuk memiliki tubuh yang macho dan gagah.
  2. Lintang yang merupakan matematikawan pertama di Belitong. Semenjak hari pertama sekolah ia selalu aktif di dalam kelas dan memiliki cita-cita sebagai ahli matematika dan pernah membawa sekolahnya menjadi juara dalam lomba cerdas cermat. 
  3. Mahar, pria tampan bertubuh kurus ini memiliki bakat dibidang seni sehingga Bu Mus menunjuknya menjadi kordinator dalam pergelaran 17 Agustus dan berhasil menjadi juara.
  4. Ikal adalah teman sebangku lintang yang menyukai A Ling sepupu dari A Kiong, pada saat dewasa dia melanjutkan sekolahnya dan mendapat beasiswa Uni-Eropa ke Perancis untuk menemui kekasihnya yaitu A Ling yang sempat pergi untuk menemani bibinya.
  5. Kucai juga memiliki perkembangan kognitif yang baik dimana dia menjadi seorang ketua kelas yang dia sendiri pesimis akan hal ini.
  6. A kiong adalah pengikut sejati mahar, A Kiong memiliki rasa persahabatan yang tinggi dan baik hati, serta suka menolong kecuali pada sahara. Meski sering bertengkar namun mereka saling mencintai satu sama lainya.
  7. Sahara adalah satu satunya gadis dalam anggota laskar pelangi. Sahara adalah gadis keras kepala berpendirian kuat yang sangat patuh kepada agama. Ia adalah gadis yang ramah kecuali pada A Kiong.
  8. Syahdan adalah anak nelayan yang ceria, namun sering tidak diperhatikan. Dia saksi cinta Ikal yang sering menemaninya membeli kapur di toko sinar harapan. Ia memiliki cita-cita sebagai aktor.
  9. Trapani sesosok pria tampan yang pandai dan baik hati yang sangat mencintai ibunya. Ia bercita-cita ingin menjadi guru.
  10. Harun, seorang anak kecil yang terperangkap di tubuh orang dewasa yang selalu menceritakan tentang kucingnya yang berbelang tiga, melahirkan anak tiga, semua anaknya berbelang tiga.
Penilaian :
Penulis cukup berhasil membuat alur cerita yang menarik.

Latar cerita : 
  1. Latar Tempat : SD Muhammadiyah yang terletak di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitong Timur, Sumatera Selatan. Namun, ada pula yang latarnya adalah di rumah, pohon, gua, tepi pantai, pasar dan lain-lain tapi masih di kawasan Belitong.
  2. Latar Waktu : Terjadi pada tahun 1974.
  3. Latar Suasana : Senang, sedih, hingga cemas. 

Tema : 
Persahabatan dan pendidikan

Jalan Cerita
Novel Laskar Pelangi menceritakan kehidupan 10 anak yang tidak mampu, tetapi memiliki semangat juang untuk melanjutkan pendidikannya di kampung Gantung, Kepulauan Bangka Belitung. 

Kesepuluh anak hebat itu dinamai Laskar Pelangi, di antaranya bernama Ikal, Lintang, Sahara Aulia Fadillah, Mahar Ahlan, Syahdan Noor Aziz, Muhammad Jundullah Gufron Nur Zaman atau A Kiong, Samson atau Borek, Mukharam Kudai Khairani, Trapani Ihsan Jamari, dan Harun Ardhli Ramadhan.

Kebersamaan dari para anggota dari Laskar Pelangi itu bermula ketika penerimaan siswa dan siswa baru di SD Muhammadiyah Gantung. Ketika penerimaan murid baru, terdaftar kurang lebih 9 murid. Akan tetapi, sayangnya kuantitas tersebut tidak mencukupi syarat keberlangsungannya pendidikan di SD Muhammadiyah itu.

Seluruh orang tua atau wali, calon siswa, Bu Muslimah dan Pak Harfan pun memiliki harapan penuh menunggu kehadiran siswa ke-10 agar dapat menyelamatkan SD Muhammadiyah.

Di detik-detik terakhir Pak Harfan yang sudah menahan rasa kecewa dalam dirinya bersamaan harus menetapkan keputusan yang amat berat. Namun, di tengah kecewa yang mereka rasakan, datanglah seorang anak yang tampak lebih besar bila dibandingkan dengan anak-anak lainnya.

Anak itu tidak sendiri, ia datang bersama ibunya dan ingin mendaftarkan diri sebagai murid baru di SD Muhammadiyah tersebut. Murid baru itu, yakni Harun Ardhli Ramadhan. Harum mempunyai keterbelakangan mental dan bisa dikatakan berperan dalam menyelamatkan sekolah, seluruh siswa baru SD Muhammadiyah Gantung, dan para orang tua atau wali.

Kebahagiaan dan rasa haru pun tampak jelas di wajah Pak Harfan dan Bu Muslimah. Selama kegiatan belajar dan mengajar yang mereka lalui, didampingi pula oleh seorang guru dengan dedikasi yang tinggi akan ranah pendidikan, yaitu Bu Muslimah. Ia mempunyai kepribadian yang sangat baik, sabar, piawai dalam mengajari murid-muridnya belajar, penyayang, dan sebagainya.

Di dalam kisah inilah, Bu Muslimah yang telah memberi julukan kepada kesepuluh anak tersebut sebagai Laskar Pelangi. 

Ulasan Novel Laskar Pelangi
Novel berjudul Laskar Pelangi ini adalah novel pertama dari serangkaian tetralogi guratan Andrea Hirata. Secara garis besar, novel ini mengisahkan tentang kehidupan masa kanak-kanak beberapa bocah di Belitong. Sebuah novel yang bertemakan tentang pendidikan.

Cerita dimulai dari sebuah sekolah yang mirip dengan gedung kopra. Sebuah Sekolah Dasar swasta yaitu SD Muhammadiyah akan terancam tutup apabila jumlah muridnya tahun ini tidak mencapai angka sepuluh. SD Muhammadiyah adalah sekolah kecil yang bahkan tidak dianggap layak untuk disebut sebagai sekolah karena bangunannya sudah hampir roboh.

Kondisi sekolah ini serba kekurangan mulai dari kekurangan murid, hingga kekurangan tenaga pengajar. Karena faktor inilah SD Muhammadiyah terancam tutup. Cerita kemudian berfokus pada tokoh utama, Ikal. Lika-liku kehidupan putera daerah dalam berjuang memperoleh pendidikan. Walaupun penuh keterbatasan, mereka tidak patah semangat untuk memelihara impian. 

Selain itu, Andrea juga menceritakan kondisi sosial dan kondisi alam di Belitong secara eksplisit. Dijelaskan bahwa sepertiga dari total populasi di pulau Belitong adalah orang Tionghoa dan bagian sisanya adalah orang Melayu. Kemudian, dijelaskan kandungan alam pulau Belitong yakni timah. Kekayaan alam pulau ini dieksploitasi oleh suatu lembaga yang menamai dirinya Perusahaan Negeri Timah atau PN Timah. Sumber daya alamnya dieksploitasi habis-habisan, sebagian komunitas di Belitong juga termaginalkan dalam ketidakadilan kompensasi tanah ulayah, persamaan kesempatan, dan trickle down effects.

Andrea bahkan lebih jelimet menggambarkan kelas sosial yang tercipta di Belitong akibat dampak industrialisasi.Berdirinya korporasi pengeksploitasi timah tersebut, terjadi sistem kasta atau kesenjangan sosial. Kesenjangan sosial tersebut terjadi pada golongan petinggi PN Timah dan golongan bawahan atau pegawai rendahan PN Timah.

Salah satu sikap diskriminasi yaitu sekolah-sekolah PN yang di sekolah itu hanya diperbolehkan bagi golongan petinggi saja. Pada bab keenam ini juga terdapat penggambaran kehidupan golongan petinggi PN Timah yang indah dan mewah. Penggambaran kehidupan ini diwakili oleh keluarga Flo.

Kemudian, penegasan kesenjangan sosial yang ada di pulau ini. Kesenjangan sosial ini terdapat pada golongan petinggi PN Timah atau disebut orang Gedong dengan golongan karyawan rendahan PN Timah dan rakyat miskin lainnya atau disebut orang Urban (Halaman 50).

Andrea dengan sadar menulis tentang sastra motivasi. Ia menceritakan perjuangan kaum putera daerah yang memiliki banyak keterbatasan, tetapi justru memiliki semangat yang besar untuk memperoleh pendidikan. Bahasa yang ia gunakan adalah bahasa sehari-hari, walaupun ia menggunakan tema pendidikan. Namun, pemilihan diksi yang dilakukan Andrea membuat membaca mudah simpati sekaligus menguras emosi pembaca.

Menurut saya, novel yang ditulis Andrea Hirata ini cukup menarik.  Tokoh-tokohnya digambarkan dengan jelas. Rangkaian peristiwanya  juga menarik.Buku ini cocok dibaca oleh kalangan remaja rentang usia 10 sampai 16 tahun. Selain itu, pembaca pemula yang ingin mulai menekuni literasi dapat menjadikan buku ini sebagai langkah awalnya. Pembaca tingkat lanjut pun direkomendasikan untuk membaca buku ini sebagai bacaan alternatif.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 9:12 AM

0 komentar:

Post a Comment

Mohon tidak memasukan link aktif.