Novel adalah karya prosa fiksi dengan runtutan peristiwa atau kisah kehidupan seseorang serta orang-orang disekitarnya yang panjang dan kompleks dengan menonjolkan watak dan sifat setiap tokoh atau pelaku. Bukan hanya jumlah kata atau halamannya saja yang panjang, namun jangkauan penceritaan kisahnya juga luas dan rumit. Hal tersebutlah yang menjadi perbedaan mendasar jika novel dibandingkan dengan cerpen yang memiliki jangkauan kisah sempit dalam jumlah kata yang lebih sedikit.
Novel termasuk ke dalam genre teks narasi yang berarti teks yang menceritakan atau mengisahkan suatu kisah atau peristiwa. Cerita yang disampaikan bersifat fiksi atau rekaan. Namun, bukan berarti novel tidak dapat memberikan suatu isi yang bermanfaat, karena novel tetap dapat menyimpan cerminan nilai-nilai kehidupan nyata bahkan hingga menyelipkan fakta-fakta sejarah.
Novel Ronggeng Dukuh Paruk ini merupakan novel yang ditulis oleh penulis asal Banyumas, Ahmad Tohari, dan diterbitkan pertama kali tahun 1982. Isi novel menceritakan tentang kisah cinta antara Srintil, seorang penari ronggeng denga Rasus, teman sejak kecil yang berprofesi sebagai tentara.
Tugas
Setelah membaca kutipan novel tersebut, apakah kamu dapat menganalisis unsur kebahasaan novel Ronggeng Dukuh Paruk tersebut? Untuk mengetahui pemahamanmu, buatlah kelompok 3–4 orang lalu tulislah hasil diskusimu!
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada novel yang berjudul Ronggeng Dukuh Paruk ditemukan beberapa penggunaan gaya bahasa.
a. Majas Simile
Gaya bahasa perumpamaan adalah dua perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berlainan dan yang sengaja kita anggap sama. Kalimat yang menggunakan gaya bahasa simile, yaitu:
- Suaranya melengking seperti keluhan panjang.
- Di bagian langit lain, seekor burung pipit sedang berusaha mempertahankan nyawanya. Dia terbang bagai batu lepas dari ketapel sambil menjerit-jerit sejadinya.
- Biji dadap yang telah tua menggunakan kulit polongnya untuk terbang sebagai baling-baling.
- Bila angin berembus tampak seperti ratusan kupu terbang menuruti arah angin meninggalkan pohon dadap.
b. Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang mengungkapkan sesuatu pernyataan yang berlebihan dengan membesar besarkan suatu hal.
- Kedua unggas kecil itu telah melayang beratus-ratus bahkan beribu-ribu kilometer mencari genangan air.
- Tanpa sekali pun mengepak sayap, mereka mengapung berjam-jam lamanya.
c. Majas Sarkasme
Sarkasme adalah salah satu jenis majas yang menggunakan kata-kata pedas untuk menyakiti hati orang lain dan dapat berupa cemoohan atau ejekan.
- Kita siram pangkal batang singkong kurang ajar ini.
- ”Tanpa cungkil mustahil kita dapat mencabut singkong sialan ini.”
d. Majas Metafora
Majas metafora ini merupakan majas yang memakai analogi atau perumpamaan terhadap dua hal yang berbeda.
- Sepasang burung bangau itu takkan menemukan genangan air meski hanya selebar telapak kaki
- Mereka pantas berkejaran, bermain dan bertembang. Mereka sebaiknya tahu masa kanak-kanak adalah surga yang hanya sekali datang.
e. Majas Personifikasi
Majas personifikasi adalah gaya bahasa perbandingan yang mengubah benda mati seolah-olah memiliki sifat atau bertingkah laku layaknya manusia.
- Pucuk-pucuk pohon di pedukuhan sempit itu bergoyang.
- Sepasang burung bangau melayang meniti angin berputar-putar tinggi di langit.
- Tumbuhan jenis kaktus ini justru hanya muncul di sawah sewaktu kemarau berjaya.
- Dukuh Paruk, kecil dan menyendiri.
- Cahaya bulan mencipta keakraban antara manusia dengan lingkup fitriyahnya.
Demikian pembahasan mengenai Unsur Kebahasaan Novel Ronggeng Dukuh Paruk. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas XII Kurikulum 2013, Kemendikbud
0 komentar:
Post a Comment
Mohon tidak memasukan link aktif.