Ritme berasal dari bahasa Yunani ‘rhytmos’ yang berarti sebuah aliran. Tanpa ritme tidak akan ada musik. Ritme memiliki struktur yang berulang, berkaitan, berelasi serta merupakan unsur yang tidak terpisahkan dalam sebuah lagu. Ritme bisa hadir tanpa melodi. Tetapi melodi, tidak bisa hidup tanpa adanya ritme. Musik terdiri dari kombinasi tiga komponen inti: Melodi, harmoni, dan ritme. Struktur ritme lagu menentukan kapan not dimainkan, berapa lama, dan dengan tingkat penekanan yang mana.
1. Pengertian Ritme dalam Musik
Ritme adalah pola bunyi, diam, dan tekanan dalam sebuah lagu. Dalam teori musik, ritme mengacu pada pengulangan not dan istirahat (hening) dalam waktu. Ketika serangkaian nada dan istirahat diulang, itu membentuk pola ritme. Selain untuk menunjukkan kapan not dimainkan, ritme musik juga menentukan berapa lama dimainkan dan dengan intensitas apa. Ini menciptakan durasi not yang berbeda dan jenis aksen yang berbeda.
Ritme berfungsi sebagai penggerak sebuah musik, dan memberikan struktur komposisi. Pada ansambel musik seperti drum, perkusi, bass, gitar, piano, semuanya dapat dianggap sebagai instrumen ritme, bergantung pada konteksnya. Namun, semua anggota grup musik memikul tanggung jawab untuk pertunjukan ritmis mereka sendiri dan memainkan ketukan musik dan pola ritme yang ditunjukkan oleh komposer lagu tersebut.
Tujuh Elemen Ritme dalam Musik
a. Tempo
Tempo adalah kecepatan dalam memainkan musik. Ada tiga cara utama mengkomunikasikan tempo kepada pemain: Ketukan per menit, terminologi Italia, dan bahasa modern. Denyut per menit (atau BPM/beat per minute) menunjukkan jumlah denyut dalam satu menit. Kata-kata tertentu dalam bahasa Italia seperti largo, andante, allegro, dan presto menunjukkan perubahan tempo dengan menggambarkan kecepatan musik. Terakhir, beberapa komposer menunjukkan tempo dengan kata-kata bahasa Inggris kasual seperti “fast,” “slow,” “lazy,” “relaxing,” dan “moderate.”
b. Meter
Teori musik Barat standar membagi tanda birama menjadi tiga jenis meter musik: Duple meter (dua ketukan dalam satu birama), triple meter (tiga ketukan dalam satu birama), dan quadruple meter (empat ketukan dalam satu birama). Meter tidak terikat pada nilai not; misalnya, triple meter bisa melibatkan tiga not setengah, tiga not seperempat, tiga not seperdelapan, tiga not seperenambelas, atau tiga not dengan durasi berapa pun. Musisi dan komposer secara teratur mencampur duple dan triple meter dalam karya mereka.
c. Tanda birama
Tanda birama musik menunjukkan jumlah ketukan dalam satu garis birama. Ini juga menunjukkan berapa lama ketukan ini bertahan. Dalam tanda birama dengan 4 di bagian bawah (seperti 2/4, 3/4, 4/4, 5/4, dll), sebuah ketukan sesuai dengan not seperempat.
Jadi dalam waktu 4/4 (juga dikenal sebagai “waktu umum”), setiap ketukan adalah panjang not seperempat, dan setiap empat ketukan membentuk not penuh. Dalam 5/4 kali, setiap lima ketukan membentuk ukuran penuh. Dalam tanda birama dengan angka 8 di bagian bawah (seperti 3/8, 6/8, atau 9/8), ketukan sesuai dengan not seperdelapan
d. Ketukan kuat dan ketukan lemah
Ritme menggabungkan ketukan kuat dan ketukan lemah. Ketukan yang kuat mencakup ketukan pertama dari setiap irama (ketukan suram), serta ketukan beraksen berat lainnya. Musik populer dan Musik Klasik menggabungkan ketukan yang kuat dan ketukan yang lemah untuk menciptakan pola ritme yang berkesan.
e. Sinkopasi
Ketukan sinkopasi akan memberi penekanan pada ketukan lemah tradisional, seperti nada keempat kedua dalam ukuran 2/4. Irama kompleks cenderung memiliki banyak sinkopasi. Meskipun ritme ini mungkin lebih sulit dipahami oleh musisi pemula, ritme ini cenderung terdengar lebih mencolok daripada pola ritme yang tidak sinkron.
f. Aksen
Aksen mengacu pada penekanan khusus pada ketukan tertentu.
2. Metode Kodaly: Ritme
Metode Kodály adalah sebuah metode untuk mengembangkan keterampilan bermusik yang dikembangkan oleh komposer Hongaria Zoltán Kodály di awal abad ke-20. Metode Kodaly bersifat mendidik dan menyenangkan, menggunakan kombinasi nyanyian, musik folk, solfège, dan pengurutan praktis untuk mengajarkan keterampilan utama seperti membaca notasi dan mengembangkan kepekaan telinga. Saat mempelajari ritme dalam Metode Kodaly, musisi menggunakan suku kata sederhana
untuk mewakili ritme, dan menggunakan prinsip-prinsip sederhana ini untuk mempelajari ritme.
Anda akan dapat melihat bagan yang merinci cara “pengucapan” ritme menggunakan suku kata sederhana. Misalnya, saat menghitung not seperempat, Anda akan mengatakan “ta” atau saat mengucapkan serangkaian not seperempat, Anda akan membaca “tika-tika”
3. Ritme Perkusi
Perkusi tubuh dapat dilakukan sendiri atau sebagai pengiring musik atau tarian. Contoh tradisi rakyat negara-negara yang menggabungkan perkusi tubuh termasuk Tari Saman dari Indonesia, musik ketiak Ethiopia, palma di Flamenco, dan Hambone dari Amerika Serikat. Perkusi tubuh adalah bagian dari “musik tubuh”.
Instrumen perkusi menghasilkan suaranya saat pemain memukul, menggeser, menggosok, atau mengguncangnya untuk menghasilkan getaran. Teknik-teknik ini juga bisa diterapkan pada tubuh kita. Tubuh juga menghadirkan beberapa kemungkinan unik termasuk penggunaan udara yang dihirup atau dihembuskan dan suara vokal.
Secara tradisional, empat suara perkusi tubuh utama (dalam urutan dari nada terendah ke nada tertinggi) adalah:
- Menghentak: Menghentakkan kaki kiri, kanan, atau kedua kaki ke lantai atau permukaan resonansi lainnya
- Menepuk: Menepuk paha atau pipi dengan tangan
- Bertepuk tangan
- Menjentikkan jari
Kemungkinan yang lain termasuk: Memukul dada, bersiul, menjentikkan pipi dengan mulut terbuka, mengklik dengan lidah ke langit-langit mulut, mendengus, dan memukul bokong. Variasi suara dimungkinkan melalui teknik bermain, seperti: bertepuk tangan dengan posisi yang berbeda akan memengaruhi nada dan resonansi.
Soal Latihan
A. Pilihan Ganda
Petunjuk pengerjaan!
Berilah tanda silang (X) untuk pilihan A, B, C, atau D yang jawabannya benar!
1. Sebuah musik bisa menciptakan suasana yang dapat membangkitkan perasaan riang, sedih, bangga, takut. Hal ini berhubungan bahwa musik merupakan bagian elemen musik selain dari melodi, tempo, dinamik, dan warna suara, ritme merupakan pola bunyi, diam, dan tekanan dalam sebuah lagu. Dalam teori musik, ritme mengacu pada pengulangan not dan istirahat (hening) dalam …
a. waktu
b. gerak
c. Nada
d. dinamik
2. Jika kita melihat sebuah pertunjukan musik, dapat kita rasakan lagu tersebut dengan tanda musik seperti keras, lembut, cepat, atau pun lambat. Pentingnya tanda musik untuk dapat menghidupkan isi lagu. Untuk beberapa tanda musik ini, seperti largo, andante, allegro, dan presto merupakan elemen-elemen pada tanda …
a. Dinamik
b. Birama
c. Tempo
d. ekspresi
3. Tanda birama 2/2 menyatakan bahwa dalam 1 (satu) birama/bar dengan not setengah (half not) terdapat
a. 4 hitungan
b. 3 hitungan
c. 2 hitungan
d. 6 hitungan
4. Ketika mendengar atau pun menyanyi, pasti merasakan adanya ketukan keras dan lemah. Cobalah kamu nyanyikan lagu Padamu Negeri ciptaan Kusbini. Bisa dirasakan ketukan kuat dan lemahnya. Untuk ketukan lemah pada birama 4/4 adalah pada
ketukan …
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 1 dan 3
d. 2 dan 4
B. Essay
Petunjuk pengerjaan!
Ungkapkanlah dengan pernyataan, sesuai yang telah dipelajari atau pun dipraktekkan.
1. Dari 7 (tujuh) elemen Ritme dalam musik yakni: Tempo, Meter, Tanda Birama, Ketukan Kuat/Ketukan Lemah, Sinkopasi, Aksen, dan Polritmis, apa yang dapat kamu ungkapkan tentang Sinkopasi dan Aksen!
Ketukan sinkopasi akan memberi penekanan pada ketukan lemah tradisional, seperti nada keempat kedua dalam ukuran 2/4. Sedangkan aksen penekanan khusus pada ketukan tertentu
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan simple duple, berikan contoh lagu yang berbirama simple duple!
Duple meter adalah dua ketukan dalam satu birama contoh lagu Hari Merdeka
C. Praktik
Nyanyikanlah lagu Sajojo dari daerah Papua dengan menggunakan perkusi tubuh Anda!
0 komentar:
Post a Comment
Mohon tidak memasukan link aktif.