Membaca surat kabar atau majalah ibarat makan sehari-hari. Apalagi di era kini yang memungkinkan setiap orang mudah untuk mendapatkan bacaan jenis ini. Jika dicermati, berita dalam majalah atau surat kabar terdiri atas beragam rubrik. Dari segi isinya, koran/majalah tersebut dapat berupa rubrik politik, hukum, olahraga, pendidikan, dan sebagainya. Dari segi bentuknya, ada surat pembaca, kolom, profil, opini, dan editorial.
Salah satu rubrik dari surat kabar atau majalah yang akan kamu pelajari pada pelajaran ini adalah artikel opini. Artikel adalah tulisan tentang suatu masalah, termasuk pendapat dan pendirian penulis tentang masalah itu. Artikel bertujuan untuk meyakinkan, mendidik, atau menghibur pembaca. Di dalam artikel terdapat fakta dan opini. Untuk membedakan antara fakta dan opini kamu harus memahami terlebih dahulu konsep dasar fakta dan opini.
Di dalam artikel majalah atau surat kabar, kamu akan menemukan fakta dan opini yang disajikan secara beriringan. Oleh karena itu, kamu harus cermat agar dapat membedakannya. Berikut adalah pengertian dari fakta dan opini.
- Fakta adalah kenyataan atau peristiwa yang benar-benar ada atau terjadi. Fakta biasanya dapat menjawab pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana, atau berapa
- Opini adalah pendapat, pikiran, atau pendirian seseorang terhadap sesuatu. Opini biasanya dapat menjawab pertanyaan bagaimana dan mengapa.
No. | Informasi yang Diperoleh | Fakta | Opini |
---|---|---|---|
1. | Pak Raden wafat | Jumat, 30 Oktober 2015 Indonesia kembali kehilangan seniman ”dongeng” paling berpengaruh dalam perkembangan seni, terutama di kalangan anakanak era 80-an. Pak Raden alias Suyadi adalah seniman senior sekaligus pencipta kisah boneka kayu ”Si Unyil”, sebuah film seri televisi Indonesia produksi PPFN. | Kisah Unyil sangat menghegemoni jagat hiburan anak-anak di eranya, ketika stasiun televisi swasta belum bertaburan seperti sekarang. |
2. | Pak Raden merupakan kreator tokoh Unyil | Legenda kisah si Unyil yang diciptakan Pak Raden, alumnus seni rupa ITB ini, diilhami dari pertunjukan wayang atau boneka kayu anak-anak di Prancis yang dinamai Guignol. Ia tokoh boneka yang diciptakan pada 1808 oleh Laurent Mourguet, seorang marionnettiste (dalang perempuan). Sampai saat ini Guignol masih digunakan sebagai hiburan anak-anak melalui pertunjukan di teater Guignol. Ia juga menjadi ikon atau maskot Kota Lyon, Prancis. Antusiasme anak-anak Lyon untuk menikmati hiburan. | Kisah Unyil bukan sekadar “kisah ideologis” dan “politis”. Legenda ini juga mengisahkan kehidupan sosial yang harmonis meski dihiasi banyak perbedaan. Ada tokoh Unyil, Ucrit, Usro, dan Meilani (keturunan Tionghoa) sebagai tokoh utama, Bu Bariah si tukang gado-gado, ada Pak Raden (tokoh dari golongan ningrat), Pak Ableh dan Pak Ogah si penjaga pos ronda (sebagai tokoh kelas bawah), ada Pak Kades dan Hansip yang menggambarkan karakter aparat pemerintah. |
3. | Perbedaan Pertunjukan Guignol dan Legenda Si Unyil | Setelah beberapa kali menyaksikan pertunjukan Guignol, memang cukup berbeda dengan legenda Si Unyil. Pentas Guignol adalah murni sebagai ajang hiburan anak-anak Kota Lyon dan sekitarnya, tempat pusat teater Guignol berada. Dari segi ide cerita, hampir tidak ada muatan edukasi di dalamnya. | Keragaman karakter sosial ini menunjukkan bagaimana kisah Si Unyil ingin mengajarkan kepada anak-anak di era itu untuk menghargai perbedaan. Perbedaan kelas sosial adalah hal yang paling tampak dalam film ini, serta perbedaan suku bangsa, sampai bagaimana Unyil menjalin hubungan pertemanan dengan orang Tionghoa (Meilani). |
4. | Cerita Guignol tentang cerita ringan anak-anak sedangkan Si Unyil memiliki muatan ideologis dan politis tertentu dan keragaman karakter. | Cerita Guignol sebatas cerita-cerita ringan anak-anak. Berbeda dengan kisah Si Unyil. Dalam beberapa cerita, kisah Unyil memang memiliki muatan ideologis dan muatan politis tertentu. Ketika saat itu, Orde Baru masih berjaya, ia pun menggunakan media film anak-anak untuk mempertahankan eksistensinya. Melalui Unyil, pemerintah juga turut menyosialisasikan banyak program atau kebijakannya seperti Keluarga Berencana, ajakan melakukan ronda malam, sekolah, dan lainnya. Ini tidak berbeda dengan kisah Guignol pada masa awal kemunculannya. Guignol juga menjadi instrumen politik pemerintah Prancis di kala itu. | Keragaman karakter pada kisah si Unyil ingin mengajarkan kepada anak-anak di era itu untuk menghargai perbedaan. Perbedaan kelas sosial adalah hal yang paling tampak dalam film ini, serta perbedaan suku bangsa, sampai bagaimana Unyil menjalin hubungan pertemanan dengan orang Tionghoa (Meilani). Ini terobosan besar yang dibuat Pak Raden ketika isu rasial (Tionghoa) menjadi isu sensitif di masa Orde Baru. Kerja sama yang baik ditunjukkan dalam film ini melalui ajakan kerja bakti, ronda malam atau siskamling yang menjadi ”ikon” Orde Baru. |
5. | Si Unyil yang melegenda | Sosialisasi kebijakan pemerintah melalui media anak-anak ini pun kemudian menjadi sangat masif. Terbukti, kisah Si Unyil sangat melegenda sampai sekarang meski ia tayang terakhir kali awal era 90-an di TVRI. | Saat ini kita merindukan film-film sekelas Unyil yang mampu menghiasi dunia anak-anak era 2000-an dan sesudahnya. Saat ini media televisi lebih banyak mengumbar film-film impor yang sarat dengan adegan kekerasan dan beberapa bagian bahkan disensor. Keberadaan ”bagian yang disensor” ini sebenarnya menunjukkan bahwa film-film impor tersebut tidak layak tayang di Indonesia. Ini belum termasuk sinetron anak-anak, tapi bercampur dengan gaya hidup orang dewasa yang tidak layak konsumsi. |
Pendapat saya tentang artikel "Pak Raden dan Kisah Multikulturalistik" adalah Pak Raden mampu memberikan kita teladan tentang penghargaan akan keberagaman melalui kisah Si Unyil. Indonesia adalah sebuah bangsa memiliki banyak faktor keberagaman yang perlu kita jaga bersama dan dirawat dengan sebaik-baiknya. Dengan adanya kisah Si Unyil yang menggambarkan indahnya hidup dalam keberagaman, bisa menjadi contoh dan tontonan yang baik untuk anak-anak dan mengajarkan mereka untuk menghargai segala bentuk perbedaan. |
Demikian pembahasan mengenai Menemukan Informasi dalam Artikel Pak Raden dan Kisah Multikulturalistik . Semoga tulisan ini bermanfaat.
Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas XII Kurikulum 2013, Kemendikbud
0 komentar:
Post a Comment
Mohon tidak memasukan link aktif.