Teks editorial adalah tulisan yang dimuat dalam media cetak, biasanya terdapat di surat kabar. Membaca teks jenis ini membawa banyak manfaat bagi pembacanya, salah satunya membiasakan berpikir kritis, lantaran bukan hanya pengetahuan yang didapat tetapi juga pandangan tentang suatu hal. Teks editorial biasanya ditulis oleh dewan redaksi surat kabar yang berisi artikel. Artikel tersebut menyajikan pendapat dewan redaksi terhadap suatu kejadian/ berita/ isu yang sedang aktual.
Menganalisis Struktur Teks Editorial
Editorial termasuk ke dalam jenis teks eksposisi, seperti halnya ulasan dan teks-teks sejenis diskusi. Dengan demikian, struktur umum dari teks editorial meliputi pengenalan isu (tesis), argumentasi, dan penegasan.
1. Pengenalan isu
Pengenalan isu merupakan bagian pendahuluan teks editorial. Fungsinya adalah mengenalkan isu atau permasalahan yang akan dibahas dalam bagian berikutnya. Pada bagian pengenalan isu disajikan peristiwa persoalan aktual, fenomenal, dan kontrovesial.
2. Penyampaian pendapat/argumen
Bagian ini merupakan bagian pembahasan yang berisi tanggapan redaksi terhadap isu yang sudah diperkenalkan sebelumnya.
3. Penegasan
Penegasan dalam teks editorial berupa simpulan, saran atau rekomendasi. Di dalamnya juga terselip harapan redaksi kepada para pihak terkait dalam menghadapi atau mengatasi persoalan yang terjadi dalam isu tersebut.
Bacalah teks editorial Pengangguran Makin Bertambah, kemudian analisislah struktur teksnya.
Struktur teks | Paragraf ke - |
---|---|
Pengenalan isu | Paragraf ke-1 |
Penyampaian pendapat/ argumen | Paragraf ke-2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 |
Penegasan | Paragraf ke-10, 11, 12 |
Menganalisis Kaidah Kebahasan Teks Editorial
Kaidah kebahasaan teks editorial tergolong ke dalam kaidah kebahasaan yang berciri bahasa jurnalistik. Berikut ini ciri-ciri dari bahasa jurnalistik teks editorial.
1. Penggunaan kalimat retoris.
Kalimat retoris adalah kalimat pertanyaan yang tidak ditujukan untuk mendapatkan jawabannya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dimaksudkan agar pembaca merenungkan masalah yang dipertanyakan tersebut sehingga tergugah untuk berbuat sesuatu, atau minimal berubah pandangannya terhadap isu yang dibahas. Dalam teks ”Kado Tahun Baru 2014 dari Pertamina” kalimat retorisnya terdapat pada paragraf ke-4 berikut ini.
Contoh:
Benarkah pemerintah tidak tahu atau tidak diberi tahu mengenai rencana Pertamina menaikkan harga elpiji?
2. Menggunakan Kata-kata Populer
Penggunaan kata-kata populer sehingga mudah bagi khalayak untuk mencernanya. Tujuannya agar pembaca tetap merasa rilek meskipun membaca masalah yang serius dipenuhi dengan tanggapan yang kritis. Dalam teks ”Kado Tahun Baru 2014 dari Pertamina” contoh kata-kata populer adalah terkaget-kaget, pencitraan, dan menengarai.
3. Menggunakan Kata kati Petunjuk
3Menggunakan kata ganti penunjuk yang merujuk pada waktu, tempat, peristiwa, atau hal lainnya yang menjadi fokus ulasan. Contoh:
- Sungguh, kenaikan harga itu merupakan kado yang tidak simpatik, tidak bijak, dan tidak logis.
- Berdasar simpulan rapat itulah, Presiden kemudian membuat keputusan harga elpiji 12 kg yang diumumkan pada hari Minggu kemarin
- Rasanya mustahil kalau pemerintah, dalam hal ini Menko Ekuin dan Menteri BUMN tidak tahu, tidak diberi tahu serta tidak dimintai pandangan, pendapat, dan pertimbangannya.
4. Menggunakan konjungsi Kausalitas
Banyaknya penggunaan konjungsi kausalitas, seperti sebab, karena, sebab, oleh sebab itu. Hal ini terkait dengan penggunaan sejumlah argumen yang dikemukakan redaktur berkenaan dengan masalah yang dikupasnya. Contoh:
- Masyarakat sebagai konsumen menjadi terkaget-kaget karena kenaikan tanpa didahului sosialisasi.
- Malah boleh jadi ada politisi yang mengkategorikannya sebagai reaksi yang cenderung bersifat pencitraan sehingga terbangun kesan bahwa pemerintah memperhatikan kesulitan sekaligus melindungi kebutuhan rakyat.
Tugas
Bacalah kembali teks editorial yang berjudul ”Pengangguran Makin Bertambah”. Kemudian, analisislah kaidah kebahasaannya.
Berikut analisis kaidah kebahasaan dalam teks editorial berjudul Pengangguran makin Bertambah:
- Kata Populer: teks tersebut menggunakan kata populer yang bisa dilihat pada paragraf 3 yakni survive yang artinya bertahan. Selain itu, ada pula kata megap-megap yang diambil dari bahasa Jawa di paragraf 5. Frasa kambing hitam pada paragraf 9 juga termasuk dalam penggunaan kata populer.
- Kata ganti penunjuk: beberapa kata ganti tersebut menunjukkan pada peristiwa diantara kutipan tersebut adalah: Paragraf 1: Karena itu, pemerintah di bawah kepemimpinan... Paragraf 3: Data-data BPS ini harus di jadikan acuan... Paragraf 10: Intinya, pemerintah harus tetap optimis...
- Kata konjungsi kausalitas: kata hubung sebab akibat bisa ditemukan dalam teks tersebut diantaranya pada paragraf 3 dengan kutipan: Percepatan pertumbuhan ekonomi....sebab... Selain itu, kalimat konjungsi kausalitas ini bisa ditemukan pada paragraf 1,3,7 dengan kalimat yang menggunakan kata karena.
Demikian pembahasan mengenai Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Teks Editorial Pengangguran Makin Bertambah. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas XII Kurikulum 2013, Kemendikbud
0 komentar:
Post a Comment
Mohon tidak memasukan link aktif.