Kolom Bahasa: Muncul dan Hilangnya Kosakata Baru
Liputan6.com, Jakarta. Beberapa waktu lalu menyebar pesan berantai melalui pesan WhatsApp mengenai kosakata yang unik dan baru dalam bahasa Indonesia. Disebutkan, Kamus Besar Bahasa Indonesia V mempunyai 17 kata baru yang unik. Dari beberapa kata yang beredar, ada yang sudah lazim dipakai, tetapi ada juga yang masih terasa asing.Inilah kata-kata yang diklaim baru dan unik itu.
Disebutkan, Kamus Besar Bahasa Indonesia V mempunyai 17 kata baru yang unik. Dari beberapa kata yang beredar, ada yang sudah lazim dipakai, tetapi ada juga yang masih terasa asing. Inilah kata-kata yang diklaim baru dan unik itu.
- gawai = gadget. Lama, tetapi arti gadget memang baru ditambahkan.
- pramusiwi = babysitter. Lama.
- tetikus = mouse. Lama, kurang banyak dipakai. Belum ada alternatif.
- warganet = warga internet = netizen. Belum ada di KBBI V.
- pranala = hyperlink dan link. Lama, kurang banyak dipakai. «Tautan» lebih dipilih.
- daring dan luring = dalam jaringan dan luar jaringan = online dan offline. Lama.
- swafoto = selfie. Baru.
- peladen = server. Lama, kurang banyak dipakai. Entri server sudah ada.
- komedi tunggal = stand-up comedy. Belum ada di KBBI V. Akronim “komtung” lazim dipakai pegiat bidang ini.
- saltik = salah tik = typo. Belum ada di KBBI V
- derau = noise. Lama.
- pratayang = preview. Belum ada di KBBI V. Di KBBI «pratinjau”.
- hektare = hectare. Lama.
- portofon = handy talkie (HT). Lama. Salah eja, semestinya «protofon».
- mangkus dan sangkil = effective dan efficient. Lama, kurang banyak dipakai. «Efektif» dan «efisien» lebih banyak dipakai.
- narahubung = contact person. Belum ada di KBBI V.
- pelantang = microphone. Lama, kurang banyak dipakai. «Mikrofon» lebih banyak dipakai.
Kata gawai, tetikus, pramusiwi mungkin telah lama beredar, tapi bisa dibilang penggunaannya masih setengah hati. Sementara mangkus dan sangkil, dari bahasa Minang, bisa dibilang kurang laku. Justru efektif dan efisien yang merupakan serapan dari bahasa Inggris effective–efficient lebih banyak dipakai dan diterima oleh masyarakat.
Sementara itu, kita menyambut gembira adanya pilihan komedi tunggal untuk menggantikan stand up comedy, yang kadang disebut pula sebagai komika. Majalah Tempo pernah mengusulkan pelawak tunggal atau jenakata - dari kata jenaka berkata-kata.
Hal ini pernah pula terjadi ketika Kompas lebih memilih menggunakan kata petahana untuk menggantikan incumbent.
Namun, Tempo sebaliknya, memilih memakai pengindonesiaan lafal incumbent menjadi inkumben. Kedua surat kabar atau media ini secara konsisten menggunakan kata-kata yang mereka pilih sendiri.
Tentu ada beberapa syarat agar suatu kata dapat diterima masyarakat. Salah satunya adalah ada nilai rasa, sehingga masyarakat
senang dan mau menggunakannya. Agar lebih populer, perlu pihak ketiga yang menyebarkannya. Media menjadi medium yang tepat karena memiliki fungsi edukasi sebagai sarana pendidikan masyarakat.
Ada tiga jenis pelafalan “e”, yaitu
Setelah membaca teks “Muncul dan Hilangnya Kosakata Baru”, ucapkan 17 kata tersebut dengan pelafalan yang benar. Lihat kamus jika perlu, misalnya untuk kata “peladen”, apakah kalian harus mengucapkannya dengan taling ataukah pepet.
- gawai/gadgét
- pramusiwi
- têtikus
- warganét
- pranala
- daring
- swafoto
- pêladén
- komédi tunggal
- saltik
- dêrau
- pratayang
- héktare.
- portofon
- mangkus dan sangkil
- narahubung
- pêlantang
0 komentar:
Post a Comment
Mohon tidak memasukan link aktif.