Home » , , , » Berdiskusi tentang Fenomena Kecerdasan Buatan

Berdiskusi tentang Fenomena Kecerdasan Buatan

Diskusi berarti perundingan atau bertukar pikiran tentang suatu masalah, baik untuk memahami, menemukan sebab terjadinya masalah, maupun mencari jalan keluarnya. Diskusi dapat dilakuan oleh dua, tiga, puluhan, bahkan ratusan orang.Diskusi adalah sebuah proses tukar-menukar informasi, pendapat, dan unsur pengalaman secara teratur, dengan maksud mendapatkan pengertian bersama yang lebih jelas dan teliti tentang sesuatu, atau untuk mempersiapkan dan merampungkan kesimpulan/ pernyataan/ keputusan.

Diskusi secara formal atau nonformal tetap mengedepankan kesantunan dengan menghormati para peserta diskusi, baik yang sedang berbicara maupun yang sedang mendengarkan. Peserta diskusi yang aktif akan menyimak diskusi dengan saksama dan memberikan tanggapan.

Setiap tanggapan dapat diberikan berdasaran kata kunci paparan yang disampaikan dalam diskusi. Di dalam contoh tanggapan terdapat kata kunci profesi penulis dan kecerdasan buatan. Hal yang menjadi pembahasan adalah ketika ada peserta diskusi mengajukan hipotesis bahwa penulis termasuk profesi yang rentan digantikan oleh robot atau mesin.

Tentu sangat menarik jika sebuah diskusi itu “hidup” dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Biasanya diskusi menghasilkan suatu keputusan untuk ditindaklanjuti atau menghasilkan suatu kesimpulan yang menjadi informasi dan pengetahuan berguna bagi para peserta diskusi.

Bagaimana memberikan tanggapan saat berdiskusi? Berikut ini tata cara memberikan tanggapan di dalam diskusi.
  1. Berikan tanggapan apabila pemimpin diskusi atau moderator memberi kesempatan berbicara.
  2. Peserta mengangkat tangan untuk meminta izin pemimpin diskusi memberikan tanggapan.
  3. Perkenalkan diri jika kalian berada di dalam kelompok diskusi dengan peserta belum saling mengenal.
  4. Sampaikan tanggapan kalian secara ringkas dengan menggunakan kata-kata kunci agar dapat ditangkap oleh pemimpin diskusi atau moderator

Ayo Berlatih
1. Bacalah informasi Robot untuk Lansia

Robot untuk Lansia
Ilmuwan itu bernama Aat Goldie Nejat. Ia mulai mengembangkan robot pada tahun 2005 dan banyak menghabiskan waktu untuk mendemonstrasikan purwarupa robot canggihnya dari pintu ke pintu. Akan tetapi, dunia kesehatan masih meragukannya.
Robot untuk Lansia
Keadaan pun berbalik kini. Nejat yang juga seorang profesor teknik mesin di University of Toronto banyak menerima panggilan telepon dari seluruh dunia. Nejat menciptakan robot perawat sosial yang dapat berinteraksi dengan manusia dan dapat memenuhi kebutuhan mendesak: merawat lansia. Robot semacam ini diperkirakan sangat berguna bagi lansia yang menderita alzheimer atau demensia (kepikunan) karena diprogram dapat membantu dalam segala hal—dari mengingatkan minum obat sampai memandu olahraga.

Gagasan tentang robot lansia ini dipicu oleh perkiraan populasi lansia yang akan meningkat. Populasi lansia dengan usia di atas 80 tahun diperkirakan akan berlipat tiga di seluruh dunia dari 143 juta pada 2019 menjadi 426 juta pada 2050.

Terilhami oleh potensi robot untuk membantu lansia, seorang fotografer Prancis, Yves Gellie, menghabiskan waktu dua tahun untuk membuat film Year of the Robot. Ia merekam dalam bentuk film dokumenter tentang interaksi antara lansia dan robot sosial di fasilitas perawatan jangka panjang di Prancis dan Belgia.

2. Diskusikanlah bersama kelompokmu tentang robot sosial untuk lansia ini. Berikan tanggapanmu tentang potensi robot ini dan hubungannya dengan profesi pekarya kesehatan.

Contoh tanggapan berupa pernyataan.
Menurut saya hal yang disampaikan pada informasi Robot untuk Lansia adalah benar karena perkiraan populasi lansia yang akan meningkat pada tahun 2050. Robot perawat sosial yang diciptakan Nejat dapat berinteraksi dengan  manusia dan dapat memenuhi kebutuhan mendesak yaitu merawat lansia

Contoh tanggapan berupa opini
Saya masih meragukan informasi itu. Apa alasannya robot perawat sosial yang dapat berinteraksi dengan  manusia dan dapat memenuhi kebutuhan mendesak yaitu merawat lansia? Bukankah robot tidak memiliki perasaan seperti manusia?

Secara keseluruhan, Robot untuk Lansia mempunyai peluang untuk meningkatkan kualitas layanan bagi lansia, sekaligus meringankan beban para perawat. Namun, masih banyak tantangan yang perlu diatasi, seperti memastikan robot tersebut ramah pengguna, dapat diandalkan, dan dapat beradaptasi dengan kebutuhan masing-masing pengguna. Selain itu, masalah etika dan privasi juga harus ditangani untuk memastikan bahwa Robot untuk Lansia digunakan dengan cara yang aman dan bertanggung jawab.

Singkatnya, Robot untuk Lansia mempunyai potensi untuk memainkan peran penting dalam pengaturan perawatan, memberikan dukungan dan pendampingan kepada orang lanjut usia dan mengurangi beban pada pengasuh. Meskipun masih ada tantangan yang perlu diatasi.

Demikian pembahasan mengenai Berdiskusi tentang Fenomena Kecerdasan Buatan. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas XII Kurikulum Merdeka, Kemendikbud
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 6:47 AM

0 komentar:

Post a Comment

Mohon tidak memasukan link aktif.