Home » , , , » Vito Egi, Peserta Didik Berprestasi Penjaga Tradisi Seni Budaya Jawa

Vito Egi, Peserta Didik Berprestasi Penjaga Tradisi Seni Budaya Jawa

Pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IX Kurikulum merdeka terdapat pembahasan tentang Menyimak, Mencatat, dan Menjawab Pertanyaan tentang Video secara Mandiri. Tujuan pembelajaran kali ini adalah setelah menyimak video dan mencatat informasi, peserta didik dapat menjawab pertanyaan dengan benar. 

Menyimak merupakan keterampilan dasar dalam proses belajar bahasa. Menyimak adalah mendengarkan dengan sengaja dan penuh perhatian dengan tujuan untuk dapat memahami apa yang disampaikan. Kemampuan menyimak yang baik penting dimiliki siswa karena mempengaruhi kemampuan siswa dalam berkomunikasi yang merupakan salah satu tujuan dari pembelajaran Bahasa Indonesia.

Vito Egi, Peserta Didik Berprestasi Penjaga Tradisi Seni Budaya Jawa
Vito Egi Nandriansyah menyusuri lorong sekolahnya, SMPN 3 Surabaya. Pelajar kelahiran 26 Januari 2003 itu termasuk peserta didik istimewa di sekolahnya.

Tepat 23 Juli, Vito mendapat penghargaan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA). Bersama empat peserta didik lainnya, Vito terpilih sebagai pemenang Tunas Muda Pemimpin Indonesia (TMPI) kategori SMP. 
Vito Egi Nandriansyah
”Alhamdulillah, senang rasanya bisa mendapat penghargaan itu,”  terangnya.

Peserta didik yang mengikuti kompetisi TMPI harus mengirimkan beberapa berkas persyaratan. Salah satunya membuat karya tulis tentang kondisi lingkungan dan apa yang telah diperbuat peserta.

”Nah, saat mengirim karya tulis itu, saya membawa tema tentang pelestarian tradisi, khususnya seni karawitan (alat musik tradisional) dan tetembangan (menyanyikan lagu-lagu tradisional),” jelasnya.

Peserta didik kelas sembilan itu memang sudah akrab dengan kesenian tersebut sejak kecil. Sejak duduk di bangku TK. Itu berawal dari kebiasaan kakeknya yang memutar lagu-lagu campursari.

Setelah terbiasa mendengarkan alunan lagu campursari, Vito mulai menjajal kemampuan berolah vokal saat duduk di bangku kelas empat SD. Saat itu, dia memilih bergabung dalam ekstrakurikuler tetembangan di sekolahnya.

Nyaman dengan kesenian tersebut, Vito memberanikan diri mengikuti kompetisi tetembangan antarpelajar se-Surabaya. Lomba yang pertama dia ikuti itu langsung mengantarkannya menjadi juara I.

Penghargaan sebagai juara I tingkat kota itu membuat Vito makin bersemangat. Dia berlatih setiap hari untuk mengolah vokalnya. Beberapa pekan setelah lomba, dia mendapat tawaran untuk bergabung di grup karawitan Mekar Sari. Dia berposisi sebagai vokalis.

Selain berlatih vokal, Vito berusaha keras agar bisa memainkan berbagai alat musik tradisional. Khususnya, alat musik yang ada pada kesenian tradisional karawitan. Misalnya, demung, saron, bonang, hingga gong.

Keteguhan Vito belajar seni tradisi tersebut dilakukan lantaran prihatin melihat kondisi kesenian tradisional yang terus tergerus zaman. Terutama pada generasi muda yang terlihat tak acuh untuk melestarikannya.Vito juga bersemangat mengajak teman-temannya untuk ikut belajar karawitan di sekolah.

Untuk menarik minat teman sebayanya itu, dia tidak segan memberi banyak ”bumbu” tentang manfaat belajar kesenian karawitan. Misalnya, melatih saraf motorik, keseimbangan otak kanan dan kiri, hingga bisa mendapatkan berbagai prestasi.

Usaha tersebut ternyata berhasil. Pelan tapi pasti, makin banyak peserta didik yang ikut dalam ekstrakurikuler karawitan. Peserta didik yang sebelumnya tak acuh mulai tertarik pada kesenian yang sering dia promosikan itu. ”Sekarang tambah ramai yang ikut ekstrakurikuler karawitan,” jelasnya.

Keuletan Vito mengajak seluruh teman untuk mencintai seni tradisi itu punya tujuan. Dia tidak ingin generasi muda tercabut dari akar budayanya. Menurut dia, generasi unggul adalah generasi yang mampu bersaing pada zamannya sekaligus menjaga budaya leluhurnya.

Selain di lingkungan sekolah, pengenalan kesenian tradisional tersebut dilakukan Vito di sejumlah event. Misalnya, dengan tampil di kondangan pernikahan. Bersama grup SPEGA Laras SMPN 3, Vito bersama teman-temannya telah berkeliling ke beberapa kampung untuk menghibur para tamu undangan.

Vito sangat bersemangat menjalaninya. Dengan eksis di acara yang dihadiri banyak kalangan itu, dia ingin menunjukkan bahwa generasi muda saat ini masih tetap setia menjaga seni tradisi, bahkan tidak malu tur dari kampung ke kampung.

”Agar banyak orang yang tahu bahwa pemain campursari itu tidak harus orang yang telah berusia lanjut saja, tetapi juga ada yang masih muda dan segar,” katanya. 
(Dikutip dengan penyesuaian dari https://www.jawapos.com/) 

Setelah menyimak video dan mencatat, jawablah pertanyaan secara mandiri. Tuliskan jawaban kalian di buku tulis. 
1. Siapa nama remaja berprestasi di dalam video tersebut?
Nama remaja berprestasi dalam video adalah Vito Egi Nandriansyah
2. Apa yang dia lakukan hingga disebut sebagai remaja berprestasi?
Vito mendapat penghargaan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA). Bersama empat peserta didik lainnya, Vito terpilih sebagai pemenang Tunas Muda Pemimpin Indonesia (TMPI) kategori SMP.
3. Bagaimana pandangan remaja tersebut tentang prestasi yang diraihnya?
Vito bersyukur dan merasa senang bisa mendapat penghargaan tersebut.
4.Berdasarkan video atau teks yang kalian simak, apa yang mendorong remaja itu bersikap atau melakukan hal-hal yang berbeda dari remaja umumnya?
Vito sudah akrab dengan seni karawitan dan tetembangan sejak kecil. Vito mulai menjajal kemampuan berolah vokal saat duduk di bangku kelas empat SD. Saat itu, dia memilih bergabung dalam ekstrakurikuler tetembangan di sekolahnya.
5. Adakah kata atau kalimat yang tidak kalian pahami dalam video tersebut?
Tidak ada
6.Menurut kalian, apakah setiap remaja mampu melakukan seperti yang dilakukan para remaja berprestasi dalam video tersebut? Sebutkan alasan kalian. 
Menurut saya setiap remaja mampu melakukan seperti apa yang dilakukan oleh Vito tentunya dengan belajar giat dan bekerja keras.
7.Adakah remaja berprestasi yang tinggal di lingkungan kalian? Jika ada, prestasi apa yang dia miliki?
Ada, dia beprestasi menjadi pelajar berprestasi tingkat Kabupaten

Demikian pembahasan mengenai Vito Egi, Peserta Didik Berprestasi Penjaga Tradisi Seni Budaya Jawa. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Sumber : Buku Bahasa Indonesia kelas IX Kurikulum Merdeka, Kemendikbud
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 11:11 AM

0 komentar:

Post a Comment

Mohon tidak memasukan link aktif.