Pada pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas IX Kurikulum Merdeka terdapat pembahasan tentang Menjawab Pertanyaan tentang Isi Teks Kota Tanpa Buku. Tujuan Pembelajaran kali ini adalah peserta didik dapat menjawab pertanyaan teks secara tepat.
Setelah membaca nyaring, peserta didik kembali menelaah isi teks “Kota Tanpa Buku” secara mandiri dan menjawab pertanyaan, kemudian menuliskan jawabannya di buku tulis masing-masing. Setelah peserta didik menuliskan jawaban, guru membahas lima pertanyaan tersebut dalam diskusi kelas. Berikan apresiasi untuk setiap jawaban, karena kebanyakan pertanyaan berkaitan dengan pendapat pribadi peserta didik yang dapat berbeda satu sama lain. Berikut ini adalah teks bacaan tentang kota Tanpa Buku
Kota Tanpa Buku
Pernahkah kau ke toko buku, perpustakaan, atau taman bacaan? Tidakkah kau merasa istimewa ketika berada di dalamnya? Di sekelilingmu ada berbagai tokoh dari dunia nyata dan khayal, tempat yang pernah kau kunjungi dan yang belum, informasi dan cerita dari masa lalu, masa kini, dan masa depan. Semua berpadu, semua berada dalam genggamanmu.
Saat berada di antara buku, tidakkah kau merasa menjadi raja dan ratu? Ruang dan waktu seolah menyatu tanpa batas. Kau bisa terbang melintasi sekat negara dan melewati berbagai zaman. Kau bisa menyelam ke dalam samudra, melayang di angkasa, bercanda dengan aneka satwa, dan berkelana di tengah padatnya kota, juga di rimba raya.
Kau tahu, buku adalah jendela dunia, kunci pengetahuan, dan pintu wawasan. Mohammad Hatta sang proklamator berkata, “Aku rela dipenjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.”
Melalui buku, manusia terbebas dari ketidaktahuan. Tempat-tempat yang dipenuhi buku adalah harapan berkembangnya pengetahuan dan wawasan.
Apa jadinya jika kota tanpa buku? Pantaskah dia disebut kota?
Di kota itu, mungkin kabar datang dari sumber lain, dari koran, televisi, atau internet. Mungkin informasi dan cerita datang dari cerita nenek moyang, bagai dongeng-dongeng sebelum tidur. Irama warganya pun tiada beda. Bangun pagi, bertebaran di muka bumi untuk berbagai keperluan, untuk kembali pulang siang atau sore harinya. Setelah itu mereka berangkat tidur dan memulai lagi hari berikutnya. Semua serupa.
Di kota itu, mungkin ada bangunan bernama perpustakaan. Di dalamnya, buku-buku berderet dalam rak yang tak terjamah. Tiada tangan meraih dan membuka halaman demi halaman dengan sukacita. Mungkin juga ada tumpukan buku di sudut-sudut sekolah yang sepi dan berdebu, jarang dikunjungi jarang dibaca. Buku-buku di sana teronggok tanpa nyawa. Bagaimana dengan kotamu?
Mungkin kau tinggal di tengah kota yang megah, atau di gang sempit, di desa terpencil, di sisi pesisir, atau di kaki gunung. Adakah perpustakaan, taman bacaan, atau toko buku di dekat rumahmu?
Jika ada, apakah tempat itu menjadi wadah berkumpulnya anak-anak dan warga, menjadi pusat berkembangnya wawasan dan pengetahuan, atau hanya menjadi pajangan? Maukah kau menjadi orang yang menghidupkannya? Kau bisa mengunjunginya dan mengajak temanteman membaca dan berbagi cerita di sana. Jadikan tempat itu sumber kegembiraan dan pengetahuan.
Jika tempat itu belum ada, maukah kau menjadi orang yang mulai menghadirkannya? Kau bisa memulainya dari sebuah sudut di teras rumahmu. Ajak teman-temanmu memulai langkah baru. Jangan biarkan waktu berlalu tanpa buku. Siapa pun dirimu, bersahabatlah dengan buku. Dia akan menjadi teman setiamu sepanjang waktu.
Setelah membaca nyaring, bacalah kembali teks “Kota Tanpa Buku” dalam hati. Jawablah pertanyaan berikut secara mandiri.
1. Bagaimana perasaan kalian ketika membaca teks ini? Sebutkan alasan kalian.
Senang karena bercerita tentang buku.
2. Menurut kalian, bagaimana pendapat penulis teks ini tentang buku?
Penulis ingin pembaca juga menyukai buku.
3. Menurut kalian, mengapa penulis memilih judul “Kota Tanpa Buku”?
Agar judulnya mengundang perhatian pembaca dan memberikan efek dramatis.
4. Secara umum, apa pesan yang hendak disampaikan penulis teks ini?
Penulis ingin mengajak pembaca mencintai buku dan menjadi orang yang menghidupkan kegiatan di taman bacaan.
5. Bandingkan teks “Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Tingkatkan Literasi Masyarakat” dan teks “Kota Tanpa Buku”. Dapatkah kalian menemukan persamaan dan perbedaannya?
Persamaan/Perbedaan | TBM Tingkatkan Literasi Masyarakat | Kota Tanpa Buku |
---|---|---|
Isi teks | Pentingnya buku dan tempat membaca buku. | Pentingnya buku dan tempat membaca buku |
Jenis tulisan | Formal, sederhana, langsung menyampaikan kondisi yang terjadi. | Memuat kalimat-kalimat kiasan, mengajak pembaca berdialog |
Kosakata baru | standar, motivator, formal, dan koleksi | khayal, irama, wawasan, dan internet |
Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas IX Kurikulum Merdeka, Kemendikbud
tidakkah kau merasa menjadi raja dan ratu?
ReplyDelete