Home » , , , » Membandingkan Informasi Lisan Teks Jelajah Wae Rebo dan Jelajah Rasa DI Lampung

Membandingkan Informasi Lisan Teks Jelajah Wae Rebo dan Jelajah Rasa DI Lampung

Pada kegiatan ini peserta didik menganalisis ragam teks deskripsi lisan dengan membandingkan objek yang dijelaskan, ragam sapaan menurut mitra tutur, dan tujuan penutur dengan baik. Peserta didik juga mendapatkan penjelasan lisan yang menggambarkan suatu objek dalam keseharian mereka. Kedua transkrip "Jelajah Wae Rebo" dan "Jelajah Rasa di Lampung" memberikan gambaran ragam teks deskripsi lisan.

Peserta didik dapat membandingkan dua teks lisan ini dari objek yang dijelaskan, ragam sapaan, tujuan penutur, sebagaimana diminta pada tabel di Buku Siswa ini. Setelah mengisi tabel, peserta didik membandingkan dan mendiskusikan jawabannya dengan teman.
Wae
Jelajah Wae Rebo
Selamat siang, Kakak-kakak, Bapak/Ibu! Selamat datang di Desa Wae Rebo, Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Saat ini kita berada di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut.

Karena itu, Desa Wae Rebo ini sering dijuluki ‘Desa di Atas Awan’. Nah, hari ini Kakak-kakak, Bapak/Ibu akan merasakan pengalaman baru. Kakak dan Bapak/Ibu akan merasakan tidur di salah satu dari tujuh Mbaru Niang yang ada di desa ini.”

“Nah, mungkin kakak, Bapak/Ibu bertanya-tanya, ‘Mbaru Niang itu apa, ya?’ Bapak/Ibu lihat rumah-rumah yang ada di depan kita ini? Ya. Ini adalah rumah tradisional khas Manggarai. Mbaru artinya rumah, dan Niang artinya tinggi dan bulat. Coba, kita perhatikan. Di depan kita ini ada tujuh Mbaru Niang berbentuk kerucut dan tinggi yang hampir sama. Ada yang tahu mengapa jumlahnya tujuh? Ya! Angka tujuh menunjuk kepada tujuh arah gunung di sekitar desa yang dipercaya sebagai pelindung desa. Ini menunjukkan bahwa masyarakat di sini sangat menghormati leluhur dengan melestarikan budaya. Mari kita lihat lebih dekat rumah-rumah ini, ya?”

“Mari mendekat kemari, semuanya!”

“Nah, seperti Kakak-kakak dan Bapak/Ibu bisa lihat, Mbaru Niang terbuat dari beberapa jenis rumput, lalu dilapisi ijuk atau serat pohon palem. Bahan-bahan ini merupakan bahan pilihan agar Mbaru Niang kuat menahan serangan angin dan air hujan. Silakan Bapak/Ibu sentuh dinding rumah ini. Terasa kokoh, kan?”

“SetiapMbaru Niang memiliki 5 tingkat, Bapak/Ibu. Semua ditutupi atap dan setiap tingkatnya memiliki jendela kecil. Tingkat pertama disebut luturatau tenda yaitu tempat tinggal para penghuninya. Di sini, seperti Bapak/ibu lihat, terdapat perapian dan dapur yang terletak di tengah rumah. Dapur ini berfungsi menahan serangan rayap dengan memanfaatkan asap yang dihasilkan ketika memasak. Sekarang mari kita ke tingkat dua.”

“Tingkat kedua ini dinamakan lobo atau loteng, yaitu tempat menyimpan bahan makanan dan barang. Kita lanjutkan ke tingkat tiga, ya.”

“Kalau Kakak-kakak dan Bapak/Ibu perhatikan, tidak ada paku, besi, dan beton pada rumah tradisional khas Manggarai ini. Bangunan ini dibangun dengan cara ditanam, diikat, dan dipasak. Nah, inilah tingkat ketiga atau yang biasa disebut lentar, berfungsi menyimpan benih jagung dan tanaman untuk bercocok tanam lainnya. Mari kita naik lagi!”

Ada yang tahu tempat apakah ini? Ya, benar sekali. Di sini adalah tempat menyimpan cadangan makanan ketika panen dirasa kurang berhasil. Tingkat keempat ini disebut juga lempa rae. Kita akan naik sekali lagi menuju tingkat terakhir atau yang juga disebut sebagai hekang kode.Tingkat kelima ini merupakan tempat menyimpan sesajian untuk para leluhur. Mari kita turun kembali. Perhatikan langkahnya ya, kakak-Kakak, Bapak/Ibu!” 

“Nah, bagaimana? Sepertinya semua sudah tidak sabar ingin menginap, ya? Sampai hari ini Mbaru Niang masih digunakan untuk berkumpul, melakukan ritual, dan berdoa bersama setiap hari Minggu pagi. Demikian,  Kakak-kakak, Bapak/Ibu. Hingga di sini, ada pertanyaan?”

Jelajah Rasa DI Lampung
Hai, Teman-teman! Kalian tahu, kali ini aku berada di mana?”

“Ya, tepat sekali! Kali ini aku berada di sentra keripik pisang lampung, di Jalan Pagar Alam, Kota Bandar Lampung yang terkenal dengan sebutan Gang PU. Kalau kalian lihat nih, di sisi kiri kanan jalan ini, hingga dua kilometer ke depan, ada ratusan penjual keripik pisang aneka rasa. Ada rasa cokelat, keju, stroberi, melon, cappuccino, sapi panggang, rumput laut, hmm ... rasa apa lagi, ya? Daripada penasaran, ayo langsung kita coba!”

“Nah, sekarang aku berada di salah satu kios keripik pisang. Wuih, lihat … jejeran stoples plastik warna-warni ini menggoda sekali, kan? Namun, aku mau coba rasa keripik pisang yang paling jadi andalan dan paling dicari wisatawan, yaitu keripik pisang cokelat!”

“Kalian bisa menebak mengapa keripik pisang cokelat ini paling laris? Wow, lihat! Keripik pisang ini betul-betul tertutup semua oleh bubuk cokelat lho! Kelihatannya enak sekali! Nggak heran keripik ini jadi favorit wisatawan! Sekarang kita coba, ya?”

“Hmmm … waaah, enak sekali! Keripiknya lebih  tebal dari keripik-keripik pisang biasa. Keripik ini lebih empuk juga, tetapi tetap renyah ketika digigit. Rasa cokelatnya ... wow, jangan ditanya. Mantap! Saat menggigit, kalian akan bisa merasakan rasa 
manis di ujung lidah, lalu setelah beberapa saat kalian akan merasakan sensasi sedikit rasa pahitnya. Pahit bercampur manis khas cokelat yang pekat! Pasti kalian penggemar cokelat akan suka. Lihat nih, bubuk cokelatnya sampai bertaburan di tangan.”

“Untuk sebungkus keripik pisang cokelat ini, kalian bisa membelinya seharga 12.000 rupiah untuk sekantong keripik seberat seperempat kilogram. Kalau kalian membeli sekilo, harganya 40.000 rupiah saja. Murah kan? Nah, kalau kalian main ke Lampung, sempatkan datang ke Surga Keripik Pisang di Gang Pagar Alam ini, ya! Sekarang aku mau coba rasa lain dahulu. Dadaaah!” 

Kalian telah membaca kedua wacana di atas. Sekarang bandingkan kedua wacana tersebut dengan mengisi tabel dan menjawab pertanyaan di bawah ini. Setelah itu, diskusikan tabel kalian dengan teman, ya.

Jelajah Wae ReboJelajah Rasa Di Lampung
1.Objek apa yang dideskripsikanRumah adat Mbaru Niang Makanan khas ; keripik pisang
2.Kepada siapa penutur teks deskripsi ini berbicara?Wisatawan, orang dewasaPendengar/pemirsa remaja
3.Apakah kata sapaan yang digunakan oleh penutur teks deskripsi tersebut?Kakak-kakak, Bapak/IbuTemen-teman, kalian
4.Menurut kalian, apa tujuan penutur menjelaskan objek tersebut?Cara, bahan membuat bagian rumah, dan fungsinyaCara, bahan membuat bagian rumah, dan fungsinya

Demikian pembahasan mengenai Membandingkan Informasi Lisan Teks Jelajah Wae Rebo dan Jelajah rasa DI Lampung. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas VII, Kurikulum Merdeka, Kemendikbud
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 1:30 PM

0 komentar:

Post a Comment

Mohon tidak memasukan link aktif.