Menginjak usia 10 tahun, Si Kecil sebenarnya sedang berada di tengah-tengah antara masa kanak-kanak dan pra-remaja. Ia mungkin sudah mulai bisa berpikir dan bersikap lebih dewasa, tapi sisi kanak-kanaknya masih mendominasi. Pada usia 10-12 tahun, sebagian besar anak akan mulai mengalami pertumbuhan fisik yang sangat signifikan. Anak perempuan cenderung tumbuh lebih cepat, sehingga mereka mungkin tiba-tiba sudah lebih tinggi dari anak laki-laki pada usia yang sama.
Baik anak laki-laki maupun perempuan biasanya mulai menunjukkan tanda-tanda pubertas pada usia 10 tahun. Namun, waktu pertumbuhan tiap anak berbeda-beda. Ada beberapa anak yang mungkin harus menunggu sampai mereka berusia 11, 12 atau bahkan 13 tahun untuk mengalami pubertas.
A. Perkembangan Fisik Fase C (10 -12 Tahun)
1. Aspek Perkembangan Fisik
Memasuki masa pubertas
2. Ciri Perkembangan Fisik
- Senang mengikuti kegiatan yang meningkatkan keterampilan dan kompetisi serta pertunjukkan.
- Memiliki energi berlebih tetapi mudah lelah.
- Peningkatan ukuran otot dan kekuatan dalam berlari, melempar, dan melompat.
- Peningkatan konsentrasi pada kegiatan yang memerlukan kemampuan motorik yang lebih kompleks.
- Mulai muncul tanda memasuki masa pubertas
3. Tantangan Perkembangan Fisik
Peserta didik mudah terluka karena ceroboh, benarkah?
- Terjadi penyesuaian pada otak dan syaraf pengatur keseimbangan tubuh
- Minta untuk lebih hati-hati saat bergerak
Muncul perasaan tidak nyaman saat memasuki masa pubertas.
- Membuka obrolan dan diskusi berkait pubertas.
4. Stimulasi dan Dukungan Perkembangan Fisik
- Mendorong untuk aktif bergerak.
- Memberi kesempatan untuk memenuhi kebutuhan bergerak saat jam istirahat.
- Berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang melibatkan fisik.
- Mendorong peserta didik mengonsumsi asupan gizi seimbang dan waktu tidur yang cukup.
- Membuka diskusi tentang pubertas dan seksualitas dengan cara tepat serta sesuai dengan usia.
- Mengingatkan peserta didik untuk menjaga kebersihan diri.
B. Perkembangan Kognitif Fase C (10-12 Tahun)
1. Aspek Perkembangan Kognitif
Semakin mampu memecahkan masalah dan semakin baik meregulasi diri.
2. Ciri Perkembangan Kognitif
- Melakukan rutinitas harian dengan spontan dan lebih mandiri dari usia sebelumnya.
- Memiliki konsentrasi dan daya ingat yang semakin baik.
- Menikmati proses mengumpulkan dan mengolah informasi serta memetakan kerangka berpikirnya dari berbagai sumber.
- Semakin mampu berempati terhadap perasaan dan sudut pandang orang lain.
- Memahami bahwa suatu masalah dapat dilihat dari beberapa sudut pandang dan memiliki beragam solusi.
- Mengidentifikasi faktor yang berkontribusi pada suatu kejadian.
- Mulai menggunakan logika dan berpikir abstrak dalam pemecahan masalah
3. Tantangan Perkembangan Kognitif
Apakah peserta didik sudah benar-benar mandiri?
- Peserta didik sedikit meminta bantuan.
- Materi belajar dan tugas sekolah yang semakin kompleks.
- Berpeluang mengalami masalah akademik
- Masih membutuhkan dukungan orangtua.
- Berkomunikasi dan mendorong orangtua untuk terlibat aktif mendampingi belajar.
Suka mencoba kegiatan atau hal berisiko. Apa yang sebenarnya terjadi?
- Ingin menunjukkan dirinya semakin mandiri, mencoba banyak hal baru, dan mencoba bertanggung jawab dengan konsekuensi yang dihadapi.
- Area fungsi eksekutif pada otak belum berkembang optimal.
- Berdiskusi berkait keputusan yang akan dibuat.
4. Stimulasi dan Dukungan Perkembangan Kognitif
- Mengomunikasikan kemajuan dan tantangan yang dialami peserta didik pada orangtua.
- Menggunakan teknologi sebagai salah satu sumber belajar.
- Memberi kesempatan untuk mencoba sesuatu dengan caranya dengan tetap memerhatikan keamanannya.
- Mengondisikan dan merancang kegiatan belajar yang menyenangkan.
C. Perkembangan Bahasa Fase C (10--12 Tahun)
1. Aspek Perkembangan Bahasa
Kemampuan membaca dan menulis berkembang pesat.
2. Ciri Perkembangan Bahasa
- Senang bicara, diskusi, dan berdebat dengan siapa saja.
- Memahami bahwa dalam pernyataan dan pertanyaan memiliki makna yang lebih dalam.Memahami dan coba menggunakan kata sarkas.
- Menguasai gaya bicara berbeda dan mulai dapat menempatkan diri sesuai situasi.
- Kemampuan baca berkembang pesat dan mulai menikmati bacaan dengan teks yang panjang.
3. Tantangan Perkembangan Bahasa
Peserta didik berkata kasar, harus bagaimana?
- Menyesuaikan gaya bahasa berdasarkan teman bicaranya.
- Ajak berefleksi cara mengekspresikan emosi dengan tepat.
- Menjadi panutan positif berkomunikasi efektif dengan orang lain.
Peserta didik sulit distop saat menyampaikan pendapat, bagaimana mengatasinya?
- Senang sekali menyampaikan opini.
- Bantu memahami cara menyampaikan pendapat yang tepat
4. Stimulasi dan Dukungan Perkembangan Bahasa
- Memberikan contoh cara berkomunikasi.
- Menyimak cerita yang disampaikan.
- Membangun kebiasaan berkomunikasi efektif di kelas.
- Memiliki rutinitas kegiatan menyenangkan bersama peserta didik.
- Mendorong aktivitas membaca buku dari berbagai genre sesuai dengan usia.
D. Perkembangan Sosial Emosional Fase C (10 -12 Tahun)
1. Aspek Perkembangan Sosial-Emos
Sering mengalami perubahan suasana hati yang cepat
2. Ciri Perkembangan Sosial-Emosi
- Mulai memperhatikan penampilan.
- Memiliki Self-esteem (penghargaan diri) yang naik-turun.
- Merasakan emosi yang kompleks dalam waktu yang sama karena pengaruh pubertas.
- Bisa mengontrol emosi meskipun perlu berusaha keras.
- Lebih senang beraktivitas di dalam kelompok.
- Mudah berubah dalam memilih teman, perasaan, dan minat.
- Memiliki pertemanan didasarkan pada minat yang sama.
- Memiliki kebutuhan untuk diterima dan disukai oleh orang lain, terutama teman.
- Mengidolakan dan meniru remaja yang lebih tua atau figur penting.
- Merefleksikan norma dan nilai yang selama ini diajarkan.
3. Tantangan Perkembangan Sosial-Emosi
Mengalami perubahan suasana hati yang begitu cepat. Mengapa?
- Sebagai respons peserta didik terhadap situasi yang dialami.
- Mengenalkan berbagai strategi menenangkan diri untuk mengelola emosi
Hubungan pertemanan menjadi hal yang sangat penting. Bagaimana cara mendampinginya?
- Ingin bisa tetap terhubung dengan teman-temannya.
- Ingin diterima secara sosial dan mempertanyakan nilai-nilai
- yang selama ini diajarkan.
- Bantu berefleksi berkait tindakannya.
- Buka kesempatan diskusi dua arah.
- Bangun hubungan hangat dengan peserta didik
4. Stimulasi dan Dukungan Perkembangan Sosial-Emosi
- Menjadi contoh dalam sikap menghargai, berempati, dan tenang saat
- melakukan resolusi konflik.
- Mendampingi peserta didik dalam mengelola emosinya.
- Menjalin komunikasi dengan orangtua berkait perkembangan peserta didik
- di sekolah, baik yang menyangkut akademis maupun kehidupan sosialnya.
- Menjadi salah satu sumber informasi dan teman diskusi yang aman dan nyaman.
- Menerima perasaan peserta didik tanpa membenarkan semua perilakunya
0 komentar:
Post a Comment
Mohon tidak memasukan link aktif.